Anda di halaman 1dari 18

Journal Reading

Proteinuria in preeclampsia: Not


essential to diagnosis but related to
disease severity and fetal outcomes

Xin Dong, Wenli Gou, Chunfang Li, Min Wua, Zhen Han, Xuelan Li, Qi Chen
Deskripsi singkat
Tujuan : mengetahui hubungan antara jumlah proteinuria
dan tingkat keparahan preeklampsia

Metode : mengukur proteinuria dari urin tamping 24 jam


saat pasien masuk serta sebelum pemberian terapi

Sampel : 239 wanita hamil dengan preeklampsia

Parameter : protein urin tampung 24 jam


Definisi

Preeklampsi adalah kelainan multi sistem dengan penyebab


yang tidak di ketahui secara jelas. Secara global,
preeklampsia menyebabkan mortalitas dan morbiditas pada
maternal dan perinatal. Preeklampsia terjadi sekitar usia 20
minggu usia kehamilan atau kurang lebih terdiagnosis
pertama kali pada 4-6 minggu awal postpartum dengan
atau tanpa proteinuri.
• Preeklampsia yaitu wanita hamil dengan tekanan darah
sistole ≥140 mmHg dan atau diastole ≥ 90 mmHg
dengan 2 kali pemeriksaan dalam rentang waktu 6 jam
dan proteinuria >300 mg dalam 24 jam, atau adanya
gangguan fungsi liver dan rendahnya jumlah platelet
setelah 20 minggu kehamilan (ACOG).
• Preeklampsia berat: Sistole ≥160mmHg dan atau
diastole ≥110mmHg
• Early-onset preeklampsia: preeklampsia sebelum usia
kehamilan 34 minggu
Hasil
Tabel 1
97 (40%) wanita didiagnosis dengan preeclampsia sedang
Jumlah proteinuria dalam urin 24 jam berhubungan
dengan frekuensi terjadinya preeklampsia berat
• Kejadian preeklampsia berat lebih tinggi pada pasien
dengan proteinuria >3g/L ( grup 3, p=0.03 dan grup 4,
p=0.0006) dibandingkan dengan pasien dengan
proteinuria <0.3g/L dalam urin 24 jam.
• Waktu onset dan delivery lebih awal pada pasien dengan
proteinuria>3g/L (p<0.001)
• Pada early onset preeklampsia, proteinuria >3g/L falam
24 jam kejadian terjadinya preeklampsia berat lebih
tinggi.
Jumlah proteinuria dalam urin 24 jam berhubungan
dengan outcome perinatal
• Terjadinya FGR(fetal growth restriction) lebih tinggi
pada pasien dengan proteinuria >5g/L (p=0.038)
• Berat bayi lahir lebih rendah pada pasien dengan
proteinuria >5g/L atau 3-5g/L dibanding <0.3g/L
(p=0.002)
• Bayi lahir mati lebih tinggi pada pasien dengan >5g/L
atau 3-5g/L (0.041)
• Apgar score 1 menit <7 lebih tinggi pada pasien dengan
proteinuria 3-5g/L (p=0.008)
Diskusi
• Jumlah proteinuria berhubungan dengan outcome perinatal:
FRG, komplikasi neonatus, lahir mati dan kelahiran preterm
(Thangaratinam et al., 2009)
• NICE guidline (2010) tidak lagi merekomendasijan
mengulangi dan memfollow up proteinuria
• ASOG (2013) juga tidak merekomendasikan proteinuria
sebagai penunjang diagnosis jika didapatkan komplikasi dari
preeklampsia berat seperti disfungsi liver dan jumlah platelet
rendah
Diskusi
Peningkatan ekskresi protein disebabkan karena
kombinasi dari peningkatan GFR (glomerular filtration
rate) dan peningkatan permeabilitas dari membran basal
gromerular saat kehamilan.
Lesi ginjal secara histologis pada preeklamsia
(endotheliosis glomerular) menyebabkan penurunan
GFR dan effective renal plasma flow (ERPF).,
Kesimpulan
1. Jumlah proteinuria berhubungan dengan onset terjadinya
preeklampsia
2. Onset preeklampsia dan kelahiran tidak berhubungan dengan
jumlah proteinuria.
3. Komplikasi fetus disebabkan oleh karena prematuritas bukan
karena proteinuria.
4. Proteinuria berhubungan dengan derajat keparahan preeklampisa
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai