PLACE
Simpang 5 Pati
KELOMPOK 8
Fredo Yoga Pratama
Yaumul Masir
Isna Nur Aisyiyah
Hudan Izza Alghifary
Ruang (Space) Penggunaan istilah ruang (space) dan tempat (place)
biasanya digunakan secara berdampingan. Dua istilah
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/129336-T%2026624-
Klaim%20terhadap%20ruang-Literatur.pdf , diakses pada 2 April 2019
SPACE
BECOME
PLACE Place bukan sekadar space/ ruang, ruang akan menjadi place
jika ditandai dengan adanya makna didalamnya. Yang dimaksud
makna adalah nilai atau value yang berakar dari budaya
setempat. Jadi, untuk menggali suatu makna, diperlukan
pemahaman dari berbagai segi, bisa itu historis kota, jenis
aktifitas, letak terhadap kota, dan lain-lain. Beberapa pakar
perkotaan menandai place sebagai identitas suatu kota. Teori ini
dapat dipakai untuk memahami identitas kota, karena teori ini
menandai ruang kota karena adanya makna yang menyertainya ,
dimana makna tersebut unik dan berbeda satu sama lain karena
berakar dari budaya setempat.
Dengan salah satu tujuannya yaitu Simpang Lima Pati bisa menjadi Icon
Malioboronya Pati.
Aktivitas PKL di kawasan Simpang Lima Pati menempati sebagian badan jalan
atau trotoar sebagai tempat kepemilikan khusus bagi para PKL dengan melak
ukan pengaplingan yang tidak bisa diintervensi oleh PKL lainnya meskipun te
mpat berjualannya merupakan ruang publik.
Beberapa kebijakan telah dilakukan oleh pemerintah dalam penataan PK
L Simpang Lima Pati, namun masih terdapat beberapa kelemahan antara
lain belum adanya perda tentang pengaturan PKL dan belum adanya
pendekatan yang cukup inovatif dan intens untuk mengatur PKL
sehingga aktivitas PKL Simpang Lima Pati masih belum tertata dengan
baik. Untuk mewujudkan keadaan yang ideal dalam pemanfaatan ruang
terbuka Kawasan Simpang Lima Pati sebagai tempat aktivitas public
diperlukan penataan aktivitas PKL selain dilakukan stabilisasi/pengaturan
PKL di Kawasan Simpang Lima Pati karena keterbatasan ruang aktivitas
PKL, juga dilakukan relokasi sebagian PKL yang ditampung di Kawasan
Simpang Lima Pati ke Jalan Penjawi.
NEWS
Ketentuan Relokasi
Pengamat tata kota, Nirwono Joga, menegaskan Pedagang Kaki Lima (PKL) Simpanglima Pati
relokasi pedagang kaki lima atau PKL harus sesuai menempati zona merah. Para PKL
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun menghendaki zonasi PKL direvisi dan
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, membolehkan PKL tetap bisa berjualan di
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2004 tentang Jalan, kawasan Alun-alun Simpanglima Pati. Bahkan
serta Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 tentang setelah direnovasi.
Ketertiban Umum. Intinya menyebutkan PKL tidak
boleh berjualan di trotoar, apalagi jalan, apa pun Tertuang dalam Perda Kabupaten Pati nomor
alasannya meskipun memiliki hak diskresi. 13 tahun 2014. Dalam aturan tersebut,
diatur mengenai zona PKL. Zona merah
Sesuai pasal 14 Perda No 13/2013, penetapan
merupakan zona larangan berjualan.
lokasi kegiatan usaha PKL memperhatikan banyak
Adapun zona kuning dan hijau boleh
hal. Aspek pertimbangan itu menyangkut kepentingan
ditempati untuk berjualan.
umum, sosial, budaya, estetika, ekonomi, keamanan,
ketertiban, kesehatan, kebersihan lingkungan dan
sesuai dengan Perda tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah.