Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN ANAK

JENIS PENYAKIT NON-INFEKSI


PADA ANAK

Niya Fesensya
Desta Kumala Dewi
Syerina Aprilia
Definisi Penyakit Non-Infeksi

Penyakit non infeksi (juga disebut Non-penyakit


menular [NCD]) adalah penyakit yang tidak disebabkan
oleh patogen dan tidak dapat dibagi dari satu orang ke
orang lain. Sebaliknya, penyakit menular yang
disebabkan oleh organisme patogen penyakit menular .
Ada banyak jenis penyakit non infeksi. Beberapa contoh
adalah kanker , asma , dan penyakit jantung, talesemia,
leukemia, penyakit kulit dll. Penyakit non- infeksi (Non-
penyakit menular) dapat disebabkan baik oleh
lingkungan, kekurangan gizi, pilihan gaya hidup, atau
warisan genetik. Penyakit non infeksi adalah penyakit
yang tidak menular dan bukan disebabkan oleh virus
atau bakteri.
Ada beberapa jenis penyakit non infeksi ataau non-
penyakit menular ini dapat diturunkan secara genetic
kepada anak-anak dari carrier.
JENIS PENYAKIT NON-INFEKSI PADA
ANAK

LEUKEMIA

LEUKEMIA MERUPAKAN PENYAKIT AKIBAT


PROLIFERASI (BERTAMBAH BANYAK ATAU
MULTIPLIKASI) PATOLOGI DARI SEL PEMBUAT
DARAH YANG BERSIFAT SISTEMIK DAN
BIASANYA BERAKHIR FATAL.
JENIS LEUKEMIA BERDASARKAN
PERJALANAN PENYAKITNYA, LEUKEMIA
DAPAT DIBGI MENJADI:
1) LEUKEMIA LYMPHOBLASTIK AKUT (LLA)
2) LEUKEMIA MYELOBLASTIK AKUT (LMA)
3) LEUKEMIA LYMPHOBLASTIK KRONIK (LLK)
4) LEUKEMIA MYELOBLASTIK KRONIK (LMK)
GEJALA KLINIS YANG KHAS PADA LEUKEMIA
ADALAH:
1). Anemia atau pucat (dapat terjadi
mendadak), mudah lelah, kadang sesak
nafas,anemia terjadi karena sum-sum tulang
gagal memproduksi sel darah merah.
2). Suhu tubuh tinggi dan mudah terinfeksi.
Adanya penurunan leukosit secara otomatis
akan menurunkan daya tahan tubuh karena
leukosit yang berfungsi untuk
mempertahankan daya tahan tubuh tidak
bekerja secara optimal.
3). Perdarahan. Tanda-tanda perdarahan dapat
dikaji dengan adanya perdarahan mukosa
seperti gusi,hidung (epistaksis), atau
perdarahan di bawah kulit (petekia).
4). Nyeri pada tulang atau persendian.
Adanya infiltrasi sel-sel abnormal ke system
musculoskeletal mambuat anak merasa nyeri
pada persendian terutama apabila digerakan.
5). Pembesaran kelenjar getah bening.
Kelenjar getah bening merupakan tempat
pembentukan limposit dan limposit merupakan
komponen leukosit. Adanya pertumgetah
bening mengalami pembesaran karena infiltrasi
sel-sel abnormal dari sumsum tulang.
Pemeriksaan penunjang pemeriksaan
penunjang yang diperlukan untuk menegakan
diagnosa leukemia, meliputi:
1). Hemoglobin dan eritrosit menurun
2). Leukosit normal, menurun atau
meningkat.
3). Trombosit menurun (thrombositopenia),
dan kadang jumlahnya hanya sedikit.
4). Hapusan darah hormokrom, normasiter
dan hamper selalu dijumpai blastosit yang
abnormal.
5). Pemeriksaan sumsum tulang. (Nursalam,
susilaningrum dan utami, 2005).
Penatalaksanaan medis menurut pengobatan pada anak
dengan leukemia meliputi:
1). Tranfusi sel darah merah untuk mengatasi anemia,
apabila terjadi perdarahan hebat dan jumlah trombosit
kurang dari 10.000/mm³, maka diperlukan tranfusi
trombosit.
2). Pemberian antibiotik profilaksis untuk pencegahan
infeksi.
3). Kemoterapi adalah pemberian agen kimia atau obat
antineoplastic yang bertujuan untuk mengobati
penyakit melalui penekanan pertumbuhan organ
penyebab dan tidak membahayakan bagi anak.
(Nursalam, susilaningrum dan utami, 2005).
Penatalaksanaan keperawatan penatalaksanaan
keperawatan yang diperlukan secara umum, untuk
membantu mengurangi masalah pada anak meliputi:
1). Menghindari trauma dan resiko perdarahan
2). Meningkatkan daya tahan tubuh.
3). Memberikan diet tinggi kalori dan tinggi protein
dengan adekuat dan bervariasi karena biasanya anak
sulit makan.
4). Menganjurkan pada orngtua agar anak cukup
istirahat. Orangtua perlu menciptakan ligkungan yang
menyenangkan, tenang dan cukup ventilasi.
TALASEMIA

Thalassemia adalah sekelompok heterogen anemia


hipopkromik herediter dengan berbagai derajat
keparahan.
Klasifikasi klasifikasi dari penyakit thalassemia
menurut suriadi (2006) yaitu thalassemia alfa dan
thalassemia beta .
pada jenis thalassemia beta, jenis ini dibagi kembali
menjadi tiga bagian yaitu:
(a). Thalassemia minor/thalassemia trait ditandai
oleh anemia mikrositik, bentuk heterozigot, biasanya
tidak memberikan gejala klinis.
(B). Thalassemia intermedia ditandai oleh
splenomegali, anemia berat, bentuk homozigot.
(C). Thalasemia mayor anemia berat, betuk
homozigot, tidak dapat hidup tanpa transfusi,
biasanya memberikan gejala klinis jelas
PENYAKIT ASMA BRONCHIALE

Asma bronchiale adalah penyakit jalan nafas obstruktif


intermitten, reversible dimana trakeobronchial berespons
secara hiperaktif terhadap stimulus tertentu.
Alergi mempengaruhi keberadaan maupun tingkat
keparahan asam, dan atopi atau predisposisi genetic untuk
perkembangan respo ig-e terhadap allergen udara yang
umum merupakan factor predisposisi terkuat untuk
berkembangnya asma.

1). Pajanan allergen (orang yang sensitive) dan allergen


yang umum: debu, jamur, dan bulu binatang. 2). Infeksi
virus.
3). Iritan : polusi udara, asap, parfum,sabun deterjen.
4). Jenis makanan tertentu (terutama zat yang
ditambahkan dalam makanan)
5). Perubahan cepat suhu ruangan.
6). Olahraga terutama yang berlebihan.
7). Stres psikologis. (Muscari, 2005).
Anemia

Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit (sel darah


merah) dan kadar hb (hemoglobin) dalam setip millimeter
kubik darah. Hampir semua gangguan pada system
peredaran darah disertai dengan anemia yang ditandai
warna kepucatan pada tubuh terutama ekstremitas.
(Nursalam, susilaningrum dan utami, 2005)
Penyebab anemia pada anak dikelompokan sebagai
berikut:
1). Gangguan produksi eritrosit yang dapat terjadi karena :
(a). Perubahan sintesa hb yang dapat menimbulkan anemi
defisiensi fe, talasemia dan anemi infeksi kronik. (B).
Perubahan sintesa DNA akibat kekurangan nutrient yang
dapat menimbulkan anemi pernisiosa dan anemi asam
folat. (C). Fungsi sel induk (stem sel) terganggu, sehingga
dapat menimbulkan anemi aplastic dan leukemia
(d). Infiltrasi sumsum tulang, misalnya karena karsinoma.
2). Kehilangan darah (a). Akut karena perdarahan
atau trauma/kecelakaan yang terjadi secara
mendadak. (B). Kronis karena perdarahan pada
saluran cerna atau menorrhagia.
3). Meningatnya pemecahan eritrosit (hemolisis)
yang dapat terjadi karena : (a). Faktor bawaan
misalnya kekurangan enzim G6PD (untuk
mencegah eritrosit). (B). Faktor yang didapat
yaitu adanya bahan yang dapat merusak eritrosit,
misalnya ureum pada darah karena gangguan
gunjal atau penggunaan obat acetosal.
4). Bahan baku untuk pembentukan eritrosit tidak
ada yaitu protein,asam folt, vitamin B12, dan
mineral fe.
Tanda dan gejala umunya tanda dan gejala anemia
adalah:
1) pucat yang tampak pada telapak tangan, dasar kuku,
konjungtiva dan mukosa bibir
2) mudah lelah dan lemah
3) kepala pusing
4) pernafasan cepat dan pendek
5) nadi cepat
6) eliminasi urine dan kadang terjadi penurunan produksi
urine.
7) gangguan sistem saraf seperti kesemutan, ekstremita
lemah, spastisitas, dan gangguan dalam
pergerakan/melangkah.
8) gangguan saluran cerna seperti nyeri perut, mual,
muntah dan anoreksia. 9) iritable (cengeng, rewel, atau
mudah tersiggung). Apabila anak sebelumnya rewel
kemudin setelah diberi makan/minum anak menjadi diam
maka hal ini tidak termasuk cengeng (irritable). 10) suhu
tubuh meningkat.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai