Anda di halaman 1dari 107

PANCASILA DAN

KEWARGANEGARAAN

Tim Dosen PPKn


TUJUAN PENDIDIKAN
PANCASILA DAN
KEWARGAAN
 Tujuan
 Memahami kondisi Bangsa terkini
 Memahami kesepakatan masyarakat
Indonesia sebagai bangsa
 Memahami peran sebagai warga negara
yang berfungsi melakukan kritik dan
pemberdayaan
 Dapat berpartisipasi untuk meningkatkan
kualitas lembaga-lembaga kenegaraan.
PPKN DALAM MEWUJUDKAN DEMOKRASI DAN
TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK
SILABUS 1:KONSEP
 Pendahuluan
 Filsafat Pancasila Sebagai Dasar Negara
 Identitas Nasional (Karakteristik Identitas Nasional
Berbangsa dan Bernegara)
 Politik dan Strategi ( Sistem Konstitusi dan Politik
Ketatanegaraan Indonesia dan Konsep Kekuasaan
Negara)
 Demokrasi ( Konsep Demokrasi, Partisipasi Warga dan
Civil Society)
 Hak Asasi Manusia dan Rule of Law
 Hak dan Kewajiban Warga Negara
 Geopolitik Indonesia
 Geostrategi Indonesia ( Konsep Asta Gatra dan
Perdamaian Dunia).
SILABUS 2: DISKURSUS PRAKTIK POLITIK DAN
KENEGARAAN DI INDONESIA

 Diskursus Mengenai Pancasila sebagai kontrak sosial


 Diskursus Sistem Hukum dan Ketatanegaraan di
Indonesia
 Diskursus Mengenai Perjalanan dan Bentuk Demokrasi
di Indonesia
 Diskursus Mengenai Hak Asasi Manusia di Indonesia
 Diskursus Hubungan Masyarakat Sipil dan Militer di
Indonesia
 Diskursus Sistem Pemilu di Indonesia
 Diskursus Desentralisasi
 Diskursus Peran Masyarakat Sipil dalam Politik dan
Pemerintahan
IDENTITAS NASIONAL

 Istilah-istilah penting
 Identitas  Agama
 Identitas Individu  Bahasa
 Identitas Kolektif  Common Platform
 Atribut Identitas  Integrasi
 Suku bangsa  Asimilasi
 Integrasi Nasional
PENGERTIAN IDENTITAS
 Identitas (Identity)
 Ciri-ciri, tanda-tanda, jati diri yang menandai suatu benda atau
orang.
 Ciri: ciri fisik dan ciri non-fisik
 Identitas ada yang melekat sejak lahir ada yang diperoleh
melalui tindakan
 Sumber Identitas
 Aturan-aturan sosial yang menjelaskan definisi dari tingkah
laku
 Sejarah hidup
 Identitas
 “Pengenalan atau pengakuan terhadap seseorang yang
termasuk dalam suatu golongan yang dilakukan berdasarkan
atas serangkaian ciri-ciri yang merupakan suatu kesatuan
bulat dan menyeluruh, serta menandainya sehingga dapat
dimasukkan dalam golongan tersebut” (Parsudi Suparlan:
1999)
 Contoh: Polisi, Gender, dll.
JENIS IDENTITAS
 Identitas individu  Identitas kolektif
 Melekat pada  Melekat pada
seseorang kelompok
 didapat sejak lahir  Didapat melalui
maupun dari proses proses interaksi
interaksi dengan yang  Ada kesadaran,
lain. tindakan dan tujuan
bersama
KAPAN IDENTITAS
MUNCUL?
 Identitas muncul dan ada dalam interaksi
 Seseorang mempunyai identitas tertentu
dalam kelompok apabila ada pengakuan
dari orang lain/kelompoknya.
MENGAPA SESEORANG
MEMERLUKAN IDENTITAS?
 Identitas diperlukan dalam interaksi
 Interaksi terstruktur (identitas
menentukan status dan peranan di dalam
kelompok atau antar kelompok)
 Pola interaksi antar identitas dalam suatu
masyarakat menunjukkan struktur sosial
masyarakat tersebut.
ATRIBUT IDENTITAS
 Pengertian atribut
 Segala sesuatu yang terseleksi, baik disengaja
maupun tidak, yang berguna untuk mengenali
identitas seseorang atau suatu gejala.
 Atribut dapat berupa ciri-ciri yang mencolok pada
tubuh, sifat-sifat yang melekat, pola tindakan,
bahasa yang digunakan.
 Corak identitas seseorang/kelompok
ditentukan oleh atribut yang digunakan.
 Orang/kelompok akan menunjukkan atributnya
agar identitas dan peranannya masuk
akal/diakui dalam interaksi sosial.
ATRIBUT IDENTITAS

 Atribut Identitas  Atribut Identitas


Individu Kelompok
 Diberi: ciri fisik, jenis  Primordial: suku dan
kelamin. identias hasil
 Diraih: status dan sosialisasi/
peran pembudayaan
 Dibentuk:
kesepakatan,
ideologi, kepentingan,
dll
IDENTITAS NASIONAL
 Pengertian Identitas Nasional
 Kepribadian/Jati diri yang dimiliki oleh suatu
bangsa
 Asal Identitas Nasional
 Agama
 Budaya
 Pengalaman sejarah
 Kesepakatan bersama
 Identitas nasional penting dalam interaksi antar
bangsa (baik individu maupun
kelompok/negara)
IDENTITAS BANGSA INDONESIA

 Atribut yang melekat pada Indonesia sebagai bangsa:


 Pluralitas suku bangsa : + 250 etnis
 Pluralitas agama : formal & informal
 Pluralitas kebudayaan :
 Pluralitas Bahasa : + 300 dialek
 Pluralitas Kasta dan Kelas sosial :
 Akibat atribut yang dimiliki maka Indonesia sebagai bangsa:
 Rawan terjadinya disIntegrasi Bangsa
 Rawan konflik sosial
 Rawan konflik antar agama
Sumber Identitas Nasional
Geografi:
 Posisi silang terbuka
 Rawan bencana
 Luas wilayah
 Bentuk geografi
 Iklim
Kependudukan:
 Kuantitas
 Kualitas
Sumber Kekayaan Alam (SKA):
 Kekayaan di laut
 Kekayaan di darat
 Kekayaan di udara
Lanjutan…..
Ideologi dan Agama:
1. Penghayatan agama dan kepercayaan
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara
3. Demokratisasi yang mengutamakan NKRI
Politik:
1.Manajemen negara,
2. aktivitas politik,
3. otonomi daerah,
4. dukungan internasional
Ekonomi:
Pendayagunaan potensi dan keproaktifan ekonomi
Lanjutan….
Sosial Budaya: Etika moral
 Kerukunan dan toleransi
 Persatuan bangsa
 Pendidikan Nasional
 Kesehatan
 Kesadaran hukum
 Penguasaan dan pengembangan Iptek
 Generasi muda dan peranan perempuan dalam pembangunan
 Disiplin nasional
Pertahanan Keamanan: Partisipasi masyarakat, kemandirian
1. Kesadaran global paradoks
2. Kepemimpinan
3. Sistem pertahanan negara
4. Keamanan lingkungan
5. Industri dan prasarana pendukung pertahanan
APA YANG PERLU
DILAKUKAN?
 Membangun konsensus nasional
(common platform)
 Membangun dialog antar kelompok
agama, etnis, dan kelas sosial
PANCASILA

 Sebagai kesepakatan dasar dan cara


pandang bersama (identitas)
 Soekarno:philosofische grondslaag
grundnorm & wethanschauung
 Melepaskan Pancasila dari belenggu
Ideologi.
NEGARA DAN KEWARGANEGARAAN

 Negara
 Asal istilah negara
 Apa negara itu?
 Asal mula negara
 Definisi negara
 Sifat-sifat negara
 Unsur-unsur negara
 Tujuan dan fungsi negara
 Bentuk negara dan pemerintahan
 Kewarganegaraan
 Apakah warganegara itu?
 Apa unsur-unsur yang menentukan kewarganegaraan?
 Problem status kewarganegaraan
 UU Kewarganegaraan di Indonesia
 Hak dan kewajiban warganegara
 Karakterisitik warganegara yang demokrat
 Kecakapan yang dibutuhkan warganegara di alam demokrasi
ISTILAH NEGARA

 Negara = Staat (Belanda & Jerman),


State (Inggris), Etat (Perancis) = keadaan
yang tegak dan tetap atau sesuatu yang
memiliki sifat-sifat yang tetap.
 State biasanya dihubungkan dengan
kedudukan persekutuan hidup manusia.
APA SEBENARNYA NEGARA ITU?

 Negara merupakan integrasi kekuasaan


politik, ia adalah organisasi pokok dari
kekuasaan politik.
 Tugas negara:
 Mengendalikan dan mengatur gejala-gejala
kekuasaan yang asosial, supaya tidak
membahayakan
 Mengorganisasikan kegiatan manusia dan
golongan-golongan ke arah tercapainya
tujuan dari seluruh masyarakat.
ASAL MULA NEGARA (1)
 Teori kontrak sosial/Teori Perjanjian masyarakat
 Thomas Hobbes : Pactum subjektionis
 John Locke: Pactum subjectionis dan Pactum unionis
 Rousseau: Pactum unionis

 Teori ketuhanan/Doktrin Teokratis tentang asal muasal negara


 Tuhan merupakan principium dari semua kekuasaan

 Teori kekuatan
 Negara yang pertama adalah hasil dominasi dari kelompok yang kuat
terhadap kelompok yang lemah. Negara dibentuk dengan penaklukan dan
pendudukan

 Teori Patriakhal dan Teori Matriakhal


 Teori Patriakhal: keluarga sebagai pengelompokkan patriakhal adalah
kesatuan sosial yang paling utama dalam masyarakat primitif.
 Teori matriakhal: keluarga sebagai pengelompokkan matriakhal adalah
kesatuan sosial yang paling utama dalam masyarakat primitif
ASAL MULA NEGARA (2)
 Teori Organis
 Negara dapat dipersamakan sebagai makhluk hidup. Negara dapat dilihat
sebagai organisme moral, organisme psikis, dan organisme sosial.

 Teori Daluarsa/Doktrin legitimasi


 Legitimasi diperoleh karena adanya kebiasaan .

 Teori Alamiah
 Negara adalah ciptaan alam. Kodrat manusia membenarkan adanya negara,
karena manusia adalah mahluk politik (zoon politicon).

 Teori Idealistis
 Negara memang seharusnya ada. Ia sudah ada di dalam “ide” manusia.

 Teori Historis
 Lembaga-lembaga sosial, tidak dibuat tetapi tumbuh secara evolusioner
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan manusia. Negara adalah salah satu
bentuk evolusi dari lembaga sosial.
DEFINISI NEGARA
 Roger H. Soltat:
 Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau
mengendalikan persoalan-persoalan bersama, atas nama
masyarakat

 Max Weber:
 Negara adalah lembaga yang memiliki monopoli dalam
penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.

 R. M. MacIver:
 Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di
dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan
berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu
pemerintah yang untuk maksud tersebut diberikan kekuasaan
memaksa.
SIFAT-SIFAT NEGARA
 Sifat memaksa
 Mempunyai kekuasaan untuk memaksakan
kekerasan secara legal.

 Sifat monopoli
 Monopoli dalam menetapkan tujuan bersama
masyarakat

 Sifat mencakup semua


 Semua peraturan perundang-undangan berlaku
untuk semua orang tanpa terkecuali.
UNSUR-UNSUR NEGARA

 Penduduk
 Wilayah
 Pemerintah
 Kemampuan beruhubungan dengan
dunia luar
FUNGSI NEGARA

 Melaksanakan ketertiban (law and order).


 Mengusahakan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyatnya.
 Menjaga kemungkinan serangan dari
luar.
 Menegakkan keadilan
 Menjamin hak asasi warga negara
BENTUK NEGARA

 Negara Kesatuan (Unitarianisme)


 Negara yang merdeka dan berdaulat. Yang
berkuasa adalah satu pemerintah pusat/nasional
yang mengatur seluruh daerah secara totalitas.
 Sistem negara kesatuan
 Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi
 Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi
 Negara Serikat (Federasi)
 Negara yang merupakan gabungan dari beberapa negara,
yang menjadi negara bagian dari serikat itu.
BENTUK PEMERINTAHAN

 Monarki
 Monarki mutlak
 Monarki Konstitutional
 Monarki Perlementer
 Republik
 Negara yang kepala negaranya adalah
presiden
WARGA NEGARA

 Penduduk
 Warga negara
 Bukan warga negara
 Warga negara tidak terputus hubungan
dengan tanah air dan UUD-nya meskipun
ia berada di luar negeri.
WARGA NEGARA DAN NEGARA

 Warga negara merupakan:


 Unsur hakiki dan pokok sebuah negara
 Status kewarganegaraan menimbulkan hubungan
timbal balik antara warga negara dan negaranya.
 Setiap warga nagara mempunyai hak dan kewajiban
terhadap negaranya.
 Negara mempunyai kewajiban memberikan
perlindungan terhadap warga negaranya.
UNSUR-UNSUR YANG
MENENTUKAN
KEWARGANEGARAAN

 Unsur darah keturunan (ius sanguinis)

 Unsur daerah tempat kelahiran (ius solis)

 Unsur pewargaan (naturalisasi)


PROBLEM KEWARGANEGARAAN

 Terjadinya Apatrida (kehilangan


kewarganegaraan)
 Pengungsi
 Anak yang sistem ius solis lahir di negara
yang ius sanguinus
 Terjadinya Bipatrida (memiliki lebih dari
satu kewarganegaraan)
KETENTUAN KEWARGANERAAN
DI INDONESIA UU No. 62 1958
Syarat- syarat memperoleh kewarganegaraan
 Pada waktu lahir memiliki hubungan
kekeluargaan dengan WNI
 Dilahirkan dalam waktu 300 hari setelah
bapaknya meninggal dunia, dan bapaknya
WNI
 Dapat memberi bukti dilahirkan dalam wilayah
negara RI
 Memperoleh kewarganegaraan Indonesia
 Berumur 5 tahun yang diadopsi oleh WNI
 Anak diluar pernikahan dari seorang ibu WNI
HAK WNI

 Memperoleh pelayanan hukum


 Memiliki hak yang sama untuk duduk
dalam pemerintahan
 Berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pikiran secara lisan dan
tulisan
 Memeluk agama dan beribadat sesuai
dengan agama dan kepercayaannya.
 Membela negara
 Mendapat pengajaran
UU KEWARGANEGARAAN No. 12 2006
YANG BARU

 Setiap orang yang sudah menjadi warga negara sebelum UU ini berlaku
 Anak dari perkawinan yang sah dari bapak WNI dan ibu WNA
 Anak dari perkawinan yang sah dari ibu WNI dan ayah WNA
 Anak dari perkawinan yang sah dari ibu WNI tapi ayahnya tidak
mempunyai kewarganegaraan, atau negara asal ayah tidak memberikan
kewarganegaraan kepada si anak
 Anak yang lahir di luar perkawinan dari ibu yang WNI
 Anak yang lahir di luar perkawinan dari ibu WNA, yang diakui seorang
ayah yang WNI sebelum si anak berusia 18 tahun.
 Anak yang lahir di wilayah NKRI yang pada waktu lahir tidak jelas status
kewarganegaraan ayah ibunya.
 Anak yang lahir di luar wilayah NKRI dari ayah dan ibu WNI yang karena
ketentuan dari nagara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak ybs.
KEHILANGAN KEWARGANEGARAAN

 (i) Bertempat tinggal di luar wilayah NKRI selama 5 tahun berturut-


turut bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah
dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap
manjadi WNI sebelum jangka waktu 5 tahun itu berakhir, dan
setiap 5 tahun berikutnya tidak menyatakan ingin tetap menjadi
WNI kepada perwakilan RI di wilayah tempat tinggalnya.
 Perempuan WNI yang kawin dengan laki-laki WNA jika menurut
hukum asal suaminya mengikuti kewarganegaraan suami sebagai
akibat perkawinan tersebut.
 Sebaliknya

ASAS KEWARGANEGARAAN

 Asas ius sanguinis (law of the blood)


 Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas yang diberlakukan
terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan dalan UU ini.
 Asas kewarganegaraan tunggal bagi setiap orang
 Asas kearganegaraan ganda terbatas bagi anak-anak sesuai
dengan ketentuan dalam UU ini.
 UU ini tidak mengenal kewarganegaraan ganda (bipatride)
ataupun tanpa kewarganegaraan (apatride). Bipatride bagi anak-
anak adalah pengecualian
ASAS KHUSUS

 Kepentingan nasional; mempertahankan kedaulatannya.


 Perlindungan maksimum; terhadap warga negara Indonesia baik dalam
keadaan apapun baik di dalam maupun di luar negeri.
 Persamaan di dalam hukum dan pemerintahan;
 Kebenaran substantif; untuk pewarganegaraan tidak hanya
administratif, tapi substansial.
 Non diskriminatif; tidak membedakan perlakuan dalam segala hal, baik
suku, ras, agama, golongan, jenis kelamin/gender.
 Pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.
 Keterbukaan; hal yang berhubungan dengan warga negara harus
dilakukan secara terbuka.
 Publisitas; Seseorang yang memperoleh atau kehilangan
kewarganegaraannya diumumkan dalam berita negara Republik
Indonesia
KEWAJIBAN WNI

 Menjunjung tinggi hukum dan


pemerintahan
 Ikut serta dalam pembelaan negara
KECAKAPAN WARGA NEGARA
DALAM NEGARA YANG
DEMOKRATIS
 Kecakapan Intelektual
 Membangun keterlibatan masyarakat dari bawah
dalam proses politik
 Observasi sistematik
 Analisis struktur masyarakat
 Menentukan tujuan bersama
 Menentukan strategi dan taktik
 Aksi dan refleksi
 Kecakapan partisipatoris
 Keahlian berinteraksi
 Keahlian memantau isu publik
 Keahlian mempengaruhi kebijakan publik
UNDANG-UNDANG
DASAR 1945
Oleh:
Dr. PRIMA ROZA, SE., MEd. Admin
PENGERTIAN
UUD/KONSTITUSI
 Kesepakatan bersama (common
platform) yang mengikat berbagai
kelompok politik yang hidup dalam teritori
tertentu.
 Hukum dasar yang menetapkan struktur
dan prosedur organisasi yang harus
diikuti oleh otoritas publik agar
keputusan-keputusan yang dibuat
mengikat komunitas politik.
FUNGSI UUD/KONSTITUSI
 Sebagai dasar bagi pihak yang berkuasa untuk
menjalankan kekuasaannya.
 Sebagai kerangka kerja institusional bagi
lembaga-lembaga negara, merupakan
‘kontainer’ dimana proses politik dan
pemerintahan bekerja secara dinamis.
 Mendefinisikan organ-organ inti pemerintahan
dan jurisdiksinya.
 Menetapkan hak-hak dan kewajiban dasar
warga negara.
ISI UUD/KONSTITUSI

 Dasar dibentuknya negara


 Dasar negara
 Tujuan negara
 Kewajiban Dasar Negara
 Bentuk Pemerintahan
 Lembaga-lembaga Negara
 Hubungan antar lembaga negara
 Hak-hak dan kewajiban dasar warga negara
DINAMIKA KONSTITUSI DI
INDONESIA
 UUD 1945 : 1945 - 1949
 Konstitusi RIS : 1949 – 1950
 UUDS : 1950 – 1959
 UUD 1945 : 1959 - sekarang
SISTEMATIKA UUD 1945
 Pembukaan : 4 alinea

 Batang Tubuh : - 16 Bab 37 Pasal


- Aturan Peralihan 2 pasal
- Aturan Tambahan 2 ayat

 Penjelasan : Masih perdebatan


ISI UUD 1945

Aspek Isi Dalam UUD 1945


Dasar dibentuknya negara Pembukaan UUD 1945 alinea 1, alinea 2
dan (terutama) alinea ke 3
Dasar Negara Pembukaan UUD 1945 alinea 4
Tujuan negara Pembukaan UUD 1945 alinea 4
Kewajiban Dasar Pemerintahan/Negara Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945
Pasal 27 – pasal 32
Bentuk Negara Pasal 1
Lembaga-lembaga Negara Pasal 2 – Pasal 24
Hubungan antar lembaga negara Pasal 2 – Pasal 24
Hak-hak dan kewajiban dasar warga Pasal 27 – Pasal 32
negara
AMANDEMAN UUD 1945

 Amandemen 1 : 1999
 Amandemen 2 : 2000
 Amandemen 3 : 2001
 Amandemen 4 : 2002
DASAR NEGARA
(Alinea 4 Pembukaan UUD 1945)

 Ketuhanan Yang Maha Esa


 Kemanusiaan yang adil dan beradab
 Persatuan Indonesia
 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia
TUJUAN UTAMA
PEMERINTAHAN
(Alinea 4 Pembukaan UUD 1945)
 Melindungi segenap bangsa dan tumpah
darah Indonesia
 Memajukan kesejahteraan umum
 Mencerdaskan kehidupan bangsa
 Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasar kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial
BENTUK DAN
KEDAULATAN
 Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan
yang berbentuk Republik
 Kedaulatan ada ditangan rakyat dan
dilaksanakan menurut UUD
 Negara Indonesia adalah Negara Hukum
LEMBAGA-LEMBAGA
NEGARA
 Majelis Permusyawaratan Rakyat
 Anggota : DPR dan DPD
 Dipilih melalui pemilu
 Bersidang sedikitnya 1x dalam 5 tahun
 Keputusan MPR berdasarkan suara terbanyak
 Berwenang mengubah dan menetapkan UUD 1945
 Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden
 MPR dapat memberhentikan Presiden dan/atau
Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut
UUD
LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA
 Kekuasaan Pemerintahan Negara
 Kekuasaan Pemerintahan Negara berada di tangan Presiden
yang dibantu oleh seorang Wakil Presiden.
 Presiden dan Wapres dipilih langsung oleh rakyat.
 Capres dan Cawapres diusulkan oleh partai atau gabungan
partai politik.
 Presiden dan Wapres hanya dapat menjabat 2 kali masa jabatan
( 2 x 5 tahun)
 Dalam menjalankan pemerintahan presiden/wapres dapat
mengajukan RUU kepada DPR dan PP
 Presiden/Wapres dapat diberhentikan dalam masa jabatannya
bila terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa:
penghianatan terhadap negara, KKN, atau perbuatan tercela
 Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan
DPR.
 Presiden membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas
memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden
LEMBAGA-LEMBAGA
NEGARA
 DPA
 Dihapus
LEMBAGA-LEMBAGA
NEGARA
 Pemerintahan Daerah
 Pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota mengurus
sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan
tugas pembantuan
 Pemerintahan Daerah Memiliki DPRD yang dipilih melalui
pemilu
 Kepala Pemerintah Daerah dipilih secara demokratis
 Pemerintahan daerah menjalankan otonomi yang seluas-
luasnya, kecuali yang telah ditetapkan oleh UU sebagai urusan
pemerintahan pusat
 Susduk dan tata cara penyelenggaran pemerintahan diatur oleh
UU.
 Negara mengakui dan menghormati satuan pemerintahan
daerah yang bersifat khusus
LEMBAGA-LEMBAGA
NEGARA
 Dewan Perwakilan Rakyat
 Anggota DPR dipilih melalui pemilu
 DPR bersidang sedikitnya 1X dalam setahun
 Fungsi DPR:
 Legislasi (Membentuk UU)
 Anggaran
 Pengawasan
 Hak Anggota Dewan: hak interpelasi, hak
angket, hak menyatakan pendapat,
mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul
dan pendapat, hak imunitas
LEMBAGA-LEMBAGA
NEGARA
 Dewan Perwakilan Daerah
 Dipilih dari setiap provinsi melalui pemilu
 Setiap provinsi jumlahnya sama dan jumlah total
tidak lebih dari 1/3 anggota DPR
 DPD sedikitnya bersidang 1x dalam 1 tahun
 DPD mengajukan kepada DPR: RUU yang
berkaitan dengan otonomi, hubungan pusat –
daerah, pembentukan dan pemekaran daerah,
keuangan pusat – daerah.
 DPD melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan otonomi daerah, , hubungan pusat –
daerah, pembentukan dan pemekaran daerah,
keuangan pusat – daerah.
LEMBAGA-LEMBAGA
NEGARA
 Badan Pemeriksa Keuangan
 BPK bersifat bebas dan mandiri
 Angota dipilih oleh DPR dengan
memperhatikan DPD dan diresmikan oleh
Presiden
 Pimpinan dipilih oleh anggota
 Hasil pemeriksaan diserahkan kepada DPR,
DPD, dan DPRD sesuai kewenangannya.
LEMBAGA-LEMBAGA
NEGARA
 Kekuasaan Kehakiman
 Merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan
 Tiga kekuasaan kehakiman
 MA dan badan peradilan yang ada di bawahnya
 Komisi Yudisial: mengusulkan pengangkatan hakim agung
dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, dan
perilaku hakim
 Mahkamah Konstitusi: mengadili dan menguji uu, memutus
sengketa kewenangan antar lembaga dalam UUD, memutus
pembubaran partai, dan memutus perselisihan pemilu.
KEWAJIBAN NEGARA

 Menegakkan ham
 Menjaga pertahanan dan keamanan
negara
 Menyelenggarakan pendidikan
 Mengembangkan sistem jaminan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia
HAK-HAK DASAR WARGA
NEGARA
 Hak asasi manusia
 Hak sebagai warga negara
Konstitusi Demokratis
Konstitusi disebut demokratis bila mengandung prinsip-prinsip
demokrasi:
1. Demokrasi yang besifat umum yang menempatkan warga negara
sebagai sumber utama kedaulatan.
2. Mayoritas berkuasa dan terjaminnya hak minoritas.
3. Pembatasan pemerintahan
4. Pembatasan dan pemisahan kekuasaan negara yang meliputi:
a. Pemisahan wewenang kekuasaan berdasarkan triaspolitika
b. Kontrol dan keseimbangan lembaga-lembaga pemerintahan
c. Adanya proses hukum
d. Adanya pemilu sabagai mekanisme peralihan kekuasaan.
Profil Pengajar

 Nama : Ade Engkus Kusnadi, S. Pd., M.


Pd.
 Tempat, tgl.lahir : Sumedang, 24 April
1983
 Agama : Islam
 Pendidikan terakhir : S2 PKn UPI.
DEMOKRASI

Demokrasi

D. Normatif/Substantif D. Empirik/Prosedural
KRITERIA PERWUJUDAN
DEMOKRASI
 G. BINGHAM POWELL, Jr., 1982
 Pemerintahan legitimate merupakan cerminan dari
kehendak warga
 Instrumen terorganisir yang mengatur tawar-menawar
legitimasi adalah pemilihan politik yang kompetitif
 Mayoritas orang dewasa dapat berpartisipasi dalam
proses pemilihan baik sebagai pemilih maupun sebagai
kandidat
 Pemilihan bersifat rahasia dan tidak ada tekanan
 Warga negara dan pemimpin menikmati kebebasan
dasar untuk berbicara, kebebasan pers, bermusyawarah,
dan berorganisasi. Partai bekerja untuk mengumpulkan
anggota dan pemilih.
KRITERIA PERWUJUDAN
DEMOKRASI

 ROBERT DAHL, 1989

Keterlibatan Demos

Setting Agenda Pengambilan Keputusan


KARAKTERISTIK DEMOKRASI EMPIRIS
(Robert Dahl)

 Ada kontrol terhadap keputusan pemerintah


 Perwakilan dipilih dan secara damai diganti dalam frekuensi yang relatif,
pemilihan yang fair, bebas, dan tanpa tekanan
 Dalam praktek setiap orang dewasa memiliki hak untuk memilih dalam
pemilihan umum
 Mayoritas orang dewasa memiliki hak untuk duduk dalam jabatan publik
melalui pemilihan umum
 Warga negara memiliki kekuatan yang efektif untuk menjalankan hak
kebebasan berpendapat, menyatakan pilihan politik, mengkritik pejabat
dan tindakan pemerintah, menyatakan keunggulan politik, ekonomi, dan
sistem sosial dari ideologi tertentu.
 Warga negara memiliki akses terhadap sumber informasi alternatif yang
tidak dimonopoli oleh pemerintah atau kelompok tunggal
 Warga negara memiliki kekuatan hak yang efektif untuk membentuk dan
bergabung dengan asosiasi yang mandiri, termasuk asosiasi politik
seperti partai politik dan kelompok kepentingan, yang berusaha
mempengaruhi pemerintah dengan pemilihan yang kompetitif dan damai.
FAKTOR PENENTU KUALITAS
DEMOKRASI
SAMUEL HUNTINGTON, 1991

 Tingkat kesejaheraan ekonomi di semua  Tingkat kejahatan sipil yang rendah


lapisan masyarakat  Tingkat polarisasi politik dan ekstrimitas
 Distribusi pendapatankekayaan relatif dalam yang rendah
ekonomi pasar  Komitmen pemimpin politik terhadap
 Pembangunan ekonomi dan madernisasi demokrasi
sosial  Pengalaman sebagai jajahan Inggris
 Aristokrasi feodal dalam sejarah masyarakat  Tradisi untuk toleransi dan kompromi
 Ketiadaan feodalisme dalam masyarakat  Okupasi dari kekuatan luar yang demokratis
 Kekuatan borjuasi  Pengaruh dari kekuatan luar yang
 Kekuatan kelompok menengah demokratis
 Tingkat buta huruf dan pendidikan  Elit berkehendak untuk menerima bangsa
yang demokratis
 Budaya penghargaan terhadap keahlian
 Tradisi untuk menghargai hukum dan hak
 Pluralisme sosial dan kelompok perantara individu
yang kuat
 Homogenitas komunal (etnik, ras, agama)
 Pembangunan sistem politik yang
mendahului partisipasi politik  Heterogenitas komunal (etnik, ras, agama)
 Konsensus dalam nilai politik dan sosial
 Ketiadaan konsensus dalam nilai politik dan
sosial
KRITERIA PERWUJUDAN DEMOKRASI
(Afan Gaffar)

 Akuntabilitas
 Rotasi kekuasaan
 Rekruitmen politik yang terbuka
 Pemilihan umum
 Menikmati hak-hak dasar
DEMOKRASI DI INDONESIA
 IDEA DEMOKRASI/D. IDEAL DALAM UUD
1945
 “Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan
menurut UU” (Pasal 1 ayat 2)
 “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan
sebagainya, ditetapkan dengan Undang-undang”
(pasal 28)
 “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agama dan
kepercayaannya itu” (pasal 29 ayat 2)
DEMOKRASI DI INDONESIA
DEMOKRASI EMPIRIS
 Demokrasi Pemerintahan Masa Revolusi (1945 –
1950)
 Political franchise
 Presiden secara konstitusional sangat kuat
 Kemungkinan multi partai dibuka lebar (maklumat wapres)
 Demokrasi Parlementer (1950 – 1959)
 DPR/Parlemen sangat kuat
 Akuntabilitas pemegang jabatan/politisi sangat tinggi
 Multi-partai (partai bersifat ideologis)
 Pemilu yang bebas dan berkualitas
 Perlindungan terhadap hak-hak dasar individual
 Otonomi daerah yang dihargai
DEMOKRASI DI INDONESIA
 Demokrasi Terpimpin (1959 – 1965)
 Mengaburnya sistem kepartaian
 DPR-GR sangat lemah
 Basic human rights sangat lemah
 Anti kebebasan pers
 Sentralisasi kekuasaaan
 Demokrasi Orde baru (1966 – 1998)
 Rotasi kekuasaan tidak pernah terjadi
 Rekruitmen politik tertutup
 Pemilu penuh tekanan dan rekayasa
 Kepemimpinan bersifat ‘dropping’
 Basic human rights tidak terjamin
10 Pilar Demokrasi Pancasila
1. DemokrasiBerdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa.
2. Demokrasi dengan Kecerdasan
3. Demokrasi yang berkedaulatan Rakyat
4. Demokrasi dengan Rule of Law
5. Demokrasi dengan Pembagian Kekuasaan Negara
6. Demokrasi dengan HAM
7. Demokrasi dengan Pengadilan yang Merdeka
8. Demokrasi dengan Otonomi Daerah
9. Demokrasi dengan Kemakmuran
10. Demokrasi yang Berkeadilan Sosial
(Achmad Sanusi, 1993)
HUKUM DAN HAK ASASI
MANUSIA
Pengertian Hukum:
 Seperangkat asas dan kaidah yang mengatur
kehidupan manusia dalam masyarakat dan meliputi
juga lembaga (institusi) dan proses yang mewujudkan
berlakunya kaidah tersebut dalam kenyataan.
 Hukum:
 Asas
 kaidah
 Lembaga (suprastruktur hukum dan infrastruktur hukum)
 Proses
 Suprastruktur hukum: lembaga-lembaga yang dibentuk
oleh instansi yang berwenang dengan dasar/sesuai
hukum
 Infrastruktur hukum: lembaga-lembaga yang hidup dan
tumbuh dalam masyarakat
Kaidah Hukum dan Kaidah
Lainnya
 Hukum adalah salah satu kaidah yang berlaku
di masyarakat
 Kaidah lainnya adalah:
 Kaidah sopan santun
 Kaidah susila
 Kaidah agama
 Perbedaan kaidah hukum dan lainnya adalah:
kaidah hukum memiliki sanksi yang pasti
dengan didukung oleh lembaga yang
menjamin terlaksananya hukum tersebut.
Lingkup Berlakunya
Hukum
 Subyek hukum
 Obyek hukum
 Ruang (Yurisdiksi)
 Waktu
Tujuan Hukum

 Ketertiban
 Kepastian
 Keadilan
Sumber Hukum
 Hukum tidak tertulis
 Hukum kebiasaan
 Hukum adat
 Doktrin/pendapat ahli
 Yurisprudensi
 Hukum tertulis
 UUD
 Tap MPR
 UU/Perpu
 Peraturan Pemerintah Keppres
 Peraturan pelaksanaan lainnya
 Perjanjian/konvensi/traktat
 Asas hukum yang berlaku dalam peraturan per-UU-an
 Lex superior de rogat lex inferior
 Lex posterior de rogat lex anterior
 Lex specialis de rogat lex generalis
Proses Pembentukan UU
3 4
Presiden/ DPR
Menteri

2
Instansi Teknis
Setneg
Proses
Politik
70%

Tim Interdep

BPHN

Tim:
Ilmuwan
Praktisi

Draf RUU
HAK ASASI MANUSIA
 Pengertian Hak Asasi Manusia
 Hak yang dibawa manusia sejak ia lahir dan melekat
pada manusia tersebut. Tidak ada satu
orang/lembaga pun, termasuk lembaga negara yang
dapat menarik hak tersebut.
 Sejarah Hak Asasi Manusia
 HAM tradisional (dimulai dari beberapa karya tulis,
statuta, dan berbagai dokumen bersejarah yang
memuat pengakuan terhadap HAM)
 HAM modern (dimulai dengan disepakatinya suatu
dokumen internasional mengenai hak asasi manusia,
yaitu “Universal Declaration of Human Rights”)
SEJARAH HAM (1)

 1. Inggeris: Pada umumnya para pakar HAM


berpendapat bahwa lahirnya HAM dimulai dengan
lahirnya Magna Charta di Inggeris. Dimulai pada
pemerintahan Raja John Lackland (1192 – 1216). Raja
yang memerintah sewenang-wenang menimbulkan
protes para bangsawan, sehingga melahirkan Magna
Charta.
Lanjutannnya…….Isinya adalah

 Raja tidak boleh lagi bertindak sewenang-wenang, dan


dalam hal tertentu tindakan raja harus mendapat
persetujuan bangsawan.
 Due process of law and fair trial (Raja tidak lagi kebal
hukum, dan bertanggung jawab kepada hukum).
 Common law (hukum adat)
 The Great charter of liberties 1297
 Petitions of Rights 1628
. Hobbeas Corpus Acts 1697
 The Glorious Revolution: Bill of Rights 1689,
perkembangan konkret hukum dengan adagium
equality before the law, dan mengubah kerajaan
dengan kekuasaan absolut menjadi parlementer
SEJARAH HAM (2)
 2. Amerika Serikat; 4 Juli 1776: The Declaration of
Independence menganut hak untuk hidup,
kemerdekaan, dan milik (life, liberty, and property
rights). Deklarasi ini lahir dari semangat ajaran J.J
Rosseau dan Montesquieu. Manusia adalah merdeka
sejak dari dalam perut ibunya.
 3. Perancis; 7 July 1789: Assemble Nationale: Dari
feodalisme ke demokratis, oleh Rousseau, menjadi
liberalisme. Isinya kemerdekaan, kesamarataan, dan
persaudaraan ( liberte, egalite, dan fraternite). Disini
dimulai dasar-dasar negara hukum, atau the Rule of
Law, diberlakukannya asas presumption of innocense,
freedom of expression, freedom of religion, the right of
property, dll.
 4. PBB, 1946: dibentuk Komisi HAM. 10 Desember
1948: The Universal Declaration of Human Rights.
 5. Indonesia; Pertentangan Hatta dan Yamin dengan
Soepomo dan Soekarno: Negara jangan berubah
sebagai negara kekuasaan.
Lanjutannya ……

 4. The four Freedom dari Roosevelt (6 Januari


1941):
The first is freedom of speech and expression
every where in the world. The second is freedom of
every person to worship God in his own way every
where in the world. The third is freedom from want
which translated into world terms, mean economic
understanding which will secure to every nation a
healthy peacetime life for its inhabitants every
where in the world. The fourth is freedom from fear
which translated into world terms, mean a
worldwide reduction of armaments to such a point
and in such a trought fashion that no nation will
invade any neighbor anywhere in the world.
Lanjutannya ……

 5. PBB, 1946: dibentuk Komisi HAM. 10 Desember


1948: The Universal Declaration of Human Rights.
Latar belakangnya adalah telah terjadinya perang
dunia I dan II yang banyak melakukan pelanggaran
hak asasi manusia (terutama oleh kaum sosialis
nasional Jerman dari tahun 1933 – 1945).
 6. Indonesia; Pertentangan Hatta dan Yamin dengan
Soepomo dan Soekarno: Negara jangan berubah
sebagai negara kekuasaan
HAM DAN HUKUM
 Hubungan HAM dengan Hukum
 HAM modern dituangkan dalam bentuk
instrumen/dokumen hukum yang diakui baik secara
internasional maupun secara nasional
 Kedudukan HAM dalam Hukum
 Kedudukan Hukum dari HAM dapat berupa:
 Dorongan moral (Deklarasi)
 Mengikat (binding of force) menurut internasional
(Konvensi HAM)
 Mengikat secara nasional/merupakan bagian dari hukum
nasional
JENIS HAM
 Jenis Hak Asasi Manusia
 HAM Dasar (Contoh: hak untuk hidup, hak
untuk memiliki keturunan, hak untuk memiliki
sesuatu secara halal, dll)
 Hak Politik (hak berserikat dan berkumpul,
hak mengemukakan pendapat, hak untuk
memilih, hak untuk dipilih dll)
 Hak Sosial, ekonomi, dan Kebudayaan (hak
mendapatkan pekerjaan, hak mendapatkan
pendidikan, hak mendapatkan informasi, dll)
PERKEMBANGAN HAM
 Generasi I: berpusat terhadap hal-hal politik dan hukum.
Disebabkan oleh dampak dari PD II dan adanya keinginan
negara-negara merdeka untuk menciptakan tertib hukum yang
baru; hak untuk hidup, tidak disiksa, dijadikan budak, tidak
ditahan, fair trial, dll.
 Generasi II: Dipelopori negara-negara dunia III. Pengisian
kemerdekaan berarti pembangunan ekonomi, sosial politik, dan
budaya. Pengertian HAM harus mengacu kpada bidang-bidang
tersebut. Dari sini lahir dua covenant yang terkenal yaitu:
Covenant on social, economic and cultural rights, dan
International covenant on political rights.
 Generasi III: Ketidakseimbangan perkembangan HAM melahirkan
kesatuan hak sosial, ekonomi, politik dan hukum dalam hak
pembangunan (development rights).
 Generasi IV: Generasi ini lahir akibat besarnya peran negara
dalam proses pembangunan ekonomi, dan menafikan hak-hak
rakyat. Ini dipelopori oleh negara-negara Asia. Pada 1983
dilahirkan Declaration of the basic duties of Asia people and
government. Urusan HAM bukan lagi menjadi urusan orang
perorang, tapi merupakan tugas negara.
HAM DI INDONESIA
 Hukum serta sarana prasarananya di
Indonesia
 Undang-Undang Dasar 1945: Pembukaan; Bahwa
kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa.
 UUD ’45 yang telah di amandemen: Bab XA pasal
28 A sampai dengan 28 J
 UU RI No 39/1999
 Keppres RI No. 129, 181, dan 25 th 1998.
 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
 Komnas HAM Perempuan dan Institusinya.
 Komnas HAM Perlindungan Anak dll.
 Apa perbedaan HAM dan HAK WARGA NEGARA
CIVIL SOCIETY

 Pengertian Civil Society merujuk pada:


 Ruang (Space)
 Proses
 Nilai (Keadaban)
Civil Society sebagai
ruang
Wilayah-wilayah kehidupan sosial
(wilayah antara keluarga dengan negara)
yang terorganisasi dan bercirikan antara
lain kesukarelaan (voluntary),
keswasembadaan (self-generating), dan
keswadayaan (self-supporting),
kemandirian tinggi berhadapan dengan
negara, keterikatan dengan norma-
norma atau nilai-nilai hukum yang diikuti
oleh warganya. (A.S. Hikam, 1996).
Civil Society sebagai
proses
Masyarakat yang berkembang dari
sejarah, yang mengandalkan ruang
dimana individu dan perkumpulan tempat
mereka bergabung, bersaing satu sama
lain guna mencapai nilai-nilai yang
mereka yakini.

(Zbigniew Rau)
Civil Society sebagai nilai
Sistem sosial yang subur yang
berasaskan pada prinsip moral yang
menjamin keseimbangan antara
kebebasan perorangan dengan kestabilan
masyarakat. Masyarakat mendorong daya
usaha serta inisiatif individu baik di bidang
pemikiran, seni, pelaksananaan
pemerintahan mengikuti undang-undang
dan bukan nafsu atau keinginan individu.
(Anwar Ibrahim)
ISTILAH

 Civil Society
 Masyarakat Sipil
 Masyarakat Warga
 Masyarakat Madani.
Makna dan
KARAKTER CIVIL SOCIETY
(VICTOR PEREZ – DIAZ, 1995)

 Suatu masyarakat di sebuah negara yang menciptakan


suatu sistem ekonomi dan politik yang memiliki
karakter tertentu yang telah melembaga.”The
institutional core consists of the following
combination of political and economic
arrangement: a government which is limited and
accountable and operate under the rule of law,
market economy (implying a regime of private
economy); an array of free voluntary association
(political, economic, and culture); and a sphere of
free public debate”.
Masyarakat beradab
(Christopher Bryant)

 Political associations are free schools of


democracy; they provide lessons in the
arts association. Citizen learn to
exchange views, to organize, to guard
their autonomy, and to keep an
independent eye on government _ for all
of which the free dissemination of news
and views through newspapers and other
outlets is crucial.
ELEMEN CIVIL SOCIETY
(NICOS MOUZELIS)

 The existence of rule of law conditions that


effectively protect citizens from state
arbitrariness;
 The existence of strongly organized interest
groups, capable of checking eventual abuses
of power by those who control the means of
administration and coercion;
 The existence of balanced pluralism among
civil society interests so that none can
establish absolute dominance.
Masyarakat independent
(Eisenstadt)

 Civil society adalah suatu masyarakat baik secara individual


maupun kelompok dalam negara yang mampu berinteraksi dengan
negara secara independent. Masyarakat itu mempunyai 4
komponen:
 1. otonomi; masyarakat yang terlepas sama sekali dari pengaruh
negara, baik dalam bidang ekonomi. politik dan sosial.
 2. Akses masyarakat terhadap lembaga negara; artinya individu
maupun kelompok dapat melakukan partsipasi politik dengan
berbagai bentuknya apakah dengan menghubungi pejabat, menulis
di media massa, atau terlibat secara langsung atau tidak dalam
organisasi politik, atau bahkan unjuk rasa.
 3. Arena publik yang otonom; di mana berbagai macam organisasi
sosial dan politik mengatur diri mereka sendiri. Arena publik adalah
suatu ruang tempat warga negara mengembangkan dirinya secara
maksimal dalam segala aspek kehidupan.
 4. Arena publik yang terbuka; bagi semua lapisan masyarakat,
(bukan bersifat rahasia, eksklusif, atau korporatif), Masyarakat dapat
mengetahui apa saja yang terjadi di sekitar lingkungannya, bahkan
ikut terlibat di dalamnya. Diskusi yang terbuka yang menyangkut
masalah publik merupakan suatu keharusan.
KARAKTERISITIK CIVIL
SOCIETY

 Free public sphere


 Demokratis
 Toleran
 Pluralisme
 Keadilan Sosial
TATANAN CIVIL SOCIETY VS
TATANAN TOTALITER

Tatanan Masyarakat sipil Tatanan Otoritarian

Tatanan masyarakat merupakan Tatanan masyarakat dibentuk oleh


kesepakatan dari berbagai kelompok regim yang berkuasa dan dipaksakan
kepada seluruh kelompok
Masyarakat otonom berhadapan masyarakat
dengan negara Masyarakat terserap dalam negara
Ada ruang publik tempat transaksi
komunikasi yang berimbang Tidak ada ruang publik, sehingga
Tidak ada paksaan fisik dan komunikasi berjalan tidak seimbang
psikologis untuk menganut suatu Ada paksaan baik fisik maupun
ide/ideologi tertentu psikis untuk menganut ide/ideologi
tertentu.
PILAR PENEGAK CIVIL
SOCIETY
 Lembaga swadaya masyarakat (non-
gevernmental organisation)
 Pers
 Supremasi hukum
 Perguruan Tinggi
 Partai Politik
CIVIL SOCIETY DAN
DEMOKRASI
 Berbicara mengenai demokrasi biasanya orang akan
berbicara tentang interaksi antara negara dengan civil
society.
 Jika civil society kuat maka demokrasi akan tetap
berlangsung.
 Demokratisasi pada dasarnya adalah pemberdayaan
civil society.
 Proses pemberdayaan civil society akan terjadi jika:
 Berbagai kelompok dalam civil society mendapat peluang
untuk lebih banyak berperan, baik pada tingkat negara
maupun masyarakat;
 Jika posisi kelas tertindas berhadapan dengan kelas yang
dominan menjadi lebih kuat yang berarti terjadinya proses
pembebasan rakyat dari kemiskinan dan ketidakadilan.
KONTRIBUSI CIVIL SOCIETY
TERHADAP DEMOKRASI
 Menyediakan wahana sumber daya politik, ekonomi,
kebudayaan dan moral untuk mengawasi dan menjaga
keseimbangan pejabat negara;
 Pluralisme dalam civil society, bila diorganisir akan
menjadi dasar yang penting bagi persaingan
demokratis;
 Memperkaya partisipasi politik dan meningkatkan
kesadaran kewarganegaraaan;
 Ikut menjaga stabilitas negara;
 Tempat menggembleng pimpinan politik;
 Menghalangi dominasi rezim otoriter dan mempercepat
runtuhnya rezim otoriter
(Larry Diamond)
STRATEGI PEMBERDAYAAN
CIVIL SOCIETY
 Strategi yang lebih mementingkan
integrasi nasional dan politik
 Strategi yang lebih mengutamakan
reformasi sistem politik demokrasi
 Strategi yang memilih membangun civil
society sebagai basis yang kuat ke arah
demokratisasi.

Anda mungkin juga menyukai