2/2/2020 3
2/2/2020 Uu 4
Mengapa perlu Etika
dalam urusan Publik ...?
Membentuk
mindset
ASN
Akuanta Kecintaan
pada
bel bangsanya
Pentingnya
membentuk
ASN
BERKUALITAS
Mempunyai
Orientasi
standar
mutu perilaku
Anti
korupsi
TANGGUNG JAWAB
KOMITMEN
PELAYANAN PUBLIK
TUNTUTAN
REGULASI
PNS
MORAL INTEGRITAS
Etika
Moral
Etika : “the dicipline dealing with what is good and bad
and with moral duty and obligation”. (Weihrich dan
Koontz (2005:46)
UKURAN/LANDASAN
Sebagai ukuran baik-buruk, wajar-tidak wajar, & benar-
salah
PERILAKU BERMORAL
PERILAKU ETIS
ETIKA KERJA, adalah nilai-nilai yang
menjadi acuan dalam aktivitas kerja atau
suatu profesi.
PERILAKU BERMORAL, adalah perilaku
yang sesuai dengan harapan kelompok
sosial.
PERILAKU ETIS, adalah perilaku yang
sesuai dengan sistem nilai yang ditetapkan.
Refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah
perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan
publik.
Kualitas pemenuhan atau
perwujudan nilai-nilai atau norma-
norma sikap dan perilaku aparatur
pemerintah dalam setiap kebijakan
dan tindakkannya, yang dapat
diterima oleh masyarakat luas
INTERNALISASI STANDAR ETIKA PUBLIK
Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara
Pancasila.
Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945.
Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya
kepada publik.
Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
Memberikan layanan kepada publik secara jujur,
tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna,
berhasil guna, dan santun.
Mengutamakan kepemimpinan berkualitas
tinggi.
Menghargai komunikasi, konsultasi, dan
kerjasama.
Mengutamakan pencapaian hasil dan
mendorong kinerja pegawai.
Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan
yang demokratis sebagai perangkat sistem karir.
Aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya
ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk
ketentuan-ketentuan tertulis
TUJUAN
ETIKA
PUBLIK
MODALITAS TINDAKAN
AKUNTABILITAS INTEGRITAS
TRANSPARANSI PUBLIK
NETRALITAS
Sumber: Haryatmoko, Etika Publik Untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi, 2011
NRDW- STANDAR ETIKA PUBLIK
integritas
pelayanan publik
menuntut
lebih dari
kompetensi
teknis
mengarahkan analisa
Polsosbud
kompetensi
leadership etika
teknik
ETIKA
PUBLIK
KOMPETENSI LEADERSHIP
KOMPETENSI ETIKA Penilaian dan Penetapan Tujuan
Manajemen Nilai Ketrampilan Manajemen
Kemampuan penalaran moral Gaya Manajemen
Moralitas peribadi Kepemimpinan Politik & Nrgosiasi
Etika Organisasional
Sumber:
NRDW- STANDAR Haryatmoko,
ETIKA PUBLIKEtika Publik Untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi, 2011
pejabat
cenderung tidak
peka, tidak Penempatan
pejabat publik
peduli
tidak
diskriminatif, berdasarkan
terutama pada profesionalitas
masyarakat
kalangan bawah.
Konflik kepentingan: tercampurnya
kepentingan pribadi dengan kepentingan
organisasi yang mengakibatkan kurang
optimalnya pencapaian tujuan organisasi.
(McDonald, 2005):
Akan mengakibatkan penyalahgunaan
kekuasaan, pengerahan sumberdaya publik
yang kurang optimal, dan peningkatan
kesejahteraan rakyat terabaikan.
Aji mumpung (self-dealing); memanfaatkan Kedudukan politis untuk
kepentingan yang sempit dan sistem nepotisme.
Menerima/memberi suap (bribery, embezzlement, graft).
Menyalahgunakan pengaruh pribadi (influence peddling); memanfaatkan
pengaruh untuk kepentingan karir atau bisnis yang sempit.
Pemanfaatan fasilitas organisasi / lembaga untuk kepentingan pribadi.
Pemanfaatan informasi rahasia; mengacaukan kedudukan formal
dengan keuntungan yg diperoleh secara informal.
Loyalitas ganda (outside employment, moonlighting); menggunakan
kedudukan dalam pemerintahan untuk investasi pribadi.
Rumusan nilai-nilai etika harus benar-benar
dipahami dan dilaksanakan dengan baik
karena memiliki ketentuan dan sistem sanksi
yang jelas
AKTUALISASI STANDAR ETIKA PUBLIK
DALAM MENGELOLA KEGIATAN INSTANSI
Masih mewarisi kultur kolonial
Loyalitas
Peningkatan kinerja organisasi
mindset dari pejabat publik.
1. Dari penguasa menjadi pelayan;
2. Dari ’wewenang’ menjadi ’peranan’;
3. Menyadari : jabatan publik amanah, yang
dipertanggung jawabkan dunia akhirat.
Untuk mendukung :
1. terwujudnya good governance
2. kelembagaan
3. ketatalaksanaan
4. budaya kerja
Manajemen Perubahan
Penataan Peraturan Perundang-undangan
Penataan dan Penguatan Organisasi
Penataan Tatalaksana
Penataan Sistem Manajemen SDM
Penguatan Akuntabilitas
Penguatan Pengawasan
Peningkatan Pelayanan Publik
Setelah menyaksikan film tersebut, kerjakan
tugas berikut :
Ceritakan apa dan bagaimana kebijakan yang
diambil/dijalankan pejabat tersebut?
Jelaskan nilai-nilai etik apa yang dapat
dicontoh dari perilaku pejabat tsb !
Bagaimana strategi pejabat tersebut dalam
melakukan perubahan supaya diterima oleh
semua komponen
Sanksi norma etika : berasal dari kesadaran
internal, sanksi sosial/ kesepakatan bersama
Karakter filosofis etika publik: penuntun
perilaku paling mendasar
Norma etika menentukan perumusan
kebijakan maupun pola tindakan yang ada di
dalam organisasi publik.
Penegak hukum tidak perlu bekerja
keras. tata-tertib sosial berjalan
sendiri
Korupsi, penyalahgunaan
kekuasaan penyim pangan lain
akan dapat dicegah sejak dini.
Pejabat publik: memiliki kewaspadaan :
Kewaspadaan profesional : taati kaidah
teknis dan peraturan yang terkait sebagai
pembuat keputusan.
Kewaspadaan spiritual : penerapan nilai-nilai
kearifan, kejujuran, keuletan, sikap
sederhana dan hemat, tanggung-jawab, serta
akhlak dan perilaku yang baik.
Kode etik : menuntun pejabat melihat
kedudukannya sebagai alat, bukan sebagai
tujuan.
Nilai-nilai sebagai pelayan publik yang
bermartabat dan luhur dapat dipertahankan.
Masyarakat akan memiliki kepercayaan
(trust) kepada aparatur pemerintah.
Ikut serta dalam transaksi bisnis pribadi atau perusahaan
swasta untuk keuntungan pribadi dengan
mengatasnamakan jabatan kedinasan.
Menerima segala bentuk hadiah dari pihak swasta pada
saat ia melaksanakan transaksi untuk kepentingan
kedinasan atau kepentingan pemerintah.
Membicarakan masa depan peluang kerja di luar instansi
pada saat ia berada dalam tugas-tugas sebagai pejabat
pemerintah.
Membocorkan infrormasi komersial atau ekonomis yang
bersifat rahasia kepada pihak-pihak yang tidak berhak.
Terlalu erat berurusan dengan orang-orang di luar instansi
pemerintah yang dalam menjalankan bisnis pokoknya
tergantung kepada izin pemerintah. (Paul Douglas (1993:61),
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1959 tentang
Sumpah Jabatan Pegawai Negeri Sipil dan Anggota
Angkatan Perang
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang
Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil
Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang
Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri
Sipil.
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin PNS.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (ASN)
Di dalam UU No.5 Tahun 2014 memang telah
ditegaskan berbagai ketentuan disiplin
pegawai negeri, sistem sanksi yang bisa
dibebankan apabila seorang PNS melanggar
hukum, menyalahgunakan wewenang, dan
terlibat dalam konflik kepentingan.
Selain itu, Undang-Undang ini juga mengatur
hak-hak pegawai dalam bentuk remunerasi
dengan sistem penilaian kinerja yang lebih
jelas.
1. temukan 5 (lima) nilai etika publik yang
dapat diaktualisasikan pada Instansi Saudara...
2. kreasikan 5 (lima) nilai etika publik yang
disepakati oleh anggota kelompok dan dapat
diaktualisasikan pada setiap instansi(reliable
to implement)
3. kreasikan 5 (lima) Standard Operating
Procedur (SOP) baru untuk menyelesaikan
tugas keseharian pada instansi Saudara,
berdasarkan 5 (lima) etika baru pada point
nomor 2 diatas
2/2/2020 Nana Rukmana D.W. 48
Budaya etika publik dapat menjadi praktik
kehidupan dalam organisasi, keterlibatan sosial dan
politik, maka akuntabilitas dan transparansi harus
diterjemahkan kedalam program membangun
budaya etika publik, transparansi dalam pengadaan
barang/jasa publik, pemberdayaan civil society,
pembentukan jaringan pendidikan dan pelatihan
dalam rangka pemberantasan korupsi dan
pengawasan .
Perlu pelibatan LSM, Lembaga Keagamaan,
Asosiasi profesi, organisasi mahasiswa dan
perguruan tinggi dalam pembangunan budaya etika
publik 49
Yudi Latif, Negara Paripurna (Jakarta, Gramedia, 2011)
Bertens, K, Etika (Jakarta, Gramedia, 2004)
Nana Rukmana D.W., Etika Kepemimpinan (Bandung,
Alfabeta, 2006)
Nana Rukmana D.W., Etika & Integritas, Solusi Persoalan
Bangsa (Tangsel, SBM Publishing, 2013)
Nana Rukmana D.W., Meraih Sukses dan Kebahagiaan Hidup
(Bandung, Alfabeta, 2005