Anda di halaman 1dari 10

HUKUM PERSAINGAN USAHA

PASAL 14 UU NO 5 TAHUN 1999 TENTANG


LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA
TIDAK SEHAT
( INTEGRASI VERTIKAL)

1. Firdaus Akbar ( 02022681923022)


2. Pitri Mariani Samariah ( 02022681923023)
3. Rizki Noviyanti ( 02022681923024)
HUKUM
LATAR BELAKANG PERSAINGAN
USAHA

Diterbitkannya UU
Kasus KPPU Perkara Nomor. No. 5 Tahun 1999
18/KPPU- I/2009 terkait kasus PT. Tentang Larangan
Angkasa Pura I (Persero)penyedia
jasa transportasi Koperasi Taksi Praktek Monopoli
Bandara (Kopsidara) di Makassar dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat

Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian


dengan pelaku usaha lain yang bertujuan untuk
menguasai produksi sejumlah produk yang Perjanjian yang
termasuk dalam rangkaian produksi barang dan dilarang dalam BAB III
atau jasa tertentu yang mana setiap rangkaian UU No.5 Tahun 1999
produksi merupakan hasil pengolahan atau
proses lanjutan, baik dalam satu rangkaian Tentang Larangan
langsung maupun tidak langsung, yang dapat Praktek Monopoli dan
mengakibatkan terjadinya persaingan usaha Persaingan Usaha Tidak
tidak sehat dan atau merugikan masyarakat
Sehat

Pasal 14
UU No.5 Tahun 1999
Tentang Larangan
Praktek Monopoli
dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat
RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pengaturan Integrasi Vertikal


menurut UU No.5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat?

2. Bagaimana analisis kasus Integrasi Vertikal PT.


Angkasa Pura I Makassar dengan Perusahaan
Penyedia Jasa Transportasi Koperasi Taksi
Bandara (Kopsidara) di Makassar ?
Dasar Hukum dan Pengertian Hukum Persaingan Usaha
• Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian
• Kitab Undang-Undang Hukum Pidana,
• Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas
• terbitnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 (selanjutnya
disebut UU No. 5 Tahun 1999) tentang Larangan Praktek Monopoli
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
• Pasal 1 angka 6 UU No. 5 Tahun 1999, persaingan usaha tidak sehat
adalah persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan
produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dilakukan
dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat
persaingan usaha. Persaingan usaha tidak sehat adalah persaingan
antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan/atau
pemasaran barang dan/atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak
jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha
Perjanjian Integrasi Vertikal

• Perjanjian yang dilarang diatur dalam BAB III Pasal 4-16 UU No. 5 Tahun
1999.
• perjanjian adalah suatu perbuatan dari satu atau lebih pelaku usaha untuk
mengikatkan diri terhadap satu atau lebih pelaku usaha lain dengan nama
apa pun baik tertulis maupun tidak tertulis.
Perjanjian Menurut UU • esensi perjanjian adalah saling bersepakatnya antarpesaing tentang tingkah
No. 5 Tahun 1999 laku pasar mereka, baik seluruhnya ataupun menyepakati tingkah laku
bagian tertentu dari keseluruhan tingkah laku pasar.

• 1. Perjanjian terjadi karena suatu perbuatan.


• 2. Perjanjian tersebut dilakukan oleh pelaku usaha sebagai para pihak dalam
perjanjian.
Unsur-Unsur perjanjian • 3. Perjanjiannya dapat dibuat secara tertulis atau tidak tertulis.
menurut konsep UU • 4. Tidak menyebutkan tujuan perjanjian.
No. 5 Tahun 1999
Pengertian Integrasi Vertikal

Menurut Peraturan Komisi Pengawas Persaingan


Usaha Republik Indonesia (KPPI), Nomor 5 Tahun
2010, tentang Pedoman Pelaksanaan Pasal 14
tentang Integrasi Vertikal, berdasarkan UU No. 5
Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat, yang disahkan pada
tanggal 9 April 2010

Integrasi vertikal merupakan perjanjian yang terjadi


antara beberapa pelaku usaha yang berada pada
tahapan produksi/operasi dan atau distribusi yang
berbeda namun saling terkait. Bentuk perjanjian
yang terjadi berupa penggabungan beberapa atau
seluruh kegiatan operasi yang berurutan dalam
sebuah rangkaian produksi/operasi.
Kepastian bahan baku dan
peningkatan akses
konsumen

Efisiensi
Alasan Pelaku Usaha
Melakukan Integrasi
Vertikal
Pelaku usaha dapat
melakukan transfer pricing

Mengurangi atau
menghilangkan pesaing di
pasar.
Dampak Integrasi Vertikal

Dampak negatif yang


muncul dari integrasi
vertikal

Integrasi vertikal ke arah Meningkatnya hambatan Integrasi vertikal ke arah


Memfasilitasi kolusi
hulu (upstream) dapat masuk (entry barriers) hilir (downstream
diantara pelaku usaha di
mengurangi kompetensi dimana pelaku usaha yang integration) dapat
tingkat hulu (upstream
diantara penjual ditingkat harus melalui dua tahap memfasilitasi diskriminasi
level)
hulu (upstream level) jika ingin masuk ke pasar harga
Analisis Permasalahan
• Kasus ini merupakan Putusan KPPU, Perkara Nomor. 18/KPPU- I/2009. Dalam putusan tersebut, PT. Angkasa Pura I (Persero)
Cabang Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, dengan alamat kantor di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin,
Makassar, Sulawesi, berusaha melakukan Integrasi Vertikal (vertical integration) dengan perusahaan penyedia jasa
transportasi Koperasi Taksi Bandara (Kopsidara) di Makassar, yang terbukti melakukan monopoli terhadap jasa transportasi,
dimana perusahaan taksi bandara yang boleh beroperasi dan mengambil penumpang didalam bandara menuju ke daerah
tujuan di kota Makassar dan sekitarnya.
• Dengan adanya vertical integration tersebut, seluruh penumpang yang akan keluar dari bandara Sultan Hasanuddin hanya
boleh memakai jasa taksi yang disediakan oleh Kopsidara. Hal ini dilakukan dengan membuat kontrak jangka panjang
antara PT. Angkasa Pura I sebagai penyedia jasa penerbangan dengan Kopsidara sebagai penyedia jasa transportasi darat.
Keuntungan PT. Angkasa Pura I Makassar semakin besar melalui proses merger tersebut.
• Hal ini mengakibatkan biaya transaksi dan biaya-biaya lain yang selama ini banyak membebani ketika hal tersebut belum
dilakukan menjadi tereduksi dan semakin kecil. Arus penumpang dari dan ke bandara setelah proses tersebut semakin
banyak, karena adanya layanan tambahan tersebut. Selain PT. Angkasa Pura I Makassar membukukan keuntungan yang
demikian besar akibat layanan ini, Kopsidara juga mendapatkan hal yang selama ini mungkin pendapatan yang diperoleh
biasa-biasa saja, menjadi luar biasa. Apalagi ketika terjadi pemindahan bandara dari yang selama ini hanya mampu
menampung pesawat-pesawat berbadan kecil, sekarang dengan fasilitas dan luas bandara yang semakin besar
memungkinkan pesawat berbadan besar mampu mendarat di bandara baru tersebut.
• Akibatnya, arus penumpang dari dan ke Makassar dari tahun ke tahun meningkat secara signifikan. Tentunya, hal ini juga
membawa pengaruh yang positif terhadap peningkatan penggunaan taksi bandara oleh jumlah penumpang yang demikian
besar.
• Dengan demikian perusahaan taksi lain hanya boleh mengantar calon penumpang masuk ke dalam Bandara Sultan
Hasanuddin dan tidak boleh mengambil penumpang yang akan keluar dari bandara tersebut. Kondisi tersebut diatas
memberi gambaran kepada kita bahwa Integrasi Vertikal (vertical integration) telah menunjukkan sebuah bentuk kartel yang
akan merugikan perusahaan lain yang sejenis. Olehnya itu dapat disimpulkan bahwa pasar persaingan sempurna dalam
kasus tersebut boleh dikatakan tidak ada dan yang terjadi adalah monopoli.

Anda mungkin juga menyukai