Anda di halaman 1dari 13

GANGGUAN

SKIZOAFEKTIF
Koas :
Maghfira Aufa Asli
Rifa Fasyia Deadita Lubis

Pembimbing : Mayor CKM dr. Lollytha C.S, Sp. KJ


Definisi
• Gangguan skizoafektif adalah penyakit dengan gejala psikotik yang persisten,
seperti halusinasi atau delusi, terjadi bersama-sama dengan masalah suasana
hati (mood disorder) seperti depresi, manik, atau episode campuran.
Epidemiologi
• Prevalensi seumur hidup skizoafektif adalah kurang dari 1%.
• Skizoafektif sering digunakan ketika dokter tidak yakin dengan diagnosisnya.
• Angka kejadian pada laki-laki dan perempuan kurang lebih sama pada subtipe
bipolar, sedangkan perempuan lebih banyak mengalami subtipe depresif
dibanding laki-laki.
• Tipe depresif dari skizoafektif lebih banyak dialami oleh dewasa tua,
sedangkan tipe bipolar lebih banyak dialami oleh dewasa muda.
Etiologi
• Penyebab gangguan schizoafektif tidak diketahui. Gangguan dapat berupa
jenis skizofrenia, jenis gangguan suasana hati (mood), atau ekspresi yang
simultan.
• Beberapa penelitian menyebutkan hubungan keluarga dan genetik pada
skizoafektif berdasarkan skizofrenia dan gangguan mood tidak memiliki
keterkaitan, namun beberapa data juga mengatakan bahwa hal ini memiliki
keterkaitan dengan genetik.
Diagnosis
• Edisi kelima kriteria Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5)
• Dokter harus mendagnosis gangguan afektif secara akurat, memenuhi kriteria
episode manik atau depresif dan menentukan panjang setiap episode.
• Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala definitif adanya
skizofrenia dan gangguan afektif bersama-sama menonjol pada saat yang
bersamaan, atau dalam beberapa hari sesudah yang lain, dalam episode yang sama.
Sebagian diantara pasien gangguan skizoafektif mengalami episode skizoafektif
berulang, baik yang tipe manik, depresif atau campuran keduanya.
• Panjang setiap episode sangat penting karena :
1. Untuk memenuhi Kriteria B (gejala psikotik dengan tidak adanya episode
mood utama [depresi atau manik]), penting untuk mengetahui kapan
episode afektif berakhir dan psikosis berlanjut.
2. Untuk memenuhi Kriteria C, panjang semua episode suasana hati harus
digabungkan dan dibandingkan dengan total panjang penyakit.
• Jika komponen suasana hati hadir untuk sebagian besar (> 50 persen) dari
total penyakit, maka kriteria tersebut terpenuhi.
Diagnosis Banding
• dalam diagnosis banding penyakit psikotik, pemeriksaan medis lengkap harus
dilakukan untuk menyingkirkan gangguan yang disebabkan oleh organik.
• Riwayat penggunaan narkoba dapat menyebabkan gangguan.
• Riwayat medis sebelumnya, obat-obatan, dapat menyebabkan psikotik dan
gangguan mood.
• Pemeriksaan CT Scan menyingkirkan abnormalitas neurologis dan EEG
untuk menentukan kemungkinan gangguan kejang (contohnya epilepsi lobus
temporal)
Tatalaksana Medikamentosa
• Carbamazepine lebih unggul dibanding untuk gangguan schizoafektif, tipe
depresi.
• Dalam episode manik, pasien yang menderita skizoafektif harus dirawat
secara agresif dengan dosis penstabil mood saat konsentrasi terapi menengah
hingga tinggi. Saat pasien memasuki fase maintenance dosis dapat diturunkan
ke kisaran rendah ke menengah.
Tatalaksana Non-Medikamentosa
• Dalam tatalaksana psikososial, pasien mendapat manfaat dari kombinasi
terapi keluarga, pelatihan keterampilan sosial, dan rehabilitasi kognitif.
Prognosis
• Pasien dengan disfungsi skizoafektif memiliki hasil yang berbeda, tergantung
pada apakah gejala predominan mereka afektif (prognosis yang lebih baik)
atau skizofrenia (prognosis yang lebih buruk).
• Pasien skizoafektif memiliki prognosis lebih baik dibandingkan dengan
pasien skizofrenia, dan memiliki prognosis lebih buruk dibandingkan dengan
pasien gangguan mood.
Daftar Pustaka
• Ken Duckworth, M.D., and Jacob L. Freedman, M.D. Schizoaffective
disorder. 2012.
• Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry:
Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry.11th ed. Philadelphia: Lippincott
WoltersKluwer; 2015.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai