Anda di halaman 1dari 13

RADIOAKTIVITAS

Caesar Keefe D
Luthfia A.
Javier Bintoro
Rifdah Annisa
Ryan Rifat
Karakteristik Atom
Inti atom terdiri dari sejumlah proton
bermuatan positif dan sejumlah neutron tak
bermuatan (netral).

Jumlah proton = Z (nomor atom)

Jumlah neutron = A (nomor massa) - Z

Jumlah elektron = Z (netral)


Muatan dan Massa
partikel-partikel pembentuk atom
• Massa-massa inti dapat diukur dengan ketelitian tinggi
menggunakan spektrometer massa.
• 1 atomic mass unit (u) tepat sama dengan 1/12 massa
isotop karbon-12.
• 1 u = 1,660559 × 10−27 kg = 931,50 MeV/c²
• Dengan c = 3 × 108 merupakan cepat rambat cahaya
dalam vakum.
Perbedaan Isotop, Isoton, dan
Isobar
Isotop = jumlah proton sama, tetapi jumlah
neutron berbeda.

Isoton = jumlah neutron sama

Isobar = nukleon sama, jumlah proton


berbeda
Grafik Kestabilan Inti
• Jumlah neutron menjadi lebih besar dari
jumlah proton ketika nomor atom Z
meningkat.
• Inti stabil secara spontan pecah atau
menyusun ulang struktur-struktur
internalnya disebut radioaktivitas.
Konsep Paruh Waktu
Waktu paruh (half-life) dari sejumlah bahan yang menjadi
subjek dari peluruhan eksponensial adalah waktu yang
dibutuhkan untuk jumlah tersebut berkurang menjadi
setengah dari nilai awal.
Defek Massa
• Massa sebuah inti stabil selalu lebih kecil daripada gabungan massa
nukleon-nukleon pembentuknya.
• Selisih massa antara nukleon-nukleon pembentuk inti dengan massa intinya
stabil disebut defek massa ( mass deffect ).
• Energi yang diperlukan untuk memutuskan inti menjadi proton-proton dan
neutron pembentuknya disebut energi ikat inti (binding energy).
Radioaktivitas
• Gejala Fluoresens adalah gejala suatu benda dapat memancarkan cahaya
yang berbeda ketika menerima cahaya dari luar atau menerima tembakan dari
aliran partikel.

• Gejala Fosforesens adalah gejala suatu benda dapat memancarkan cahaya


beberapa selang waktu kemudian setelah benda itu menerima cahaya dari
luar.

• Pemancaran sinar tembus (sinar radioaktif) secara spontan oleh inti-inti stabil
(misalnya inti uranium) dinamakan radioaktivitas.

• Radioaktivitas didefinisikan sebagai peluruhan spontan dari inti yang tidak


stabil. Inti yang tidak stabil dapat terpecah menjadi dua partikel atau lebih
lainnya dengan membebaskan sejumlah energi. Pemecahan ini dapat terjadi
melalui beberapa cara , bergantung pada atom tertentu yang meluruh.
Pemanfaatan Radioaktivitas
• Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (tingkat keselamatan radiasinya)
• Percobaan senjata nuklir
• Kedokteran (diagnosis, terapi, dan sterilisasi alat kedokteran)
• Rekayasa teknologi (pengukuran/gauging, analisis struktur materi,
pengembangan bahan-bahan baru, dan sebagai sumber energi)
• Pertanian (bioteknologi, pembasmian serangga/penyimpanan bahan pangan, dan
teknologi pelestarian lingkungan dibahas
Dampak Radioaktif
• Radiasi menyebabkan penumpukan energi pada
materi yang dilalui. Dampak yang ditimbulkan radiasi
dapat berupa ionisasi, eksitasi, atau pemutusan ikatan
kimia.
• Ionisasi : dalam hal ini partikel radiasi menabrak
elektron orbital dari atom atau molekul zat yang dilalui
sehingga terbentuk ion positif dan elektron terion.
• Eksitasi : dalam hal ini radiasi tidak menyebabkan
elektron terlepas dari atom atau molekul zat tetapi hanya
berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi.
• Pemutusan Ikatan Kimia : radiasi yang dihasilkan oleh zat
radioaktif mempunyai energi yang dapat memutuskan
ikatan-ikatan kimia.
Proteksi radiasi
• Proteksi Radiasi adalah pengawasan terhadap bahaya radiasi
melalui peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pemanfaatan
radiasi dan bahan-bahan radioaktif

• Proteksi Radiasi di Bidang Radiologi


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi proteksi radiasi
diperkirakan sama usianya dengan penemuan sinar-X oleh Wilhelm
Roentgen pada 8 November 1895. Adanya efek yang merusak dari, sinar-
X disadari segera setelah penemuan sinar yang kasat mata ini. Para
dokter dan pasien yang menerima radiasi ini dalam suatu periode tertentu
diketahui menderita eritema. Dalam perkembangan lebih lanjut, diketa-
hui pula bahwa semua radiasi pengion dapat menyebabkan terjadinya
efek yang merusak pada organ tubuh. Namun, karena manfaat radiasi
pengion jauh lebih besar dari risiko penerimaan efeknya, saat ini
prosedur radiologi diagnostik telah diterima sebagai bagian dari prosedur
klinis yang penting dalam praktik medik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai