Anda di halaman 1dari 21

Defisit perawatan diri

Deni lutfi
Dewi kurnia
Mega putri
Megalis sugiarti
Rizky aditia
Deifinisi defisit perawatan diri

• Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam


memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya,
kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien
dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan
perawatan diri (Depkes 2000).
• Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah,
2004).
Etiologi
Menurut Depkes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah :
1. Faktor predisposisi
a. Perkembangan
b. Biologis
c. Kemampuan
d. Sosial
2. Faktor presivitasi
a. Body image
b. Praktik social
c. Status social ekonomi
d. Pengetahuan
e. Budaya
f. Kebiasaan seseorang
g. Kondisi fisik atau psikis
Tanda, gejala dan jenis defisit perawatan diri
Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria (2009) adalah
sebagai berikut :
a. Mandi/hygiene: klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan
badan
b. Berpakaian/berhias: klien mempunyai kelemahan dalam meletakan atau
mengambil potongan pakaian
c. Makan: klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan
d. Eliminasi: klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam
mendapatkan jamban atau kamar kecil
Jenis-jenis defisit perawatan diri
Menurut Nanda (2012),jenis perawatan diri terdiri dari :
1. Defisit perawatan diri: mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/beraktivitas
perawatan diri untuk diri sendiri.
2. Defisit perawatan diri: berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian dan
berhias untuk diri sendiri
3. Defisit perawatan diri: makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan secara
mandiri
4. Defisit perawatan diri: eliminasi/toileting
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi sendiri.
Rentang respon

 Adaftif
Pola perawatan diri seimbang: saat klien mendapatkan stressor dan
mampu untuk berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan
klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri
 Kadang perawatan diri kadang tidak: saat klien mendapatkan stressor
kadang-kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya
 Maladaptif
Tidak melakukan perawatan diri: klien mengatakan dia tidak peduli dan
tidak bisa melakukan perawatan stresor
Proses terjadinya masalah
• Defisit perawatan diri terjadi diawali dengan proses terjadinya
gangguan jiwa yang dialami klien sehingga menyebabkan munculnya
gangguan defisit perawatan diri pada klien. Pada klien skizofrenia
dapat mengalami deficit perawatan diri yang signifikan. Tidak
memperhatikan kebutuhan hygiene dan berhias biasa terjadi
terutama selama episode psikotik. Klien dapat menjadi sangat
preokupasi dengan ide-ide waham atau halusinasi sehingga ia gagal
melaksanakan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari (stuart&laraia,
2005)
Mekanisme koping dan penatalaksanaan
a) Mekanisme koping adaptif, kategorinya adalah: klien bisa memenuhi kebutuhan
perawatan diri secara mandiri
b) Mekanisme koping maladaptif, kategorinya adalah: tidak mau merawat diri
Penatalaksanaan
1) Farmakologi
• Obat anti psikosis: penotizin
• Obat anti depresi: amitripilin
• Obat anti ansietas: diazepam, bromozepam, clobozam
• Obat anti insomnia: phnebarbital
2) Terapi
• Terapi keluarga
• Terapi aktivitas kelompok
• Terapi musik
Akibat dan masalah keperawatan yang
mungkin muncul
a) Dampak fisik: gangguan integritas kulit, gangguan membrane
mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik
pada kuku
b) Dampak psikososisal: gangguan kebutuhan aman nyaman,
kebutuhan cinta mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri
dan gangguan interaksi sosial
Asuhan keperawatan pasien deficit perawatan
diri
1. Pengkajian
• Identitas pasien
• Alasan masuk
• Faktor predisposisi
• Pemeriksaan fisik
• Psikososisal
• Status mental
• Kebutuhan persiapan pulang
• Mekanisme koping
• Masalah psikososial dan lingkungan
• Pengetahuan tentang masalah kejiwaan
Lanjutan…
2. Diagnosa keperawatan
• Defisit perawatan diri
• Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
3. Intervensi
a. SP 1 pasien
1) Identifikasi masalah perawatan diri: kebersihan diri, berdandan, makan/minum,
BAK/BAB
2) Jelaskan pengertian kebersihan diri
3) Jelaskan cara dan alat kebersihan diri
4) Melatih cara menjaga kebersihan diri: mandi dan ganti pakaian, sikat gigi, cuci rabut,
potong kuku
5) Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan mandi, sikat gigi (2x/hari), cuci rambut
(2x/minggu), potong kuku (1x/minggu)
b. SP 2 pasien
1) Evaluasi kegiatan kebersihan diri, beri pujian
2) Jelaskan cara dan alat untuk berdandan
3) Latih berdandan setelah perawatan diri: sisiran, rias muka untuk
perempuan. Sisiran, cukur rambut untuk pria
4) Masukan pada jadwal kegiatan untuk kebersihan diri dan
berdandan
c. SP 3 pasien
1) Evaluasi kegiatan kebesihan diri dan berdandan. Berikan pujian
2) Jelaskan cara alat makan dan minum
3) Latihan cara makan dan minum yang baik
4) Masukan pada jadwal kegiatan untuk kebersihan diri, berdandan,
makan dan minum yang baik
d. SP 4 pasien
1) Evaluasi kegiatan kebersihan diri, berdandan, makan dan minum.
Beri pujian
2) Jelaskan cara BAB dan BAK yang baik
3) Latih cara BAB dan BAK yang baik
4) Masukan pada jadwal kegiatan untuk kebersihan diri, berdandan,
makan, minum, BAB dan BAK yang baik
e. SP 1 keluarga
1) Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
2) Jelaskan pengertian tanda, gejala dan proses terjadinya deficit
perawatan diri
3) Jelaskan cara merawat deficit perawatan diri
4) Latih dua cara merawat: kebersihan diri dan berdandan
5) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian
f. SP 2 keluarga
1) Efaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien dala
kebersihan diri. Beri pujian
2) Latih dua (yang lain) cara merawat: makan dan minum, BAB dan
BAK
3) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan beri pujian
g. SP 3 keluarga
1) Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien
kebersihan diri dan berdandan. Beri pujian
2) Bimbing keluarga merawat kebersihan diri dan berdandan dan
makan&minum pasien
3) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan berikan pujian
h. SP 4 keluarga
1) Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien
kebersihan diri, berdandan, makan&minum. Beri pujian
2) Bimbing keluarga merawat BAB dan BAK pasien
3) Jelaskan follow up ke RSJ/KM, tanda kambuh, rujukan
4) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian
4. Implementasi
5. Evaluasi
Kasus
Tn. C berusia 28 tahun, dia mempunyai calon istri yang sangat dicintainya.
Selama 5tahun menjalin hubungannya tidak ada masalah sama sekali dan
mereka akhirnya akan menikah. Namun saat dihari pernikahannya wanitanya
pun tidak menghadiri moment spesialnya. Tn. C merasa malu tamu
undangannya sudah hadir dan semuanya sudah siap untuk melaksanakan
pernikahannya. Kemudian Tn. C merasa frustasi, kecewa dan sangat sedih.
Tn. C selama 2bulan hanya mengurung dirinya dikamar. Tn. C tidak peduli dan
tidak bisa merawat dirinya, yang ia pikirkan hanya kekasihnya dan ingin
mencari kekasihnya. Setelah diperiksa tanda-tanda vitalnya yaitu TD=120/80
mmHg, N=70x/menit, S=37,2⁰C dan RR=18x/menit. BB=80kg, TB=170cm. Tn
C merasa depresi dengan masalah yang dihadapinya sekarang, rambutnya
sangat acak-acakan, badannya sangat bau, kulitnya tampak kotor dan tidak
mau ganti pakaiannya. Keluarganya pun mengatakan juga kalau Tn C malas
mandi, setiap disuruh hanya diam saja.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai