Anda di halaman 1dari 27

Om Swastiastu

Tata Kelola Perguruan Tinggi


Yang Baik Dan Bersih
Nama kelompok :
NI MADE INDAH MUSTIA DEWI (P07120019022)
I MADE CANDRA DINATA (P07120019023)
KADEK AYU MILDA SARI (P07120019024)
NI KADEK KUSUMAWATI (P07120019025)
I PUTU KRISNA WIRYANTARA (P07120019026)
KADEK SANTIKA DEWI (P07120019041)
Sub materi
Wilayah bebas dari korupsi (WBK)

Wilayah birokrasi bersih dan 03


melayani (WBBM 04 Zonna integritas (ZI)
02

Tata kelola kampus


berintegrasi 01
Tata kelola
Kampus Berintegritas

Tata kelola kampus Berintegritas merupakan


suatu model pendekatan untuk mendorong
terciptanya satuan pendidikan yang berintegritas
dengan menerapkan prinsip-prinsip sesuai tata kelola
yang baik (good governance) yaitu akuntabel,
transparansi dan partisipatif sebagai unsur utamanya
serta penegakan aturan; sehingga dapat menekan
potensi tindak pidana korupsi di kampus serta
mendukung lingkungan pembelajaran yang kondusif
dalam rangka proses internalisasi nilai-nilai
antikorupsi kepada peserta didik dan warga kampus
dengan dukungan semua pemangku kepentingan
(stakeholder) terkait.
ZONA INTEGRITAS
• Zona Integritas (ZI) merupakan sebutan atau predikat yang diberikan
kepada Kementerian/lembaga dan Pemda yang pimpinan dan jajarannya
mempunyai niat (komitmen) untuk mewujudkan WBK dan WBBM melalui
upaya pencegahan korupsi, reformasi birokrasi dan peningkatan kualitas
pelayanan publik.
• Kementerian/Lembaga dan Pemda yang telah mencanangkan sebagai ZI
mengusulkan salah satu unit kerjanya untuk menjadi Wilayah Bebas dari
Korupsi. Zona Integritas adalah tujuan akhir bukan WBK atau WBBM, WBK
atau WBBM adalah proses, suatu cara untuk menjadikan
Kementerian/Lembaga dan Daerah menjadi sebuah Island of Integrity atau
Zona Integritas.
Prinsip-prinsip tersebut dapat menjadi dasar utama dalam kegiatan
belajar dan mengajar, sebagai berikut:

Menanamkan pemahaman akan pentingnya integritas


01 akademik kepada mahasiswa.

Mendorong mahasiswa untuk berkomitmen terhadap


02 ilmu pengetahuan dan hidup untuk belajar

03
Menegaskan peran guru/dosen sebagai mentor dan
pemandu

Membantu mahasiswa memahami potensi internet dan


04 bagaimana potensinya sebagai alat kejahatan terutama
sesuatu yang dapat merusak integritas akademik
Mendorong mahasiswa untuk bertanggungjawab
1 dalam menjaga integritas akademik

Memperjelas rencana perkuliahan dan bentuk


2 atau metode pengajar

Mengembangkan bentuk penilaian atau


3 evaluasi yang adil dan obyektif

Mengurangi dan mencegah oeluang


4 terjadinya ketidakjujuran akademik

Menanggapi secara bijaksana ketika


5 ketidakjujuran akademik tersebut terjadi
10. Membantu mendifinisikan integritas akademik dan mendukung
standar integritas akademik kampus
LANGKAH MEMBUAT
KAMPUS
BERINTEGRITAS
TUJUAN DALAM PENCEGAHAN
KORUPSI SEKTOR PENDIDIKAN

1. Terbangunnya tata kelola sekolah


berintegritas
2. Diterapkannya pembelajaran antikorupsi
melalui penguatan nilai nilai antikorupsi
dalam kehidupan sesungguhnya
MANFAAT YANG DIDAPAT DARI TATA KELOLA KAMPUS
BERINTEGRITAS

Kampus menjadi model implementasi budaya antikorupsi yang


dibangun melalui pembelajaran antikorupsi dan perbaikan tata
kelola kampus berintegritas
Mencegah resiko tindak pidana korupsi terkait dengan pemanfaatan
dana Pendidikan yang ada di sekolah ( dana BOS, bantuan kampus
lain , tunjangan mahasiswa dan lain lain .)
kepercayaan public dan pemerintahan terhadap kampus
meningkat , dan juga membuka pintu peluang bagi kampus
yang mendapatkan insentif untuk kemajuan kampusnya

Kampus menjadi role model bagi sekolah lain


utamanya di wilayah sekitarnnya .
WILAYAH BEBAS dari KORUPSI (WBK) &
WILAYAH BIROKRASI BERSIH dan
MELAYANI (WBBM)
Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi
(WBK) adalah predikat yang diberikan
kepada Satker yang memenuhi
sebagian besar program Manajemen
Perubahan, Penataan Tatalaksana,
Penataan Sistem Manajemen SDM,
Penguatan Pengawasan dan
Penguatan Akuntabilitas Kinerja.
Menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan
Melayani (WBBM) adalah predikat yang
diberikan kepada Satker yang memenuhi
sebagian besar program Manajemen
Perubahan, Penataan Tatalaksana,
Penataan Sistem Manajemen SDM,
Penguatan Pengawasan, Penguatan
Akuntabilitas Kinerja dan Penguatan
Kualitas Pelayanan Publik
Syarat Penetapan WBK/WBBM

Level Instansi(Kementerian
Hukum dan HAM Republik Level unit kerja
Indonesia) (Tingkat Satker)

01 02

1. Mendapat predikat WTP dari


1. Memiliki peran dan
BPK atas opini laporan
penyelenggaraan fungsi
keuangan;
pelayanan strategis;
2. Mendapatkan nilai AKIP
2. Dianggap telah melaksanakan
minimal“CC”
program reformasi
M I L I TA R Y
Komponen
Pengungkit Dan Hasil
1. Sosialisasi dan Sosialisasi Pembangunan Zona Integritas
pencanangan Sosialisasi dilaksanakan agar kemauan
Zona Integritas untuk melakukan perubahan Menuju
(ZI) WBK/WBBM didengar dan dipahami oleh
Internal dan Eksternal

Pencanangan Zona Integritas Pencanganan


merupakan kegiatan yang menunjukkan
keseriusan dan kemauan dari Unit Kerja untuk
melakukan perubahan pada jajarannya menuju
WBK/WBBM, sebagai titik awal dimulainya
pembangunan Zona integritas hingga tercapainya
WBK/WBBM
2. Komponen Pengungkit (60%)

Komponen pengungkit
merupakan komponen yang
menjadi faktor penentu
pencapaian sasaran hasil
pembangunan Zona Integritas
menuju WBK/WBBM. Terdapat
enam komponen pengungkit
6 KOMPONEN PENYUSUN

Penguatan Akuntabilitas
Manajemen Perubahan = 5 % 1 4 Kinerja = 10 %

Penataan Tatalaksana = 5 % 2 5 Penguatan Pengawasan


= 15 %
Penataan Sistem 3 6 Penguatan Kualitas
Manajemen SDM = 15 % Pelayanan Publik = 10 %
INDIKATOR HASIL (40%)

Pembangunan Zona Integritas Menuju


Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani, fokus
pelaksanaan reformasi birokrasi tertuju pada
dua sasaran utama
1. Terwujudnya Aparatur Kementerian Hukum dan
HAM yang Bersih dan Bebas dari KKN (20%),
diukur dengan menggunakan ukuran:
a. Nilai persepsi korupsi (survei eksternal) dan
b. Presentase penyelesaian Tindak Lanjut Hasil
Pemeriksaan ( TLHP)
2. Terwujudnya Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik kepada
Masyarakat (20%), diukur melalui
nilai persepsi kualitas pelayanan
(survei eksternal).

Simple Portfolio
Presentation
SYARAT PENETAPAN WBK
SEBAGAI ZONA INTEGRITAS MENUJU
WBK/WBBM

Syarat penilaian minimal Satker yang dapat ditetapkan sebagai WBK adalah :
1. Memiliki nilai total (pengungkit dan hasil) minimal 75 dari total 80;
a. Nilai komponen pengungkit 57 dari total penilaian 60
b. Nilai komponen hasil 18 dari total penilaian 20
2. Memiliki nilai komponen hasil “Terwujudnya Pemerintah yang Bersih dan Bebas
KKN” minimal 18, dengan nilai sub komponen Survei Persepsi Anti Korupsi minimal
13,5 dan sub komponen Persentasi Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) minimal
3,5
SYARAT PENETAPAN WBBM
SEBAGAI ZONA INTEGRITAS
MENUJU WBK/WBBM

Syarat penilaian minimal Satker yang dapat ditetapkan sebagai WBBM adalah :
1. Memiliki nilai total (pengungkit dan hasil) minimal 85 dari total 100
a. Nilai komponen pengungkit 57 dari total penilaian 60
b. Nilai komponen hasil 34 dari total penilaian 40
2. Memiliki nilai komponen hasil “Terwujudnya Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN” minimal
18, dengan nilai sub komponen Survei Persepsi Anti Korupsi minimal 13,5 dan sub komponen
Persentasi TLHP minimal 3,5
3. Memiliki nilai komponen hasil “Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik kepada
Masyarakat” minimal 16.
Wenten
Pitaken?
Om Santi Santi Santi Om

Anda mungkin juga menyukai