Anda di halaman 1dari 53

CARPAL TUNNEL SYNDROME

Pembimbing : Disusun oleh:


Anugerah Indah Mareta
dr. Afriani, Sp.S (04084821921030)
Ainun Mardiyyah
(04084821921086)

FAK U LTAS K E D O K T E RAN


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
1
Outline

PENDAHULUAN 01

02 LAPORAN KASUS

TINJAUAN PUSTAKA 03

04 ANALISIS KASUS

3
1. PENDAHULUAN

4
LATAR BELAKANG
• Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah sekumpulan gejala yang timbul akibat
penekanan nervus medianus dalam carpal tunnel (terowongan karpal) di
pergelangan tangan, ketika nervus medianus melewati terowongan tersebut dari
lengan bawah menuju ke tangan.

• Beberapa faktor seringkali dikaitkan sebagai faktor-faktor risiko terjadinya CTS


pada pekerja, misalnya gerakan berulang dengan kekuatan, tekanan pada otot,
getaran, suhu, postur kerja yang tidak ergonomik, dan lain-lain.

• Kejadian CTS lebih sering mengenai wanita daripada pria dengan kisaran usia 25–
64 tahun dengan prevalensi tertinggi pada wanita usia lebih dari 55 tahun.

• Di Indonesia, urutan prevalensi CTS dalam masalah kerja belum diketahui akibat
minimnya diagnosis penyakit akibat kerja yang dilaporkan karena sulitnya
penegakan diagnosis tersebut.
5
2. LAPORAN KASUS

5
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Ny. YBH


• Umur : 53 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Pekerjaan : PNS
• Alamat : Bukit Baru, Palembang
• Status : Menikah
• No. RM : 0000740644

6
ANAMNESIS

KELUHAN UTAMA

Rasa kebas pada kedua tangan disertai kesemutan semakin


berat sejak ±2 minggu yang lalu.

7
ANAMNESIS

• Riwayat Perjalanan Penyakit


±6 bulan yang lalu pasien mengeluh ujung-ujung jari tangan terasa
kebas. Terkadang keluhan kebas pada ujung jari tangan disertai dengan
kesemutan dan nyeri di telapak tangan dan timbul terutama saat pasien
beraktivitas. Akibat keluhan tersebut, pasien mengaku sulit memegang barang
karena kekakuan pada jari-jari tangannya. Selain itu, keluhan yang dirasakan
mengganggu kegiatan harian seperti memegang gelas untuk minum, memakai
pakaian, mandi, dan sebagainya. Karena mengganggu aktivitas, pasien sering
mengoleskan balsam pada kedua telapak tangan dan jari-jari, namun tidak
ada perbaikan.
±1 minggu yang lalu pasien mengeluh rasa kebas dan kesemutan
dirasakan semakin hebat terutama pada ibu jari, telunjuk, dan jari tengah
kedua tangan, bahkan tanpa dipengaruhi aktivitas yang dilakukan. Pasien
kemudian berobat ke poli saraf RSMH.

8
ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat trauma : disangkal
Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
Riwayat sakit gula : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Penyakit yang sama dalam keluarga disangkal.

9
ANAMNESIS
Riwayat Kebiasaan dan Gizi
Riwayat merokok : disangkal
Riwayat minum alkohol : disangkal
Riwayat olahraga : jarang dilakukan

Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai PNS dan menggunakan komputer beserta mouse setiap
hari. Pasien juga seorang ibu rumah tangga dan mengerjakan pekerjaan rumah
seperti mencuci, mengepel dll.

10
ANAMNESIS
Riwayat Kebiasaan dan Gizi
Riwayat merokok : disangkal
Riwayat minum alkohol : disangkal.
Riwayat olahraga : jarang dilakukan

Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai PNS dan menggunakan komputer beserta mouse setiap
hari. Pasien juga seorang ibu rumah tangga dan mengerjakan pekerjaan rumah
seperti mencuci, mengepel dll.

11
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 80 x/ menit, reguler, isi dan tegangan cukup.
Pernafasan : 20 x/ menit
Suhu : 36,7oC
Berat Badan : 57 kg
Tinggi Badan : 160 cm
IMT : 22,26

12
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : Konjungtiva palpebra pucat (-), sklera ikterik (-)
Leher : JVP 5-2 cmH2O, pembesaran KGB (-)
Thorax
Paru
I:Statis dan dinamis simetris kanan = kir, RR = 18x/menit
P:Stem fremitus kanan=kiri
P:Sonor di kedua lapang paru
A:Vesikuler (+) normal, wheezing (-), ronki (-)
Jantung
I:Ictus kordis tidak terlihat
P:Ictus kordis tidak teraba
P:Batas jantung normal
A:Bunyi jantung I-II normal, HR = 88 x/menit,murmur(-),gallop(-)
Abdomen : Datar, hepar dan lien tidak teraba, bising usus (+) normal
Ekstremitas : Akral pucat (-), deformitas, atrofi tenar -/-, edema pretibial (-)
Genitalia : Tidak diperiksa
13
PEMERIKSAAN FISIK
Status Neurologikus
KEPALA
• Bentuk : Normochepali Deformitas : (-)
• Ukuran : normal Fraktur : (-)
• Simetris : simetris Nyeri fraktur : (-)
• Hematom : (-) Pembuluh darah: tidak ada pelebaran
• Tumor : (-) Pulsasi : (-)

LEHER
• Sikap : lurus Deformitas : (-)
• Torticolis : (-) Tumor : (-)
• Kaku kuduk : (-) Pembuluh darah : tidak ada pelebaran

14
PEMERIKSAAN FISIK
SYARAF-SYARAF OTAK

N. Olfaktorius Kanan Kiri

Penciuman Tidak diperiksa Tidak diperiksa


Anosmia Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Hiposmia Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Parosmia Tidak diperiksa Tidak diperiksa

15
PEMERIKSAAN FISIK
SYARAF-SYARAF OTAK
N. Optikus Kanan Kiri
Visus bdd Bdd
Campus visi V.O.D V.O.S
Anopsia Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Hemianopsia Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Fundus Oculi Tidak diperiksa Tidak diperiksa
- Papil edema Tidak diperiksa Tidak diperiksa
- Papil atrofi Tidak diperiksa Tidak diperiksa
- Perdarahan retina Tidak diperiksa Tidak diperiksa

16
PEMERIKSAAN FISIK
SYARAF-SYARAF OTAK
N. Occulomotorius, Trochlearis, & Kanan Kiri
Abducens
Diplopia - -
Celah mata - -
Ptosis - +
Sikap bola mata
- Strabismus - -
- Exophtalmus - -
- Enophtalmus - -
- Deviation conjugate - -
Kedudukan bola mata Di tengah Di tengah
Gerakan bola mata bdd bdd

Pupil
- Bentuk Bulat Bulat
- Diameter 3 mm 3 mm
- Isokor/anisokor isokor isokor
- Midriasis/miosis - -
- Refleks cahaya + +
17
PEMERIKSAAN FISIK
SYARAF-SYARAF OTAK
N. Trigeminus Kanan Kiri
Motorik
- Menggigit bdd bdd
- Trismus - -
- Refleks kornea ada ada

Sensorik
- Dahi bdd bdd
- Pipi bdd bdd
- Dagu bdd bdd

18
PEMERIKSAAN FISIK
SYARAF-SYARAF OTAK

N. Fasialis Kanan Kiri


Motorik
- Mengerutkan dahi Simetris
- Menutup mata Tidak ada kelainan
- Menunjukkan gigi bdd
- Lipatan nasolabialis plica nasolabialis simetris
Sensorik
- 2/3 depan lidah bdd
Otonom
- Salivasi Tidak ada kelainan
- Lakrimasi Tidak ada kelainan

19
PEMERIKSAAN FISIK
SYARAF-SYARAF OTAK
N. Statoacusticus
N. Cochlearis Kanan Kiri
Suara bisikan Tidak dilakukan
Detik arloji Tidak dilakukan
Tes Weber Tidak dilakukan
Tes Rinne Tidak dilakukan

N. Vestibularis
Nistagmus (-)
Vertigo (-)

20
PEMERIKSAAN FISIK
SYARAF-SYARAF OTAK
N. Glossopharingeus dan N. Vagus Kanan Kiri
Arcus pharingeus Simetris
Uvula Di tengah
Gangguan menelan -
Suara serak/sengau -
Denyut jantung Tidak ada kelainan
Refleks
- Muntah Tidak dilakukan
- Batuk Tidak dilakukan
- Okulokardiak Tidak dilakukan
- Sinus karotikus Tidak dilakukan

Sensorik
- 1/3 belakang lidah Tidak dilakukan

21
PEMERIKSAAN FISIK
SYARAF-SYARAF OTAK

Kanan Kiri

N. Accessorius Tidak dilakukan


Mengangkat bahu
Memutar kepala
Tidak dilakukan
N. Hypoglossus Tidak dilakukan
Menjulurkan lidah
Fasikulasi
Atrofi papil bdd
Disatria bdd
bdd
bdd

22
PEMERIKSAAN FISIK
Motorik
Motorik lengan Lengan Dextra Lengan Sinistra
Gerakan C C
Abduksi lengan 5 5
Fleksi siku 5 5
Ekstensi siku 5 5
Ekstensi wrist 4 4
Fleksi jari-jari tangan 4 4

Abduksi jari tangan 5 5


Tonus Normal Normal
Klonus - -
Refleks Fisiologis normal normal
Refleks Patologis - -
Motorik tungkai Tungkai Dextra Tungkai Sinistra
Gerakan C C
Kekuatan 5 5
Tonus Normal Normal
Klonus - -
23
PEMERIKSAAN FISIK
SENSORIK :
Protopatik : Parestesia pada pergelangan tangan yang menjalar
sampai ke ujung-ujung jari I, II, dan III.
Proprioseptik : normal

FUNGSI VEGETATIF
Miksi : normal
Defekasi : Tidak ada kelainan

KOLUMNA VERTEBRALIS
Kyphosis : (-)
Lordosis : (-)
Gibbus : (-)
Deformitas : (-)
Tumor : (-)
Meningocele : (-)
Hematoma : (-) 24
PEMERIKSAAN FISIK

GEJALA RANGSANG MENINGEAL


Kaku kuduk : (-)
Kerniq : (-)
Lasseque : (-)
Brudzinsky
Neck : (-)
Cheek : (-)
Symphisis : (-)
Leg I : (-)
Leg II : (-)

GAIT DAN KESEIMBANGAN


Disdiadokinesia : normal
Disemetri : normal
Romberg Test : normal
Past – Pointing Test : normal 25
PEMERIKSAAN FISIK

GERAKAN ABNORMAL
Tremor : Tidak ada
Chorea : Tidak ada
Athetosis : Tidak ada
Ballismus : Tidak ada
Dystoni : Tidak ada

FUNGSI LUHUR
Afasia motorik : Tidak ada
Afasia sensorik : Tidak ada
Apraksia : Tidak ada
Agrafia : Tidak ada
Alexia : Tidak ada
Afasia nominal : Tidak ada
26
TES PROVOKASI

Tinel Test : +/+


Tunnel : +/+
Phalen Test : +/+

27
DIAGNOSIS

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Bilateral

28
PENATALAKSANAAN
NONMEDIKAMENTOSA
Edukasi :
Mengedukasi pasien saat di rumah untuk: (1) mengompres kedua pergelangan
sampai telapak dan jari-jari tangan dengan air hangat ± 10 menit; (2)
meminimalisir penggunaan pergelangan tangan dengan posisi hiperfleksi dan
hiperekstensi; (3) mengistirahatkan kedua tangan saat timbul nyeri; (4) tidak
mengangkat beban berat yang dapat menimbulkan nyeri; serta (5) tidak
memaksakan bekerja secara berlebihan saat tangan terasa nyeri.

TERAPI MEDIKAMENTOSA
Natrium diclofenac 2x50 mg
Neurodex 1x1 (per oral)
Omeprazol 1x20 (per oral)

29
PROGNOSIS

• Quo ad Vitam : Bonam


• Quo ad Functionam : Bonam
• Quo ad Sanationam : Bonam

30
TINJAUAN PUSTAKA

31
BAB II Tinjauan Pustaka
Anatomi Nervus Medianus 32

• Canalis carpi berada di dalam


dasar pergelangan tangan,
komponen berisi 9 ruas tendon
fleksor dan nervus medianus
berjalan di dalamnya.
• Canalis carpi berukuran hampir
sebesar ruas jari jempol dan
terletak di bagian distal
lekukan pergelangan tangan ke
arah lengan bawah di regio
cubiti sekitar 3cm.
• Nervus dan tendon
memberikan fungsi,
sensibilitas dan pergerakan
jari-jari tangan.
Anatomi Nervus Medianus
Persarafan Nervus Medianus 33

Terowongan Carpal
Nervus medianus

Radial Ulnar

Cabang Cabang motorik: Cabang sensorik:


sensorik: - m. abductor policis - Permukaan jari II, III,
Permukaan brevis dan sisi radial jari IV
palmar jari I & - M. opponens pollicis - Permukaan dorsal jari
II - Bagian atas dari m. II, III, IV bagian distal
flexor pollicis brevis sendi interphalangeal
proksimal
Carpal Tunnel Syndrome
Definisi 34

• Sebelumnya disebut sebagai acroparethesia, median


thenar neuritis atau partial thenar atrophy.
• Kumpulan gejala khas akibat kompresi saraf medianus
dalam terowongan karpal.
• Merupakan neuropati tekanan atau neuropati
jebakan (entrapment neuropathy) terhadap nervus
medianus di dalam terowongan karpal pada
pergelangan tangan, tepatnya di bawah fleksor
retinaculum.
Carpal Tunnel Syndrome
Epidemiologi 35

• Di USA, kasus CTS adalah 1-3 kasus dari 100 populasi/


tahun.
• Insiden meningkat menjadi 150 per 1000
subjek/tahun.
• Wanita:laki-laki = 10:1
• Usia rata-rata 40-60 tahun
• Hanya 10% penderita CTS berusia <30 tahun.
Carpal Tunnel Syndrome
Etiologi 36

• Neuropathy herediter (e.g hereditary motor and sensory neuropathies)


• Trauma (fraktur, dislokasi, sprain pergelangan tangan)
• Okupasi (pergerakan mengetuk atau fleksi-ekstensi pergelangan tangan yang berulang-ulang)
• Infeksi dan inflamasi (terjadi penekanan pada n.medianus)
• Metabolik (gout dan hipertiroid)
• Endokrin (ggn hormone, DM, hipotiroid, wanita hamil)
• Neoplasma (infiltrasi metastase dan massa)
• Penyakit kolagen vaskuler (rheumatoid arthritis, SLE, scleroderma)
• Degeneratif (usia lanjut dan osteoarthritis)
• Iatrogenik (hematoma, terapi antikoagulan)
Carpal Tunnel Syndrome
Patofisiologi 37

• Teori Kompresi Mekanik

 Ketegangan
 Tenaga berlebihan Penyempita
Penebalan Penekanan Carpal
 Hiperfungsi n
fleksor pada Tunnel
 Ekstensi terowongan
retinaculu nervus Syndrome
pergelangan tangan karpal
m medianus
berkepanjangan
atau berulang
Carpal Tunnel Syndrome
Patofisiologi 38

– Teori Insuffisiensi Mikrovaskuler

Penurunan
Peningkata Aliran darah Penuruna
Tekana suplai nutrisi
n tekanan vena melambat n perfusi
n dan oksigen
intravaskul dan terjadi jaringan
berulan ke saraf
er kongesti
g perifer

Nyeri pada Kehilangan


Kebocoran Anoksia dan
Carpal pergelangan kemampuan
protein, rusaknya
Tunnel tangan, untuk
edema endotel
Syndrome kesemutan, mati menghantarkan
epineural
rasa/baal impuls
Carpal Tunnel Syndrome
Patofisiologi 39

– Teori getaran
Penggunaan jangka panjang alat yang bergetar pada nervus medianus di
terowongan karpal dapat menyebabkan carpal tunnel syndrome.
Hal ini disebabkan dapat terjadinya edema epineural pada nervus
medianus akibat getaran jangka panjang.
Carpal Tunnel Syndrome
Manifestasi Klinis 40

• Sakit pada pergelangan tangan dan mati rasa terutama pada


malam hari. Rasa sakit dapat menjalar ke lengan hingga ke
pundak
• Nyeri berkurang bila penderita menggerakan/memijat
tangannya/mengistirahatkan tangannya pada posisi yang lebih
tinggi.
• Kesemutan, mati rasa pada jari-jari tangan terutama ibu jari,
tulunjuk dan jari tengah.
• Rasa bengkak ketika menggerakan tangan dengan cepat terutama
pada pagi-siang hari.
• Tangan dapat terasa lemas dan hilang keseimbangan, kesulitan
menggenggam barang.
• Pada tahap lanjut dapat dijumpai atrofi otot-otot thenar dan
otot-otot lain yang diinervasi oleh nervus medianus.
Carpal Tunnel Syndrome
Penegakkan Diagnosis 41

Tes Phalen Tes Tinel Sign


Carpal Tunnel Syndrome
Penegakkan Diagnosis 42

Tes Pemeriksaan lainnya:


Torniquet  Flick Sign
Tes Luthy’s  Thenar Wasting
Sign  Wrist extension test
 Tes tekanan
 Pemeriksaan sensibilitas
 Pemeriksaan kekuatan
 Pemeriksaan Fungsi Otonom
 Pemeriksaan EMG
 Radiologi
Carpal Tunnel Syndrome
Faktor Risiko 43

Faktor Okupasi: Faktor Non Okupasi:

Bekerja dengan  Jenis kelamin (wanita>pria)


gerakan cepat  Umur (usia lanjut)
Gerakan berulang  Indeks massa tubuh
Pekerjaan yang (cenderung BB lebih atau
banyak menggunakan obesitas)
pergelangan tangan
 Merokok
Getaran
 Status kehamilan
(perubahan endokrin)
Carpal Tunnel Syndrome
Tatalaksana 44

• Mengistirahatkan pergelangan tangan


• Obat anti inflamasi non steroid (OAINS)
• Injeksi steroid local (dapat diulangi dalam 7-10 hari, maks
3-4x)
 Dexamethasone 1-4mg
 Hidrokortison 10-25mg
 Metilprednisolon 20mg atau 40mg
• Pemberian vitamin B6 100-300mg/hari
• Nerve gliding
• Tindakan operatif
Carpal Tunnel Syndrome
Diagnosis Banding 45

• Cervical Radiculopathy
• Thoracic Outlet Syndrome
• Pronator Teres Syndrome
• De Quervain’s Syndrome
Carpal Tunnel Syndrome
Prognosis 46

• Pada kasus CTS ringan, dengan menjalankan terapi


konservatif umumnya prognosa baik
• Sekalipun prognosa CTS dengan terapi kondervatif
maupun operatif cukup baik, tetapi risiko untuk
terjadi kembali CTS masih tetaph ada sehingga jika
terjadi kekambuhan, prosedur terapi baik konservatif
maupun operatif dapat diulang
Carpal Tunnel Syndrome
Komplikasi 47

Kelemahan dan hilangnya sensibilitas yang persisten di


daerah distribusi nervus medianus adalah komplikasi
yang mungkin terjadi. Komplikasi yang paling berat
adalah reflek simpatetik distrofi yang ditandai dengan
nyeri hebat, hiperlgesia, disestesia dan gangguan
trofik.
ANALISIS KASUS

48
Ny. YBH, 63 tahun, perempuan, mengeluh sejak ±6
49
bulan yang lalu pasien merasa ujung-ujung jari tangan
terasa kebas. Terkadang keluhan kebas pada ujung jari
tangan disertai dengan kesemutan dan nyeri di telapak
tangan dan timbul terutama saat pasien beraktivitas.
Akibat keluhan tersebut, pasien mengaku sulit memegang
barang karena kekakuan pada jari-jari tangannya. Selain
itu, keluhan yang dirasakan mengganggu kegiatan harian
seperti memegang gelas untuk minum, memakai pakaian,
mandi, dan sebagainya. Karena mengganggu aktivitas,
pasien sering mengoleskan balsam pada kedua telapak
tangan dan jari-jari, namun tidak ada perbaikan.
Sejak ±1 minggu yang lalu pasien mengeluh rasa kebas 50
dan kesemutan dirasakan semakin hebat terutama pada
ibu jari, telunjuk, dan jari tengah kedua tangan, bahkan
tanpa dipengaruhi aktivitas yang dilakukan. Pasien
kemudian berobat ke poli saraf RSMH. Pasien bekerja
sebagai PNS dan menggunakan komputer beserta mouse
setiap hari. Pasien juga seorang ibu rumah tangga dan
mengerjakan pekerjaan rumah seperti mencuci, mengepel
dll.
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
test provokasi yang telah dilakukan, pasien diagnosis 51
Bilateral Carpal Tunnel Syndrome. Pada kasus ini rasa
kebas dan kesemutan yang dirasakan pasien cukup khas
yaitu pada distribusi nervus medianus setinggi pergelangan
tangan. Terapi medikamentosa yang diberikan untuk
mengatasi keluhan nyeri adalah natrium diclofenac 2x50
mg, neurodex 1x1 (per oral), dan omeprazol 1x20 (per
oral).
Pasien juga diberikan motivasi untuk datang terapi
secara rutin dan diedukasi untuk bisa mengatasi atau
mengurangi keluhan kebas dan kesemutan di rumah
dengan mengistirahatkan tangan dan tidak menggunakan
tangan untuk kegiatan yang berlebihan seperti
mengangkat beban berat dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA 52
• Mondelli M, Giannini F, Giacchi, M. Carpal tunnel syndrome incidence in a general population. Neurology 58, 2002: 289 - 294
• Dejong RN. The Neurological Examination Revised by AF. Haerer, 5th ed, JB Lippincott, Philadelphia, 1992; 557-9.
• Maurice Victor, Allan H. Ropper “ Disease of Spinal Cord, Peripheral Nerve and Muscle”. Adams and Victors Principle’s of neurology.
7th ed. USA: Mc Graw-Hill, 2011: 1433-4.
• Chammas et al. Carpal Tunnel SYndrome - Part I (Anatomy, Physiology, Etiology and Diagnosis). Rev Bras Ortop V.49(5), 2014; 429-
436.
• Gorsche R. Carpal TUnnel Syndrome. The Canadian Journal of CME. 2001; 101 -117.
• Tana L et al. Carpal Tunnel Syndrome pada Pekerja GArmen di Jakarta. Buletin Peneliti Kesehatan. 2004; vol.42, no.2; 73-82.
• Pecina M. Markiewitz A D. Tunnel Syndromes: Peripheral Nerve Compressions Syndromes Third Edition. New York: CRC PRESS. 2001.
• American Academy of Orthopaedic Surgeons. Clinical Practice Guideline on the Treatment of Carpal Tunnel Syndrome. 2008.
• Nigel L Ashworth.’ Carpal Tunnel Syndrome”. Benjamin M Socher. Access on Medscape. 2013.
• Rosenbaum R. Carpal Tunnel Syndrome dalam Johnson RT dan Griffin JW. Current Therapy in Neurologic Disease. 5th Ed. St. Louis:
Mosby; 1997; 374-379.
• Bahrudin M. Carpal Tunnel Syndrome. Malang: FK UMM. 2011. Vol.7, no.14.
• Salter R B. Textbook of Disorders and Injuris of the Musculoskeletal System. 2nd ed. Baltimore: Williams &Wilkins Co; 2009. P. 274-
275.
• Katz J., et al. Carpal Tunnel Syndrome. N Engl J Med. 2011. Vol 346, no. 23.
• Latov N. Peripheral Neuropathy. New York: Demos Medical Publishing. 2007
• Rambe A S. Sindroma Terowongan Karpal. Bagian Neurologi FK USU. 2008
53

Anda mungkin juga menyukai