(2019-nCoV)
Dr dr Muchlis Achsan Udji Sofro Sp.PD, K-PTI
RSUP Dr Kariadi Semarang
2
STATEMENT WHO 23 JANUARI 2020
• WHO telah mengumumkan bahwa nCoV saat ini belum bisa dikategorikan
sebagai public health emergency of international concern (PHEIC),
• namun merupakan kasus high risk di Cina, regional dan global, sehingga WHO tetap terus
memantau perkembangan penyakit ini
• Tidak ada bukti kuat penularan antar manusia, namun bukan berarti hal ini tidak
akan terjadi karena
• masih banyak hal yang belum diketahui mengenai penyakit ini,
• seperti sumber penularan dan
• tingkat keparahannya.
3
• WHO tidak merekomendasikan restriksi perjalanan ke Cina terutama
Wuhan,
• namun diharapkan semua negara tetap meningkatkan kewaspadaannya
terhadap pelaku perjalanan yang baru tiba dari Cina
• informasi mengenai corona virus dan pedoman teknis dan
rekomendasi untuk mencegah penularan tersedia di website WHO
Gejala Klinis
• Demam 90% kasus,
• Letih-lemah-lesu dan batuk kering 80%,
• Sesak 20%,
• Distress pernapasan 15%.
• Rontgen dada memberikan gambaran adanya
perubahan di kedua lapangan paru.
• Vital sign umumnya stabil saat dalam perawatan.
• Pemeriksaan mikroskopis sediaan darah umumnya
memberikan gambaran hitung sel darah putih yang
rendah (leukopenia dan limfopenia).
5
Vaksinasi dan Pengobatan
• Saat ini belum tersedia vaksin 2019-
nCoV.
• Vaksin yang beredar untuk
pneumonia akibat mikroorganisme
yang lain:
Pengobatan bersifat
supportif sesuai dengan
gejala yang ada
KRITERIA KASUS
Kriteria KASUS SUSPEK
KASUS DALAM
PENGAWASAN
Kasus:
GEJALA:
Demam / Riwayat demam V V
Batuk/ Pilek/ Nyeri tenggorokan V V
Pneumonia V
FAKTOR RISIKO:
1. Riwayat ke China atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai
dengan perkembangan penyakit)* dalam waktu 14 hari sebelum V V
timbul gejala
2. Kontak erat dengan kasus konfirmasi 2019-nCoV V
3. Mengunjungi fasilitas kesehatan di negara dimana infeksi
V
2019-nCoV terkait rumah sakit telah dilaporkan
4. Kontak dengan hewan (jika hewan penular sudah
teridentifikasi) di negara yang diketahui kasus 2019-nCoV
V
bersirkulasi pada hewan atau pada manusia akibat penularan
hewan (zoonosis).
RESPON TERHADAP KASUS
SUSPEK DAN KASUS DALAM
PENGAWASAN
KASUS DALAM
KASUS SUSPEK
PENGAWASAN
Rujuk ke RS
V
Rujukan
Isolasi Rumah
V V*
Sakit
Isolasi Rumah V
*Keputusan ditentukan kasus per kasus:
Pengambilan
1. Pasien memiliki riwayat komorbid V
Spesimen
2. Ruang isolasi masih mencukupi
Notifikasi ke
V V
PHEOC
Deteksi Dini dan Respon di Pintu Masuk Negara
Jika memenuhi kriteria kasus suspek maka
dilakukan respon berupa:
• Tatalaksana kasus dan rujuk ke RS rujukan
• Lakukan tindakan penyehatan terhadap
barang dan alat angkut
• Mengidentifikasi penumpang lain yang
berisiko (kontak erat)
• Terhadap kontak erat (dua baris depan
belakang kanan kiri) dilakukan: karantina
minimal 1 kali masa inkubasi terpanjang,
pemberian HAC dan komunikasi risiko
• Notifikasi ke Ditjen P2P melalui PHEOC
ditembuskan ke Dinas Kesehatan Provinsi
dan dilakukan pencatatan menggunakan
formulir (terlampir)
Jika tidak memenuhi kriteria kasus suspek maka
dilakukan respon sebagai berikut:
13
3. Penyiapan Pedoman Kesiapsiagaan dalam menghadapi nCoV yang
meliputi deteksi, manajemen klinis, pemeriksaan laboratorium, dan
komunikasi risiko.
4. Penyampaian press release terkait nCoV sebagai salah satu upaya
komunikasi risiko kepada masyarakat dan dan terus melakukan
tindakan edukasi yang massive sebagai upaya promotif dan preventif.
KESIAPAN INDONESIA (2)
5. Laboratorium Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan (BTDK) Balitbangkes dan 5
laboratorium regional influenza (BBTKL-PP Jakarta, UI, Unhas, BBLK Palembang, dan BBLK
Makassar) sudah memiliki kemampuan untuk konfirmasi nCoV. Namun saat ini pemeriksaan
baru akan dilakukan oleh Balitbangkes
6. Identifikasi daerah-daerah berisiko yang memiliki akses langsung dari dan ke Tiongkok baik
melalui darat, laut, dan udara yaitu Jakarta, Tangerang, Bandar Lampung, Padang, Tarakan,
Balikpapan, Manokwari, Sampit, Bandung, Jambi, Tanjung Balai Karimun, Samarinda,
Palembang, Tanjung Pinang, Denpasar, Surabaya, Batam, Bitung, dan Manado.
7. Tersedia dan berfungsinya 195 thermal scanner Di 135 pintu masuk negara untuk
mengidentifikasi secara cepat gejala awal peningkatan suhu tubuh pelaku perjalanan.
8. Tersedia logistik kesiapsiagaan dan penanganan kasus nCoV terutama di daerah-daerah
berisiko yang memiliki akses langsung dari Tiongkok melalui darat, laut, dan udara (Alat
Pelindung Diri lengkap, masker N-95, dan health alert card )
15
RENCANA TINDAK LANJUT
1. Terus menyebarkan informasi dan edukasi kepada masyarakat terkait nCoV
yang disampaikan melalui semua jenis media informasi secara massive,
termasuk travel information bagi pelaku perjalanan ke negara terjangkit
khususnya untuk mengantisipasi perayaan Tahun Baru Imlek
2. Peningkatan kapasitas petugas kesehatan dalam menangani kasus nCoV,
melalui berbagai mekanisme seperti webinar.
3. Koordinasi dengan lintas sektor (Kementerian Perhubungan, Kementerian
BUMN, dan maskapai penerbangan) untuk pendistribusian health alert card
(HAC) di dalam pesawat/kapal.
4. Pelaksanaan Table Top Exercise (TTX) dalam menghadapi kasus nCoV.
5. Monitoring perkembangan global nCoV melalui website WHO dan
pelaksanaan rapat koordinasi lanjutan.
16
TERIMAKASIH