Anda di halaman 1dari 28

Asuhan Keperawatan

ULKUS PEPTIKUM
Unit
DIAGNOSTIK RSPIK
1. Siti Lestari
2. Machdalena Simanjuntak
3. Sri Suparti
4. Lendra Purnamasari
5. Ponco Wido Dewi
Wertiningtyas
Anatomi Fisiologi
Saluran pencernaan bagian
atas meliputi mulut, esopagus
dan lambung.
Lambung adalah organ pencernaan
yang paling melebar, dan terletak di
antara bagian akhir dari esofagus
dan awal dari usus halus (Gray,
2008).
Secara anatomik, lambung
memiliki lima bagian utama, yaitu
kardiak, fundus, badan (body),
antrum, dan pilori
Definisi
Ulkus Peptikum adalah luka/lesi di mukosa pada
dinding Esofagus (bawah), lambung, pilorus dan
duodenum, dengan luas lesi ≥ 0,5 cm.
(Brunner and Suddarths 12th,2010).
Ulkus peptikum adalah keadaan terputusnya
kontinuitas mukosa yang meluas di bawah epitel atau
kerusakan pada jaringan mukosa, submukosa hingga
lapisan otot dari suatu daerah saluran cerna yang
langsung berhubungan dengan cairan lambung
asam/pepsin (Sanusi, 2011).
Etiologi
 Infeksi yang disebabkan bakteri
Helicobacter Pylori
 Stres – Emosi dan trauma
 Penggunaan obat NSAID
dalam jangka waktu lama
 Merokok
 Alkohol dan Diet yang tidak
adekuat
 Peningkatan asam lambung
Klasifikasi Ulkus Peptikum

Ulkus peptikum dibedakan


berdasarkan letak/ region
munculnya luka :
 Lambung (Gastric Ulcer)
 Duodenum (Duodenal Ulcer)
 Esopagus (Esophageal Ulcer)
Tipe Ulkus Peptikum
TIPE I :
Satu ulkus berada di area lambung
TIPE II :
Dua ulkus – satu di lambung, satu di duodenum/
prepilorik
TIPE III :
Ulkus di prepilorik
TIPE IV :
Ulkus di bagian proksimal gastro-esophageal
TIPE V :
Letak ulkus dimana saja
(penggunaan NSAID jangka waktu lama )
Ulkus berdasarkan kedalaman
 Mukosa
 Submukosa
 Muskularis
 Serosa
Manifestasi Klinis
 Nyeri
 Mual dan Muntah
 Perdarahan Pasien dapat juga datang dengan perdarahan
gastrointestinal sebagian kecil pasien yang mengalami akibat
ulkus akut sebelumnya tidak mengalami keluhan, tetapi mereka
menunjukkan gejala setelahnya
Perbedaan Ulkus
Ulkus Gaster Ulkus Duodenum
Rasa nyeri epigastric hebat terjadi 30 Nyeri epigastrik hebat terjadi 2-3 jam
menit- 1 jam setelah makan setelah makan
Kondisi diperparah karena makan Rasa nyeri berkurang saat makan
(sekresi asam meningkat yg dapat memicu (dikarenakan saat lambung berisi makanan
penurunan berat badan) sal.pylori tertutup, hal ini bisa
menyebabkan kenaikan berat badan)
Kondisi berkurang jika adanya muntah Nyeri menetap (tidak berkurang)
(asam lambung berkurang, karena
dimuntahkan)
Tidak ada nyeri saat tidur Saat tidur nyeri tetap terjadi
(HCL berkurang disaat tidur/istirahat) (karena terjadi kekosongan lambung)
Sering terjadi pada pada usia lebih dari 50 Sering terjadi pada usia 25 – 50 tahun
tahun.
Komplikasi
1. Penetrasi adalah dimana ulkus dapat menembus
organ tubuh yang berdekatan seperti hati dan
pankreas yang menimbulkan nyeri hebat di bagian
luar tubuh contohnya nyeri di punggung.

2. Perforasi adalah keadaan dimana organ pencernaan


berongga bisa menjadi berlubang (bocor), yang
menyebabkan terlepasnya isi gastrointestinal dan
menyebabkan kejutan dan kematian jika tidak
dilakukan tindakan segera.

3. Perdarahan yang terus menerus dapat menyebabkan


tubuh kehilangan banyak volume darah dan
menyebabkan penurunan hemoglobin.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan radiologi pada abdomen (Rontgen dengan kontras barium dari lambung dan
duodenum (juga disebut barium swallow atau seri saluran pencernaan atas) dilakukan jika ulkus
tidak dapat ditemukan dengan endoskopi.
2. Pemeriksaan histopatologi
3. Biakan kuman Helicobacter pylori
4. Endoskopi (Gastroscopy)
Kapsul Endoskopi
Prinsip Kerja (Kapsul Endoskopi)

Kapsul itu berjalan karena gerak peristaltik usus-gerak


normal usus yang mirip tangan meremas. Begitu kemasan
kapsul dibuka, otomatis lampu langsung menyala. Begitu
ditelan, kapsul dengan cepat masuk ke lambung.

Melalui gelombang radio, gambar yang terekam dikirim


ke sebuah chip perekam yang tersimpan di pinggang pasien
melalui delapan sensor (dipasang alat perekam yang
ditempelkan diperut dengan menggunakan semacam sabuk
atau ikat pinggang). Selama sekitar delapan jam beroperasi,
gambar yang terekam berjumlah sekitar 57.000 citra. Kira-
kira dua frame per detik.
PROSEDUR PENGGUNAAN
KAPSUL ENDOSKOPI
1. Pasien akan dipersiapkan dengan pembersihan isi saluran
pencernaan untuk mendapat gambar yang baik.
2. Setelah kapsul ditelan kemudian dipasang alat perekam
yang ditempelkan diperut dengan menggunakan
semacam sabuk atau ikat pinggang.
3. Memerlukan waktu selama 8-10 jam. Selama
pemeriksaan pasien dapat tetap beraktivitas.
4. Kapsul Endoskopi bersifat disposable ( setelah dipakai
tidak dapat dipakai lagi), sehingga sterilitas dapat
diandalkan
5. Setelah ditelan kapsul tersebut akan keluar bersama
feces ( kotoran ).
Proses Keperawatan
1. Pengkajian
 Identitas Klien (nama, jenis kelamin,suku bangsa, tanggal
lahir,agama dan tanggal pengkajian)
 Keluhan utama/alasan masuk RS (Klien datang ke RS dengan
keluhan merasakan nyeri pada pada bagian perut, ulu hati dan
mual serta muntah)
 Riwayat kesehatan sekarang (Faktor pencetus:Pasien mengatakan
bahwa nyeri timbul beberapa saat / beberapa jam setelah makan
atau waktu lapar atau saat sedang tidur tengah malam, Sifat
keluhan (periodik/ tiba-tiba)
 Riwayat kesehatan keluarga
 Riwayat kesehatan dahulu
Penyakit menular atau keturunan dalam keluarga: Ibu klien
menderita tukak lambung.
Pengkajian Menurut pola fungsional Gordon
•Aktivitas/istirahat
Gejala :Keletihan, kelelahan, malaise.
Tanda: periode hiperaktivitas, latiihan keras terus menerus.
•Integritas Ego
Gejala : ketidak berdayaan, putus asa
Tanda :Depresi, ansietas
•Eliminasi
Gejala : diare Konstipasi, nyeri abdomen tak jelas dan disteres, kembung, penggunaan laksatif/diuretic
•Makanan/Cairan
Gejala : lapar terus menerus/menyangkal lapar, takut penigkatan berat badan.
Tanda :penurunan berat badan / anoreksia, penamplan urus, kulit kering, kuning atau pucat dengan turgor buruk.
•Higiene
Tanda : peningkatan pertumbuhan rambut pad tubuh (lanugo
•Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, pusing, vertigo, ketidakmampuan berkonsentrasi, kelemahan, keseimbangan buruk.
Tanda : Peka rangsang, gelisah, depresi, apatis, mental : tak mampu berespon, lambat dan dangkal, Oftalmik :
hemoragis retina, gangguan koordinasi, ataksia: penurunan rasa getar dan posisi
•Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri abdomen, seperti terbakar dari gejala bisa di tegakkan diagnosa jika nyeri terjadi sebelum makan dan
terasa terbakar di tenggorakan maka kemungkinan ulkus terdapat pada bagian esofagus sedangkan jika nyeri terjadi
2-3 jam setelah makan maka kemungkinan ulkus terdapat pada esofagus.
•Keamanan
Tanda : penurunan suhu tubuh akibat berulangnya proses infeksi.
•Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Kecendrungan keluarga untuk anemia, Riwayat penyakit maag, depresi.
Diagnosa
1) Nyeri akut berhubungan dengan kelemahan/kerusakan
mukosa lambung
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan konsentrasi dan kerja asam pepsin
3) Gangguan keseimbangan cairan kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan asupan cairan yang inadekuat, output yang
berlebih, adanya perdarahan.
4) Ansietas berhubungan dengan tidak mengenal sumber
informasi.
Intervensi
 Nyeri berhubungan dengan kelemahan/kerusakan mukosa lambung
 Tujuan :setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan:
 nyeri pada pasien dapat berkurang atau hilang
 Tanda-tanda vital normal dan pasien tidak terlihat lemas lagi.
 Intervensi :
-Berikan terapi obat-obatan sesuai program
- Anjurkan menghindari obat obatan yang dijual bebas
- Anjurkan pasien untuk menggunakan makan dan kudapan pada interval
yang teratur
- Anjurkan pasien untuk berhenti merokok
Daftar Pustaka
 Brunner and Suddarth. (2010). Text Book of Medical Surgical Nursing
12th Edition. China : LWW
 Guyton, A.C, dan Hall, JE. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi
ke 11. Jakarta : EGC
 Keshav, Satish. 2004. The Gastrointestinal System at a Glance. Oxford
: Blackwell Publishing ltd.
 Price, Sylvia A. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses
Penyakit Edisi 6. Jakarta : EGC
 Schmitz, P. G & Martin, K. J. 2008. Internal Medicine : Just The facts.
Singapore : The McGraw-Hill Companies
 Tarigan, P. 2009. Tukak Gaster(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam).
Jakarta :Pusat Penerbitan Penyakit dalam
 Tortora, G.J dan Derrickson, B.H 2009. Principles of anatomy and
Physiology. Asia : Wiley
STUDI KASUS
Data Pasien :
 Nama : Ny. BSH/ Rm. 9000396400
 Usia : 62 Tahun
 Tgl. RANAP : 20 November 2016
 Diagnosa Masuk : Anemia e.c Perdarahan Saluran Cerna
 Dokter yg Merawat : Dr. Riki. T, Sp.PD, KGEH
Tgl. 20 November 2016
Jam 16.00
PB via UGD ke 5206, dengan keluhan kepala kliyengan, mual dan
muntah sejak 3 hari yang lalu., RPD ada hipertensi dgn obat rutin
Amlodipine 5 mg.
Kondisi masuk kes.CM, GCS 15, Obs. TTV TD: 150/80 mmHg, N: 102 x/mnt,
RR: 18 x/mnt, SH: 37.2 ˚C , konjungtiva anemi, BB: 49,3 kg.
Hasil LAB :
 ↓Hb 9.5 g/dl, ↓HT 33,6 %, ↑Trombosit 791 Th/uL, ↑Leko 20,94 Th/uL,
↓Serum Iron 15 ug/dL (50-170), TIBC 442 (250-450), ↓Saturation 3% (15%-
50%)
 Alb. 4 g/dL, SGOT 18 U/L, SGPT 22 U/L, ↑Bun 21 mg/dL, Creatinin 1,1 mg/dL,
eGFR 53,58 ml/minute (>60), ↓Na 134 mmol/L, ↓Potasium 3,1 mmol/L,
↓Chloride 94 mmol/L., GDS 135 mg/dL.
Hasil EKG :
Iskemik anteroseptal- konsul dokter jantung, hasil Troponin 0,00 (<0.08)
Analisa Data
Data Etiologi Masalah
Data Subyektif :  Perdarahan  Resiko kekurangan
 Pasien mengatakan kepala sal.cerna volume cairan
kliyengan, mual dan muntah
sejak 3 hari yg lalu  Kelemahan otot,  Intoleransi Aktivitas
 (konsistensi, warna dan volume ketidakseimbangan
muntah tdk terkaji) antara suplai dan
 Nyeri abdomen tidak terkaji kebutuhan Oksigen.
 Intensitas mual ?
Data Obyektif :
 kes.CM, GCS 15, Obs. TTV TD:
150/80 mmHg, N: 102 x/mnt, RR: 18
x/mnt, SH: 37.2 ˚C , konjungtiva
anemi, BB: 49,3 kg.
 Hasil LAB :↓Hb 9.5 g/dl, ↓HT 33,6
%, ↑Trombosit 791 Th/uL, ↑Leko
20,94 Th/uL, ↓Serum Iron 15 ug/dL
(50-170), TIBC 442 (250-450),
↓Saturation 3% (15%-50%)
 Turgor kulit ?, aktivitas ?
Tgl. 20 November 2016
Pesanan Dokter :
 Konsul jantung (R/ ECHO)
 Tranfusi darah PRC 2 bag (tgl 20/11/16, instruksi 1 bag/hari untuk 2 hari)
 USG Abdomen
 Therapi : Venofer drip 2x 1 amp in Nacl 0.9% 100 ml, aspar K 3x1,post
transfusi lasix 1 amp (IV)
Tgl. 21 November 2016
 Hasil USG Abdomen Atas-Bawah :
Kesan : Hepar : Simpel Cyst di lobus kiri, ukuran ± 2 cmx 2 cm. Ginjal kiri :
simple cyst ukuran ± 3,9 cm x 3,4 cm. KE, lien, pankreas, kedua ginjal, buli,
uterus, adnexa dan aorta tidak tampak kelainan.
 Hasil ECHO :
Dimensi ruang jantung normal, Tidak ada hipertropi, Katup-katup baik,
Fungsi sistolik LV & RV baik, Fungsi diastolik baik, EF 65 % (Teichholz)
Tgl. 21 November 2016
Hasil LAB :
 Hb 10,8, HT 36,9, tr 627, leko 11,42
 Feses lengkap : Ocult blood (negatif)
Jam. 15.40 pindah ke 7619
Tgl. 22 November 2016
 Gastroscopy : Giant Ulcer at stomach antrum
Dilakukan biopsi di ulkus gaster:
Histologik sesuai dengan gastristis kronik aktif, atrofi, dengan
kemungkinan gastropati kimia. Helicobacter pylori tidak ditemukan
Tidak tampak tanda metaplasia/ displasia/ ganas pada sediaan ini.
 Colonoscopy:
Normal colon, Internal and external hemorrhoid, Small ulcer at ileocaecal
valve.
Tgl. 24 November 2016
Pasien pulang jam 14.00
SOAP (Terkait tindakan Endoskopi)
Tgl/ Petugas Kesehatan (perawat) Nama/P
Jam araf
22/11/16 Pasien datang ke unit Diagnostik untuk dilakukan gastroscopy dan ÆL
J... colonoscopy dgn anastesi oleh dr. Riki didampingi dr.Dedy sp.AN. Kes. Lian
CM, obs.TTV, TD : 110/ 80 mmHg N: 78 x/, menit RR: 19 x/ menit, SpO2: 100 (perawat DC)
% , dipasang O2 binasal 5 Lpm (persiapan ensoskopi), SIT disertakan.

J… S : Pasien masih merasa baal di mulut dan mengantuk ÆL


O : Kes. CM, Obs. TTV:TD: 110/ 80 mmHg, N: 78 x/ menit , RR: 19 x/ menit,
Lian
SPO2: 100 %, perfusi perifer teraba hangat, hasil gastroscopy : , (perawat DC)
Colonoscopy: , perdarahan saat tindakan : tidak ada, ,dilakukan biopsi
3 jaringan.

A : - Resiko perdarahan pasca tindakan


- Resiko Aspirasi pasca tindakan
- Resiko jatuh paska sedasi
P : - Perencanaan disesuaikan dengan ruang perawatan
- Monitor TTV
- Observasi perdarahan sal.cerna 1x 24 jam
- Kaji reflek menelan 1 – 2 jam paska tindakan
- Buka puasa s.d jam …, dan rasa baal di mulut hilang
- Bedrest 2-3 jam paska tindakan
- Follow up hasil biopsi ± 4 hari kerja
- Beri terapi anti perdarahan sesuai pesanan dokter

Anda mungkin juga menyukai