Anda di halaman 1dari 20

HALUSINASI

PROGRAM PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PURWOKERTO
2020

Disusun oleh:
– Eko Budi Purwanto 1911040016
– Ryan Erwiyanto 1911040095
– Novita Januar Setiyani 1911040001
– Suciyanti 1911040091
– Siti Rozabiatun Khasanah 1911040109
APA ITU HALUSINASI..??

Melihat sesuatu….

Dengar suara..

Padahal tak nyata


/tak ada…
Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang
memberi persepsi atau pendapat tentang
lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang
nyata.

Misalnya : Klien mengatakan mendengar suara


padahal tidak ada orang yang bicara.
JENIS HALUSINASI . . .

<Penciuman

Penglihatan>

<Perabaan

Pengecapan>
<Pendengaran
FASE PERTAMA HALUSINASI
PROSES TERJADINYA

Halusinasi bekembang melalui empat fase

Fase pertama
Klien mengalami stress, cemas, perasaan
perpisahan, kesepian yang memuncak
dan tidak dapat diselesaikan.

AWAL TERJADINYA….
FASE KEDUA . . .

STRESS!!!!
Fase kedua

Kecemasan meningkat, melamun dan berpikir


sendiri jadi dominan. Mulai merasakan adanya
bisikan yang tidak jelas. Klien tidak ingin orang lain
tahu dan ia tetap dapat mengontrol.
FASE KETIGA

Halusinasi
semakin
sering!!!
Fase ketiga
Bisikan, suara, halusinasi semakin menonjol,
menguasai dan mengontrol klien. Klien menjadi
terbiasa dan tidak berdaya terhadap halusinasinya.
FASE KEEMPAT . . .

HALUSINASI
SEMAKIN MENGANCAM
Fase keempat

Halusinasi berubah menjadi mengancam,


memerintah dan memarahi klien. Klien menjadi
takut, tidak berdaya, hilang kontrol dan tidak dapat
berhubungan secara nyata dengan orang lain di
lingkungan.
TANDA – TANDA HALUSINASi

Menarik diri, Tersenyum sendiri, Duduk


terpaku, Bicara sendiri, Memandang satu
arah, Menyerang, Tiba-tiba marah, Gelisah
Cara lain untuk mengontrol halusinasi adalah melalui
spiritual yaitu dengan mendengarkan surah Ar Rahman.
Dalam surah Ar Rahman ada atu ayat yang diulang sampai 31
kali diharapkan halusinasi atau suara bisikikan tersebut
dapat tergantikan oleh potongan surah Ar Rahman,yaitu: ِ ‫فَ ِبأَي‬
ِ َ‫“( آ َ ََل ِء َر ِب ُك َما ت ُ َك ِذب‬Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang
‫ان‬
kamu dustakan?”)
Kalimat ini diulang dalam ayat 13, 16, 18, 21, 23, 25, 28, 30, 32,
34, 36, 38, 40, 42, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 59, 61, 63, 65, 67, 69,
71, 73, 75, dan 77 surat Ar Rahman.
PERAN SERTA KELUARGA
Bantu mengenal halusinasi
Meningkatkan kontrak dengan realitas :
Bicara tentang topik yang nyata, tidak mengikuti isi
halusinasi
Bicara dengan klien secara sering dan singkat
Buat jadwal kegiatan seharian untuk menghindari
kesendirian
Ajak bicara jika klien tampak sedang berhalusinasi
Bantu menurunkan kecemasan dan ketakutan
– Temani, cegah isolasi dan menarik diri.
– Terima halusinasi tanpa mendukung dan
menyalahkan, misalkan : saya percaya anda
mendengar tetapi saya sendiri tidak
mendengar.
– Beri kesempatan untuk mengungkapkan
perasaan
Mencegah klien melukai diri sendiri dan orang
lain
Tingkatkan harga diri

Identifikasi kemampuan klien dan beri kegiatan


yang sesuai
Beri kesempatan klein untuk sukses dan beri pujian
akan kesuksesan klien.
KELUARGA MEMEGANG
PERANAN PENTING DALAM
MEMBANTU KESEMBUHAN
PASIEN

SEMOGA BERMANFAAT
DALAM MERAWATNYA

Anda mungkin juga menyukai