Produk Steril Kel 6
Produk Steril Kel 6
Disusun Oleh :
Ega Oktariani
Elly Nurhalimah
Febriyanti Dewi
Kirey Kemala M
Apakah yang dimaksud
produk steril dan sediaan
steril ?
Sediaan Steril
Sediaan Mata Salep Mata
Tetes Mata
Sediaan Injeksi
Parenteral Infus
Zat Aktif
Dasar Salep
Bahan Tambahan
Karakteristik Salep Mata
-Kejernihan -Tonisitas
-Stabilitas -Viskositas
Fisika
1. Organoleptis
2. Homogenitas
3. Daya sebar
4. Daya lekat
Kimia
1. Ph
Biologi
1. Uji mikroba
TETES MATA
Menurut FI IV halaman 12, Larutan obat mata adalah larutan steril, bebas
partikel asing, merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian
rupa hingga sesuai digunakan pada mata. Pembuatan larutan obat mata
membutuhkan perhatian khusus dalam hal toksisitas bahan obat, nilai
isotonisitas, kebutuhan akan dapar, kebutuhan akan pengawet (dan jika
perlu pemilihan pengawet) sterilisasi dan kemasan yang tepat. Perhatian
yang sama juga dilakukan untuk sediaan hidung dan telinga.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
Keuntungan Kerugian
1. Larutan mata memiliki kelebihan > Kornea dan rongga mata sangat
dalam hal homogen, kurang tervaskularisasi, selain itu
bioavailabilitas dan kemudahan kapiler pada retina dan iris relatif non
penanganan. permeabel sehingga umunya
sediaan untuk mata adalah topikal
2. Larutan mata memiliki kelebihan
dimana adanya partikel zat aktif
dapat memperpanjang waktu
tinggal pada mata sehingga
meningkatkan waktu
terdisolusinya oleh air mata.
Syarat-syarat Tetes Mata
• 1. Infus
Bentuk
Obat • 2. Dalam Injeksi (Larutan,
Suspensi, Emulsi)
Gambar Sediaan Parenteral
Macam Volume Sediaan Parental
Infus cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian sejumlah cairan ke
dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk
menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh.
Sediaan parenteral volume besar umumnya diberikan lewat infus intravena untuk
menambah cairan tubuh, elektrolit, atau untuk memberi nutrisi. Infus intravena adalah
sediaan parenteral dengan volume besar yang ditujukan untuk intravena.
Pada umumnya cairan infus intravena digunakan untuk pengganti cairan tubuh dan
memberikan nutrisi tambahan, untuk mempertahankan fungsi normal tubuh pasien rawat
inap yang membutuhkan asupan kalori yang cukup selama masa penyembuhan atau
setelah operasi. Selain itu ada pula kegunaan lainnya yakni sebagai pembawa obat-obat
lain.
Cairan infus intravena dikemas dalam bentuk dosis tunggal, dalam wadah plastik atau
gelas, steril, bebas pirogen serta bebas partikel-partikel lain. Oleh karena volumenya yang
besar, pengawet tidak pernah digunakan dalam infus intravena untuk menghindari
toksisitas yang mungkin disebabkan oleh pengawet itu sendiri. Cairan infus intravena
biasanya mengandung zat-zat seperti asam amino, dekstrosa, elektrolit dan vitamin.
Tujuan Pemberian Infus Intravena
1. Cairan Kristaloid
Cairan dengan berat molekul rendah ( < 8000 Dalton ) dengan atau tanpa
glukosa, mempunyai tekanan onkotik rendah, sehingga cepat terdistribusi ke
seluruh ruang ekstraseluler, dan mengandung elektrolit: Ringer lactate, Ringer’s
solution, NaCl 0,9%, Tidak mengandung elektrolit: Dekstrosa 5%. Cairan ini rata-rata
memiliki tingkat osmolaritas yang lebih rendah dengan osmolaritas plasma.
Contoh cairan tersebut adalah :
Normal Saline
Ringer Laktat (RL)
Dekstrosa
Ringer Asetat (RA)
2. Cairan Koloid
Cairan dengan berat molekul tinggi ( > 8000 Dalton ), merupakan larutan
yang terdiri dari molekul-molekul besar yang sulit menembus membran
kapiler, digunakan untuk mengganti cairan intravaskuler. Umumnya
pemberian lebih kecil, onsetnya lambat, durasinya lebih panjang, efek
samping lebih banyak, dan lebih mahal.
Cairan ini dipergunakan untuk indikasi khusus atau koreksi. Adapun macam-
macamnya adalah sebagai berikut :
1. MANNITOL
2. ASERING
3. Otsu-NS
Metode Pemberian Obat Secara
Intravena
Manual Pompa
Metode ini dilakukan dengan Laju aliran cairan dalam infus dapat
melibatkan gaya gravitas agar diatur dengan pompa listrik. Perawat
jumlah obat tetap sama selama akan memprogram pompa agar
periode waktu tertentu perawat cairan infus dapat menetes dengan
dapat mengatur kecepatan tetesan kecepatan dan jumlah yang sesuai
cairan infus dengan cara kebutuhan pasien. Pompa hanya
mengurangi atau menambah dapat digunakan ketika takaran
tekanann penjepit pada tabung dosis obat sudah tepat dan
intravena yang dipasang selang. terkontrol.
Karakteristik dari LVPs (Large Volume
Parenterals)
Dikemas
dalam
botol
volume
besar
Berisi lebih
Isotonis dari 100 ml
– 2 liter
Karakteristik LVPs
Tidak
mengandu
Streril
ng
pengawet
Bebas Bebas
partikulat Pirogen
Gambar Wadah LVPs Bentuk Plastik
dan Botol
Injeksi
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, atau suspensi atau
serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum
digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit
atau melalui kulit atau selaput lendir. Injeksi volume kecil adalah injeksi
yang dikemas dalam wadah bertanda 100 mL atau kurang.
Sediaan obat injeksi dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu larutan, suspensi
dan emulsi. Bentuk sediaan obat injeksi berupa larutan yang relatif encer
akan lebih cepat diabsorpsi (diserap) dalam tubuh dan menghasilkan efek
terapi yang lebih cepat dibandingkan bentuk suspensi dan emulsi.
Rute Pemberian
• Intramuskular
3 Rute
• Intravena
Utama
• Sub kutan.
• Intraperitonial
Rute • Intratekal
Berbaring • Intradermal
• Intraspinal,dll
Rute Pemberian Injeksi
Dosis obat dalam sediaan harus sesuai dg etiket & tidak terjadi Perjalanan
kualitas selama penyimpanan
Penggunaanwadah yang cocok & tidak terjadi interaksiantara obat
dengan bahan dinding wadah.
Tersatukan tanpa terjadi reaksi.
Bebas kuman & pirogen.
Isotonis, isohidris dan bebas partikel melayang
Alasan Obat Dibuat Sediaan
Parenteral
Kadar obat sampai ke target
Jumlah obat yang sampai ke jaringan target sesuai dengan jumlah yang
diinginkan untuk terapi.
Parameter farmakologi
Meliputi waktu paruh dan onset
Jaminan dosis dan kepatuhan
Terutama untuk pasien-pasien rawat jalan
Efek biologis
Efek biologis tidak dapat dicapai karena obat tidak bisa dipakai secara oral.
Contoh: amphoterin B (absorbsi jelek) dan insulin (rusak oleh asam lambung).
Alternatif rute, jika tidak bisa lewat oral.
Keuntungan dan Kerugian Sediaan
Parenteral
Keuntungan
Respon fisiologis obat dicapai, jika diperlukan sehingga merupakan pertimbangan khusus untuk pasien jantung,
asma, shcok, pingsan.
Terapi parenteral menemukan obat-obatan yang bukan hanya efektif melalui mulut atau dirusak oleh saluran
cerna seperti insulin, hormon dan antibiotik.
Obat-obatan yang tidak kooperatif menimbulkan mual, muntah atau pasien tidak sadar harus diberikan IV
Bila diinginkan terapi parenteral memberikan kesempatan kepada dokter utnuk mengontrol obat tersebut
sehingga pasien harus kembali utnuk pengobatan selanjutnya.
Dapat memberikan efek local seperti pada pembedahan gigi dan anestesi
Dalam kasus dimana diinginkan efek obat diperpanjang, bentuk steroid yang berefek lambat secara
intraartikular dan golongan penisilin yang berefek lama jika diberiakn secara i.m
Juga merupakan cara pemberian yang sangat baik untuk cairan-cairan dan untuk keseimbangan elektrolit.
Bila bahan makanan tidak dapat diberikan melalu mulut maka total nutrisi dapat diberikan secara parenteral
Kerugian
Sediaan parenteral mempunyai dosis yang harus ditentukan lebih teliti waktu
dan cara pemberian harus diberikan oleh tenaga yang sudah terlatih.
Bila obat diberikan secara parenteral maka sulit dikembalikan efek fisiologisnya
Sediaan parenteral merupakan sediaan mahal karena preparasi dan
pembuatan secara khusus seperti menggnakan kemasan yang khusus dengan
dosis yang sudah diatur sesuai kebutuhan
Terapi parenteral akan meniulkan komplikasi dari beberapa penyakit seperti
infeksi jamur, bakteri sehingga interaksinya tidak bisa dikendalikan
Kemajuan dalam manufaktur atau pabrikasi atau kemasan
menimbulkan beberapa masalah dalam sterilitas, partikulasi, pirogenitas,
sterilisasi dll
Faktor Fisika Kimia Pembuatan Sediaan
Parenteral
1. Kelarutan
2. pH
3. Pembawa
4. Cahaya dan Suhu
5. Faktor Kemasan/ wadah
Larutan Irigasi Dan Larutan Dialisis
• Larutan steril, bebas pirogen yang
digunakan untuk tujuan pencucian
dan pembilasan. Larutan irigasi
Lautan
adalah larutan steril dalam jumlah
Irigasi
besar. Larutan tidak disuntikan
kedalam vena, tapi digunakan diluar
system peredaran darah.
Volume
Terpndahkan
Penetapan
pH
Kejernihan Larutan
Dapat dilihat dengan kertas hitam dan kertas putih, botol dilewatkan pada
kertas hitam atau putih. Jika partikel lebih gelap, maka menggunakan kertas
putih agar partikel dapat terlihat. Jika partikel lebih terang, maka
menggunakan kertas hitam. Setelah botol dilewatkan pada kertas hitam dan
putih, tidak terlihat adanya partikel. Maka larutan irigasi dinyatakan larutan
irigasi yang jernih.
Volume Terpindahkan
Larutan Irigasi steril dibuat dengan volum 500 ml, tetapi untuk mencegah
berkurangnya volume larutan, maka dilebihkan 2% dari volume larutan,
sehingga larutan steril yang dibuat adalah 510 ml. Setelah disaring dengan
dua kali penyaringan didapatkan volum sebesar 500 ml sesuai dengan
volume yang diinginkan pada pembuatan larutan irigasi
Pengujian pH
Uji pH ini bertujuan untuk mengetahui sifat ke asam-basaan dari sediaan irigasi
yang dibuat. Uji pH ini berkaitan dengan stabilitas obat dan keamanan dalam
penggunaan. Setelah dilakukan pengecekan larutan yang didapat yaitu 7. ini
berarti memenuhi untuk pH sediaan parenteral yaitu antara 5 sampai 7
karena pH tersebut isohidris dengan nilai pH darah dan cairan tubuh lainnya.
Pemilihan Wadah dan Penandaan
Efek samping :
mual, pusing, dan muntah
Penyimpanan Vaksin