Anda di halaman 1dari 34

P E N JA R I N G A N I S U S T R A T E G I S

P E N Y U S U NA N K L H S R E V I S I RT RW
K A BU PA T E N S O L O K S E L A TA N

DINAS PERKIM LH
INTRODUCTION

RTRW = Rencana Tata Ruang dan Wilayah

KLHS = Kajian Lingkungan Hidup Strategis


RTRW
R E N C A NA TA TA RUA N G & W I L AYA H

Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di
dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan
kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
(UU 26/2007 tentang Penataan Ruang Pasal 1)

Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap


unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif
dan/atau aspek fungsional
(UU 26/2007 tentang Penataan Ruang Pasal 1)
M E N G A PA RUA N G P E R L U D I TA TA ?
Ruang yang terbatas dincar oleh berbagai kepentingan antara :
Kehendak untuk mempertahankan keberlanjutan kehidupan
dengan kehendak untuk memanfaatkan sumberdaya

Jangka pendek: menghindari konflik


- Lindung – Budidaya
- Budidaya – Budidaya

Jangka panjang : Keberlanjutan kehidupan


KEWENANGAN PENATAAN RUANG
UU No. 26/2007

Pasal 7
(1) Negara menyelenggarakan penataan ruang untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
negara memberikan kewenangan penyelenggaraan penataan ruang
kepada Pemerintah dan pemerintah daerah.
(3) Penyelenggaraan penataan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dilakukan dengan tetap menghormati hak yang dimiliki orang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penataan Ruang
UU No. 26/2007

Perencanaan Pemanfaatan Pengendalian


Tata Ruang Ruang Pemanfaatan Ruang

Proses untuk menentukan struktur Upaya mewujudkan tertib tata ruang


ruang dan pola ruang meliputi meliputi peraturan zonasi, perizinan,
penyusunan dan penetapan RTR pemberian insentif dan disinsentif,
serta pengenaan sanksi

Upaya mewujudkan struktur ruang dan pola ruang


sesuai dengan RTR melalui penyusunan dan
pelaksanaan program beserta pembiayaannya
REVISI RTRW UU 26/2007

Pasal 16
(1) Rencana tata ruang dapat ditinjau kembali.
(2) Peninjauan kembali rencana tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat menghasilkan rekomendasi berupa: a. rencana tata ruang yang ada dapat
tetap berlaku sesuai dengan masa berlakunya; atau b. rencana tata ruang yang ada
perlu direvisi.
(3) Apabila peninjauan kembali rencana tata ruang menghasilkan rekomendasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, revisi rencana tata ruang
dilaksanakan dengan tetap menghormati hak yang dimiliki orang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria dan tata cara peninjauan kembali
rencana tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan
peraturan pemerintah.
REVISI RTRW
Dilakukan apabila: (Pasal 88 PP 15/2010)

• terjadi perubahan kebijakan nasional dan perubahan kebijakan provinsi yang


mempengaruhi penataan ruang wilayah kabupaten/kota; dan/atau
• terdapat dinamika pembangunan kabupaten/kota yang menuntut perlunya
dilakukan peninjauan kembali dan revisi rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota.

Revisi terhadap rencana tata ruang yang materi perubahannya tidak lebih dari 20%
(dua puluh persen), penetapannya dapat dilakukan melalui perubahan peraturan
perundang-undangan tentang rencana tata ruang (Pasal 90)

Revisi terhadap rencana tata ruang dilakukan bukan untuk pemutihan terhadap
penyimpangan pelaksanaan pemanfaatan ruang (Pasal 91).
Revisi RTRW Dilakukan Apabila: (Kepmen Kimpraswil 327/2002)
Eksternal:
• Ada perubahan atau penyempurnaan peraturan - rujukan
• Ada perubahan kebijakan pemanfaatan ruang prov/kab
• Ratifikasi kebijaksanaan global
• Ada perkembangan ilmu pengetahuan
• Ada bencana alam besar yang merubah struktur dan pola ruang wilayah
Internal:
• Kualitas RTRW yang rendah sehingga tidak dapat mengikuti perkembangan
dan pertumbuhan kegiatan sosial-ekonomi
• Tidak diikutinya prosedur penyusunan RTRW
• Terbatasnya pengertian dan komitmen aparatur mengenai fungsi kegunaan
RTRW dalam pelaksanaan pembangunan
• Adanya perubahan nilai-norma yang berlaku dalam masyarakat
• Lemahnya kemampuan aparatur dalam pengendalian pemanfaatan ruang
KLHS Kajian Lingkungan Hidup strategis
UU No. 32/2009
Pasal 1
Rangkaian analisis yang sistematis,
menyeluruh, dan partisipatif untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam pembangunan suatu
wilayah dan/atau kebijakan, rencana,
dan/atau program (KRP)
Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

1. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib membuat


KLHS untuk memastikan bahwa prinsip Pembangunan
Berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah dan/atau Kebijakan, Rencana,
dan/atau Program.

2. KLHS wajib dilaksanakan ke dalam penyusunan atau evaluasi:


a. rencana tata ruang wilayah beserta rencana rincinya,
RPJP nasional, RPJP daerah, RPJM nasional, dan RPJM
daerah.
b. Kebijakan, Rencana, dan/atau Program yang berpotensi
menimbulkan dampak dan/atau risiko.
Kebijakan, Rencana, dan/atau Program yang berpotensi
menimbulkan dampak dan/atau risiko Lingkungan Hidup meliputi:
a. Kebijakan, Rencana, dan/atau Program pemanfaatan ruang
dan/atau lahan yang ada di daratan, perairan, dan udara yang
berpotensi menimbulkan dampak dan/atau risiko Lingkungan
Hidup meliputi:
1. perubahan iklim;
2. kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan
keanekaragaman hayati;
3. peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir,
longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan;
4. penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam;
5. peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan;
6. peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya
keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat; dan/atau
7. peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan
manusia.
b. Kebijakan, Rencana, dan/atau Program lain berdasarkan
permintaan masyarakat.
Relung KLHS Kajian Lingkungan Hidup strategis
Perbedaan AMDAL dan KLHS

Atribut AMDAL KLHS


Aras Keputusan Proyek Kebijakan, Rencana & Program
Karakter/Sifat Segera, operasional Strategik, visioner, konseptual
Output Rinci/detil Umum/garis besar
Alternatif lokasi, disain, konstruksi, Alternatif regulasi, teknologi, fiskal,
Alternatif
dan operasi atau kebijakan ekonomi
Dimensi Waktu Jangka pendek sampai menengah Jangka menengah sampai panjang
Ukuran Dampak Mikro, terlokalisir Makro, kumulatif
Strategi pembangunan berkelanjutan,
Sumber utama data Hasil survey lapang, analisis sampel
neraca lingkungan hidup, visi
Lebar, tidak terlampau dalam, lebih
Kedalaman kajian Sempit, dalam, dan rinci
sebagai kerangka kerja
Tipe data Lebih banyak yang kuantitatif Lebih banyak yang bersifat kualitatif
Ketidak-pastian lebih tinggi
Tingkat akurasi kajian Lebih akurat

Kajian dampak penting negatif dan Agenda keberlanjutan, bergerak pada


Fokus
pengelolaan dampak lingkungan sumber persoalan dampak lingkungan
TATA LAKSANA PENYUSUNAN KLHS
UNTUK REVISI RTRW

LANDASAN HUKUM :
UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG
PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2016
TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN
LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN NOMOR P69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017
TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN
LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
TAHAP PERSIAPAN (PERMEN LHK 69/2017)

Membentuk Tim Penyusun KLHS atau Kelompok Kerja KLHS,


Menyusun Kerangka Acuan Kerja;

muatan KAK :
Ketua yang dijabat oleh : 1. latar belakang;
Kepala Perangkat Daerah bidang 2. tujuan dan sasaran;
Lingkungan Hidup atau Kepala OPD 3. lingkup kegiatan;
penyusun KRP; 4. hasil yang diharapkan;
Wakil Ketua yang dijabat oleh : 5. tahapan pengkajian yang
(kebalikan dari Ketua); disepakati;
Sekretaris : dari kepala bidang pada 6. rencana kerja yang
mencakup jadwal kerja;
Perangkat Daerah bidang:
7. kebutuhan tenaga ahli yang
1. perencanaan pemda;
diperlukan; dan
2. penataan ruang; dan 8. pembiayaan
Anggota yang berasal dari :
unsur Perangkat Daerah terkait Pasal 18, ayat 2 Permen LHK No 69/17
sesuai dengan KRP yang disusun
atau dievaluasi.
dapat didampingi oleh tenaga ahli yang
memiliki standar kompetensi sesuai
dengan jenis KRP yang disusun Pasal 14 dan Lampiran III Permen LHK No 69/17
MUATAN KLHS SESUAI PP 46/16 DAN PERMEN LH 69/17

Didapat dari Konsultasi Publik dg Para Pemangku K


1. Identifikasi dan Perumusan Isu
Hasil No. 1, ditelaah dg pisau analisis Ps 9 ayat (1)
Pembangnan Berkelanjutan
(PB) Hasil No. 2, ditelaah dg pisau analisis Ps 9 ayat (2)
2. Isu PB Yang Paling Strategis
Identifikasi semua materi KRP, ditelaah dg pisau
3. Isu PB Prioritas analisis Ps 3 ayat (2) atau Penjelasan Ps 15 UU 32/09

4. Identifikasi materi muatan KRP


yang berpotensi menimbulkan Analisis pengaruh hasil No 3 dg hasil No 4
pengaruh pada LH
5. Analisis pengaruh hasil Isu PB Kajian DDDT, JE, SDA, PI, Kehati, Resiko Dampak LH
Prioritas dengan materi muatan
KRP Perubahan :Tujuan, Strategi pencapaian, ukuran/skala,
lokasi, proses/metode, penundaan, rambu
6. Kajian muatan KLHS mempertahankan ekosistem, mitigasi

7. Rumusan Alternatif Perbaikan KRP, Keg/usaha yang telah melampaui


DDDT tidak boleh lagi
8. Penyusunan Rekomendasi
Oleh penyusun KRP
9. Penjaminan Kualitas
PEMBUATAN Laporan Oleh Pokja 7 TIM KLHS
10.Pendokumentasian
Validasi terhadap KLHS RTRW dilakukan oleh DLH
11. Validasi Provinsi
KERANGKA PIKIR

RPJP/
RTRW RZWP3K KRP KRP Masy
M

PP46/2016 1 Identifikasi
Pasal 8, ayat 2 Identikasi Isu PB
Materi Muatan
Pasal 32,ayat 1 4 KRP
2 Isu PB Yang Paling
Strategis Materi Muatan
KRP yang
3 Isu PB Prioritas berdampak
Konsultas
i Publik
5 Analisis Pengaruh

6 DDDT Resiko JE SDA PI KEHATI


Permen LHK 69/17
Pasal 21
Rekomendas Penjamina Pendoku-
Pasal 23 Rumusan
7 Alternatif i Perbaikan n Kualitas mentasian
VALIDASI
Pasal 26 KRP
8 9 1
0 11
PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
Pilar Pembangunan Berkelanjutan
(1) pembangunan ekonomi
(economic),
(2) pembangunan sosial
(social)
(3) perlindungan lingkungan
(environment).
PB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk menjaga peningkatan kesejahteraan
ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, menjaga keberlanjutan kehidupan sosial
masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang inklusif dan terlaksananya
tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Pasal 2 ayat 2, Perpres no. 59/2017

 WCEB (1987): pembangunan untuk memenuhi kebutuhan


sekarang tanpa merusak kemampuan generasi yang akan datang
untuk memenuhi kebutuhannya. World Commission on Environment and Development
IDENTIFIKASI DAN ISU PEMBANGUNAN
PERUMUSAN ISU BERKELANJUTAN Dasar untuk
Isu
PEMBANGUNAN a. dikumpulkan b. dipusatkan
Pembangunan
Berkelanjutan
BERKELANJUTAN yang Prioritas
literatur kesamaan

pendapat Pokja sebab akibat


Pasal
7a PP
46/16 Karakteristik Wilayah Hasil
dikonsultasikan
Pentingnya Dampak dengan
Pasal 20 masyarakat dan
Keterkaitan antar isu
Permen Pemangku
dan KRP
LH kepentingan
RPPLH dan
69/17 KLHS Hierarki di
atasnya

Berdasarkan Pasal 20 Permen LHK No 69 Tahun 2017


(1) Identifikasi dan perumusan isu Pembangunan Berkelanjutan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17 ayat (1) huruf b dilakukan dengan cara:
a. pengumpulan isu pembangunan berkelanjutan
b. pemusatan isu pembangunan berkelanjutan;
c. penelaahan cepat hasil pemusatan isu pembangunan berkelanjutan;
d. pembentukan perkiraan mengenai potensi dampak dan keterkaitan antar isu strategis pembangunan
berkelanjutan; dan
e. penentuan isu strategis dan prioritas
ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
STRATEGIS:
Identifikasi isu pembangunan berkelanjutan yang paling strategis dilakukan dengan cara;
Menelaah hasil isu PB dengan mempertimbangkan unsur-unsur:

Pentingnya dampak Isu PB KRP RPPLH KLHS


Isu PB Karakteristik Wilayah a.Jumlah penduduk terkait terkait diatasnya
b. Luas wilayah
Kondisi lh c.Intensitas dan lama dampak
Kondisi ekosistem d. Komponen lh Sudah ada Sudah ada
Analisis sebab Lokasinya
Banjir? Kondisi sda e. Sifat kumulatif rencana penanganan dari
akibatnya sama?
Pola aktivitas sosek f. berbalik-tidak berbalik pengelolaanya? KLHS pada
kelembagaan g. Kriteria lain sesuai hirarki KLHS di
perkembangan iptek atasnya?
Potensi
Longsor?
pengaruhnya?

Kekeringan?

Alih fungai
kawasan? Pasal 8
dan 9
Melalui konsultasi Publik, disepakati Isu yang akan diambil menjadi Isu PB (1)
yang Paling Strategis dengan mempertinbangkan hasil telaahan tersebut
Isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas:

Identifikasi isu pembangunan berkelanjutan prioritas dilakukan dengan cara;


Menelaah hasil isu PB dengan mempertimbangkan unsur-unsur:

Isu PB DDDT Dampak Jasa Caku Mutu keh Perubahan Masy Kesehat Kaw
Strategis LH Ekosist pan SDA ati Ikkim miskin Masy Adat
em Wil

Banjir? 5 5 5 5 5 5 5 5 2

Kekeringan? 5 5 5 5 4 4 5 5 4

Alih fungai
5 5 5 3 5 5 2 2 5
kawasan?

...dst...

Nilai bobot melalui konsultasi Publik yang disepakati Skala Bobot: 1 – 5 : tidak berpengaruh –
untuk Isu yang akan diambil menjadi Isu PB Prioritas sangat berpengaruh
IDENTIFIKASI KRP YANG BERDAMPAK, DITAPIS DENGAN CARA:
(PENJELASAN PASAL 15 UU NO. 32 /2009 ATAU PS 3 (2) PP 46/2016)

No Dampak dan/atau Resiko LH Nilai


Isu Draft KRP a b c d e f g
DRAFT
1 Rencana Zonasi Pemanfaatan Umum - - - - - - - Signifikan
Kebijakan Rencana
2 Rencana Zonasi Alur Laut 0 0 0 0 0 0 0 Tidak
dan/atau Program perlu
3 Rencana Zonasi Kawasan Konservasi - - - - - - - Signifikan
4 Rencana Zonasi Kawasan Strategis - - 0 0 - + 0 Significan
Muatan KRP yang berdampak: Laut
1. Rencana Zonasi
5 Rencana Zonasi Kawasan Budidaya - - - - - - - Signifikan
Pemanfaatan Umum;
2. Rencana Zonasi Alur Laut ; Keterangan:
3. Rencana Zonasi Kawasan
Budidaya; a.Perubahan Iklim
4. Rencana Zonasi Kawasan
Strategis Laut; b.Kerusakan, Kemerosotan, dan/atau Kepunahan biodiversity
5. Rencana Zonasi Kawasan c.Peningkatan intensitas & cakupan wilayah banjir, longsor,
Budidaya; kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan
d.Penurunan mutu dan kelimpahan SDA
e.Peningkatan alih fungsi Kawasan Hutan dan/atau lahan
f. Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya
keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat
g.Peningkatan resiko tehadap kesehatan dan keselamatan manusia
ANALISIS PENGARUH:

Materi Muatan KRP yang berpotensi Isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas


No menimbulkan pengaruh terhadap Keterangan
kondisi Lingkungan Hidup Kekeringa
Banjir Alih fungsi lahan ...dst...
n

Rencana Pembangunan Jalan dan Perlu kajian


1 ya ya ya ...dst...
Jembatan muatan

Rencana Pembangunan Kawasan Perlu kajian


2 ya tidak ya ...dst...
Industri muatan

Rencana Pembangunan Rumah Sakit


3 tidak tidak tidak ...dst... Tidak perlu
Daerah

Rencana Pengembangan Wisata Perlu kajian


4 ya tidak ya ...dst...
Pantai muatan

5 Rencana Pembangunan Bendungan ...dst.. ...dst... ...dst... ...dst... Tidak perlu


MUATAN KAJIAN: PASAL 16 UU 32/2009 ATAU PASAL 13 PP46/2016

Analisis pengaruh, paling sedikit memuat kajian;

Isu Analisis Dampak Jasa Efisiensi Perubahan


DDDT Kehati
Pengaruh resiko LH Ekosistem Pemanf SDA Ikkim
Rencana Apakah Bagaimana Jasa SDA apa Apakah Ada
Zonasi mempengaruh dampak Ekosistem saja yang signifikan kehati
Pemanfaatan i DDDT dan resiko Air? akan dampak pada yang
Umum struktur dan lingkungan digunakan? perubahan dirusak?
pola ruang hidup Secara garis iklim mikro
lain? akibat besar saja dan/atau
Rencana rencana atau melalui makro?
Ketahanan pembangun literatur
Pangan an ini? yang ada
Program 1 juta Jasa
hektar Ekosistem
Pangan?
... Dst ...
Muatan kajian perlu Hasil kajian menjadi dasar untuk
pendampingan dari Tenaga Ahli Rumusan Alternatif
PERUMUSAN ALTERNATIF Penyusunan Rekomendasi
PENYEMPURNAAN KRP : Perbaikan :

Pasal 15 : dengan mempertimbangkan


analisis lanjutan dengan
mempertimbangkan besaran
manfaat dan risiko.
Pasal 16 : memuat:
 pilih alternatif yang mempunyai
nilai manfaat yang besar; 1.materi perbaikan KRP;
 Jika lebih dari satu, lanjutkan dan/atau
dengan analisis sistem, untuk 2.informasi jenis usaha
mendapatkan alternatif terbaik; dan/atau kegiatan yang
 Jika analisis lanjutan telah melampaui DDDTLH
mempunyai risiko lebih besar dan tidak diperbolehkan lagi
dan tidak ada alternatif lain,
maka wajib dilakukan upaya
mitigasi yang mungkin untuk
dilaksanakan
 Hasilnya dapar dikonsultasikan
dengan masyarakat dan para
pemangku kepentingan
Pasal 19 – Pasal 21  PP No. 46 Tahun 2016

PENJAMINAN KUALITAS KLHS:

• Penjaminan Kualitas melalui penilaian mandiri oleh Penyusun KRP


Penyusun KRP
• Penilaian mandiri harus mempertimbangkan:
Dok RPPLH atau DDDT.
a. dokumen RPPLH yang relevan; dan
b. laporan KLHS dari KRP yang terkait dan relevan
Sudah layak?
• Dalam hal dokumen RPPLH belum tersusun maka penilaian Ada Rekomendasi
mandiri mempertimbangkan DDDT LH; perbaikan KLHS?
• Hasil penjaminan kualitas KLHS harus disusun secara
tertulis dengan memuat informasi tentang: KRP sudah
disempurnakan?
a. kelayakan KLHS; dan/atau
b. rekomendasi perbaikan KLHS yang telah diikuti dengan Sudah ada SK Tim
perbaikan KRP. Penyusun KLHS?

• Hasil penjaminan kualitas KLHS digunakan sebagai


masukan untuk penyempurnaan KRP.
• Penyusun KLHS wajib memenuhi standar kompetensi.
PENJAMINAN KUALITAS

Rekom Integrasi KLHS Penjaminan


No KRP KLHS Perbaikan KRP ke KRP Kualitas

1 Pelabuhan Apa hasil kajian? Apa yang Apakah sudah Apakah sudah
- DDDTLH? diperbaiki? atau belum Layak atau
2 Industri - Jasa diintegrasikan? belum?
Ekosistem?
3 Jalan dan Rel - Perubahan Dari KRP yang
Iklim? mana?
4 Kebun sawit - Resiko
dampak
5 Pemukiman kerusakan Menjadi apa?
LH?
- Efisiensi SDA?
- Kehati?

Pasal 31, Permen LHK No 69 Tahun 2017


(1) Penjaminan kualitas KLHS dilaksanakan melalui penilaian mandiri oleh
penyusun Kebijakan, Rencana, dan/atau Program. (5) Hasil penjaminan kualitas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam berita acara yang disahkan oleh
pejabat penyusun Kebijakan, Rencana dan/atau Program
PASAL 21: PENDOKUMENTASIAN KLHS
Laporan KLHS memuat informasi :
a. dasar pertimbangan KRP perlu
KLHS; Contoh Outline Laporan KLHS (Terserah):
b. metoda, teknik, rangkaian langkah- Kata Pengantar (ditandatangani Ka Pokja)
Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, dll
langkah dan hasil pengkajian
BAB I : PENDAHULUAN (Latar Belakang,
pengaruh KRP; Maksud dan Tujuan, dll)
c. metoda, teknik, rangkaian langkah- BAB II : METODE PENYELENGGARAAN KLHS
langkah dan hasil perumusan (dari Persiapan sd Penjaminan
alternatif muatan KRP; Kualitas)
d. pertimbangan, muatan, dan BAB III : GAMBARAN UMUM WILAYAH KAJIAN
konsekuensi rekomendasi BAB IV : HASIL ANALISIS (Telaahan dari tahap
Identifikasi Isu sd Penjaminan
perbaikan untuk pengambilan
Kualitas)
keputusan KRP yang BAB V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
mengintegrasikan prinsip (Hasil Rekomendasi akhir yang
pembangunan berkelanjutan; disepakati)
e. gambaran pengintegrasian hasil Lampiran-Lampiran:
KLHS dalam KRP; SK Pokja Peta-Peta
f. pelaksanaan partisipasi Undangan-2x Berita Acara
masyarakat dan keterbukaan Foto-foto Tabel-tabel

informasi KLHS; dan Peraturan2X dll

g. hasil penjaminan kualitas KLHS


VALIDASI KLHS

Pasal 26 : ayat 1
Penyusun KRP mengajukan permohonan validasi KLHS secara tertulis kepada Menteri LHK;
melampirkan:
a. rancangan KRP;
b. laporan KLHS; dan
c. bukti pemenuhan standar kompetensi Penyusun KLHS

Pasal 26, ayat 4


Persetujuan validasi KLHS, paling sedikit memuat:
a. kesesuaian hasil KLHS dengan penjaminan kualitas;
b. rekomendasi
KELENGKAPAN PERMOHONAN
VALIDASI
Bertahap :
Tahap Akhir:
1. surat permohonan
1. surat permohonan
2. rancangan KRP;
2. rancangan KRP;
3. laporan KLHS sampai dengan
3. laporan KLHS sampai dengan
tahap pengkajian pengaruh KRP
tahap penjaminan kualitas
terhadap kondisi Lingkungan
KLHS; dan
Hidup dan Pembangunan
4. bukti pemenuhan standar
Berkelanjutan; dan
kompetensi Penyusun KLHS.
4. bukti pemenuhan standar
kompetensi Penyusun KLHS.
TATA CARA VALIDASI

Permohonan validasi KLHS diajukan oleh:


Menteri/Kepala lembaga nonkementerian
penyusun KRP kepada Menteri LHK;
Gubernur kepada Menteri LHK;
Bupati/Walikota kepada Gubernur.
PROSES VALIDASI

- Agar dilengkapi, dan


Pemohon dg - Bermohon ulang
Surat
Permohonan
surat hasil
Tidak
validasi
Lengkap

Dirjen PKTL Telaah Teknis (20 HK):


Menteri atau Cek Kelengkapan - kesesuaian hasil KLHS
atau Dis LH
Gubernur 3 Hari Kerja dengan penjaminan
Prov
Lengkap kualitas;
- rekomendasi.

Diumumkan
kepada
Masyarakat
TERIMA KASIH

DINAS PERKIM LH

Anda mungkin juga menyukai