Anda di halaman 1dari 30

HEPATITIS

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II


A. Pengertian
Hepatitis

Merupakan peradangan pada hati atau infeksi


pada hati (Elizabeth J. Corwin, 2001). Hepatitis ada
yang akut dan ada juga yang kronik.
Hepatitis akut adalah penyakit infeksi akut dengan
gejala utama yang berhubungan erat dengan
adanya nekrosis pada jaringan hati (Kapita Selekta
Kedokteran Edisi 3 Jilid I).
B. Anatomi Fisiologi
Hati merupakan kelenjar terbesar dlm tubuh, rata2 sekitar 1500
gr/ 2,5 % berat badan org dewasa normal. Hati merupakan organ
plastis lunak yg tercetak oleh struktur sekitarnya.
Permukaan superior adalah cembung & terletak di bwh kubah
kanan diafragma & sebagian kubah kiri. Bagian bawah hati
adalah cekung & merupakan atap ginjal kanan, lambung,
pankreas, &usus.
Hati memiliki dua lobus utama, kanan & kiri. Lobus kanan
dibagi menjadi segmen anterior & posterior oleh fissura segment
alis kanan yg tidak terlihat di luar. Lobus kiri dibagi menjadi
segmen medial dan lateral oleh ligamentum falsiforme yg dpt
dilihat dari luar.
Permukaan hati diliputi oleh peritoneum viseralis, kecuali
daerah kecil pd permukaan posterior yang melekat langsung
pada diafragma
C. Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat diseb
abkan oleh infeksi virus dan reaksi toksik terhadap obat-ob
atan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional darah dari hep
ar disebut lobule karena memiliki suplai darah sendiri. Seiri
ng dengan berkembangnya inflamasi pada hepar. Pola norm
al pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah n
ormal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan ker
usakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar y
ang rusak dibuang dari tubuh oleh respon imune digantikan
oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya sebagia
n besar oleh pasien yang mengalami hepatitis sembuh deng
an fungsi hepar normal.
D. Etiologi

Obat-obatan alkohol
virus

Bakteri (salmone Racun (hepat


lla typhi). otoxic).
E. Klasifikasi Hepatitis A
•Pada anak-anak seringkali tidak menimbul
kan gejala, sedangkan pada orang dewasa
menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, d
emam, diare, mual, nyeri perut, mata kunin
g dan hilangnya nafsu makan.
•Penyakit ini ditularkan terutama melalui ko
ntaminasi oral fekal akibat higyne
•Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 min
ggu.
•Vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan
selama 4 minggu setelah suntikan pertama,
•Pecandu narkotika dan hubungan seks an
al, termasuk homoseks merupakan risiko tin
ggi tertular hepatitis A.
Hepatitis B
•Virus hepatitis B adalah suatu virus DNA untai ga
nda yang disebut partikel dane.
•Hepatitis B memiliki masa tunas yang lama, anta
ra 1 – 7 bulan. Sekitar 5-10% orang dewasa yang
terjangkit hepatitis B akan mengalami hepatitis kr
onis dan terus mengalami peradangan hati selam
a lebih dari 6 bulan.
•Penularan dapat melalui jarum suntik atau pisau
yang terkontaminasi, dan transfusi darah.
•Vaksin Hepatitis B yang aman dan efektif sudah
tersedia.
•Yang merupakan risiko tertular hepatitis B adalah
pecandu narkotika, orang yang mempunyai banya
k pasangan seksual.
Hepatitis C
•Penularan virus RNA tersebut sama den
gan hepatitis B dan terutama ditularkan m
elalui transfusi darah.
•Virus ini dapat dijumpai dalam semen da
n sekresi vagina tetapi jarang sekali pasa
ngan seksual cukup lama dari pembawa
hepatitis C terinfeksi dengan virus ini.
•Masa tunas hepatitis C berkisar dari 15
sampai 150 hari, dengan rata-rata 50 hari
•Karena gejalanya cenderung lebih ringa
n dari hepatitis B, invidu mugkin tidak me
nyadari mereka mengidap infeksi serius s
ehingga tidak datang ke pelayanan keseh
atan.
•Vaksin hepatitis C belum tersedia.
Hepatitis D
•Penularan melalui hubungan seksual,
jarum suntik dan transfusi darah.
•Gejala penyakit hepatitis D bervariasi,
dapat muncul sebagai gejala yang ring
an (ko-infeksi) atau amat progresif.
•Agen hepatitis D ini meningkatkan res
iko timbulnya hepatitis Fulminan, kega
galan hati dan kematian. Pencegahan
dapat dilakukan dengan menghindari
virus hepatitis B.
Hepatitis E
•Virus ini adalah suatu virus RNA yang
terutama ditularkan melalui ingesti air
yang tercemar.
•Gejala mirip hepatitis A
•Penyakit yang akan sembuh sendiri (
self-limited ), keculai bila terjadi pada k
ehamilan, khususnya trimester ketiga,
dapat mematikan.
•Penularan melalui air yang terkontami
nasi feces.
F. Manifestasi Klinis
Terdapat 3 stadium :

01 02 03
Stadium ikterik Stadium pasca
Stadium pre ikterik ikterik
Berlangsung selama 4 berlangsung selama 3 – 6 (rekonvalensensi)
– 7 hari. Pasien minggu. Ikterus mula-mula
Ikterus mereda, warna
mengeluh sakit kepal, terlihat pada sclera,
urine dan tinja menjadi
lemah, anoreksia, kemudian pd kulit seluruh
normal lagi. Penyembu
mual, muntah, demam tubuh. tinja mungkin berwa
han pada anak-anak
, nyeri otot, dan nyeri rna kelabu atau kuning
lebih cepat daripada
perut kanan atas, muda, hati membesar dan
orang dewasa, yaitu pd
urine lebih coklat. nyeri tekan.
akhir bulan kedua.Krn
penyebab yang biasa b
erbeda.
G. Penularan
Resiko penularan untuk HVA
55%
yaitu : sanitasi buruk, institusi yg
25%
ramai seperti rmh perawatan, rmh
10%
sakit jiwa, jasa boga, terinfeksi.
Sedangkan resiko penularan HVB
aktivitas homoseksual, memiliki 35%
banyak pasangan seksual,memakai
obat-obatan melalui suntikan
intravena, hemodialisis kronik,
pekerja sosial di bidang kesehatan,
transfusi darah (sekarang sdh jarang
karena ada pemeriksaan rutin).
H. Pencegahan
Tersedia globulin imun HBV terting
gi (HBIG) dan vaksin untuk penceg
ahan dan pengobatan HBV, utama
nya bagi petugas yang terlibat dala
Hindari kontak langsung deng
m kontak resiko tinggi
an barang yang terkontamina
si virus hepatitis akut.

Pelihara personal hygiene dan ling


Alat-alat yang terkontaminasi kungan.
disterilkan

Alat-alat disposible untuk suntik.


I. Penatalaksanaan
1. Tirah baring selama fase akut dengan diet yang cukup berg
izi merupakan anjuran yang lazim.
2. Diet TKTP, pemberian makanan intravena mungkin perlu se
lama fase akut bila pasien terus-menerus muntah.
3. Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi hingga gejala-gejala
mereda dan tes fungsi hati kembali normal.
4. Terapi sesuai instruksi dokter.
5. Jaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
6. Alat-alat makan disterilkan.
7. Alat-alat tenun sebelum dicuci direndam dahulu dengan ant
iseptik
J. Komplikasi
Komplikasi hepatitis virus yang paling sering dijumpa
i adalah perjalanan penyakit yang memanjang hingga
4 sampai 8 bulan.Keadaan ini dikenal sebagai hepatiti
s kronis persisten. Sekitar 5 % dari pasien hepatitis
virus akan mengalami kekambuhan setelah serangan
awal yg dpt dihubungkan dengan alkohol/ aktivitas
fisik yg berlebihan setelah hepatitis virus akut sejumla
h kecil pasien akan mengalami hepatitis agresif/kronik
aktif dimana terjadi kerusakan hati seperti digerogoti
(picce meal). Akhirnya satu komplikasi lanjut dari hep
atitis yang cukup bermakna adalah perkembangan kar
sinoma hepatoseluler.
Pengaturan Diet pd Penderita Hepatitis

TUJUAN DIET
1. Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut dan/ meningkatkan
fungsi jaringan hati yang tersisa
2. Mencegah katabolisme protein
3. Mencegah penurunan berat badan atau meningkatkan berat badan bilakurang
4. Mencegah atau mengurangi asites, varises esofagus dan hipertensiportal,dll

• SYARAT DAN PRINSIP DIET


1. Kalori tinggi, kandungan karbohidrat tinggi, untuk mencegah pemecahan protein, yang
diberikan bertahap sesuai dengan kemampuan pasien (40-45 kkal/KgBB)
2. Lemak sedang (cukup), yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam bentuk yang
mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi.
3. Protein agak tinggi, yaitu 1,25-1,5g/Kg BB agar terjadi anabolisme protein.
4. Diet diberikan secara berangsur, disesuaikan dengan nafsu makan dan toleransi pendeita.
5. Cukup vitamin dan mineral, dll.
Beberapa pantangan yang harus dihindari :
•Semua makanan yang mengandung lemak tinggi seperti daging kambing , jerohan, es krim, susu full
cream, keju, mentega/margarine, minyak serta makanan bersantan seperti gulai, kare, ataugudeg.
•Kue atau camilan berlemak, seperti kue tart, gorengan, fastfood.
•Bahan makanan yang menimbulkan gas, seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak, mentimun,
durian,nangka.
•Minuman yang mengandung alkohol dan soda, dll.

Bahan makanan yang baik dikonsumsi penderita hepatitis :


•Sumber hidrat arang seperti nasi, havermout, roti putih,umbi-umbian.
•Sumber protein antara lain telur, ikan, daging, ayam, tempe, tahu, kacang hijau, sayuran dan buah-
buahan yang tidak menimbulkangas.
•Makanan yang mengandung hidrat arang tinggi dan mudah dicerna seperti gula- gula, sari buah, selai,
sirup, manisan, dan madu.

Bagi penderita hepatitis, terapi diet sangat penting untuk dilakukan. Kandungan gizi pada terapi diet
penderita hepatitis berbeda-beda tergantung pada kondisi penderita. Total kalori yang diberikan juga
berbeda, tergantung besar badan dan aktifitas penderita.
K. Pemeriksaan Diagnostik
1. Enzim-enzim serum AST (SGOT), ALT (SGPT), LDH : meningkat
pada kerusakan sel hati dan pada keadaan lain terutama infark mi
okardium.
2. Bilirubin direk : meningkat pada gangguan eksresi bilirubin terkon
yugasi.
3. Bilirubin indirek : meningkat pada gangguan hemolitik dan sindro
m gilbert.
4. Bilirubin serum total : meningkat pada penyakit hepatoseluler Prot
ein serum total : kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.
5. Masa protrombin : meningkat pada penurunan sintetis protrombin
akibat kerusakan sel hati.
6. Kolesterol serum : menurun pada kerusakan sel hati, meningkat p
ada obstruksi duktus biliaris.
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Biodata
b. Keluhan Utama
c. Riwayat Kesehatan
- kesehatan sekarang
- kesehatan masa lalu
- kesehatan keluarga
d. Pengkajian Fisik
2. Diagnosa keperawatan yang lazim muncul

a. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan (D.0056)


b. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrie
nt. (D.0019)
c. Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan organisme pato
gen lingkungan dan ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer (kerusaka
n integritas kulit) (D.0142)
d. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan st
atus nutrisi dan kekurangan/kelebihan volume cairan (D.0139)
e. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (infeksi) (D.0130)
f. Konstipasi berhubungan dengan ketidakcukupan diet (D.0049)
g. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencendera fisiologis hepatomegaly
(D.0077)
3. Intervensi Keperawatan
a. DX.1. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan.
Intervensi :
1) Manajemen energy (I.05178)
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
- Anjurkan lakukan aktivitas secara bertahap
Kriteria hasil :
1) Toleransi aktivitas (L.05047)
- Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari meningkat
- keluhan lelah menurun
- perasaan lemah menurun
- warna kulit membaik
b. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
intervensi :
1) Manajemen nutrisi (I.03119)
- identifikasi status nutrisi
- identifikasi kebutuhan kalori dan nutrient
- berikan makanan tinggi serat untuk mencegah kostipasi
kriteria hasil :
1) status nutrisi (L.03030)
- porsi makanan yang dihabiskan cukup meningkat
- nyeri abdomen cukup menurun
- berat badan cukup membaik
c. Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan organisme patogen ling
kungan dan ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer (kerusakan integritas kulit)
Intervensi :
1) Pencegahan infeksi (I.14539)
- Monitor Tanda dan gejala infeksi lolal dan sistemik
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasie
n
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kriteria Hasil
1) Tingkat Infeksi (L.14137)
- Interpretasi gejala fisik cukup meningkat
d. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status
nutrisi dan kekurangan/kelebihan volume cairan.
Intervensi:
1) Perawatan Integritas Kulit (I.11353)
- Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
- Anjurkan minum air yang cukup
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi.
Kriteria Hasil:
1) Integritas kulit dan jaringan (L.14125)
- Kerusakan jaringan cukup menurun
e. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (infeksi)
Intervensi:
1) Manajemen Hipertermia(I.15506)
- Identifikasi penyebab hipertermia
- Monitor suhu tubuh
- Monitor komplikasi akibat hipertermia
Kriteria Hasil:
1) Termoregulasi (L.14134)
- Suhu tubuh cukup membaik
f. Konstipasi berhubungan dengan ketidakcukupan diet
Intervensi:
1) Manajemen Konstipasi (I. 04155)
- Periksa tanda dan gejala konstipasi
- Periksa pergerakan usus ,karakteristik feses.
- Anjurkan diet tinggi serat
- Latih buang air besar secara teratur
Kriteria Hasil:
1) Eliminasi Fekal ( L.04033)
- Keluhan defekasi lama dan sulit cukup menurun
- Mengejan saat defekasi menurun
- Konsistensi cukup membaik
- Frekuensi defekasi cukup membaik
g. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencendera fisiologis hepatomegaly
Intervensi:
1) Manajemen Nyeri (I.08238)
- Identifikasi local,karateristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
- Identifikasi skala nyeri.
- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
Kriteria Hasil:
1) tingkat nyeri (L.08066)
- Keluhan nyeri cukup menurun
- Meringis menurun
- Sikap protetif menurun
- Kesulitan tidur juga menurun.
Thank you
 KAEMBE II 

Anda mungkin juga menyukai