Anda di halaman 1dari 65

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK
LATAR BELAKANG

KONSEP SEGITIGA WILAYAH PEMBANGUNAN TRENGGALEK

PUSAT KEGIATAN LOKAL


(Kec. Trenggalek)

KOTA
PERDAGANGAN
BARU KOTA MARITIM
(Kec. Panggul) BARU PRIGI
(Kec.
Watulimo)
LATAR BELAKANG

Rencana Tata Ruang


Wilayah Kabupaten
Trenggalek 2012-2032 telah
mengamanatkan bahwa
perkotaan Trenggalek
berfungsi sebagai Pusat
Kegiatan Lokal (PKL).
Sebagai PKL, maka
pengembangan perkotaan
Trenggalek akan tumbuh
dengan pesat seiring
dengan perkembangan
jumlah penduduk.

Adapun fungsi dari perkotaan Trenggalek sesuai dengan RTRW adalah pusat
pemerintahan, perdagangan dan jasa regional, pengembangan permukiman,
fasilitas dan pelayanan sosial dan pusat pertumbuhan wilayah kabupaten.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI YANG MENDUKUNG
ASPEK LEGAL
BERDASARKAN RTRW KABUPATEN TREENGGALEK
ASPEK LEGAL

Kebutuhan Pengembangan Fasilitas Perkotaan

Kecamatan Rekreasi, Industri


Perdagangan Jasa Pendidikan Kesehatan Peribadatan Perkantoran Olahraga dan
dan Wisata Potensi
lainnya
1 Kecamatan Pusat Pusat Jasa Skala Akademi Pusat Pusat Pusat Pusat Pusat
Trenggalek Perdagangan Kabupaten, (Sekolah Kesehatan Peribadatan, Perkantoran, Olahraga Industri
Skala Regional, meliputi Bank, Kejuruan) Skala meliputi meliputi berupa Batik Tulis,
Meliputi Pasar Hotel, Show Room, dan Kabupaten, Masjid, Gereja Perkantoran Stadion, dan industri
Regional, Pasar Pusat Informasi, Pendidikan RSU kelas C, Pemerintah Taman Kota, makanan
Induk/Pasar Jasa Notariat, Tinggi. RS Swasta dan Swasta. GOR skala (kripik,
Khusus, Mall/ Money Changer, dgn kabupaten, tempe
Departmen Warung Internet, kemampua n ruang publik kedelai
Store, Pusat kios handphone, perawatan
Perbelanjaan, salon, khusus/
Ruko. bangunan spesialis.
pariwisata/rekr
easi di ruang
tertutup,
bangunan
pertemuan
ASPEK NON LEGAL
PEDOMAN TAMBAHAN

1. Land Use (Tata Guna Lahan)


2. Building Form and Massing (Bentuk dan Tata Massa
Bangunan)
3. Sirculation and Parking ( Sirkulasi dan Parkir)
4. Open Space (Ruang Terbuka)
5. Pedestrian Way (Jalur Pejalan Kaki)
6. Aktivity Support (Aktifitas Pendukung)
Hamid Shivani 7. Signage (Penanda/ Rambu/ Iklan)
Urban Design
Process
8. Preservation (Preservasi)
• 8 Elemen
Pembentu
k Kota

1. Elemen Path (Jalan / Jejalur)


2. Elemen Edges (Tepian)
3. Elemen District (Kawasan)
4. Elemen Nodes (Simpul)
5. Elemen Landmark (Penanda)
Kevin Lync
The Image of
the City
• 5 Elemen
Citra Kota
IDENTIFITKASI MASALAH

MINIMNYA PUBLIC SPACE (RUANG PUBLIK) YANG ADA DIRASA MENJADI FAKTOR LAMBATNYA LAJU
PERTUMBUHAN KABUPATEN TRENGGALEK

Jl. Sukarno-Hatta diperuntukkan sebagai kawasan perdagangan dan jasa.


Area persawahan yang ada bukan merupakan LP2B (Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan) sehingga bisa dialihfungsikan dalam rangka mengimbangi
tuntutan kemajuan zaman.
MAKSUD & TUJUAN
GAMBARAN YANG KOMPREHENSIF PENATAAN DAN
PEMANFAATAN LAHAN DI AREA JL. SUKARNO-HATTA
TRENGGALEK.

KESEJAHTERAAN
SOSIAL

MINAT INVESTOR MENCIPTAKAN


KOTA BERKARAKTER

BRANDING

MINAT MASYARAKAT LUAR


ALUR PERANCANGAN

LAPORAN
PENDAHULUAN

ANALISA PERENCANAAN

LAPORAN
AKHIR
BATASAN

Lingkup wilayah studi “Perencanaan Kawasan Sukarno - Hatta” meliputi Jl. Soekarno Hatta
dengan panjang 640 m dengan luas total yaitu 136,229 m2 atau 13.62 Ha. Dengan area yang
dilewati dalam perancangan ini antara lain: pertokoan, fasilitas umum, dan pertanian.
LUAS
13,62 Ha
KENDALA TEKNIS
TAMAN PERTANIAN TERPADU

SALURAN IRIGASI

SUTET 275 KV SIRKIT GANDA


KARAKTER PEMAKAI

MANUSIA

Bermacam Aktifitas

Laki-
Perempuan
laki

Dari Kalangan Berbeda

Tinggat Golongan Umur yang

all include
berbeda

FLEKSIBILITY
KARAKTER LOKASI Sejarah Singkat Pemerintahan
1. Dengan adanya Perjanjian Gianti tahun 1755,
Kerajaan Mataram terpecah menjadi dua, yaitu
Kesunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.
Secara otomatis wilayah Kabupaten Trenggalek ikut
terpecah menjadi 2 yaitu masuk ke dalam wilayah
kekuasaan Bupati Ponorogo yang berada di bawah
kekuasaan Kasunanan surakarta. Dan sebagian masuk
wilayah kekuasaan Bupati Pacitan yang berada di
bawah kekuasaan Kasultanan Yogyakarta.
2. Pada tahun 1812, dengan berkuasanya Inggris di Pulau
Jawa (Periode Raffles 1812-1816) Trenggalek menjadi
satu kesatuan sebelum akhirnya pada tahun 1816
pemerintahan deserahlan kepada Belanda,
3. Pada tahun 1830 setelah selesainya perang
Diponegoro Trenggalek memperoleh bentuknya yang
nyata sebagai wilayah administrasi pemerintahan
Kabupaten versi Pemerintah Hindia Belanda sampai
disaat dihapuskannya pada tahun 1923, Wilayah
Trenggalek dipecah lagi menjadi dua bagian, yakni
wilayah kerja masuk Kabupaten Pacitan dan wilayah
Kabupaten Tulungagung sampai dengan
pertengahan tahun 1950.
4. Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun
1950, Trenggalek menemukan bentuknya kembali
sebagai suatu daerah Kabupaten di dalam Tata
Administrasi Pemerintah Republik Indonesia.
FILOSOFI

CREATIVE CITY
Kota yang kreatif
merupakan kota yang
mampu
mengekspresikan bakat
dan potensi seluruh
warganya dibidang
apapun, seperti seni,
budaya, teknologi,
Jika potensi dan ekspresi desain, arsitektur hingga Kreatifitas tidak dapat
masyarakat dapat industry kreatif. lepas dari aktivitas
terwadai maka manusia, itu sebabnya
masyarakat akan kreatifitas membutuhkan
mampu menciptakan sebuah ruang sebagai
komunitas-komunitasnya wadahnya. Ruang yang
sendiri dan membentuk secara fisik dapat
sekumpulan individu- memfasilitasi aktifitas
individu dengan hobi, manusia, mengubah ide
potensi, visi dan misi menjadi produk
yang sama kreatifitas.
KONSEP DASAR
Unsur yang akan
selalu ada dalam
proses penciptaan
Arsitektur “karya arsitektur”
menjadi muara adalah “keindahan”.
manifestasi Estetika merupkan
berbagai nilai wujud dari
budaya yang Meskipun sebuah
kebudayaan
ada di karya arsitektural
masyarakat berdiri kokoh di
zaman modern seperti
sekarang ini, aspek-

ANTROPOLOGI
aspek sosial-buaya
harus senantiasa
terkandung dalam
sebuah
ruang/bangunan

Antropologi Arsitektur
dalam hal ini Antropologi Arsitektur
berperan merupakan
menganalisis aspek- nilai/symbol/makna
aspek sosial-budaya estetika dari karya
dalam arsitektur yang berasal
pembangunan- dari manusia yang akan
penggunaan sebuah menempati ruang.
karya arsitektur. Arsitektur sebagai seni,
dinilai berdasarkan latar
belakang sejarah
pemilik/pengguna suatu
ruang/bangunan
Conection Community

Cooperation
Interaction

Relation
Kreatif

Merasa Senang

Bisa Beraktifitas

Menghabiskan Waktu
LINGKUP PEKERJAAN

TRENGGALEK
CIVIC CENTRE
CREATIVE ANTROPOLOGI
CITY

COMUNITY CENTER

LANDMARK PEDESTRIAN WAYS


LINGKUP PEKERJAAN

TRENGGALEK MIDTOWN MALL


PENDEKATAN TATA RUANG

Koefisien Dasar Bangunan (KDB),


KDB = Luas Lantai Dasar Bangunan x 100 %
Luas Lahan

Koefisien Lantai Bangunan (KLB),


KLB = Luas Lantai Bangunan x 100 %
Luas Lahan

Koefisien Daerah Hijau (KDH),


Untuk bangunan gedung yang mempunyai
KDB kurang dari 40%, harus mempunyai KDH
minimum sebesar 15%.

Garis Sempadan Bangunan,


J(p-b) = (1/2 Lp +1).meter
Dimana :
J(p-b) = jarak garis sempadan pagar dan
bangunan
Lp = lebar perkerasan jalan
PENDEKATAN TATA RUANG

Parkir
Daya Tampung Parkir Kendaraan Pada Suatu Ruang Tertentu, Jalan, Parkir Khusus, Dengan
Rumus:
N = L-1
P
Dimana :
N = Jumlah kendaraan yang bisa ditampung
L = Panjang ruang parkir (pada sisi jalan)
P = Rata-rata jarak antar kendaraan persatuan sistem parkir (parelel, sudut 90°, 60°, 45°, 30°)

Sedang kebutuhan parkir, dihitung dengan rumus


∑ Parkir = Luas Lantai Bangunan
100 m2

Guidelines Progam Ruang Dan Besaran Ruang :


 Time Saver Standart for Building Type.
 Neufert Architect Data.
 New Metric Handbook.
 Site Planning Standarts.
ANALISA PENGGUNA
ANALISA INTERNAL
Semua kalangan

Wanita Pria

Segala Usia Pengusaha

Aktifitas Publik

Karyawan /
Mengexpresikan diri Berkumpul dg Keluarga pegawai
Nongkrong

Berinteraksi Olah Raga Membaca Menghabiskan Waktu Petugas Keamanan

Menghilangkan Bermain
Penat
Petugas Kebersihan

Nonton Pertemuan
ANALISA KAPASITAS
REKAPITULASI PEMAKAI
Pengunjung Pengelola
NO NAMA FASILITAS
Orang Orang
1 MALL 20425 1127
2 APARTEMEN 1040 143
3 RUKO 620 62
4 TEATER 150 6
5 TAMAN AIR 350 0
6 COWORKING SPACE 200 22
7 TAMAN PERTANIAN TERPADU 300 27
8 FOOD COURT 170 51
TOTAL 23255 1438
TOTAL PEMAKAI 24693 Orang
REKAPITULASI KEBUTUHAN RUANG
LUAS KLB LUAS KDB
NO NAMA FASILITAS
m2 m2
1 MALL 81581,62 16316,32
2 APARTEMEN 15225,58 1171,20
3 RUKO 5998,00 2999,00
4 TEATER 6240,72 3120,36
5 TAMAN AIR 21557,00 21557,00
6 COWORKING SPACE 1385,98 1385,98
7 TAMAN PERTANIAN TERPADU 7984,88 7984,88
8 FOOD COURT 2000,60 2000,60
TOTAL 141974,37 56535,34

LUAS LAHAN = 136229,00 m2


KDB 60 % = 81737,40 m2
RTH 40 % = 54491,60 m2
KLB 300 % = 245212,20 m2

KDB KETENUAN KDB RENCANA SELISIH


81737,40 56535,34 25202,06
KLB KETENUAN KLB RENCANA SELISIH
245212,20 141974,37 103237,83
ANALISA KAPASITAS

REKAPITULASI KEBUTUHAN PARKIR

Bermotor Mobil Bus


NO NAMA FASILITAS
m2 m2 m2
1 MALL 9700 16488 1014
2 APARTEMEN 710 1663 0
3 RUKO 446 1088 0
4 TEATER 660 1826 234
5 TAMAN AIR 246 325 0
6 COWORKING SPACE 155 325 0
7 TAMAN PERTANIAN TERPADU 142 351 78
8 FOOD COURT 102 326 0
TOTAL 12161 22392 1326
TOTAL PEMAKAI 35879
SHOPING MALL
CIVIC CENTER

PERANCANGAN
PERANCANGAN
CREATIVE CITY & CULTURAL &
ANTROPOLOGI HUMANITY

GARIS PERPADUAN GARIS HORISNTAL & VERTIKAL

BENTUK PERSEGI, SEGI TIGA,

SKALA ORIENTASI SKALA HUMANIS

ORNAMEN ORANAMEN ARSITEKTUR JAWA

JAWA WARNA BUDAYA JAWA

MODERN GREEN TEKSTUR & MATERIAL ALAM (DAPAT DITERAPKAN PADA


MATERIAL ARSITEKTUR JAWA)

TATA PEMISAHAN BANGUNAN UTAMA DENGAN


RUANG PENUNJANG, SIRKULASI DAN ORGANISASI RUANG

LINGKUNGAN TEMPERATUR – CAHAYA - KEBISINGAN

UTILITAS &
MEKANIKAL ELEKTRIKAL – PLUMBING –STRUKTUR
STRUKTUR
PERANCANGAN
GARIS

Kesan yang dapat ditimbulkan adalah keselarasan antara sang pencipta dengan manusia
dan penguasan dengan masyarakat

Horisontal Vertikal
Filosofi dari garis horisontal sendiri adalah sebagai simbol Wujud dari filosofi vertical tersebut adalah sebuah tiang,
penyeimbang dan peneduh, memberi kedamaian dan dimana keberadaan tiang sangat penting yaitu sebagai
kenyamanan bagi pengguna. Dan selain itu unsur garis penopang. Tiang juga sebagai perantara antara bawah
horisontal merupakan simbol “mengayomi” yang berarti dengan atas, diibaratkan penghubung antara manusia
memberikan kesejahteraan bagi semua masyarakat. dengan pencipta, pemerintah dengan masyarakat.
PERANCANGAN
BENTUK

Segitiga Persegi kebanyakan dipakai untuk


Unsur segitiga merupakan lambang mengerucut menciptakan ruang. Pemisahan ruang antar
yang dapat diartikan sebagai Ketuhanan Yang ruang dapat dicapai melalui bentukan
Maha Esa. persegi
PERANCANGAN
SKALA
Standar luasan yang digunakan antara lain:
- Luas tubuh manusia @ 0,86
- Kebutuhan ruang gerak manusia (aktivitas biasa) @ 0,8 - 2 m2
- Kebutuhan ruang gerak manusia (aktivitas olahraga) @ 2-4 m2
- Luas kendaraan non motor (sepeda) @ 1,7 x 0,6 m = 1,02 m2
- Luas kendaraan roda dua (sepeda motor) @ 2,25x0,75m = 1,6875 m2
- Luas kendaraan roda empat (mobil) @ 5,7 x 3 m = 12,5 m2
Perhitungan sirkulasi (ruang gerak) untuk kegiatan yang membutuhkan pergerakan yang tinggi dan
kegiatan yang banyak seperti pada taman yaitu 70%-200%. Standar - standar tersebut didapatakan dari
beberapa literature seperti:
PERANCANGAN
ORNAMEN
RAGAM HIAS ARSITEKTUR JAWA
NAMA WUJUD LETAK ARTI
Lung-lungan Tumbuhan menjalar seperti tanaman Umumnya terdapat dibagian Estetika dan wingit
surga dengan daun bunga dan balok, rangka atap, tebeng
buah. (hijau, kuning, biru, ungu) pintu dan jendela.
Saton Bentuk persegi dengan hiasan Balok, rangka atap, kolom Estetika dan wingit
bunga. Warna hijau, merah, saton atas dan bawah dan tebeng
emas pintu
Wajikan Bentuk belah ketupat, berisi daun Tengah tiang dan Estetika dan wingit
dan bunga. Warna kontras. persilangan balok pagar
bangunan
Nanasan Mirip nanas, omah tawon, atau prit Sudut pertemuan balok Keindahan dan usaha keras
gantil. Warna keemasan. dengan kolom untuk mendapatkan
kebahagiaan
Tlacapan Deretan segitiga sama tinggi. Polos Pangkal atau ujung balok Sinar matahari atau sorotan
atau berisi lung-lungan. Berwarna kerangka bangunan. yang berarti pencerahan
keemasan dan keagungan
Gunungan Segitiga seperti bentuk gunung Bubungan atap Lambang alam semesta
dengan puncak
keagungan.
Patran Dari kata patran yang berarti daun. Tepian atau hiasan pada Keindahan dan
Bentuk daun berderet bidang datar yang kesempurnaan
memanjang dibagian balok
rangka bangunan.

Banyu tetes Seperti tetesan air hujan yang Terletak pada lisplank Anugrah dari sang
berderet bangunan atau tritisan pencipta yang turun
memalui tetesan air hujan.
PERANCANGAN
WARNA

Putih Coklat
Sifat putih yaitu kebaikan, keadaan tak Warna coklat identik dengan sesuatu
bersalah, kemurnian, segar, gampang, yang bersifat natural. Mencerminkan
bersih, suci, ringan dan kebebasan. keseriusan, kehangatan, dan sifat yang
Semua karekter pada warna putih dapat dipercaya.. Warna ini merupakan
tersebut sangat cocok jika diterapkan warna tanah, sehingga mempunyai sifat
pada rancangan civic center yaitu kesederhanaan,
sebagai ruang publik.

Emas Abu-abu
Warna emas memberi kesan Kesan yang ditimbulkan warna ini adalah
kemakmuran, aktif, dan dinamis ketenangan, keteduhan, elegan. Warna
abu-abu mudah dikombinasikan dengan
berbagai macam warna lain, karena
tidak bersifat kontras
PERANCANGAN
TEKSTUR

Kayu Marmer
Tektur kayu dapat memberi nuansa Material marmer dapat memberikan
natural pada sebuah bangunan. kesan mewah pada bangunan. Selain
Mencerminkan keseriusan, kehangatan, membuat bangunan terlihat megah
dan sifat yang dapat dipercaya. Kesal marmer juga berfungsi sebagai penyejuk
elegan juga dapat diperoleh dengan ruangan. Marmer dapat menyerap
menggunakan material kayu. energi dari suhu panas yang membuat
suasana sejuk didalam bangunan.
Batik
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai Batu Bata tempel

seni tinggi dan telah menjadi bagian dari Tekstur dari batu bata tempel merupakan

budaya Indonesia (khususnya Jawa) material pembentuk utama dari

sejak lama. Makna penciptaan corak- arsitekteru jawa. Batu bata merupakan

corak batik tersebut selain pengabdian unsur paling dominan didalam setiap sisi

sepenuhnya kepada kekuasaan raja bangunan oleh karenanya pemilihan

sebagai pengejawantahan Yang Maha material batu bata tempel akan sangat

Kuasa di dunia. Pada rancangan ini akan cocok jika dipadukan dengan

ada beberapa sentuhan dari tekstur dan rancangan.

material batik untuk menunjukkan kesan


kejawaan pada rancangan.
ZONASI

= Zona Komersial
= Zona Edukasi
= Zona Community
= Zona Penunjang
PERANCANGAN
LINGKUNGAN

Kebisingan
Kebisingan dapat diantisipasi dengan penanaman barier
berupa pepohonan agar mereda kebisingan yang
dihasilkan dari lalu lintas sekitar tapak rencana.

Vegetasi
Palem Raja (Roystonea regia)
Palem Raja (Roystonea regia)
Tajuk = Crown
Tajuk = Crown
Akar = Serabut
Akar = Serabut
Cabang = Pelepah
Cabang = Pelepah
Daun = Kasar
Daun = Kasar
Bunga =-
Bunga = Krem
Dia, Max = 40 cm
Dia, Max = 10 cm
Tinggi Max = 30 meter
Tinggi Max = 6 meter
Keistimewaan = Soliter, dataran
Keistimewaan = Ramping,
rendah, hutan hujan /rawa,
Pemecah Angin,
pengarah jalan dan pedestrian,
formal
PERANCANGAN
LINGKUNGAN
Vegetasi

Pucuk Merah (Syzygium oleana) Kupu-kupu Merah (Bauhinia blackeana)


Tajuk = Oval Tajuk = Bulat
Akar = Tunggang Akar = Tunggang
Cabang = Ranting Cabang = Acute
Daun = Halus, Merah, Hijau Daun = Halus
Bunga =- Bunga = Merah
Dia, Max = 20 cm Dia, Max = 20 cm
Tinggi Max = 5 meter Tinggi Max = 10 meter
Keistimewaan = Pengarah jalan Keistimewaan = Bentuk daun dan
(Tikungan), Barier, Pencipta bunga, Pencipta nuansa
nuansa,

Trembesi (Samanea saman)


Tajuk = Payung / Horisontal
Akar = Tunggang
Cabang = Acute
Daun = Kasar Keistimewaan = Pohon peneduh,
Bunga = Pink pelindung jalan, penyerap polusi
Dia, Max = 30 cm udara CO2, RTH, hutan tropis, hutan
Tinggi Max = 20 meter kota
PERANCANGAN
UTILITAS
PERANCANGAN
STRUKTUR
Modul Struktur Sub Structure
Sistem struktur yang digunakan Jenis pondas yang dipakai untuk gedung opera house adalah tiang pancang,
pada gedung ini adalah sistem dengan pertimbangan:
core dan sistem struktur rangka Kondisi tanah tidak stabil karena lokasi berada di area persawahan
yang terdiri dari kolom vertical dan Akses menuju site sangat baik, maka metode precast lebih efektif dari pada
balok horizontal yang berfungsi memobilisasi produk pabrikas cast in site .
menyalurkan beban dan Untuk bangunan 2-3 lantai penggunaan tiang pancang dirasa sudah memenuhi daya
mempunyai kestabilan terhadap dukung tanah.
gaya lateral.
Modul bangunan menggunakan
Modul 3m x 3m dan 9m x 9m,
dengan pertimbangan:
Efisiensi material Penyesuaian
dengan ukuran unit ruang per
ruang Sedangkan untuk bangunan yang
hanya 1 lantai yang tediri dari Food
Court, Perpustakaan dan Taman
Pertanian Terpadu menggunakan
3-9 m

pondasi batu kali diperkuat dengan

3-9 m pondasi bored pile.


BLOK PLAN
13
6

11 12 11

10
9
2
1

7 8
4

3
14 3

5 5

KETERANGAN : 6. APARTEMEN (PEKERJA) LAPANGAN OLAH RAGA &


1. SHOPING MALL (REKREATIF) 7. TAMAN PERTANIAN AMPHITHEATRE)
2. SHOPING MALL (EXPO & TERPADU 12. BUNDARAN (LANDMARK)
EXHIBITION) 8. GEDUNG PERTUNJUKAN 13. COWORKING SPACE
3. PARKIR OUT DOOR 9. FOOD COURT 14. GAPURA PENERIMA (JALAN
4. JALUR HIJAU (SUTET) 10. SALURAN IRIGASI (KOLAM BARU)
5. PERTOKOAN TAMPUNGAN AIR)
11. TAMAN KOTA (TAMAN AIR,
MASTER PLAN KAWASAN SUKARNO HATTA
GRAND DESIGN SHOPING MALL
GRAND DESIGN APARTEMEN
GRAND DESIGN PERTOKOAN
GRAND DESIGN TAMAN PERTANIAN TERPADU
GRAND DESIGN TRENGGALEK
CIVIC CENTER

POS POLISI & PUBLIC SAFETY CENTER


GRAND DESIGN TRENGGALEK
CIVIC CENTER

GEDUNG PERTUNJUKAN
GRAND DESIGN TRENGGALEK
CIVIC CENTER

LANDMARK
GRAND DESIGN TRENGGALEK
CIVIC CENTER

TAMAN KOTA
GRAND DESIGN TRENGGALEK
CIVIC CENTER

TAMAN KOTA
GRAND DESIGN TRENGGALEK
CIVIC CENTER

AMPHITHEATER
GRAND DESIGN TRENGGALEK
CIVIC CENTER

COWORKING SPACE
GRAND DESIGN TRENGGALEK
CIVIC CENTER

FOOD COURT
GRAND DESIGN REHABILITASI
SALURAN IRIGASI
GRAND DESIGN
JALAN BARU
GRAND DESIGN
PEDESTRIAN (POTONGAN)

BOX UTILITAS U-DITCH 60 X 80 X 120


FABRIKASI

LANTAI PEDESTRIAN KERAMIK 30 X 30


CM POLA 3D

SALURAN DRAINASE U-DITCH 150 X 200


X 120 FABRIKASI K-350

U-DICTH PELALUAN AIR K-350

TAMAN LEBAR 60 CM (POHON PULAI)

BOX TANGKAPAN AIR K-350

0,24 0.75
1.00 m 1,76 m m 1,00 m
m
4,75 m
GRAND DESIGN
PEDESTRIAN (TAMPAK ATAS)
GRILL MANHOLE 2017 (FABRIKASI)

LANTAI PEDESTRIAN KERAMIK 30 X 30 CM


POLA 3D
TAMAN LEBAR 90 CM (RUMPU GAJAH)
TAMAN LEBAR 90 CM (PUCUK MERAH)

TAMAN LEBAR 90 CM (PUCUK MERAH)


BETON K-350 TANPA TULANGAN

GRILL TANGKAPAN AIR 2017 (FAB.)

3,00 m

1.00 m

0.75 m

4.80 m 4.80 m
KELAYAKAN
SHOPING MALL
a. Pertimbangan
Dalam peradaban kota modern, eksistensi pusat perbelanjaan memang menjadi simbol dari kemajuan sebuah kota. Pusat perbelanjaan akan menjadi
ruang publik yang menunjang segala kebutuhan masyarakat sekaligus menjadi image atau citra suatu kota modern dalam kehidupan social ekonomi
masyarakat.
Dalam rangka mewujudkan RTRW Kabupaten Trenggalek Tahun 2012-2032 dan mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia maka
disusunlah perencanaan kawasan Sukarno Hatta yang salah satu terdapat shoping mall yang menjadi tren masyarakat moden.

b. Benefit dan Impact Pembangunan Shoping Mall


Dampak positif dari pembangunan Shoping Mall antara lain;
• Shoping Mall menyediakan hampir setengah dari kebutuhan hidup manusia. Konsumen atau pengunjung dapat dengan mudah memilih dan membeli
barang yang diinginkan. Tidak hanya itu, Shoping Mall juga menyuguhkan berbagai fasilitas perbelanjaan dengan services yang cukup eklusif bagi
para konsumen.
• Keberadaan Shoping Mall dapat menggerakkan roda perekonomian masyarakat setempat. Meskipun daya beli masyarakat tidak terlalu tinggi,
berbagai kemudahan fasilitas pembayaran seperti kartu kredit dapat mendorong peningkatan permintaan konsumen.
• Pembangunan Shoping Mall jelas akan menyerap tenaga kerja sehingga bisa menekan angka pengangguran meskipun dalam skala tertentu saja.
Dampaknya tentu akan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
• Keberadaan Shoping Mall telah menjadi prasyarat bagi peradaban kota modern. Seiring dengan arus globalisasi, keberadaan pusat perbelanjaan ini
pada akhirnya menjadi indikator utama kemajuan sebuah kota. Perkembangan kota tentu tidak bisa dilepaskan dari eksistensi pusat perbelanjaan
modern. Berdirinya Shoping Mall tentu akan mengundang investasi bagi pembangunan di sektor lain seperti property dan bisnis sehingga peradaban
kota dapat berkembang secara pesat.

Sementara itu, dampak negatif dari pembangunan Shoping Mall antara lain;
• Keberadaan Shoping Mall berpotensi mematikan pedagang ritel kelas kecil atau menengah karena tidak mampu bersaing dengan pedagang ritel kelas
besar. Ketersediaan modal (capital) berulangkali menjadi hambatan pedagang kecil untuk mampu bersaing dengan pedagang besar.
• Keberadaan Shoping Mall sesungguhnya semakin menyuburkan nalar konsumerisme karena masyarakat cenderung “dimanjakan” dengan berbagai
kemudahan dan fasilitas berbelanja yang mudah dan nyaman. Berbagai fasilitas kredit atau potongan harga (diskon) semakin menjadikan konsumen
berperilaku konsumtif. Berbelanja ke Shoping Mall pada akhirnya menjadi tuntutan gaya hidup (lifestyle) masyarakat modern. Padahal tanpa disadari,
nalar konsumerisme akan terus menggelayuti alam bawah sadar masyarakat untuk terus berbelanja secara konsumtif tanpa memikirkan potensi
terjadinya kesenjangan dan jarak sosial yang terjadi di masyarakat.
• Kehadiran Shoping Mall cenderung mematikan pasar tradisional yang sudah ada di sekitar lokasi pusat perbelanjaan tersebut. Perbedaan fasilitas dan
insfrastruktur yang ada, menyebabkan Shoping Mall lebih diminati masyarakat. Dalam kondisi yang demikian, pasar tradisional jelas terancam
keberadaannya bahkan bisa gulung tikar.
KELAYAKAN
APARTEMEN
a. Pertimbangan
Bisa dikatakan apartemen ini merupakan menjadi satu manejemen dengan shoping mall, dikarenakan konsep shoping mall rencana
merupakan shoping mall community center yang terdapat fasilitisa convention hall dan exhibition hall untuk kegiatan expo produk-
produk UMKM Kabupaten Trenggalek.

b. Benefit dan Impact Pembangunan Apartemen


Dampak positif dari pembangunan Apartemen antara lain;
• Apartemen mampu memberikan tempat tinggal bagi masyarakat Trenggalek khususnya para pekerja yang kesulitan memiliki
lahan untuk dibangun rumah tinggal.
• Keberadaan Apartemen pekerja yang berdekatan dengan shoping mall ini dapat memudahkan dan menghemat waktu serta biaya
bagi para pekerja saat berngkat dan pulang kerja mengingat lokasinya berdekatan dan berada dipusat kota.
• Sebagain kamar pada apartemen ini dapat dialih fungsikan sebagai hotel mengingat jumlah hotel di Kabupaten Trenggalek sangat
terbatas.
• Apartemen pekerja ini dapat menghemat lahan pemukiman mengingat lahan untuk tempat tinggal diapartemen ini yaitu vertikal.

Sementara itu, dampak negatif dari pembangunan Apartemen antara lain;


• Keberadaan Apartemen berpotensi merusak visualisasi perkotaan Trenggalek yang memiliki latar belakang pegunungan yang
indah.
• Keberadaan Apartemen dapat beresiko ketika terjadi sebuah bencana baik itu bencana alam maupun kebakan akibat arus listrik.
• Keberadaan apartemen dapat merubah sikap sosial penghuni terhadap sesamanya.
KELAYAKAN
CIVIC CENTER
a. Pertimbangan
Diharapkan dengan adanya Trenggalek Civic Center ini dapat memenuhi kebutuhan 20% ruang publik suatu kota. Selain sebagai
kebutuhan tersebut juga diharapkan Trenggalek Civic Center ini dapat mengubah arus perekonomian karena juga berfungsi sebagai
branding kota untuk menarik para investor masuk ke Trenggalek dan tentunya sebagai ruang ekspresi dan tempat rekereasi bagi
masyarakat Trenggalek itu sendiri khususnya diwilayah perkotaan dan sekitarnya,

b. Benefit dan Impact Pembangunan Ciciv Center


Dampak positif dari pembangunan Civic Center antara lain;
• Civic Center mampu memberikan ruang berekspresi bagi masyarakat Trenggalek.
• Keberadaan Civic Center mampu menciptakan sebuah branding kota Trenggalek, menjadi elemen penunjang pariwisata yang
ada di Trenggalek.
• Civic Center berperan dalam memutar roda perekonomian Kabupaten Trenggalek jangka panjang karena bersifat membangun
sebuah mental masyarakat Trenggalek untuk berdaya saing.
• Civic Center mampu merubah citra kota Trenggalek menjadi lebih baik.

Sementara itu, dampak negatif dari pembangunan Civic Center antara lain;
• Keberadaan Civic Center akan sangat menyerap anggaran daerah mengingat civic center tidak bersifat komersial, jadi dalam
pembangunannya akan lebih banyak menggunakan dana APBD Kabupaten Trenggalek.
• Keberadaan Civic Center didalam perencanaan kawasan Sukarno Hatta ini akan mengurangi proporsi lahan pertanian yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

1. Mulyandari, Hestin. 2010. Pengantar Arsitektur Kota. Yogyakarta.


2. Neufert, Ernst dan Sjamsu Amril, (1995), Data Arsitek, Jilid 2 Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.
3. Neufert, Ernst dan Sunarto Tjahjadi, (1997), Data Arsitek, Jilid 1 Edisi 33, Penerbit Erlangga, Jakarta.
4. Ching, Francis DK. Arsitektur : Bentuk Ruang & Susunannya. Jakarta : Erlangga, 1991.
5. De Chiara.Joseph,and John Calender.1981.Time Saver Standart for Building Types.Mcgraw Hill Book Company, New
York.
6. De Chiara.Joseph,and Koppelman. Lee E. 1978. Site Planning Standarts. Mcgraw Hill Book Company, New York.
7. Sabaruddin, Arief. 2013. Persyaratan Teknis Banguan. Giya Kreasi. Bogor
8. Roikan, 2013. Gapura Kampung dan Ketahanan Identitas. Jurnal Ranah.
9. Departemen Pekerjaan Umum , SNI 03-3647-1994 - Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olahraga, Yayasan
LPMB, Bandung.
10. Departemen Pekerjaan Umum, Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga Nomor : 76/KPTS/DB/1999 – Pedoman
Perencanaan Jalur Pejalan Kaki Pada Jalan Umum, PT. Mediatama Saptakarya, Jakarta.
11. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, No : 033/T/BM/1996, Maret 1996 - Tata Cara Perencanaan
Teknik Lansekap Jalan, Jakarta.
12. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat, No : 07/SE/M/2015, Pedoman Persyaratan Umum
Perencanaan Jembatan.
13. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No.02/SE/M/2010, Pemberlakukan Pedoman Perencanaandan ,Pelaksanaan
Konstruksi Jembatan Gantung Untuk Pejalan Kaki.
14. Badan Pusat Statistik (2016) Trenggalek Dalam Angka.
15. RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Kabupaten Trenggalek Tahun 2012-2032
16. RTBL (Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan) Wilayah Perkotaan Trenggalek Tahun 2013
17. RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) Wilayah Perkotaan Trenggalek Tahun 2013
18. e-journal.uajy.ac.id
19. repository.upi.edu
20. www.trenggalekkab.go.id
21. Google Image & Google Street View
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai