Kelompok Tutor 9
Anggota Kelompok
1. Selvira Pratiwi (201610330311005)
2. Ramadhan Esa P. (201610330311033)
3. Indah Safira M. (201610330311065)
4. M. Arif Fanani (201610330311081)
5. Cindy Savira (201610330311110)
6. Laksmitha Saktiono S.(201610330311113)
7. Reza Dwi R. (201610330311116)
8. Krisma Sari P. S (201610330311119)
9. Conita Walida S. (201610330311166)
10. RR. Noorlita Sari D. (201610330311168)
11. Asri Nugrahandini P. (201610330311176)
12. Ladyta Bella O. (201610330311183)
Kasus 1
Seorang laki-laki 70 tahun datang dengan keluhan -+4 jam SMRS pasien
mengalami kelemahan anggota gerak kanan, muncul secara mendadak, pada saat
pasien bangun tidur pagi kemudian ke kamar mandi untuk berwudhu.Tiba-tiba
pasie terduduk karena anggota gerak kanan lemah dan terasa berat. Tangan
kanan mengangkat gayung tidak kuat. Pasien masih dapat berjalan dengan
bantuan, dengan menyeret kaki kanannya. Riwayat dahulu didapatkan hipertensi,
baru diketahui oleh pasien 1 bulan terakhir, pasien tidak rutin berobat. Riwayat
gastritis kronik disangkal. Riwayat kebiasaan pasien adalah merokok, diakui sejak
pasien remaja, 1 hari menghabiskan -+ 1 bungkus/ 12 batang. Pasien juga jarang
berolahraga. Status Presens Keadaan Umum Cukup, Kesadaran: Compos mentis,
GCS 15(e4v5m6) Vital Sign: Tekanan darah 160/100mmHg, Nadi 96x/menit, RR
28x/menit, Suhu 36,7 oC. BB 58 Kg, TB 155 cm, Pemeriksaan fisik: penurunan
kekuatan motorik ekstremitas superior dan inferior dextra, Hasil pemeriksaan lab
didapatkan kolesterol total 300, HDL 3,5, LDL 200. TG 260 mg/dl
1.Menentukan Problem
● Usia pasien: 70 tahun
● Gangguan aliran darah ke otak
● Tekanan darah: 160/100 mmHg
● Perokok (1 hari menghabiskan ± 1 bungkus/12 batang)
● Kadar profil lipid
2. Menentukan Tujuan Pengobatan
● Reperfusi aliran darah ke otak
● Mengontrol tekanan darah
● Mengurangi konsumsi rokok
● Menurunkan kadar kolesterol
3. P-treatment
● Advice / nasehat :
○ MRS → tirah baring
○ Melakukan modifikasi gaya hidup (makanan, aktifitas fisik)
○ Hentikan merokok
○ Rutin kontrol tekanan darah
● Tx Non-Farmakologis :
○ Cairan NS
○ O2 nasal kanul
○ Rhabilitasi medik sesegara mungkin setelah pasien stabil
○ Pemeriksaan CT scan kepala
● Tx Farmakologis :
○ Antihipertensi
○ Antiplatelet
○ Antihiperlipidemia (Simvastatin)
● Rujukan : Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Syaraf
P-Drug Anti Platelet
P-Drug Anti Hiperlipidemia
4. Peresepan
5. Pemberian Penjelasan
•Efek Obat
-Simvastatin : menurunkan kadar kolestrol LDL
-Aspirin: antigregasi trombotik (antritrombotik) atau antiplatelet berfungsi untuk
mencegah terbentuknya bekuan darah dan melancarkan aliran darah terutama ke
otak
•Penjelasan mengenai Efek Samping Obat
-Simvastatin: gangguan pencernaan seperti konstipasi,kembung dan nyeri
abdomen
-Aspirin : gangguan pencernaan seperti mual, muntah. Pusing dan reaksi alergi
•Intruksi: Menjelaskan mengenai aturan pakai obat sesuai dengan yang tertulis
diresep
•Peringatan: diet rendah kolestrol,meningkatkan aktivitas fisik/berolahraga dapat
dimulai dari yang ringan, kurangi bahkan berhenti kebiasaan merokok agar
pengobatan bisa maksimal, jika ada keluhan lain selama proses pengobatan
silahkandatang lagi ke dokter.
•Kapan harus kembali: kembali 1 minggu kemudian atau saat obat habis, keluhan
tidak berkurang atau bertambah parah
•Apakah informasi sudah jelas? Apabila belum, informasi diulang
6. Proses monitoring & evaluasi
NO NAMA OBAT Efek Cara/Alat Efek Samping Cara/Alat
Monitoring Monitoring
1. Tujuan Pengobatan:
Sumber:
Pramudianto A, Evaria. 2016. Mims Indonesia petunjuk konsultasi edisi 16. Jakarta: BIP
Badan POM Indonesia. Informatorium Obat Nasional Indonesia cetakan tahun 2017. Jakarta: Sagung Seto.
Nama Obat Efikasi Safety Suitability
Ipratropium FD: Ipratropium bromide memblok asetilkolin di jalur ES: Sediaan : inhalasi
bromide parasimpatis otot polos bronkus. Dan juga menghambat Gangguan motilitas saluran
sekresi kelenjar serous dan serousmucus hidung. cerna, mulut kering, sakit
FK: kepala, takikardi, palpitasi,
• Absorbsi: 10-30% dosis diendapkan di paru-paru takikardi, retensi urin,
sementara hanya sejumlah kecil yang mencapai reaksi alergi.
sirkulasi sistemik. Kurang diserap pada saluran
pencernaan. Bioavailabilitas: 2% (inhalasi oral); 7-28%
(hidung).
• Distribusi: Pengikatan protein plasma: ≤9% (inhalasi
oral); <20% (nasal).
• Metabolisme: Metabolisis melalui hidrolisis ester
(41%) dan konjugasi (36%).
• Ekskresi: Melalui urine dan feses. Waktu paruh
eliminasi: 2 jam (inhalasi oral); 1,6
O : 30-40 menit
Kategori FDA: B
Sumber:
Pramudianto A, Evaria. 2016. Mims Indonesia petunjuk konsultasi edisi 16. Jakarta: BIP
Badan POM Indonesia. Informatorium Obat Nasional Indonesia cetakan tahun 2017. Jakarta: Sagung Seto.
Nama Obat Efikasi Safety Suitability
Fenoterol HBr FD: Fenoterol HBr adalah agen sympathomimetic ES: Sediaan : inhalasi
langsung, secara selektif merangsang reseptor β2 Tremmor halus
dalam kisaran dosis terapeutik pada otot rangka,
FK: sakit kepala,
• Absorbsi: 10-30% fenoterol hidobromida mencapai pusing, takikardi,
saluran napas bagian bawah, dan sisanya disimpan palpitasi, batuk,
di saluran napas bagian atas dan sebagian kecil iritasi local,
masuk ke pencernaan. mul,muntah,
• Distribusi: Pengikatan protein plasma: 40-50% berkeringat,
• Metabolisme: dimetabolisme di hati oleh konjugasi myalgia, kram
dengan sulfat terutama di dinding usus. otot. ES serius
• Ekskresi: Melalui urine dan empedu sebagai dapat
konjugat sulfat aktif. menyebabkan
O : 5 menit hypokalemia.
Kategori FDA: B
Sumber:
Pramudianto A, Evaria. 2016. Mims Indonesia petunjuk konsultasi edisi 16. Jakarta: BIP
Badan POM Indonesia. Informatorium Obat Nasional Indonesia cetakan tahun 2017. Jakarta: Sagung Seto.
Kesimpulan:
● Reliever Asma yang dipilih adalah Ipratropium bromide
dikarenakan dari segi keamanan untuk kehamilan masuk
kategori keamanan B dan jika dibandingkan dengan Fenoterol
HBr efek samping juga lebih minimal dan Ipratropium
bromide lebih cocok untuk asma bronkial intermitten et causa
allergen sedangkan Fenoterol HBr diperuntukan untuk asma
bronkial berkaitan dengan aktivitas.
Sumber:
Pramudianto A, Evaria. 2016. Mims Indonesia petunjuk konsultasi edisi 16. Jakarta: BIP
Badan POM Indonesia. Informatorium Obat Nasional Indonesia cetakan tahun 2017. Jakarta: Sagung Seto.
Mukolitik Agent
Nama Obat Efikasi Safety Suitability
Ambroxol FD: ambroxol berefek sebagai agen mukolitik ES : Sediaan: oral tablet/kaplet,
yang menghambat aktivasi No-dependant dari Reaksi intoleran setelah pemberian syrup, tetes.
larut guanylate cyclase sehingga dapat menekan ambroxol pernah dilaporkan tetapi
sekresi lender yang berlebihan, sehingga jarang; efek samping yang ringan
menurunkan viskositas lender dan pada saluran cerna (GIT)
meningkatkan transportasi mukosiliar sekresi
bronkial.
FK:
• Absorbsi: Mudah diserap dari saluran
pencernaan.
• Metabolisme: menghasilkan metabolit yaitu
dibromoanthranilic (belum diketahui
aktivitasnya)
• Ekskresi: Via urine (sebagai metabolit dan
obat yang tidak berubah); waktu paruh
eliminasi 8 jam
O : Peak effect max adalah 1-2 jam
Kategori FDA: C
Sumber:
Pramudianto A, Evaria. 2016. Mims Indonesia petunjuk konsultasi edisi 16. Jakarta: BIP
Badan POM Indonesia. Informatorium Obat Nasional Indonesia cetakan tahun 2017. Jakarta: Sagung Seto.
Nama Obat Efikasi Safety Suitability
Bromhexin FD: bromhexine merupakan secretolytic agent, ES: Sediaan: oral tablet, syrup,
yang bekerja dengan cara memecah mucoprotein Hipersensitivitas, syok dan reaksi larutan, ampul.
dan mukopolisakaridapada sputum sehingga anafilaktik, bronkospasme, mual,
mucus yang kental pada saluran bronkial menjadi muntah, diare, nyeri perut bagian
lebih encer. atas, ruam, angioedema, urtikaria,
FK: pruritus.
• Absorbsi: Mudah diserap dari saluran
pencernaan.
• Metabolisme: Mengalami 1st pass metabolism,
menghasilkan metabolit yang terhidoksilasi dan
asam dibromoanthranilic.
• Ekskresi: di ekskresi dalam bentuk yang tidak
berubah dan dalam bentuk metabolite.
O : Peak effect max adalah 1 jam
Kategori FDA: C
Sumber:
Pramudianto A, Evaria. 2016. Mims Indonesia petunjuk konsultasi edisi 16. Jakarta: BIP
Badan POM Indonesia. Informatorium Obat Nasional Indonesia cetakan tahun 2017. Jakarta: Sagung Seto.
Nama Obat Efikasi Safety Suitability
Acetylcysteine FD: Acetylcysteine adalah derivate asam amino ES: Sediaan: tablet effervescent,
alamiah cysteine. Acetylcysteine beraktivitas Psoriasis mual, muntah, diare, kapsul, sirup, ampul
fluidifikasi melalui gugus sulfhidril bebas pada stomatitis, pusing, tinnitus.
secret mucoid atau mucopurulent dengan cara
memutus jembatan disulfide intramolekul dalam
agregat glikoprotein.
FK:
• Absorbsi: cepat dan baik diabsorbsi melalui GIT
• Metabolisme: Penetrasi ke mucus paru dan
jaringan
• Ekskresi: di ekskresi dalam bentuk yang tidak
berubah dan dalam bentuk metabolite.
O : 30-60 menit.
Kategori FDA: B
Sumber:
Pramudianto A, Evaria. 2016. Mims Indonesia petunjuk konsultasi edisi 16. Jakarta: BIP
Badan POM Indonesia. Informatorium Obat Nasional Indonesia cetakan tahun 2017. Jakarta: Sagung Seto.
Kesimpulan
Mukolitik yang dipilih adalah Acetylcysteine dikarenakan dari
segi keamanan untuk kehamilan masuk kategori keamanan B.
Sumber:
Pramudianto A, Evaria. 2016. Mims Indonesia petunjuk konsultasi edisi 16. Jakarta: BIP
Badan POM Indonesia. Informatorium Obat Nasional Indonesia cetakan tahun 2017. Jakarta: Sagung Seto.
4. Peresepan
5. Penjelasan tentang obat
● Efek obat:
○ Ipratropium bromide : untuk mengurangi sesak
○ acetylsistein : untuk mengencerkan dahak
● Efek samping obat:
○ Ipratropium bromide : pusing, laringospasme, muntah, pruritus, stomatitis
○ acetylcystein : reaksi hipersensitivitas, risiko perdarahan saluran cerna bagian atas
● Instruksi:
○ Ipratropium bromide : untuk penggunaan obat ipratropium bromide inhalasi, karena berupa
aerosol jadi pemakaiannya dengan cara dihirup.
Pertama-tama cuci tangan terlebih dahulu, kemudian batukkan dahak sebanyak mungkin.
Setelah itu pegang botol aerosol sesuai yang saya tunjukkan seperti ini kemudian dikocok
obatnya. Mulut botol obat ini yang akan dihirup namun dengan menggunakan mulut. Jadi
mulut botol obat yang telah dibuka dimasukkan ke dalam mulut, kemudian ambil nafas dengan
mulut sambil menekan obat keluar, tahan nafas selama 10-15 detik kemudian hembuskan
nafas melalui hidung.
● Instruksi:
○ Ipratropium bromide: untuk penggunaan obat ipratropium bromide inhalasi, karena berupa
aerosol jadi pemakaiannya dengan cara dihirup.
Pertama-tama cuci tangan terlebih dahulu, kemudian batukkan dahak sebanyak mungkin.
Setelah itu pegang botol aerosol sesuai yang saya tunjukkan seperti ini kemudian dikocok
obatnya. Mulut botol obat ini yang akan dihirup namun dengan menggunakan mulut. Jadi
mulut botol obat yang telah dibuka dimasukkan ke dalam mulut, kemudian ambil nafas dengan
mulut sambil menekan obat keluar, tahan nafas selama 10-15 detik kemudian hembuskan
nafas melalui hidung
- mengatasi diare
- melakukan rehidrasi cairan
- mencukupi kebutuhan nutrisi
Langkah 3: Menentukan P-treatment
a. Advice/nasehat
- anak harus diobservasi kondisinya secara kontinu
- lanjutkan pemberian ASI atau susu formula sesuai dengan kebiasaan
- berikan makanan kesukaan anak untuk meningkatkan nafsu makan
a. Terapi non-farmakologis
- pemberian oralit (untuk dehidrasi ringan)
- pemberian cairan tambahan lain (air tajin/air beras, air dari buah)
c. Terapi farmakologis
MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi, Edisi 9, 2009/2010. Jakarta: Penerbit Asli (MIMS Pharmacy Guide).
Langkah 4: Peresepan
Langkah 5 : Edukasi dan Informasi
- Edukasi kepada ibu dan keluarga akan pentingnya menjaga dan memenuhi
kebutuhan cairan pada anak
- Jika diare berlanjut, jelaskan kepada ibu dan keluarga cara membuat ORS di
rumah (6 SDT gula, ½ SDT garam, dalam 500 mL air hangat yang dicampur
sampai rata)
- Edukasikan pemberian ORS dengan menggunakan sendok
- Jika anak muntah, tunggu 10 menit kemudia baru diberikan ORS kembali
- Edukasi kepada ibu dan keluarga untuk memberikan ORS sampai diare
benar-benar berhenti
- Edukasi kepada ibu dan keluarga tentang pentingnya intake tablet zinc agar
terdapat kepatuhan dalam pemberian tablet zinc
- Edukasi kepada ibu dan keluarga tentang pentingnya untuk melanjutkan
pemberian ASI (atau susu formula) sebagai salah satu upaya memenuhi
kebutuhan cairan anak
- Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang kapan harus kembali kontrol ke
dokter
Langkah 6: Monitoring dan evaluasi
- Tanda-tanda vital (vital sign) anak
- Penurunan/peningkatan frekuensi BAB
- Tanda-tanda dehidrasi → membaik/memburuk
- Gejala anemia
- Tanda-tanda syok → muncul/tidak
- Tanda-tanda komplikasi