Anda di halaman 1dari 51

PRESENTASI LAPORAN KASUS

VERTIGO

OLEH: dr. Vicki Jessika

Dpjp : dr. Hl. Simon Tambunan, Sp.S,.MS.Med

RSUD SUKADANA
LAMPUNG TIMUR
2019
Pendahuluan

Vertigo berasal dari bahasa latin vertere yang artinya memutar,


merujuk pada sensasi berputar, rasa oleng, tak stabil (giddiness,
unsteadiness) atau rasa pusing (dizziness) sehingga mengganggu rasa
keseimbangan seseorang, umumnya disebabkan oleh gangguan pada
sistim keseimbangan.
BPPV adalah gangguan keseimbangan perifer yang sering
dijumpai. Gejala yang dikeluhkan adalah vertigo yang datang tiba-tiba
pada perubahan posisi kepala. Vertigo pada BPPV termasuk vertigo
perifer karena kelainannya terdapat pada telinga dalam, yaitu pada
sistem vestibularis. Karakteristik nistagmus dan vertigo berhubungan
dengan posisi dan menduga bahwa kondisi ini terjadi akibat gangguan
otolit.2,3
.
Identitas Pasien

• Nama : Tn. B
• Umur : 62 Tahun
• Alamat : N. Nabung
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Petani
• Status perkawinan: Menikah
• Suku : Jawa
• Tanggal masuk : 25 November 2019
• Ruang : Bangsal Saraf
• MR : 181.867
Anamnesis

Anamnesis dilakukan secara


autoanamnesis dan alloanamnesis
terhadap pasien pada tanggal 26
November 2019 di bangsal Saraf RSUD
Sukadana Lampung Timur
• Kepala pusing berputar yang
Keluhan memberat sejak 2 hari SMRS.
Utama

• keluhan dirasakan hilang timbul, hilang dengan sendiri


setelah kurang lebih 10 sampai 15 detik
• yang berputar adalah ruangan sekitar pasien.
• Keluhan memberat dengan perubahan posisi
Keluhan • Berkurang saat memejamkan mata dan istirahat.
• Mual (+) Muntah (-)
Tambahan • Tinittus (-), blurred vision (-), penglihatan ganda (-)
• Pasien tidak mengalami nyeri kepala ataupun pingsan.
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke IGD RSUD Sukadana Lampung Timur


dengan keluhan pusing berputar yang bertambah parah
sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan pasien
muncul pertama kali sekitar 1 minggu yang lalu yaitu,
pusing berputar yang muncul secara tiba-tiba, terutama
pada pagi dan malam hari saat pasien bangun dari tempat
tidur. Menurut pasien, keluhan dirasakan hilang timbul,
setiap serangan hilang dengan sendiri setelah kurang lebih
10 sampai 15 detik dan yang berputar adalah ruangan
sekitar pasien
Keluhan dirasakan lebih parah dengan
perubahan posisi terutama saat bangun dari tidur,
tidur menyamping, dan saat membungkuk pada
waktu shalat. Berkurang saat memejamkan mata dan
istirahat. Pasien tidak mengalami nyeri kepala
ataupun pingsan.
Menurut pasien, keluhan yang dirasakan tidak
mengganggu aktivitas. Akan tetapi, keluhan tersebut
dirasakan bertambah parah sejak 2 hari yang lalu,
dimana pasien merasakan mual dan muntah,.
Pasien muntah sebanyak 1 kali, sekitar 1/2
gelas aqua dan berisi makanan. Pasien menyangkal
adanya bunyi berdengung pada telinga pasien.
Pasien juga tidak memiliki gangguan pendengaran
dan masih dapat mendengar dengan baik. Selain itu,
pasien juga tidak memiliki gangguan penglihatan
seperti penglihatan ganda atau gangguan
penglihatan lainnya. Nafsu makan pasien menurun,
tidak batuk ataupun pilek. Pasien tidak jatuh dan
kepala pasien tidak terbentur sebelum keluhan
muncul.
Riwayat Penyakit Sebelumnya

Riwayat Hipertensi (-), DM (-),


Jantung (-), Maag (+).
Penyakit Keluhan Serupa 1 th yll
Dahulu

Riwayat belum pernah


dirawat di rumah
Perawatan sakit sebelumnya.

Riwayat Belum pernah


menjalani operasi
Pembedahan sebelumnya
Pasien tidak
Riwayat Pengobatan pernah minum
obat rutin dirumah

Menurut pasien,
Riwayat Alergi pasien tidak memiliki
riwayat alergi
Di keluarga Os
Riwayat Penyakit tidak ada yang
Keluarga mengalami gejala
serupa.

Merokok (+), alcohol


Riwayat dan Nafza Lainnya
Kebiasaan disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present

Tanda Vital

•Tampak • Kesadaran : Kompos Mentis


lemas • TD 120/80 mmHg
• Nadi 84x/menit
• Pernapasan 20x/menit
Keadaan
umum • Suhu 367,0 o c
Status Generalis
Kepala
Rambut : berwarna hitam
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor
3mm/3mm, Ptosis (-/-)
 Hidung : Deformitas (-), nyeri tekan (-), krepitasi (-), deviasi
septum (-), sekret (-/-)
 Telinga : Normal (+/+), sekret (-/-), membran timpani utuh (+/+),
serumen (-/-)
 Mulut : simetris, mukosa kering (+), lidah normal
 Tenggorokan : Mukosa faring hiperemis (-); uvula di tengah ; tonsil
normal (T1/T1)
Status Interna

Pemeriksaan Leher

a)Pembesaran KGB :Tidak terdapat


pembesaran KGB
b)Pembesaran Tiroid : Tidak terdapat
pembesaran
kelenjar tiroid
Pemeriksaan Toraks
Jantung
a) Inspeksi:Bentuk dada simetris, gerak tertinggal (-), tidak ada luka
(-)
b) Palpasi : krepitasi (-/-), nyeri tekan (-/-)
c) Perkusi :
Batas atas kiri : ICS II linea parasternal sinistra
Batas atas kanan : ICS II linea parasternal dextra
Batas kiri bawah :ICS V, I-2 cm kearah medial linea
midclavicula sinistra
d). Auskultasi :

Jantung : Bunyi jantung I dan II regular

suara tambahan : murmur (-), gallop (-)


Paru
a) Inspeksi : Dinding toraks simetris pada saat statis maupun
dinamis, retraksi otot-otot pernapasan (-)
b) Palpasi : Simetris, vocal fremitus sama kuat kanan dan kiri
c) Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
d) Auskultasi : Suara napas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing
(-/-)
Pemeriksaan Abdomen

a) Inspeksi : Perut datar, massa (-), luka (-)


b) Auskultasi : Peristaltik usus (+) normal
c) Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen
d) Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri
tekan (-)
Pemeriksaan Ekstremitas

a) Superior : Akral hangat, sianosis dan edema tidak ada


b) Inferior : Akral hangat, sianosis dan edema tidak ada
Status Neurologis

Kesadaran : Compos mentis


GCS : E4 V5 M6
Gerakan abnormal : Tidak ada
Nervus Kranialis

Tidak ada penyempitan lapang pandang


a.Sistem Motorik
Kekuatan Otot :5/5/5/5
Tonus :+
Klonus :-
Atrophi :-
Refleks Fisiologis
 Biceps : +
 Triceps : +
 Achiles : +
 Patella : +
 Refleks Patologis
 Babinski : -/-
 Oppenheim : -/-
 Chaddock : -/-
 Gordon : -/-
 Scaeffer : -/-
 Hoffman Trommer : -/
a.Sensibilitas
Ekstremitas atas
• Raba +/+
• Nyeri +/+
• Suhu +/+
• Propioseptif +

Ekstremitas bawah
• Raba +/+
• Nyeri +/+
• Suhu +/+
• Propioseptif +
Saraf otonom
- Miksi : Normal
- Defekasi : Normal
- Sekresi keringat : Normal

Koordinasi dan Keseimbangan


- Tes tunjuk hidung : Normal
- Tes tumit-lutut : Normal
-Disdiadokokinesis : Normal

Fungsi Luhur : Normal


Rangsangan Meningeal

- Kaku kuduk : (-)


- Lassegue : (-)
- Kernig : (-)
- Brudzinski I : (-)
- Brudzinski II : (-)
Pemeriksaan penunjang
Resume
• Tn. B, 62 tahun, datang dengan keluhan pusing berputar yang bertambah
parah sejak 2 hari SMRS. Gejala muncul pertama kali 2 minggu yang lalu,
muncul secara tiba-tiba, terutama pada pagi dan malam hari saat bangun
dari tempat tidur, serangan hilang sendiri setelah 10-15 detik, bertambah
parah dengan perubahan posisi terutama saat bangun dari tidur, tidur
menyamping, dan saat membungkuk pada waktu shalat. Mual (+), muntah
(+) 3 kali, Nyeri kepala (-), diplopia (-), blurred vision (-). Pasien menyangkal
adanya keluhan telinga berdengung dan gangguan pendengaran lain (-).
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
• - Kesadaran : Compos mentis
• - GCS : E4M6V5
• - N. VIII : nistagmus -/-
• - Sensorik : propiosepsi nomal
• - Koordinasi : tes tunjuk hidung normal
• : tes tumit-lutut normal
• : disdiadokokinesis normal
Diagnosis
 Klinis : Vertigo Perifer Susp BPPV
 Topis : Sistem Vestibular
 Etiologi : Idiopatik

Diagnosis Banding
 Meniere Disease
 Vestibular Neuritis
Penatalaksanaan
Non Farmakologis
 Edukasi pasien untuk bangun dari tempat tidur secara perlahan-lahan
dan berubah posisi secara perlahan
 Posisi semifowler ( 30o)
 Oksigen 3 L/ Menit
Farmakologis
 IVFD RL +Zyfort XX gtt/m
 IVFD RL
 injeksi Omeprazole inj 1x40 mg
 Injeksi Ondansentron 2 x 4 mg
 Betahistin 3x6 mg
 Flunarizin 1x10 mg
 Piracetam 1x800 mg
 Diazepan 2 mg + PCT 500 mg 2x1
Prognosa

 Quo ad Vitam : Dubia ad bonam


 Quo ad Fungsionam : Dubia ad bonam
 Quo ad Sanationam : Dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Vertigo berasal dari bahasa latin vertere yang
artinya memutar, merujuk pada sensasi berputar, rasa
oleng, tak stabil (giddiness, unsteadiness) atau rasa
pusing (dizziness) sehingga mengganggu rasa
keseimbangan seseorang, umumnya disebabkan oleh
gangguan pada sistim keseimbangan.
Vertigo posisi paroksismal jinak (VPPJ) atau disebut
juga Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) adalah
gangguan keseimbangan perifer yang sering dijumpai.
Gejala yang dikeluhkan adalah vertigo yang datang tiba-
tiba pada perubahan posisi kepala. Vertigo pada BPPV
termasuk vertigo perifer karena kelainannya terdapat
pada telinga dalam, yaitu pada sistem vestibularis
EPIDEMIOLOGI
• Onset umur rata-ratanya adalah 54 tahun, dengan range 11 sampai
84 tahun. Froehling et al. mengestimasikan bahwa insidennya
sebanyak 107 kasus per 100.000 populasi per tahun.
• Penelitian di Jepang pada pasien dengan BPPV sebanyak 10,7 kasus
per 100000 per tahun (nistagmus pada tes Dix-Hallpike )
• adanya hubungan antara BPPV dengan vestibular neuritis pada 10%
pasien
• trauma kepala pada 20% pasien
• 15% kasus-kasus BPPV diikuti oleh neurolabirintitis dan 18% oleh
trauma kepala.
• Namun, pada kebanyakan pasien BPPV, tidak temukan adanya
hubungan tersebut
Anatomi dan fisiologi alat keseimbangan
ETIOLOGI

Vertigo Perifer

Saraf otak ke VIII

• neuritis iskemik
(misalnya pada DM)
Labirin • infeksi, inflamasi Telinga Luar Dan
(misalnya pada sifilis, Tengah
• BPPV herpes zoster)
• Pasca Trauma • neuritis vestibular
• Menierre Disease • neuroma akustikus • Otitis media
• Labirinitis • tumor
• tumor lain di sudut
• Toksis
serebelo-pontin
Vertigo Sentral

Supratentorial

• Trauma Infratentorial
• Epilepsi
• Insufisiensi
vertebrobasi
ler
Patofisiologi
• Teori Cupulolithiasis
1962 Horald Schuknecht mengemukakan
teori ini untuk menerangkan BPPV.

• Teori Canalithiasis
Tahun 1980 Epley mengemukakan teori
canalithiasis, partikel otolith bergerak bebas di
dalam KSS
Klasifikasi
Vertigo Perifer

BPPV : > Penyebab utama vertigo.


> Onset usia rata-rata 51 tahun
> Disebabkan oleh pergerakan otolit dalan kanalis semisirkularis
pada telinga dalam
> Biasanya idiopatik
> Gejala ( vertigo, Tinitus (-), Penurunan pendengaran (-),
Nistagmus Rotatoar (kearah telingan yg sakit)

Menierre D:: > akibat dari hipertensi endolimfatik.


> dilatasi dari membrane labirin bersamaan
> dengan peningkatan volume endolimfe
> terjadi idiopatik atau sekunder akibat infeksi atau
gangguan metabolik
> vertigo (+), Tinitus (+), Penurunan pendengaran (+),
Vestibular Neuritis
 Berhubungan dengan infeksi virus pada nervus
vestibularis.
 Ditandai dengan vertigo, mual, ataxia, dan nistagmus
 Labirintis terjadi dengan komplek gejala yang sama
disertai dengan tinnitus atau penurunan pendengaran.
 Keduanya terjadi pada sekitar 15% kasus vertigo
otologik
VERTIGO SENTRAL

Migraine : > Selby and Lance (1960) vertigo menjadi gejala sebanyak
27-33% pasien dengan migraine.
>Vertigo pada migraine lebih lama dibandingkan aura
lainnya
> Membaik dengan terapi migraine

Vertebrobasilar insufficiency
 episode rekuren dari suatu vertigo dengan onset akut dan
spontan terjadi beberapa detik sampai beberapa menit
 >pada usia tua dan pada paien yang memiliki factor resiko
cerebrovascular disease
 > gejala visual meliputi inkoordinasi, jatuh, dan lemah

Vertebrobasilar insufficiency
 M.k Vertigo jarang, dikarenakan tumor tumbuh secara lambats
 Gejala yang lebih sering adalah penurunan pendengaran atau
gejala neurologis
Ciri-ciri Vertigo Perifer Vertigo Sentral
Lesi Sistem vestibular (telinga dalam, Sistem vertebrobasiler dan
saraf perifer) gangguan vaskular (otak, batang
otak, serebelum)
Penyebab Vertigo posisional paroksismal iskemik batang otak,
jinak (BPPV), penyakit vertebrobasiler
maniere, insufisiensi, neoplasma, migren
neuronitis vestibuler, labirintis, basiler
neuroma akustik, trauma

Gejala gangguan SSP Tidak ada Diantaranya :diplopia,


parestesi,
gangguan sensibilitas dan
fungsi
motorik, disartria, gangguan
serebelar
Masa laten 3-40 detik Tidak ada
Habituasi Ya Tidak
Intensitas vertigo Berat Ringan
Telinga berdenging dan Kadang-kadang Tidak ada
atau tuli
Nistagmus spontan + -
Diagnosis
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
– Tes keseimbangan
– Tes melangkah di tempat (stepping test)
– Tes salah tunjuk (past-pointing)
– Manuver Nylen-Barany atau Hallpike
– Tes kalori
Penatalaksanaan
NON MEDIKAMENTOSA

• Edukasi pasien untuk bangun


dari tempat tidur secara
perlahan-lahan.
• Brandt-Daroff untuk latihan
di rumah
MEDIKAMENTOSA

Nama Golongan Contoh dan kerja obat

Antikolinergik Contoh :skopolamin dan homatropin


berperan sebagai supresan vestibuler melalui reseptormuskarinik
Per oral : efek rata-rata 4 jam
Antihistamin Penghambat reseptor histamin-1 (H-1 blocker)
Contoh difenhidramin, siklizin, dimenhidrinat, meklozin, dan
prometazin
Anti vertigo yang saat ini banyak diresepkan
efek terhadap reseptor histamin sentral
potensi dalam mencegah dan memperbaiki “motion sickness”
sedasi merupakan efek samping utama
lama kerja bervariasi mulai dari 4 jam (misalnya, siklizin) sampai 12
jam (misalnya, meklozin)
Histaminergik Diwakili oleh betahistin yang digunakan sebagai antivertigo
Efek vasodilatasi, perbaikan aliran darah pada mikrosirkulasi di
daerah telinga tengah dan sistem vestibuler
kadar puncak tercapai dalam waktu sekitar 4 jam
Es relatif jarang
Antidopaminergik digunakan untuk mengontrol keluhan mual pada pasien dengan gejala
mirip-vertigo
Lama kerja mulai dari 4 sampai 12 jam.
Contoh domperidon dan metoklopramid.

Benzodiazepin sebagai supresan vestibuler diperkirakan terjadi melalui mekanisme


sentral
Efek farmakologis utama sedasi, hipnosis, penurunan kecemasan,
relaksasi otot,
Contoh lorazepam, diazepam, dan klonazepam
Antagonis kalsium menghambat kanal kalsium di dalam sistem vestibuler mempunyai efek
sedatif, antidopaminergik, serta antihistamin-1
Contoh Flunarizin dan sinarizin

Asetilleusin bekerja sebagai prekrusor neuromediator yang memengaruhi aktivasi


vestibuler aferen
efek sebagai “antikalsium” pada neurotransmisi

Lain-lain diperkirakan mempunyai efek antivertigo di antaranya adalah ginkgo


biloba, piribedil (agonis dopaminergik), dan ondansetron.
ANALISA KASUS
Temuan ALASAN
Vertigo Perifer keluhan pusing berputar
keluhan muncul secara tiba-tiba, dipengaruhi oleh posisi, terdapat
mual dan muntah , tidak terdapat tinitus, pasien masih dapat jalan dan
beraktivitas, pasien merasakan lingkungan sekitar pasien yang
berputar
Gangguan penglihatan (diplopia dan blurred vision - )
Pemeriksaan koordinasi dan keseimbangan:
- Tes tunjuk hidung : Normal
- Tes tumit-lutut : Normal
- Disdiadokokinesis : Normal

ec BPPV sifat dari vertigo pasien yang dipengaruhi posisi


menghilang sendiri setelah 10-15 detik
Mual muntah pada pasien disebabkan oleh Motion Sickness karena
pusing berputar
Terapi
Posisi Semifowler Agar oksigenisasi ke otak baik
30 dan O2 Mengurangi pusing
3L/menit
Infus RL + Zyfort Mengganti cairan tubuh yang hilang melalui
muntah dan sebagai nutrisi parenteral
Inj Ondansentron untuk mencegah dan mengobati mual dan muntah
Inj Omeperazole Obat golongan PPI, untuk proteksi lambung
sehingga tidak terjadi iritasi lambung.
Betahistin golongan antihistaminik yang digunakan sebagai
obat anti-vertigo
Flunarizine merupakan derivat cinnarizine
memiliki efek antihistamin dan penghambat ion
kalsium yang bekerja secara selektif
PCT + Diazepam PCT (acetaminifen) = digunakan untuk
meredakan nyeri
Diazepam = supresan vestibuler dengan efek
sedasi, hipnosis, penurunan kecemasan dan
relaksasi otot.
Piracetam Berfungsi untuk meningkatkan kemampuan
kognitif tanpa menimbulkan rasa kantuk
(nootropik).
Dapat juga diberikan untuk mengobati vertigo dan
cedera kepala.

Anda mungkin juga menyukai