KOTA
PERDAGANGAN
BARU KOTA MARITIM
(Kec. Panggul) BARU PRIGI
(Kec.
Watulimo)
LATAR BELAKANG
Adapun fungsi dari perkotaan Trenggalek sesuai dengan RTRW adalah pusat
pemerintahan, perdagangan dan jasa regional, pengembangan permukiman,
fasilitas dan pelayanan sosial dan pusat pertumbuhan wilayah kabupaten.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI YANG MENDUKUNG
ASPEK LEGAL
BERDASARKAN RTRW KABUPATEN TREENGGALEK
ASPEK LEGAL
MINIMNYA PUBLIC SPACE (RUANG PUBLIK) YANG ADA DIRASA MENJADI FAKTOR LAMBATNYA LAJU
PERTUMBUHAN KABUPATEN TRENGGALEK
KESEJAHTERAAN
SOSIAL
BRANDING
LAPORAN
PENDAHULUAN
ANALISA PERENCANAAN
LAPORAN
AKHIR
BATASAN
Lingkup wilayah studi “Perencanaan Kawasan Sukarno - Hatta” meliputi Jl. Soekarno Hatta
dengan panjang 640 m dengan luas total yaitu 136,229 m2 atau 13.62 Ha. Dengan area yang
dilewati dalam perancangan ini antara lain: pertokoan, fasilitas umum, dan pertanian.
LUAS
13,62 Ha
KENDALA TEKNIS
TAMAN PERTANIAN TERPADU
SALURAN IRIGASI
MANUSIA
Bermacam Aktifitas
Laki-
Perempuan
laki
all include
berbeda
FLEKSIBILITY
KARAKTER LOKASI Sejarah Singkat Pemerintahan
1. Dengan adanya Perjanjian Gianti tahun 1755,
Kerajaan Mataram terpecah menjadi dua, yaitu
Kesunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.
Secara otomatis wilayah Kabupaten Trenggalek ikut
terpecah menjadi 2 yaitu masuk ke dalam wilayah
kekuasaan Bupati Ponorogo yang berada di bawah
kekuasaan Kasunanan surakarta. Dan sebagian masuk
wilayah kekuasaan Bupati Pacitan yang berada di
bawah kekuasaan Kasultanan Yogyakarta.
2. Pada tahun 1812, dengan berkuasanya Inggris di Pulau
Jawa (Periode Raffles 1812-1816) Trenggalek menjadi
satu kesatuan sebelum akhirnya pada tahun 1816
pemerintahan deserahlan kepada Belanda,
3. Pada tahun 1830 setelah selesainya perang
Diponegoro Trenggalek memperoleh bentuknya yang
nyata sebagai wilayah administrasi pemerintahan
Kabupaten versi Pemerintah Hindia Belanda sampai
disaat dihapuskannya pada tahun 1923, Wilayah
Trenggalek dipecah lagi menjadi dua bagian, yakni
wilayah kerja masuk Kabupaten Pacitan dan wilayah
Kabupaten Tulungagung sampai dengan
pertengahan tahun 1950.
4. Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun
1950, Trenggalek menemukan bentuknya kembali
sebagai suatu daerah Kabupaten di dalam Tata
Administrasi Pemerintah Republik Indonesia.
FILOSOFI
CREATIVE CITY
Kota yang kreatif
merupakan kota yang
mampu
mengekspresikan bakat
dan potensi seluruh
warganya dibidang
apapun, seperti seni,
budaya, teknologi,
Jika potensi dan ekspresi desain, arsitektur hingga Kreatifitas tidak dapat
masyarakat dapat industry kreatif. lepas dari aktivitas
terwadai maka manusia, itu sebabnya
masyarakat akan kreatifitas membutuhkan
mampu menciptakan sebuah ruang sebagai
komunitas-komunitasnya wadahnya. Ruang yang
sendiri dan membentuk secara fisik dapat
sekumpulan individu- memfasilitasi aktifitas
individu dengan hobi, manusia, mengubah ide
potensi, visi dan misi menjadi produk
yang sama kreatifitas.
KONSEP DASAR
Unsur yang akan
selalu ada dalam
proses penciptaan
Arsitektur “karya arsitektur”
menjadi muara adalah “keindahan”.
manifestasi Estetika merupkan
berbagai nilai wujud dari
budaya yang Meskipun sebuah
kebudayaan
ada di karya arsitektural
masyarakat berdiri kokoh di
zaman modern seperti
sekarang ini, aspek-
ANTROPOLOGI
aspek sosial-buaya
harus senantiasa
terkandung dalam
sebuah
ruang/bangunan
Antropologi Arsitektur
dalam hal ini Antropologi Arsitektur
berperan merupakan
menganalisis aspek- nilai/symbol/makna
aspek sosial-budaya estetika dari karya
dalam arsitektur yang berasal
pembangunan- dari manusia yang akan
penggunaan sebuah menempati ruang.
karya arsitektur. Arsitektur sebagai seni,
dinilai berdasarkan latar
belakang sejarah
pemilik/pengguna suatu
ruang/bangunan
Conection Community
Cooperation
Interaction
Relation
Kreatif
Merasa Senang
Bisa Beraktifitas
Menghabiskan Waktu
LINGKUP PEKERJAAN
TRENGGALEK
CIVIC CENTRE
CREATIVE ANTROPOLOGI
CITY
COMUNITY CENTER
Parkir
Daya Tampung Parkir Kendaraan Pada Suatu Ruang Tertentu, Jalan, Parkir Khusus, Dengan
Rumus:
N = L-1
P
Dimana :
N = Jumlah kendaraan yang bisa ditampung
L = Panjang ruang parkir (pada sisi jalan)
P = Rata-rata jarak antar kendaraan persatuan sistem parkir (parelel, sudut 90°, 60°, 45°, 30°)
Wanita Pria
Aktifitas Publik
Karyawan /
Mengexpresikan diri Berkumpul dg Keluarga pegawai
Nongkrong
Menghilangkan Bermain
Penat
Petugas Kebersihan
Nonton Pertemuan
ANALISA KAPASITAS
REKAPITULASI PEMAKAI
Pengunjung Pengelola
NO NAMA FASILITAS
Orang Orang
1 MALL 20425 1127
2 APARTEMEN 1040 143
3 RUKO 620 62
4 TEATER 150 6
5 TAMAN AIR 350 0
6 COWORKING SPACE 200 22
7 TAMAN PERTANIAN TERPADU 300 27
8 FOOD COURT 170 51
TOTAL 23255 1438
TOTAL PEMAKAI 24693 Orang
REKAPITULASI KEBUTUHAN RUANG
LUAS KLB LUAS KDB
NO NAMA FASILITAS
m2 m2
1 MALL 81581,62 16316,32
2 APARTEMEN 15225,58 1171,20
3 RUKO 5998,00 2999,00
4 TEATER 6240,72 3120,36
5 TAMAN AIR 21557,00 21557,00
6 COWORKING SPACE 1385,98 1385,98
7 TAMAN PERTANIAN TERPADU 7984,88 7984,88
8 FOOD COURT 2000,60 2000,60
TOTAL 141974,37 56535,34
PERANCANGAN
PERANCANGAN
CREATIVE CITY & CULTURAL &
ANTROPOLOGI HUMANITY
UTILITAS &
MEKANIKAL ELEKTRIKAL – PLUMBING –STRUKTUR
STRUKTUR
PERANCANGAN
GARIS
Kesan yang dapat ditimbulkan adalah keselarasan antara sang pencipta dengan manusia
dan penguasan dengan masyarakat
Horisontal Vertikal
Filosofi dari garis horisontal sendiri adalah sebagai simbol Wujud dari filosofi vertical tersebut adalah sebuah tiang,
penyeimbang dan peneduh, memberi kedamaian dan dimana keberadaan tiang sangat penting yaitu sebagai
kenyamanan bagi pengguna. Dan selain itu unsur garis penopang. Tiang juga sebagai perantara antara bawah
horisontal merupakan simbol “mengayomi” yang berarti dengan atas, diibaratkan penghubung antara manusia
memberikan kesejahteraan bagi semua masyarakat. dengan pencipta, pemerintah dengan masyarakat.
PERANCANGAN
BENTUK
Banyu tetes Seperti tetesan air hujan yang Terletak pada lisplank Anugrah dari sang
berderet bangunan atau tritisan pencipta yang turun
memalui tetesan air hujan.
PERANCANGAN
WARNA
Putih Coklat
Sifat putih yaitu kebaikan, keadaan tak Warna coklat identik dengan sesuatu
bersalah, kemurnian, segar, gampang, yang bersifat natural. Mencerminkan
bersih, suci, ringan dan kebebasan. keseriusan, kehangatan, dan sifat yang
Semua karekter pada warna putih dapat dipercaya.. Warna ini merupakan
tersebut sangat cocok jika diterapkan warna tanah, sehingga mempunyai sifat
pada rancangan civic center yaitu kesederhanaan,
sebagai ruang publik.
Emas Abu-abu
Warna emas memberi kesan Kesan yang ditimbulkan warna ini adalah
kemakmuran, aktif, dan dinamis ketenangan, keteduhan, elegan. Warna
abu-abu mudah dikombinasikan dengan
berbagai macam warna lain, karena
tidak bersifat kontras
PERANCANGAN
TEKSTUR
Kayu Marmer
Tektur kayu dapat memberi nuansa Material marmer dapat memberikan
natural pada sebuah bangunan. kesan mewah pada bangunan. Selain
Mencerminkan keseriusan, kehangatan, membuat bangunan terlihat megah
dan sifat yang dapat dipercaya. Kesal marmer juga berfungsi sebagai penyejuk
elegan juga dapat diperoleh dengan ruangan. Marmer dapat menyerap
menggunakan material kayu. energi dari suhu panas yang membuat
suasana sejuk didalam bangunan.
Batik
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai Batu Bata tempel
seni tinggi dan telah menjadi bagian dari Tekstur dari batu bata tempel merupakan
sejak lama. Makna penciptaan corak- arsitekteru jawa. Batu bata merupakan
corak batik tersebut selain pengabdian unsur paling dominan didalam setiap sisi
sebagai pengejawantahan Yang Maha material batu bata tempel akan sangat
Kuasa di dunia. Pada rancangan ini akan cocok jika dipadukan dengan
= Zona Komersial
= Zona Edukasi
= Zona Community
= Zona Penunjang
PERANCANGAN
LINGKUNGAN
Kebisingan
Kebisingan dapat diantisipasi dengan penanaman barier
berupa pepohonan agar mereda kebisingan yang
dihasilkan dari lalu lintas sekitar tapak rencana.
Vegetasi
Palem Raja (Roystonea regia)
Palem Raja (Roystonea regia)
Tajuk = Crown
Tajuk = Crown
Akar = Serabut
Akar = Serabut
Cabang = Pelepah
Cabang = Pelepah
Daun = Kasar
Daun = Kasar
Bunga =-
Bunga = Krem
Dia, Max = 40 cm
Dia, Max = 10 cm
Tinggi Max = 30 meter
Tinggi Max = 6 meter
Keistimewaan = Soliter, dataran
Keistimewaan = Ramping,
rendah, hutan hujan /rawa,
Pemecah Angin,
pengarah jalan dan pedestrian,
formal
PERANCANGAN
LINGKUNGAN
Vegetasi
11 12 11
10
9
2
1
7 8
4
3
14 3
5 5
GEDUNG PERTUNJUKAN
GRAND DESIGN TRENGGALEK
CIVIC CENTER
LANDMARK
GRAND DESIGN TRENGGALEK
CIVIC CENTER
TAMAN KOTA
GRAND DESIGN TRENGGALEK
CIVIC CENTER
TAMAN KOTA
GRAND DESIGN TRENGGALEK
CIVIC CENTER
AMPHITHEATER
GRAND DESIGN TRENGGALEK
CIVIC CENTER
COWORKING SPACE
GRAND DESIGN TRENGGALEK
CIVIC CENTER
FOOD COURT
GRAND DESIGN REHABILITASI
SALURAN IRIGASI
GRAND DESIGN
JALAN BARU
GRAND DESIGN
PEDESTRIAN (POTONGAN)
0,24 0.75
1.00 m 1,76 m m 1,00 m
m
4,75 m
GRAND DESIGN
PEDESTRIAN (TAMPAK ATAS)
GRILL MANHOLE 2017 (FABRIKASI)
3,00 m
1.00 m
0.75 m
4.80 m 4.80 m
KELAYAKAN
SHOPING MALL
a. Pertimbangan
Dalam peradaban kota modern, eksistensi pusat perbelanjaan memang menjadi simbol dari kemajuan sebuah kota. Pusat perbelanjaan akan menjadi
ruang publik yang menunjang segala kebutuhan masyarakat sekaligus menjadi image atau citra suatu kota modern dalam kehidupan social ekonomi
masyarakat.
Dalam rangka mewujudkan RTRW Kabupaten Trenggalek Tahun 2012-2032 dan mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia maka
disusunlah perencanaan kawasan Sukarno Hatta yang salah satu terdapat shoping mall yang menjadi tren masyarakat moden.
Sementara itu, dampak negatif dari pembangunan Shoping Mall antara lain;
• Keberadaan Shoping Mall berpotensi mematikan pedagang ritel kelas kecil atau menengah karena tidak mampu bersaing dengan pedagang ritel kelas
besar. Ketersediaan modal (capital) berulangkali menjadi hambatan pedagang kecil untuk mampu bersaing dengan pedagang besar.
• Keberadaan Shoping Mall sesungguhnya semakin menyuburkan nalar konsumerisme karena masyarakat cenderung “dimanjakan” dengan berbagai
kemudahan dan fasilitas berbelanja yang mudah dan nyaman. Berbagai fasilitas kredit atau potongan harga (diskon) semakin menjadikan konsumen
berperilaku konsumtif. Berbelanja ke Shoping Mall pada akhirnya menjadi tuntutan gaya hidup (lifestyle) masyarakat modern. Padahal tanpa disadari,
nalar konsumerisme akan terus menggelayuti alam bawah sadar masyarakat untuk terus berbelanja secara konsumtif tanpa memikirkan potensi
terjadinya kesenjangan dan jarak sosial yang terjadi di masyarakat.
• Kehadiran Shoping Mall cenderung mematikan pasar tradisional yang sudah ada di sekitar lokasi pusat perbelanjaan tersebut. Perbedaan fasilitas dan
insfrastruktur yang ada, menyebabkan Shoping Mall lebih diminati masyarakat. Dalam kondisi yang demikian, pasar tradisional jelas terancam
keberadaannya bahkan bisa gulung tikar.
KELAYAKAN
APARTEMEN
a. Pertimbangan
Bisa dikatakan apartemen ini merupakan menjadi satu manejemen dengan shoping mall, dikarenakan konsep shoping mall rencana
merupakan shoping mall community center yang terdapat fasilitisa convention hall dan exhibition hall untuk kegiatan expo produk-
produk UMKM Kabupaten Trenggalek.
Sementara itu, dampak negatif dari pembangunan Civic Center antara lain;
• Keberadaan Civic Center akan sangat menyerap anggaran daerah mengingat civic center tidak bersifat komersial, jadi dalam
pembangunannya akan lebih banyak menggunakan dana APBD Kabupaten Trenggalek.
• Keberadaan Civic Center didalam perencanaan kawasan Sukarno Hatta ini akan mengurangi proporsi lahan pertanian yang ada.
DAFTAR PUSTAKA