Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK 3

NURFITRIAH I. NASIR
NUR AZMI S. SULEMAN
DEWANTI K. HASAN
SRI DEVIANINGSI NABU
SITI NUR KHOLIZAH W. MASIONU
SELA POLUMULO
FAIGA MOKODOMPIT
RIYAN ABAS
NURAIN LAMINULLAH
AMELIA ABIGAIL SEPANG
ERIK RAZAK
MOH. RIFALDI ABAS
• Teori pembelajaran kognitif sosial pertama kali diperkenalkan
oleh Miller dan Dollard pada tahun 1941 kemudian diperdalam dan
diperluas oleh Albert Bandura pada tahun 1963 (University of
Twente, 2004). Bandura dikenal didunia dengan hasil karyanya
teori pembelajaran sosial kognitif ini. Pada awal, Bandura itu
tidak memiliki keinginan untuk mempelajari ilmu psikologi.
Bandura memutuskan untuk mempelajari psikologi sebagai
upayanya untuk menghabiskan waktu luang yang dimilikinya.
Namun, Bandura menjadi tertarik dengan keinginan ini. Bandura
mulai pembelajarannya dibidang psikologi teori pembelajaran
sosial kognitif dengan Robert Sears, dan sisa waktunya digunakan
untuk mempelajari sejarah (crain 2005). teori ini di dasarkan
pada gagasan bahwa manusia bisa menjadi pembelajaran mandiri
melalui model triadic timbal balik sebab-akibat, pembelajaran
observasional, dan efikasi diri (davin, 2008).
Teori pembelajaran kognitif sosial meyakini bahwa manusia sebagai seorang
pembelajar memiliki tiga faktor yang terus mempengaruhi, yaitu :
• Faktor pertama adalah karakteristik pribadi
karakter pribadi ini termasuk kemampuan fisik seseorang, dapat
dicontohkan misalnya jika seseorang diberikan guting, maka ia akan mmpu
memegang gunting tersebut (University of twente, 2004). Namun, jika seseorang
tidak mampu memegang gunting tersebut secara benar, maka dia tidak akan bisa
belajar untuk mencoba memotong kertas. University of twente juga menyatakan
bahwa karakteristik pribadi mencakup kemampuan kognitif dan peristiwa biologis
pada seseorang.
• Faktor kedua adalah pola perilaku (davin, 2008).
Hal ini mengacu pada pengetahuan pengetahuan seseorang tentang subjek
serta tentang perhatian mereka. Dr davin menyatakan bahwa jika seseorang tidak
mampu untuk memfokuskan perhatian terhadap suatu hal, secara tidak langsung
mereka tidak akan mampu untuk menyimpan informasi penting.
• Faktor ketiga adalah lingkungan sosial.
lingkungan memberikan seseorang peluang dan dukungan sosial untuk
belajar. Teori pebelajaran kognitif sosial menyatakan bahwa seseorang belajar
akan mengikuti sebuah model
• Proses perhatian, seseorang hanya dituntut
untuk dapat memfokuskan perhatian.
Kemampuan ini diatur oleh karakteristik
psikologis seseorang.
• Proses retensi, memerlukan kemampuan
untuk tidak hanya ingat tapi untuk
mereproduksi model. Seseorang biasanya
mampu menyimpan dan merekam gambar
visual dan kode verbal untuk membantu
mencapai proses retensi.
• Proses reproduksi motorik, merupakan upaya
mencapai pertumbuhan fisik dan penerapan
hasil pembelajaran. Proses ini di tandai dengan
terjadi ketika keterampilan motorik mampu
memproduksi dan melakukan tugas yang
diberikan.
• Proses pengutan dan motivasi, adalah alasan
seseorang melakukan tugas tersebut. Menurut
Crain, penguatan dapat muncul secara
langsung, spontan dan mandiri.
Suatu hal dapat mempegaruhi seseorang melakukan
tugas, misalnya seseorang melakukan sesuatu jika ia
mendapat pujian dari orang lain, ataupun jika
seseorang melihat orang lain dipuji karena tindakan
tersebut. Seseorang juga dapat melakukan sesuatu
jika ia merasa telah melakukan dengan baik. Penguatan
juga mungkin memiliki efek negatif pada anak-anak.
Sikap agresif dapat muncul jika anak menerima hadiah
ketika ia bertindak dalam cara yang agresif. Namun,
crain juga menyatakan bahwa model dapat
menghambat perilaku yang muncul dengan penerapan
pemberian penghargaan dan hukuman.
• Bandura mulai menggali lebih dalam peran efikasi
diri dalam memberikan penguatan dan motivasi
sejak tahun 1977. bentuk model yang dikenalkan
Bandura ini adalah bentuk observasi diri yang baik
mendorong atau seseorang untuk melakukan
ataupun tidak melakukan suatu tugas yang
diberikan. Jika seseorang merasa ia melakukan
sesuatu dengan baik, maka ia akan lebih mungkin
untuk terus melakukannya. Namun, jika seseorang
merasa buruk atau tidak bisa maka
kemungkinannya ia akan tidak meneruskannya.
Crain membahas empat sumber penilian efikasi
diri yaitu perilaku aktual, pengalaman orang lain,
persuasi verbal, dan isyarat fisiologis.
Teori pembelajaran kognitif sosial banyak
digunakan di dalam pendidikan. Teori mengadakan bahwa
seseorang belajar melalui hasil pengamatan yang
dilakukanya. Sehingga teori ini sangat cocok digunakan
dalam membrikan pembelajaran kesehatan dalam
keperawatan komunitas. Perawat kesehatan komunitas
akan memberikan sebuah model pembelajaran yang harus
di ikuti oleh masyarakat yang ingin menuju hidup sehat
dan sejahtera. Perawat komunitas harus dapat
menyediakan lingkungan sosial yang diperlukan untuk
eksplorasi serta praktik untuk keterampilan motorik
yang perlukan dalam karakteristik pribadi terkaid
kesehatan.
Ada beberapa cara untuk mengintegrasikan teori ini ke
dalam pembelajaran kesehatan di masyarakat. Salah satunya
dengan menjadikan perawat komunitas sebagai model peran.
Perawat menunjukan perilaku kesehatan yang akan
diajarkannnya kepada masyarakat senagai pembelajar.
Perawat akan menjaga kebersihan diri, mengatur pola makan
sehat dan tidak merokok untuk dapat mengajarkan perilaku
hidup sehat terhadap orang lain. Perawat komunitas juga
dapat memanfaatkan orang lain sebagai model peran.
Seseorang yang memiliki pengalaman hidup sehat yang baik
akan dijadikan sebagai model pembelajaran bagi orang lain
yang belum bisa menerapkan pola hidup sehat. Orang lain akan
menyaksikan kehidupan sehari-hari dan pengalaman yang
dijalani dalam menerapkan pola hidup sehat.
Cara lain mengintegrasikan teori ini kedalam
peningkatan kesehatan masyarakat adalah dengan
mengajak masyarakat, keluarga, individu untuk
menerapkan tujuan kesehatan mereka sendiri dan
motivasi untuk upaya pencapaian tujuan kesehatan yang
di dapatkan dengan demikian masyarakat akan
menunjukan upaya dalam mencapai tujuan kesehatan
yang telah di bentuk tersebut.
Teori pembelajaran kognitif sosial merupakan
bentuk upaya seseorang untuk memenuhi kebutuhan
individu. Ini memberikan kekuatan diri individu diri untuk
megambil risiko. Perawat sebagai pendidik di komunitas
akan memutuskan hal-hal yang berkaitan dengan upaya
peningkatan status kesehatan komunitas dan menjadikan
pencapaian kesehatan optimal sebagai prestasi bersama
sebagai hasil usaha setelah pembentukan tujuan
bersama.

Anda mungkin juga menyukai