Anda di halaman 1dari 63

Oleh :

Drs. H. RAFLES JJ, MM


Widyaiswara Madya BPSDM Sumbar
2019
 Nama  Rafles JJ
 NIP  19600306 198903 1 005
 Tempat/Tgl Lahir  Solok, 6 Maret 1960
 Pangkat/Golongan  Pembina Tk. I ( IV/b )
 Jabatan  Widyaiswara Madya
 Alamat Kantor  Badan PSDM Provinsi
Sumatra Barat
 Alamat Rumah  Komp, Andalas Makmur
E/3-4 Padang
 Nomor Telepon/HP  08126612703
 Pendidikan  S1 Ilmu Komunikasi
 S2 Magister Manajemen
 Setelah mengikuti pembelajaran ini
parapeserta diharapkan mampu
mengakualisasikan standar etika
publik dalam mengelola pelaksanaan
TUGAS DAN FUNGSI UNIT
KERJANYA.

2/2/2020 3
2/2/2020 Uu 4
Mengapa perlu Etika
dalam urusan Publik ...?
Membentuk
mindset
ASN

Akuanta Kecintaan
pada
bel bangsanya

Pentingnya
membentuk
ASN
BERKUALITAS
Mempunyai
Orientasi
standar
mutu perilaku

Anti
korupsi
TANGGUNG JAWAB
KOMITMEN
PELAYANAN PUBLIK

TUNTUTAN
REGULASI
PNS

MORAL INTEGRITAS
 Etika
 Moral
Etika : “the dicipline dealing with what is good and bad
and with moral duty and obligation”. (Weihrich dan
Koontz (2005:46)

Etika : “an idea or moral belief that influences the


behaviour, attitudes and philosophy of life of a group of
people”. (Collins Cobuild (1990:480)

Etika sebagai tujuan hidup yang baik bersama dan untuk


orang lain di dalam institusi yang adil. (Ricocur (1990)
Karakter atau etos individu/kelompok
berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma luhur
. (Azyumardi Azra (2012),

Ajaran-ajaran moral yakni standar tentang


benar dan salah yang dipelajari melalui proses
hidup bermasyarakat
PERBEDAAN
ETIKA
MORAL
(Mores) • Seperangkat
nilai yang menjadi
• Tata Cara Pengertian acuan
• Kebiasaan • Nilai yang

• Adat menjadi acuan


• Perilaku yang dalam aktivitas
sesuai dengan Perilaku kerja/profesi
harapan kelompok • Perilaku yang

sosial sesuai sistem nilai


Organisasi yang disepakati

UKURAN/LANDASAN
Sebagai ukuran baik-buruk, wajar-tidak wajar, & benar-
salah

Landasan bertindak dalam sebuah kehidupan kolektif


yang profesional

Untuk menjalankan visi dan misi lembaga / institusi

Untuk menjaga citra lembaga / institusi


ETIKA KERJA

PERILAKU BERMORAL

PERILAKU ETIS
 ETIKA KERJA, adalah nilai-nilai yang
menjadi acuan dalam aktivitas kerja atau
suatu profesi.
 PERILAKU BERMORAL, adalah perilaku
yang sesuai dengan harapan kelompok
sosial.
 PERILAKU ETIS, adalah perilaku yang
sesuai dengan sistem nilai yang ditetapkan.
 Refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah
perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan
publik.
Kualitas pemenuhan atau
perwujudan nilai-nilai atau norma-
norma sikap dan perilaku aparatur
pemerintah dalam setiap kebijakan
dan tindakkannya, yang dapat
diterima oleh masyarakat luas
 INTERNALISASI STANDAR ETIKA PUBLIK
 Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara
Pancasila.
 Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945.
 Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
 Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
 Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
 Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
 Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya
kepada publik.
 Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
 Memberikan layanan kepada publik secara jujur,
tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna,
berhasil guna, dan santun.
 Mengutamakan kepemimpinan berkualitas
tinggi.
 Menghargai komunikasi, konsultasi, dan
kerjasama.
 Mengutamakan pencapaian hasil dan
mendorong kinerja pegawai.
 Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
 Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan
yang demokratis sebagai perangkat sistem karir.
Aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya
ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk
ketentuan-ketentuan tertulis

Kode Etik Profesi : mengatur tingkah laku/etika


suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui
ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat
dipegang teguh oleh sekelompok profesional
tertentu
Melaksanakan tugasnya :
 jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi.
 cermat dan disiplin.
 sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
 sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
 sesuai dengan perintah atasan/Pejabat berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan/peru-an & etika pemerintahan.
 Menjaga kerahasiaan kebijakan negara.
 Menggunakan kekayaan dan barang milik negara
secara bertanggung jawab, efektif dan efisien.
 Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan
 Memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan .
 Tidak menyalahgunakan informasi intern
negara, mencari keuntungan atau manfaat bagi
diri sendiri atau untuk orang lain.
 Memegang teguh nilai dasar ASN, menjaga
reputasi dan integritas ASN.
 Melaksanakan ketentuan peraturan disiplin
pegawai ASN.
1. KORUPSI DAN KONFLIK KEPENTINGAN
2. PEJABAT PUBLIK DAN DILEMA ETIKA
3. INTEGRASI NILAI - NILAI ETIKA DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
4. LOGIKA PASAR YANG BERPENGARUH
TERHADAP PELAYANAN PUBLIK
Bagaimana pemahaman Pejabat
Publik terhadap etika....?
1. SITUASI APA YANG TERJADI DALAM LINGKUNGAN KANTOR
TERSEBUT DALAM PERSPEKTIF ETIKA PUBLIK ? PRINSIP-PRINSIP
ETIKA PUBLIK DAN KODE ETIK ASN APA SAJA YANG TELAH
DILANGGAR?

2. APAKAH SIKAP YANG DITAMPILKAN BUDI DAPAT MERUBAH


KONDISI LINGKUNGAN TEMPAT KERJA?

3. BAGAIMANA DENGAN KONFLIK KEPENTINGAN YANG DIALAMI


BUDI, APA YANG HARUS DILAKUKAN BUDI?

4. APA YANG DAPAT ANDA SARANKAN KEPADA BUDI DALAM


SITUASI SEPERTI ITU?
PELAYANAN PUBLIK YANG
BERKUALITAS DAN
RELEVAN

TUJUAN

ETIKA
PUBLIK

MODALITAS TINDAKAN
AKUNTABILITAS INTEGRITAS
TRANSPARANSI PUBLIK
NETRALITAS
Sumber: Haryatmoko, Etika Publik Untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi, 2011
NRDW- STANDAR ETIKA PUBLIK
integritas
pelayanan publik

menuntut
lebih dari
kompetensi
teknis

mengarahkan analisa
Polsosbud
kompetensi
leadership etika
teknik

Etika publik : refleksi kritis nilai-nilai (kejujuran,


solidaritas, keadilan, kesetaraan, dll)
Pengetahuan ttg hukum
Manajemen program
Manajemen Strategis
Manajemen Sumber Daya
KOMPETENSI TEKNIS

ETIKA
PUBLIK

KOMPETENSI LEADERSHIP
KOMPETENSI ETIKA Penilaian dan Penetapan Tujuan
Manajemen Nilai Ketrampilan Manajemen
Kemampuan penalaran moral Gaya Manajemen
Moralitas peribadi Kepemimpinan Politik & Nrgosiasi
Etika Organisasional
Sumber:
NRDW- STANDAR Haryatmoko,
ETIKA PUBLIKEtika Publik Untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi, 2011
pejabat
cenderung tidak
peka, tidak Penempatan
pejabat publik
peduli
tidak
diskriminatif, berdasarkan
terutama pada profesionalitas
masyarakat
kalangan bawah.
 Konflik kepentingan: tercampurnya
kepentingan pribadi dengan kepentingan
organisasi yang mengakibatkan kurang
optimalnya pencapaian tujuan organisasi.
(McDonald, 2005):
 Akan mengakibatkan penyalahgunaan
kekuasaan, pengerahan sumberdaya publik
yang kurang optimal, dan peningkatan
kesejahteraan rakyat terabaikan.
 Aji mumpung (self-dealing); memanfaatkan Kedudukan politis untuk
kepentingan yang sempit dan sistem nepotisme.
 Menerima/memberi suap (bribery, embezzlement, graft).
 Menyalahgunakan pengaruh pribadi (influence peddling); memanfaatkan
pengaruh untuk kepentingan karir atau bisnis yang sempit.
 Pemanfaatan fasilitas organisasi / lembaga untuk kepentingan pribadi.
 Pemanfaatan informasi rahasia; mengacaukan kedudukan formal
dengan keuntungan yg diperoleh secara informal.
 Loyalitas ganda (outside employment, moonlighting); menggunakan
kedudukan dalam pemerintahan untuk investasi pribadi.
 Rumusan nilai-nilai etika harus benar-benar
dipahami dan dilaksanakan dengan baik
karena memiliki ketentuan dan sistem sanksi
yang jelas
 AKTUALISASI STANDAR ETIKA PUBLIK
DALAM MENGELOLA KEGIATAN INSTANSI
 Masih mewarisi kultur kolonial
 Loyalitas
 Peningkatan kinerja organisasi
 mindset dari pejabat publik.
1. Dari penguasa menjadi pelayan;
2. Dari ’wewenang’ menjadi ’peranan’;
3. Menyadari : jabatan publik amanah, yang
dipertanggung jawabkan dunia akhirat.
Untuk mendukung :
1. terwujudnya good governance
2. kelembagaan
3. ketatalaksanaan
4. budaya kerja
 Manajemen Perubahan
 Penataan Peraturan Perundang-undangan
 Penataan dan Penguatan Organisasi
 Penataan Tatalaksana
 Penataan Sistem Manajemen SDM
 Penguatan Akuntabilitas
 Penguatan Pengawasan
 Peningkatan Pelayanan Publik
Setelah menyaksikan film tersebut, kerjakan
tugas berikut :
 Ceritakan apa dan bagaimana kebijakan yang
diambil/dijalankan pejabat tersebut?
 Jelaskan nilai-nilai etik apa yang dapat
dicontoh dari perilaku pejabat tsb !
 Bagaimana strategi pejabat tersebut dalam
melakukan perubahan supaya diterima oleh
semua komponen
 Sanksi norma etika : berasal dari kesadaran
internal, sanksi sosial/ kesepakatan bersama
 Karakter filosofis etika publik: penuntun
perilaku paling mendasar
 Norma etika menentukan perumusan
kebijakan maupun pola tindakan yang ada di
dalam organisasi publik.
Penegak hukum tidak perlu bekerja
keras. tata-tertib sosial berjalan
sendiri

Ada ketaatan norma hukum

Korupsi, penyalahgunaan
kekuasaan penyim pangan lain
akan dapat dicegah sejak dini.
Pejabat publik: memiliki kewaspadaan :
 Kewaspadaan profesional : taati kaidah
teknis dan peraturan yang terkait sebagai
pembuat keputusan.
 Kewaspadaan spiritual : penerapan nilai-nilai
kearifan, kejujuran, keuletan, sikap
sederhana dan hemat, tanggung-jawab, serta
akhlak dan perilaku yang baik.
 Kode etik : menuntun pejabat melihat
kedudukannya sebagai alat, bukan sebagai
tujuan.
 Nilai-nilai sebagai pelayan publik yang
bermartabat dan luhur dapat dipertahankan.
 Masyarakat akan memiliki kepercayaan
(trust) kepada aparatur pemerintah.
 Ikut serta dalam transaksi bisnis pribadi atau perusahaan
swasta untuk keuntungan pribadi dengan
mengatasnamakan jabatan kedinasan.
 Menerima segala bentuk hadiah dari pihak swasta pada
saat ia melaksanakan transaksi untuk kepentingan
kedinasan atau kepentingan pemerintah.
 Membicarakan masa depan peluang kerja di luar instansi
pada saat ia berada dalam tugas-tugas sebagai pejabat
pemerintah.
 Membocorkan infrormasi komersial atau ekonomis yang
bersifat rahasia kepada pihak-pihak yang tidak berhak.
 Terlalu erat berurusan dengan orang-orang di luar instansi
pemerintah yang dalam menjalankan bisnis pokoknya
tergantung kepada izin pemerintah. (Paul Douglas (1993:61),
 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1959 tentang
Sumpah Jabatan Pegawai Negeri Sipil dan Anggota
Angkatan Perang
 Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang
Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil
 Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang
Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil
 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri
Sipil.
 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin PNS.
 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (ASN)
 Di dalam UU No.5 Tahun 2014 memang telah
ditegaskan berbagai ketentuan disiplin
pegawai negeri, sistem sanksi yang bisa
dibebankan apabila seorang PNS melanggar
hukum, menyalahgunakan wewenang, dan
terlibat dalam konflik kepentingan.
 Selain itu, Undang-Undang ini juga mengatur
hak-hak pegawai dalam bentuk remunerasi
dengan sistem penilaian kinerja yang lebih
jelas.
 1. temukan 5 (lima) nilai etika publik yang
dapat diaktualisasikan pada Instansi Saudara...
 2. kreasikan 5 (lima) nilai etika publik yang
disepakati oleh anggota kelompok dan dapat
diaktualisasikan pada setiap instansi(reliable
to implement)
 3. kreasikan 5 (lima) Standard Operating
Procedur (SOP) baru untuk menyelesaikan
tugas keseharian pada instansi Saudara,
berdasarkan 5 (lima) etika baru pada point
nomor 2 diatas
2/2/2020 Nana Rukmana D.W. 48
 Budaya etika publik dapat menjadi praktik
kehidupan dalam organisasi, keterlibatan sosial dan
politik, maka akuntabilitas dan transparansi harus
diterjemahkan kedalam program membangun
budaya etika publik, transparansi dalam pengadaan
barang/jasa publik, pemberdayaan civil society,
pembentukan jaringan pendidikan dan pelatihan
dalam rangka pemberantasan korupsi dan
pengawasan .
 Perlu pelibatan LSM, Lembaga Keagamaan,
Asosiasi profesi, organisasi mahasiswa dan
perguruan tinggi dalam pembangunan budaya etika
publik 49
 Yudi Latif, Negara Paripurna (Jakarta, Gramedia, 2011)
 Bertens, K, Etika (Jakarta, Gramedia, 2004)
 Nana Rukmana D.W., Etika Kepemimpinan (Bandung,
Alfabeta, 2006)
 Nana Rukmana D.W., Etika & Integritas, Solusi Persoalan
Bangsa (Tangsel, SBM Publishing, 2013)
 Nana Rukmana D.W., Meraih Sukses dan Kebahagiaan Hidup
(Bandung, Alfabeta, 2005

Karya: Nana Rukmana D.W.


TERIMA KASIH
TERIMA KASIH
Sampai Jumpa
Pada Diklat yang lain
 Identifikasi perilaku aktual pejabat publik
dalam berbagai kasus yang Saudara ketahui
 Perilaku bagaimana seharusnya dilakukan
oleh pejabat publik
 Etika publik membentuk integritas pelayanan
publik
 Etika publik menuntut lebih dari kompetensi
teknis karena harus mampu mengidentifikasi
masalah-masalah dan konsep etika yang khas
dalam pelayanan publik
 Etika publik mengarahkan analisa Polsosbud
dalam perspektif pencarian sistematik bentuk
pelayanan publik dengan memperhitungkan
interaksi antara nilai-nilai masyaralat dan nilai-nilai
yang dijunjung tinggi oleh lembaga-lembaga
publik.
2/2/2020 Nana Rukmana D.W. Page 54
 Menekankan aspek nilai dan norma, prinsip
moral : integritas pelayanan publik.
 Mampu mengidentifikasi masalah2 etika
yang khas dalam pelayanan publik.
 Memperbaharui sistem pelayanan publik,
 Mampu mengintegrasikan nilai masyarakat
dan nilai lembaga publik.
 Di dalam praktik, pengambilan sumpah itu
dibuat rumusannya oleh para pejabat atasan
dan para pegawai baru diharapkan membaca
sumpah jabatan tersebut dengan penuh
penghayatan.
 Metode pembacaan sumpah jabatan PNS
dan TNI yang menggunakan cara-cara
mandiri inilah yang agaknya perlu
dikembangkan di masa mendatang.
 Demi Allah, Tuhan Yang Maha Esa, saya bersumpah,
 Bahwa saya, untuk diangkat pada jabatan ini, baik langsung maupun tidak
langsung, dengan rupa atau dalih apa pun juga, tidak memberi atau
menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun juga.
 Bahwa saya akan setia dan taat kepada negara Republik Indonesia.
 Bahwa saya akan memegang rahasia sesuatu yang menurut sifatnya, atau
manurut pemerintah harus saya rahasiakan.
 Bahwa saya tidak akan menerima hadiah atau sesuatu pemberian, berupa
apa pun saja dari siapapun juga, yang saya tahu atau patut dapat mengira,
bahwa ia mempunyai hal yang bersangkutan atau mungkin bersangkutan,
dengan jabatan atau pekerjaan saya.
 Bahwa dalam menjalankan jabatan atau pekerjaan saya, saya senantiasa
akan lebih mementingkan kepentingan negara daripada kepentingan saya
sendiri, seseorang atau golongan.
 Bahwa saya senantiasa akan menjunjung tinggi kehormatan negara,
pemerintah dan pegawai negeri.
 Bahwa saya akan bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan semangat untuk
kepentingan negara
 Di dalam peraturan ini diuraikan secara lebih
jelas hal-hal yang diharuskan serta dilarang
dilakukan bagi pegawai atau pejabat
pemerintah.
 Telah dirumuskan dalam peraturan ini adanya
26 kewajiban dan 18 larangan bagi setiap
Pegawai Negeri Sipil dan ada pula ketentuan
mengenai hukuman disiplin dan badan
pertimbangan kepegawaian
 Rumusan sumpah itu lebih dikenal sebagai Sapta
Prasetya Korpri yang selengkapnya berbunyi
sebagai berikut:
 Kami anggota Korps Pegawai Republik Indonesia
adalah warga negara kesatuan Republik
Indonesia yang setia kepada Pancasila dan
Undang-undang Dasar 1945, bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
 Kami anggota Korps Pegawai Republik Indonesia
adalah pejuang bangsa, taat kepada negara dan
pemerintah Republik Indonesia yang bersasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
 Secara eksplisit, tujuan dari dibuatnya peraturan
pemerintah ini adalah untuk: mewujudkan PNS
yang handal, profesional, dan bermoral sebagai
penyelenggara pemerintahan yang menerapkan
prinsip kepemerintahan yang baik (good
governance).
 Perkembangan baru dari peraturan pemerintah
ini adalah bahwa rincian tentang 17 kewajiban
(pasal 3) dan 15 larangan (pasal 4) lebih rinci
dengan kriteria yang lebih objektif.
 Akuntabilitas, transparansi dan netralitas.
 Pemerintah bersih : kemajuan suatu bangsa.
 Pemerintahan korup : kemiskinan,
diskriminasi, konflik dan penyalahgunaan
kekuasaan.
 Korupsi : lemahnya integritas pejabat publik,
partisipasi dan pengawasan
 Tidak melakukan korupsi/ kecurangan.
 Tindakan sesuai nilai, tujuan dan
kewajibannya untuk memecahkan dilema
moral dan kesederhanaan hidup;
 Kualitas pejabat publik sesuai nilai, standar,
aturan moral yang diterima masyarakat;
 Niat baik pejabat publik, didukung institusi
sosial : hukum, aturan, kebiasaan, dan sistem
pengawasan.

Anda mungkin juga menyukai