Anda di halaman 1dari 14

Pancasila setelah era

reformasi
Latar belakang lahirnya masa pemerintahan Reformasi

krisis finansial Asia yang terjadi sejak tahun 1997 menyebabkan


ekonomi indonesia melemah. Keadaan memburuk.
Adanya monopoli dibidang jasa, dan usaha.pada masa orde baru, orang-orang
dekat dengan pemerintah akan mudah mendapatkan fasilitas dan
kesempatan bahkan mampu berbuat apa saja demi keberhasilan
usahanya. Terjadi krisis moneter. Krisis tersebut membawa dampak yang
luas bagi kehidupan manusia dan bidang usaha. Banyak perusahaan yang
ditutup sehingga terjadi PHK dimana-mana dan menyebabkan angka
pengangguran meningkat tajam serta muncul kemiskinan dimana-mana
dan krisis perbankan.
KKN semakin merajalela, ketidak adilan dalam bidang hukum, pemerintahan
orde baru yang otoriter dan tertutup, besarnya peranan militer dalam
orde baru, adanya 5 paket UU serta memunculkan demonstrasi yang
digerakan oleh mahasiswa. tuntutan utama kaum demonstran adalah
perbaikan ekonomi dan reformasi total.
1. Pengertian Reformasi

• Reformasi menurut kamus besar bahasa


Indonesia pun juga dapat di artikan sebagai
sebuah perubahan atau pembaruan yang
dilakukan secara drastis untuk perbaikan di
segala bidang, baik di bidang sosial, politik,
atau agama di dalam suatu masyarakat atau
negara.
• Dalam memahami peranan Pancasila di era
reformasi, terlebih lagi dalam konteks
Pancasila sebagai ideologi nasional dan
dasar negara, merupakan sebuah keharusan
agar setiap warga negara memiliki satu
pemahaman mengenai fungsi pokok
Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Sebagaimana berikut syarat-yarat yang hendaknya dipenuhi agar dapat
diberlakukannya sebuah reformasi dan melakukan sebuah pembaruan,
yaitu:

 Terjadi berbaga macam penyimpangan, misalnya banyak terjadinya


pelanggaran hak warga negara,
 Berdasarkan pada sebuah kerangka struktural tertentu.
 Gerakan reformasi bertujuan demi mengembalikan pada sebuah dasar
maupun sistem dan prisip-prinsip demokrasi.
 Reformasi diberlakukan untuk sebuah tujuan pembaruan kondisi mupun
keadaan yang dianggap lebih baik
 Reformasi diberlakukan dengan berdasar pada moral dan etika yang
berpedoman pada asas ketuhanan Yang Maha Esa, yang menjamin
persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Tujuan Reformasi
Reformasi membawa sebuah tujuan utama yang penting dan dicita-citakan dalam
kehidupan bermasyarakat berbangsa maupun bernegara. Sebagaimana tujuan
reformasi dalam kehidupan masyarakat secara menyeluruh, dapat dijabarkan
sebagaimana berikut:

• Perubahan dilakukan dengan serius dan bertahap demi menemukan nilai-nilai


yang baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara;
• Mengatur kembali struktur ketata-negaraan secara menyeluruh, meliputi
perundangan serta konstitusi yang dianggap telah menyimpang dari tujuan
awal perjuangan yang dicita-citakan oleh masyarakat bangsa secara
keseluruhan;
• Memulai perbaikan di segala bidang kehidupan baik politik, ekonomi, sosial
budaya, serta pertahanan keamanan;
• Menghilangkan serta mengubah perilaku hidup serta kebiasaan di dalam
masyarakat yang tidak lagi sejalan dengan tuntutan reformasi. Misalnya
banyaknya kasus KKN, kekuasaan yang sewenang-wenang atau otoriter,
penyimpangan undang-undang juga penyelewengan dalam kasus yang lain.
(baca juga: 8 Penyebab Korupsi dan Cara Mengatasinya)
3. Peran Pancasila dalam Reformasi

Pokok-pokok reformasi ialah menjaga serta


memelihara segala sesuatu yang memang
telah baik dari cara kerja bangsa dan negara
dimasa lalu, dan memperbaiki segala
sesuatu yang masih kurang disampin terus
berusaha melakukan pembaharuan guna
menjawab tantangan era globalisai.
Dalam pelaksanaannya, kehidupan
berbangsa dan bernegara di masa
pemerintahan yang lalu memerlukan
adanya proses identifikasi, yang mana
masih perlu dipertahankan dan harus
diperbaiki demi mengrangi dampak
ketimpangan sosial di masyarakat.
Awal keberhasilan gerakan Reformasi
ditandai dengan mundurnya Presiden Soeharto pada
tanggal 21 Mei 1998, yang kemudian disusul
dengan dilantiknya Wakil Presiden Prof. Dr. B.J.
Habibie menggantikan kedudukan Presiden.
Kemudian diikuti dengan pembentukkan Kabinet
Reformasi Pembangunan.
Pemerintahan Habibie inilah yang merupakan
pemerintahan transisi yang akan mengantarkan
rakyat Indonesia untuk melakukan reformasi
secara menyeluruh, terutama pengubahan 5
paket UU, Politik
tahun 1985, kemudian diikuti dengan reformasi
ekonomi yang menyangkut perlindungan hukum
sehingga perlu diwujudkan UU Anti Monopoli,
UU Persaingan Sehat, UU Kepailitan, UU Usaha
Kecil, UU Bank Sentral, UU Perlindungan
Konsumen, UU Perlindungan Buruh dan lain
sebagainya (Nopirirn, 1998 : 1).
Dengan demikian reformasi harus diikuti juga
dengan reformasi hukum bersama aparat
penegaknya serta reformasi pada berbagai
instansi pemerintahan
Beberapa kebijakan yang dikeluarkan B.J. Habibie untuk mewujudkan
Tujuan dari reformasi
a. Kebijakan dalam bidang politik
Reformasi dalam bidang politik berhasil mengganti lima paket undang-
undang masa orde baru dengan tiga undang-undang politik yang lebih
demokratis. Berikut ini tiga undang-undang tersebut yaitu:
• · UU No. 2 tahun 1999 tentang partai politik
• · UU No. 3 tahun 1999 tentang pemilihan umum
• · UU No. 4 tahun 1999 tentang susunan dan kedudukan DPR/MPR
b. Kebijakan dalam bidang ekonomi

• Untuk memperbaiki perekonomian yang terpuruk, terutama dalam


sektor perbankan, pemerintah membentuk badan penyehatan
perbankan nasional (BPPN). Selanjutnya pemerintah mengeluarkan UU
no 5 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.
c. Kebebasan dalam menyampaikan pendapat dan pers

Kebebasan menyampaikan pendapat dalam masyarakat mulai terangkat


kembali. Hal ini terlihat dari munculnya partai-partai politik dari berbagai
golongan dan ideologi. Masyarakat dapat menyampaikan kritik secara terbuka
kepada pemerintah. Disamping kebebasan dalam menyampaikan pendapat,
kebebasan juga diberikan kepada pers. Reformasi dalam Pers dilakukan dengan
cara menyederhanakan Permohonan Surat Ijin Usaha Penerbitan (SIUP)

d. Pelaksanaan Pemilu
Pada masa pemerintahan B.J Habibie berhasil diselenggarakan pemilu
multipartai yang damai dan pemilihan presiden yang demokratis. Pemilu
tersebut diikuti oleh 48 partai politik. Dalam pemerintahan B.J Habibie juga
berhasil menyelesaikan masalah Timor Timur. B.J Habibie mengambil kebijakan
untuk melakukan jajak pendapat di Timor Timur.
4. Gerakan Reformasi
• Nilai-nilai luhur Pancasila yang pada dasarnya merupakan
sumber nilai, dasar moral dan pedoman etika bagi negara
dan aparat sebagai pelaksana negara. Hal tersebut
berguna menjadi alat legitimasi politik guna memuluskn
segala macam tindakan maupun kebijakan yang
mengatasnamakan Pancasila yang pada kenyataannya,
tindakan maupun kebijakan tersebut dikethui sangat
bertentangan dengan kedudukan Pancasila sebagai dasar
negara dan pandangan hidup bangsa.

• Pada klimaksnya, keadaan tersebut ditandai dengan


terpuruknya perekonomian nasional, sehingga muncul
gerakan dari masyarakat terutama oleh mahasiswa,
cendekiawan yang menuntut diberlakukannya sebuah
reformasi. Pembaruan di segala segi bidang utamanya
pada bidang hukum, politik, ekonomi, dan pembangunan
secara menyeluruh. Gerakan reformasi yang terjadi di
Indonesia ialah pada saat rakyat menuntut mundurnya
Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998, dan
pemerintahannya kemudian digantikan oleh B.J Habibie.
5. Hubungan Reformasi dan Pancasila

• Pada kenyataannya, reformasi telah diartikan salah oleh


bangsa Indonesia. Banyak gerakan yang mengatas-
namakan gerakan reformasi, namun sesungguhnya gerakan
tersebut sangat jauh dan tidak sesuai dengan pengertian
dari reformasi itu sendiri.
Misalnya saja, saat masyarakat menuntut dan melakukan
aksi demo anarkis yang pada akhirnya berujung dengan
pengerusakan fasilitas umum, dan menyebabkan jatuhnya
korban yang tak bersalah.

• Dalam melakukan sebuah gerakan reformasi, masyarakat


hendaknya mengetahui serta paham mengenai pengertian
dari sebuah reformasi, supaya dalam menjalankan gerakan
reformasi tetap sesuai dan sejalan dengan tujuan reformasi
yang sesungguhnya.
Sebab menurut Riswanda (kaelan, 1998) reformasi secara
harfiah mempunyai sebuah makna sebagai suatu gerakan
untuk memformat ulang, menata ulang atau menata
kembali hal-hal yang menyimpang untuk dikembalikan
pada format atau bentuk semula sesuai dengan nilai-nilai
ideal yang dicita-citakan rakyat.
6. Pancasila sebagai Dasar Reformasi

• Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara, yang juga menjadi


pandangan hidup bangsa Indonesia, pada pelaksanaannya dimasa
orde lama mengalami penyimpangan makna yang bertentangan
dengan nilai nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi terbuka. Sedang
pada masa orde baru, Pancasila dijadikan sebagai hegemoni politik
oleh penguasa. Yang membuat warga wajib mematuhi setiap
kebijakan yang dikeluarkan penguasa, dan dianggap bertentangan
dengan Pancasila bila warga menolaknya. (baca juga: Implementasi
nilai-nilai Pancasila)

• Karenanya, gerakan reformasi harus merefleksikan nilai-nilai Pancasila


sebagai kepribadian bangsa yang memiliki cita-cita dan ideologi yang
luhur, agar tidak timbul sikap maupun tindakan anarki yang dapat
menjadi penyebab lunturnya Bhinneka Tunggal Ika dan hancurnya
kedaulatan bangsa dan negara Indonesia.
7. Reformasi dalam paradigma Pancasila

Gerakan reformasi yang mengacu pada nilai-nilai keluhuran Pancasila akan melahirkan gerakan
reformasi yang berasaskan pada nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan
Keadian Sosial. Sehingga tercipta sebuah reformasi yang tentunya tak meninggalkan adab
dan nilai nilai pendidikan karakter. Berikut penjelasannya:

• Reformasi yang berdasar pada Ketuhanan. Memiliki sebuah pengertian, yakni gerakan
reformasi berdasarkan pada moral dan akhlak ketuhanan yang tentunya mengarah pada
pembaruan kehidupan yang lebih baik yang berkeyakinan sebagai makhluk ciptaan tuhan.
• Reformasi yang berdasar pada perikemanusiaan yang adil dan beradab. Yang artinya, sebuah
gerakan reformasi hendaknya berlandaskan moral kemanusiaan demi sebuah upaya
penataan kembali kehidupan yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai
makhluk sosial.
• Reformasi yang berdasar pada nilai persatuan. Yang artinya, adanya gerakan reformasi
hendaknya memberikan jaminan tegaknya negara dan bangsa Indonesia sebagai sebuah
upaya menjaga keutuhan NKRI sebagai sebuah kesatuan negara yang berdaulat.
• Reformasi yang berasaskan pada kerakyatan. Memiliki arti, bahwa seluruh penyelenggaraan
kehidupan berbangsa dan bernegara hendaknya memposisikan rakyat sebagai subjek yang
memegang kedaulatan.
• Reformasi yang memiliki tujuan adanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Memiliki sebuah pengertian, bahwa gerakan reformasi hendaknya mempunyai visi serta misi
yang jelas dalam mewujudkan sebuah keadilan sosial untuk rakyat secara menyeluruh.
Sekian dan Terimakasih...

Anda mungkin juga menyukai