Anda di halaman 1dari 41

BAHAYA FISIK

DAN ANALISIS
RESIKO
OVERVIEW

LINGKUNGAN ANALISIS
FISIK RESIKO

Hazard /
Bahaya
Definisi
Pengertian
Risiko
Faktor yang
mempengaruhi Manajemen
lingkungan Risiko
fisik
Identifikasi
Risiko

Analisis Risiko
Beberapa hal yang mempengaruhi
Lingkungan Kerja Fisik adalah :
Temperatur
Sirkulasi
Gravitasi Udara

Faktor Kelembaban
Ketinggian
Pengaruh
Lingkungan

Warna Cahaya

Kebisingan Getaran
TEMPERATUR
Menurut studi yang dilakukan, untuk berbagai
tingkat temperatur akan memberikan pengaruh
yang berbeda-beda, yaitu sebagai berikut
(Sutalaksana, 1979):
• 49 derajat celcius temperatur dapat ditahan sekitar 1 jam,
tetapi jauh diatas kemampuan fisik dan mental.
• 30 derajat celcius aktivitas mental dan daya tangkap mulai
menurun dan cenderung untuk membuat kesalahan dalam
pekerjaan dan timbul kelelahan fisik.
• 24 derajat celcius kondisi kerja optimum.
• 10 derajat celcius kelakuan fisik yang ekstrim mulai
muncul.
TEMPERATUR

Dari suatu penyelidikan pula dapat diperoleh


bahwa produktivitas kerja manusia akan
mencapai tingkat yang paling tinggi pada suhu 24
sampai 27 derajat celcius (Sutalaksana, 1979)
SIRKULASI UDARA

Dalam industri besar seperti di pabrik-pabrik, udara yang kita hirup akan
terkontaminasi dengan debu atau kontaminan-kontaminan lain.
Kontaminan tersebut diakibatkan proses produksi dan panas.
Seperti dalam tempat-tempat solder dan pengelasan pada industri
elektronik, tempat-tempat pengerjaan kayu atau penggergajian, tempat
dimana bahan beracun dikerjakan dan lain sebagainya.
Karena itu dalam bekerja diperlukan sirkulasi udara yang baik untuk
suatu kontaminan sampai batas yang tidak membahayakan bagi
keselamatan dan kesehatan kerja.
Sirkulasi udara dapat direkayasa dengan menggunakan sistem
pengeluaran udara (exhaust system) dan pemasukan udara (supply
system) dengan menggunakan fan
KELEMBABAN
“Semakin tinggi dan lembap lingkungan kerja,
maka akan semakin banyak juga oksigen yang
diperlukan untuk metabolisme dan akan semakin
cepat juga peredaran darah dalam tubuh kita,
sehingga denyut jantung akan semakin cepat.

Ini berakibat pengurangan energi yang sangat


besar pada tubuh manusia sehingga pekerja
akan cepat lelah”
CAHAYA

Pencahayaan sangat mempengaruhi kemampuan


manusia untuk melihat objek sangat jelas, cepat, tanpa
menimbulkan kesalahan.
Pencahayaan yang suram, mengakibatkan mata pekerja
cepat lelah karena mata berusaha untuk melihat, dimana
lelahnya mata mengakibatkan kelelahan mental, lebih
jauh lagi keadaan tersebut bisa menimbulkan rusaknya
mata, karena bisa menyilaukan.
Kemampuan mata untuk dapat melihat objek sangat jelas
ditentukan oleh: ukuran objek, derajat kontras diantara
objek dan sekelilingnya, luminansi, dan lamanya melihat.
CAHAYA

CIE (Commission
International de
l’Eclairage) dan IES
(Illuminating
Engineers Society)
telah menerbitkan
tingkat pencahayaan
yang
direkomendasikan
untuk berbagai
pekerjaan.
Gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari
kedudukan keseimbangan.
Getaran terjadi saat mesin atau alat dijalankan dengan motor, sehingga
pengaruhnya bersifat mekanis.
Alat untuk mengukur getaran dinamakan vibrasi meter
Gangguan yang disebabkan getaran mekanis :
• Mempengaruhi konsentrasi bekerja
• Mempercepat datangnya kelelahan
• Dapat menimbulkan beberapa penyakit
( gangguan mata, saraf peredaran, dan lain-lain )
KEBISINGAN

Kebisingan adalah bunyi yang tidak


dikehendaki yang dihasilkan oleh suatu objek
(dari luar maupun dari dalam sistem kerja). Ada
tiga aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi
yang bisa menentukan tingkat gangguan
terhadap manusia :
• Lama bunyi
• Intensitas bunyi
•Frekuensi bunyi
Contoh ukuran Kebisingan
Desibel Batas dengantertinggi
120 Halilintar
Menulikan 110 Meriam
100 Mesin uap
90 Perusahaan sangat gaduh
Sangat hiruk
80 Peluit polisi

70 Kantor gaduh
Kuat
60 Radio

50 Rumah gaduh
Sedang
40 Kantor umumnya

30 Rumah tenang
Tenang
20 Percakapan

10 Suara daun-daun
Sangat tenang
0 Batas dengar terendah
KETINGGIAN
Bekerja dalam ketinggian memiliki beberapa
efek yang dapat mempengaruhi kinerja dari
operator, yaitu :
Efek dalam
transfer Efek Bernafas
Oksigen

Efek Efek dalam


proses Blood
Kardiovaskular Oxygenation

Efek Supply
Efek Psikologi Oksigen ke Otot
GRAVITASI
Dimanapun tempat kita berada selama masih berada di Bumi
pasti memiliki efek dari gravitasi, dimana gaya gravitasi merupakan
gaya menuju pusat Bumi. Dan Bagaimana jika kita bekerja di
suatu tempat yang tidak ada efek gravitasi?

Berikut merupakan efek tidak adanya gravitasi yang


berpengaruh dalam tubuh manusia :
• Penurunan kemampuan motorik
• Lebih lambat dalam melakukan pekerjaan dibandingkan di
Bumi
Namun, biasanya, setlah beberapa saat mereka dalam
keadaan non gravitasi, kesulitan-kesulitan tersebut akan
berkurang.
ANALISIS RESIKO
Sistem teknologi, mengartikan risiko sebagai “kombinasi
dari frekuensi, atau probabilitas munculnya, dan
konsekuensi dari suatu kejadian berbahaya yang spesifik”
(Cross, 1998)
Bahaya (Hazard)
Adalah sumber potensi kerusakan atau situasi yang
berpotensi untuk menimbulkan kerugian. Sesuatu disebut
sumber bahaya jika memiliki risiko menimbulkan hasil
yang negatif. (Cross, 1998)
Dalam terminology Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),
bahaya diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
1. Bahaya Keselamatan Kerja (Safety Hazard)
Hal tersbut dapat menyebabkan luka (injury), kematian,
kerusakan property perusahaan yang bersifat akut.
Sedangkan Jenis bahaya keselamatan :
a. Bahaya mekanik : disebablkan oleh mesin atau alat kerja
mekanik (tersayat, terjatuh, tertindih dan
terpeleset)
b. Bahaya elektrik : disebabkan peralatan yang mangandung
arus listrik
c. Bahaya kebakaran : disebabkan oleh substansi kimia yang
bersifat flammable (mudah terbakar)
d. Bahaya peledakan : disebabkan oleh susbtansi kimia (explosive)
2. Bahaya Kesehatan Kerja (Health Hazard)

Merupakan gangguan kesehatan (penyakit) dan biasanya


bersifat kronis. Jenis bahaya kesehatan :
a. Bahaya fisik : kebisingan, getaran, radiasi ion dan non-
pengionm suhu ekstrim dan pencahayaan
b. Bahaya kimia : material/bahan yang bersifat antiseptik,
aerosol, insektisida, dust, mist, fumes,
gas, vapor
c. Bahaya Ergonomi : repetitive movement, static posture, manual
handling dan postur janggal.
d. Bahaya Biologi : makhluk hidup di lingkungan kerja
(bakteri,virus, protozoa dan fungi/jamur
yang bersifat patogen)
e. Bahaya psikologi : beban kerja terlalu berat, hubungan dan
kondisi kerja yang tidak nyaman
Risiko
• Peluang munculnya suatu kejadian yang dapat
menimbulkan efek terhadap suatu objek (AS/NZS
4360:2004 )
• Formula umum untuk perhitungan nilai risiko menurut
AS/NZS 4360:2004

“Risk = Consequence X Likelihood”

Likelihood : kemungkinan munculnya


sebuah peristiwa
Consequence : dampak ditimbulkan oleh
peristiwa tersebut.
RISK
Manajemen Risiko

Komponen utama dalam manajemen risiko


• Komunikasi dan Konsultasi
• Penetapan Tujuan
• Identifikasi Risiko
• Analisis Risiko
• Evaluasi Risiko
• Pengendalian Risiko
• Monitor dan Review
Gambaran Proses Managemen Risiko
AS/NZS 4360:2004
Identifikasi Risiko
Tujuan : mengembangkan daftar komprehensif sumber
risiko dan kejadian yang mengikutinya yang dapat
menghambat pencapaian tujuan.
• sumber risiko,
• insiden,
• konsekuensi,
• penyebab kejadian,
• pengendalian,
• waktu dan tempat.
Identifikasi Risiko
Sumber infromasi yang dapat digunakan sebagai dasar
identifikasi risiko, yaitu :
• pengalaman,
• saran para ahli,
• wawancara,
• diskusi,
• laporan klaim asuransi,
• suvei,
• kuisioner,
• checklist, dan
• incient database. (HB 436:2004)
Beberapa metode yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi
potensi bahaya dalam kegiatan industri (Kolluru,1996), antara
lain :

• What if/check list


Setiap proses dipelajari melalui pendekatan brainstorming
untuk memformulasikan setiap pertanyaan meliputi kejadian
yang akan menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan.
• HAZOPS (Hazard and Operability Study)
Mengidentifikasi permasalahan dari operasional proses yang
dapat mempengaruhi efisiensi produksi dan keselamatan
dengan mempelajari setiap tahapan proses untuk
mengidentifikasi semua penyimpangan dari kondisi operasi
yang normal, dan menentukan perbaikan penyimpangan yang
ada.
• FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)
Identifikasi risiko dengan menganalisisi berbagai pertimbangan
kesalahan dari peralatan yang digunakan dan mengevaluasi
dampak dari kesalahan tersebut.
• FTA (Fault Tree Analysis)
Suatu teknik yang digunakan untuk memprediksi setelah
terjadinya kecelakaan.
• ETA (Event Tree Analysis)
Metode yang menunjukkan dampak yang mungkin terjadi
diawali dengan mengidentifikasi pemicu kejadian dan proses
tiap tahapan yang menimbulkan kecelakaan.
• JHA (Job Hazard Analysis)
tahapan pekerjaan sebagai cara mengidentifikasi bahaya
sebelum suatu kejadian muncul.
Beberepa prioritas pekerjaan yang perlu dilakukan
JHA, antara lain:
1. Pekerjaan dengan tingkat kecelakaan/sakit
yang tinggi
2. Pekerjaan yang berpotensi menyebabkan
luka, cacat/sakit
3. Pekerjaan yang bila terjadi sedikit kesalahan
dapat memicu kecelakaan parah/luka
4. Pekerjaan baru atau mengalami perubahan
dalam proses dan prosedur
5. Pekerjaan cukup kompleks untuk ditulis
instruksi pelaksanaanya.
CONTROLLING RISK
Setelah bahaya telah dinilai dari segi risikonya, maka
bahaya dan risiko tersebut harus dikendalikan.
Pengendalian risiko tersebut merupakan tanggung jawab
perusahaan dan pekerjanya agar risiko tersebut dapat
diminimalisir atau dengan kata lain metode atau
pekerjaan yang berisiko tersebut dapat dioperasikan
dalam tingkat mana.
Hierarki Pengendalian
Pengendalian adalah proses, peraturan, alat,
pelaksanaan atau tindakan yang berfungsi
meminimalisasi efek negatif atau meningkatkan peluang
positif. (AS/NZS 4360:2000)

Hierarki pengendalian merupakan daftar pilihan


pengendalian yang telah diurutkan sesuai dengan
mekanisme pengurangan paparan, dengan urutan sbb
(Tranter, 1999) :
1. Eliminasi

Merupakan langkah awal dan solusi terbaik dalam


mengendalikan paparan, namun juga langkah yang
paling sulit untuk dilaksanakan.

Kecil kemungkinan sebuah perusahaan mengeliminiasi


substansi/proses tanpa mengganggu kelangsungan
produksi secara keseluruhan.

Contohnya penghilangan timbal secara perlahan pada


produksi bahan bakar.
2. Substitusi
Jika suatu sumber bahaya tidak dapat
dihilangkan secara keseluruhan maka akan
membutuhkan banyak trial-and error.
contoh : penggunaan minyak daripada merkuri
dalam barometer, penyapuan dengan sistem
basah pada debu timbal dibandingkan dengan
penyapuan kering.
Pengendalian Engineering
Memiliki kemampuan untuk merubah jalur transmisi
bahaya atau mengisolasi pekerjaan dari bahaya.
• Isolasi
Menghalangi pergerakan bahaya dengan memberikan
pembatas atau pemisah terhadap bahaya maupun
pekerja
• Guarding
Mengurangi jarak atau kesempatan kontak antara sumber
bahaya dengan pekerja.
• Ventilasi
Cara ini paling efektif untuk mengurangi kontaminasi
udara, berfungsi untuk kenyamanan, kestabilan suhu dan
mengontrol kontaminan.
4. Pengendalian Administratif
Pengendalian ini salah satu pilihan terakhir
karena mengandalkan sikap dan kesadaran
pekerja.

Baik untuk jenis risiko rendah,

Tipe risiko yang signifikan harus disertai dengan


pengawasan dan peringatan.
Untuk situasi lingkungan kerja dengan tingkat paparan
rendah/jarang, maka beberapa pengendalian yang
berfokus terhadap pekerja lebih tepat diberikan, Antara
Lain :
a. Rotasi dan penempatan kerja untuk mengurangi
tingkat paparan yang diterima pekerja dengan
membagi waktu kerja dengan pekerja lain.
b. Pendidikan dan pelatihan sebagai pendukung pekerja
dalam melakukan pekerjaan secara aman. Dengan
pengetahuan dan pengertian terhadap bahaya
pekerjaan, maka akan membantu pekerja untuk
mengambil keputusan.
c. Penataan dan kebersihan mengurangi debu dan
kontaminan lain yang bisa menjadi jalur pemajan.
d. Perawatan secara berkala terhadap peralatan penting
untuk meminimalkan penuruna performance dan
memperbaiki kerusakan lebih dini.
e. Jadwal kerja, menggunakan prinsip waktu kerja,
pekerjaan dengan risiko tinggi dapat dilakukan saat
jumlah pekerja yang terpapar paling sedikit
f. Monitoring dan surveilan kesehatan untuk menilai
risiko dan memonitor efektivitas pengendalian yang
sudah dijalankan.
5. PPE (Personal Protective Equipment)

Cara terakhir yang dipilih dalam menghadapi


bahaya.

Umumnya menggunakan alat seperti respirator,


sarung tangan dan overall dan apron, boots,
kacamata, helm, alat pelindung pendengaran
(earplug, earmuff), dll.
FAKTOR BIOLOGI
IDENTIFIKASI FAKTOR BIOLOGI
• INDUSTRI BESAR
• INDUSTRI KECIL
• PERKANTORAN
• RUMAH SAKIT
• PENGERTIAN PENYAKIT
• ETIOLOGI
• PATOFISIOLOGI
• DIAGNOSA KEPERAWATAN
• DATA PENUNJANG
• INTERVENSI KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai