Anda di halaman 1dari 46

PEMERIKSAAN FISIK

DASAR UROLOGI
CO-ASS Ilmu Bedah RSUD Karawang
Periode 2 Desember 2019 s/d 7 Februari 2020

Pembimbing :
dr. Ahmad Rizky Herda, Sp.U

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARAWANG
2020
UROLOGI
• Urologi adalah salah satu cabang ilmu bedah yang mempelajari penyakit dan
kelainan adrenal, traktus urogenitalia pria dan traktus urinaria wanita.

 Organ reproduksi pria terdiri dari :  Traktus urinaria terdiri dari :


Testis Ginjal
Epididimis Ureter
Vas Deferens Vesica urinaria
Vesicula seminalis Uretra
Prostat
Penis
ANATOMI
• Pada margo medial sisi cekung ginjal
GINJAL terdapat  hilus renalis yang dilalui oleh
vena renalis, arteri renalis, ureter, sistem
limfatik dan persarafan.
• Ginjal mendapatkan aliran darah dari arteri
renalis yang merupakan cabang langsung
dari aorta abdominalis

• Sepasang organ yang terletak retroperitoneal,


setinggi kurang lebih pada kolumna vertebra T12-
L3 (ginjal kanan lebih rendah daripada kiri)
• Ukuran ginjal orang dewasa rata-rata adalah 11,5
cm (panjang) x 6 cm (lebar) x 3,5 cm (tebal).
Beratnya bervariasi antara 120 - 170 gram, atau
kurang lebih 0,4% dari berat badan.
Ureter Ureter adalah organ yang berbentuk tabung kecil,
berfungsi mengalirkan urin dari ginjal ke dalam vesica
urinaria.
 Panjangnya kurang lebih 20 cm.
 Dindingnya terdiri atas mukosa yang dilapisi oleh sel –
sel transisional, otot polos sirkuler dan longitudinal
yang dapat melakukan gerakan peristaltik, berfungsi
mengalirkan urin ke vesica urinaria.

 Tiga tempat penyempitan:


1. Pelvi-ureter junction
2. Flexura marginalis (penyilangan a.illiaca communis)
3. Tempat masuk ke Vesica Urinaria
VESIKA URINARIA

 Organ berongga yang terdiri atas 3 lapis


otot detrusor yang saling beranyaman; di
sebelah dalam adalah otot longitudinal,
ditengah otot sirkuler dan paling luar otot
longitudinal.
 Terletak di inferior rongga peritoneum pada
dasar pelvis, bagian posterior simfisis pubis.
 Berfungsi menampung urine dari ureter dan
kemudian mengeluarkannya melalui uretra
dalam mekanisme miksi (berkemih).
URETRA
 Uretra merupakan tabung yang menyalurkan urine
ke luar dari buli – buli melalui proses miksi.
 Pada pria berfungsi juga dalam menyalurkan cairan
mani.
 Uretra diobagi menjadi 2 bagian yaitu uretra
posterior dan uretra anterior.
 Kedua uretra ini dipisahkan oleh spingter uretra
eksterna.
 Panjang uretra wanita kurang lebih 3 – 5 cm,
sedangkan uretra pria dewasa kurang lebih 23 – 25
cm.
KELENJAR PROSTAT VAS DEFERENS
Prostat adalah organ genitalia pria yang terletak Vas deferens adalah organ berbentuk
disebelah inferior buli – buli, di depan rektum tabung kecil dan panjangnya 30 – 35
dan membungkus uretra posterior. Bentuknya cm, bermula dari kauda epididimis
seperti buah kemiri dengan ukuran 4 x 3 x 2,5 cm dan berakhir pada duktus
dan beratnya kurang lebih 20 gram ejakulatorius di uretra posterior.

TESTIS
Testis adalah organ genitalia pria yang terletak di
skrotum. Ukuran testis pada orang dewasa adalah
: 4 x 3 x 2,5 cm, dengan volume 15 – 25 ml.

EPIDIDIMIS
Epididimis terdiri atas kaput, korpus, dan kauda
epididimis. Korpus epididimis dihubungkan
dengan testis melalui duktuli efferent.
VESICA SEMINALIS
Vesikula seminalis terletak di dasar buli-buli
dan di sebelah kranial dari kelenjar prostat.
Panjangnya kurang lebih 6 cm berbentuk
sakula-sakula. Vesikula seminalis
menghasilkan cairan yang merupakan
bagian dari semen

PENIS
Penis terdiri atas 3 buah korpora berbentuk
silindris, yaitu 2 buah korpora karvenosa yang
saling berpasangan dan sebuah korpus
spongiosum yang berada disebelah
ventralnya.
ANAMNESIS PENYAKIT
UROLOGI
KELUHAN UTAMA
1. Sistemik yang merupakan penyulit dari kelainan
urologi (malaise, pucat, uremia)
2. Lokal antara lain nyeri akibat kelainan urologi,
keluhan miksi, disfungsi seksual, atau
infertilitas.

• Durasi, beratnya, akut/kronik, periodik, derajat


gangguan
• Keluhan-keluhan lain (demam disertai menggigil
akibat infeksi/urosepsis)
Nyeri
• Nyeri lokal (dirasakan oleh organ itu sendiri) → pada
kelainan ginjal dapat dirasakan didaerah sudut
kostovertebra.

• Referred pain (penjalaran nyeri) → nyeri akibat kolik


ureter, dapat dirasakan ke daerah inguinal, testis, bahkan
sampai ke tungkai.
Nyeri
 Nyeri Ginjal → Nyeri akibat rengangan kapsul ginjal (terjadi akibat pielonefritis akut
→ edema, obstruksi saluran kemih → hidronefrosis, atau tumor ginjal)
 Nyeri Kolik → Nyeri akibat spasmus otot ureter karena gerakan peristaltiknya
terhambat oleh batu, bekuan darah, atau oleh benda asing lain (dirasakan sangat
sakit, hilang timbul sesuai dengan gerakan peristaltik ureter)
 Nyeri vesika → Nyeri dirasakan di daerah suprasimfisis (akibat overdistensi buli-buli
yang mengalami retensi urine atau terdapat inflamasi pada buli-buli)
 Nyeri prostat → Nyeri disebabkan oleh adanya inflamasi yang mengakibatkan
edema kelenjar prostat dan distensi kapsul prostat (lokasi : abdomen bawah,
inguinal, perineal, lumbosakral, skrotum)
 Nyeri epididymis/testis  Nyeri yang dirasakan pada daerah kantong
skrotum, dapat berasal dari nyeri yang berasal dari kelainan organ di kantong
skrotum (nyeri primer) atau nyeri (refered pain) yang berasal dari kelainan organ
di luar kantong skrotum. Nyeri akut primer dapat disebabkan oleh torsio testis
atau torsio apendiks testis, epididimitis/orkitis akut, atau trauma pada testis.
Inflamasi akut pada testis atau epididimis menyebabkan peregangan pada
kapsulnya sehingga dirasakan sebagai nyeri yang sangat.
 Nyeri Penis  Nyeri yang dirasakan pada daerah penis yang sedang tidak
ereksi (flaksid) biasanya merupakan refered pain dari inflamasi pada mukosa
buli-buli atau uretra, yang terutama dirasakan pada meatus uretra eksternum.
Selain itu parafimosis dan keradangan pada prepusium maupun glans penis
memberikan rasa nyeri yang terasa pada ujung penis.
KELUHAN
M I K S I
• Keluhan iritasi meliputi: urgensi, polakisuria, atau
frekuensi, nokturia, dan disuria.
• Keluhan obstruksi meliputi: hesitansi, harus
mengejan saat miksi, pancaraan urin melemah,
intermitensi, dan menetes serta terasa ada sisa urine
sehabis miksi.
• Hematuria: didapatkannya darah atau sel darah
merah didalam urin, disebabkan oleh berbagai
kelainan pada saluran kemih tetapi mulai dari infeksi
hingga keganasan saluran kemih.
• Porsi hematuria yang keluar perlu diperhatikan: awal
miksi (hemeturia inisial), seluruh proses miksi
(hematuria total), akhir miksi (hematuria terminal).
KELUHAN LAIN
• Hematospermia: didapatkan darah di dalam cairan ejakulat atau
cairan semen. Biasanya dialami pada pasien pubertas. Dan paling
banyak pada usia 30-40 th.
• Keluhan pada skrotum dan isinya, seperti buah zakar membesar,
varikokel, buah zakar tidak berada pada kantung skrotum
(kriptorkismus). Pembesaran pada buah zakar bisa diakibatkan oleh
tumor testis, hidrokel, spermatokel, hematokel, atau hernia skrotalis.
• Keluhan disfungsi seksual: Meliputi libido menurun, kekuatan
ereksi menurun, disfungsi ereksi, ejakulasi retrograd ( air mani tidak
keluar pada saat ejakulasi), tidak pernah merasakan orgasmus,
ejakulasi prematur.
RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA
• Keganasan (ca prostat, ca
buli)
• Batu saluran kemih
• Hyperurisemia
• Gagal ginjal
• Hipertensi
• Diabetes Mellitus
PEMERIKSAAN
FISIK UROLOGI
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Keadaan Umum

Pemeriksaan Urologi
• Ginjal
• Vesika urinaria
• Genitalia eksterna
• Neurologi
PEMERIKSAAN GINJAL
• Di daerah pinggang dimulai dengan meminta pasien duduk relaks dengan membuka pakaian pada daerah perut sebelah atas.
Perhatikan adanya pembesaran asimetris pada daerah pinggang atau abdomen sebelah atas.
INSPEK • Pembesaran mungkin dapat disebabkan karena hidronefrosis, abses paranefrik,atau tumor ginjal.
SI

• Dilakukan secara bimanual dengan memamakai dua tangan.


• Tangan kiri diletakkan di sudut kostovertebra untuk mengangkat ginjal ke atas sedangkan tangan kanan meraba ginjal dari depan
PALPAS di bawah arkus kosta.
I • Dengan melakukan palpasi bimanual, ginjal kanan yang normal pada anak atau dewasa kurus seringkali masih dapat diraba.
• Ginjal kiri sulit diraba karena terletak lebih tinggi daripada sisi kanan

• Dilakukan dengan memberikan ketokan pada sudut kostovertebra.


PERKU • Pembesaran ginjal karena hidronefrosis atau tumor ginjal, mungkin terasa nyeri pada perkusi
SI

• Suara bruit yang terdengar di daerah epigastrium atau abdomen sebelah atas curiga adanya stenosis arteria renalis.
AUSKULT • Bruit pada abdomen juga bisa disertai oleh aneurisma arteria renalis atau malformasi arteriovenus.
ASI
Pemeriksaan Palpasi
Bimanual

Ketok Sudut Kostovertebra


PEMERIKSAAN VESIKA URINARIA

•Vesika urinaria normal sulit untuk diraba, kecuali jika •Pada pria,tangan satu pada Abdomen dan jari tangan
sudah terisi urine paling sedikit 150 mL. lain mengangkat vesika urinaria melalui colok dubur.

•Pada pemeriksaan vesika urinaria diperhatikan adanya


•Pada wanita, palpasi bimanual dilakukan dengan
benjolan/massa atau jaringan parut bekas irisan/operasi
menekan vesika urinaria memakai tangan yang
di suprasimfisis. Massa di daerah suprasimfisis mungkin
diletakkan di atas abdomen dan jari tangan yang lain
merupakan tumor ganas vesika urinaria atau karena
pada vagina.
vesika urinaria yang terisi penuh dari suatu retensi urine.

•Dengan palpasi dan perkusi dapat ditentukan batas atas


•Pemeriksaan bimanual pada vesika urinaria dibawah
vesika urinaria. Seringkali dengan inspeksi terlihat
pembiusan dilakukan untuk menentukan ekstensi dan
vesika urinaria yang terisi penuh hingga melewati batas
mobilitas tumor vesika urinaria setelah reseksi.
atas umbilikus.
PEMERIKSAAN GENITALIA
EKSTERNA
KELAINAN
INSPEKSI PENIS/URETRA PALPASI

Perhatikan meatus dan •Mikropenis


•Striktura uretra
glans penis, terutama •Makropenis anterior yang berat
sulkus koronarius (pada •Hipospadia menyebabkan fibrosis
pasien yang belum korpus spongiosum
disirkumsisi prepusium •Kordae
yang teraba pada
harus diretraksi ke •Epispadia
palpasi di sebelah
proksimal terlebih •Stenosis pada meatus ventral penis, berupa
dahulu). uretra eksterna jaringan keras yang
•Fimosis/parafimosis dikenal dengan
•Fistel uretro-kutan spongiofibrosis
•Ulkus/tumor penis
PEMERIKSAAN SKROTUM DAN
LAINNYA
INSPEKSI
Perhatikan adakah pembesaran dan perubahan warna pada skrotum

PALPASI
Perhatikan apakah terdapat nyeri, raba jumlah testis, konsistensi

PEMERIKSAAN TRANSLUMINASI
Dilakukan ditempat yang gelap dan menyinari skrotum dengan cahaya terang.
Jika isi skrotum tampak menerawang berarti berisi cairan kistus dan
dikatakan sebagai transluminasi (+)
COLOK DUBUR
(RECTAL TOUCHER)

• Pemeriksaan ini adalah memasukkan jari


telunjuk yang sudah diberi pelicin kedalam
lubang dubur.
• Pada pemeriksaan ini yang dinilai adalah:
Tonus sfingter ani dan refleks bulbokavernosus
• Penilaian refleks bulbokavernosus dilakukan
dengan cara merasakan adanya refleks jepitan
pada sfingter ani pada jari akibat rangsangan
sakit yang kita berikan pada glens penis atau
klitoris.
• Mencari kemungkinan adanya masa di dalam
lumen rektum
• Menilai keadaan prostat
PEMERIKSAAN NEUROLOGI

• Ditujukan untuk mencari kemungkinan adanya kelainan


neurologik yang mengakibatkan kelainan pada sistem
urogenitalia, seperti: lesi pada motor neuron atau lesi saraf
perifer yang merupakan penyebab dari buli-buli neurogen
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
1.Urinalisis
a.Makroskopik (warna, bau, dan berat jenis urine)
b.Kimiawi (pemeriksaan pH, protein, dan glukosa pada
urine)
c.Mikroskopik (sel-sel, cast (silinder), atau bentukan
lain dalam urine)
2. Pemeriksaan Darah
 Darah rutin :
 Faal Ginjal
• Pemeriksaan BUN, ureum, atau kretinin dalam serum
Elektrolit: Na, K, Ca, fosfat
• Pemeriksaan kadar Natrium untuk yang menjalani
Tindakan Reseksi Prostat Trans Uretra (TURP)
• Pemeriksaan elektrolit lain untuk : mengetahui faktor
predisposisi pembentukan batu saluran kemih
Faal hepar, faal hemostasis, dan profil lipid
3. Analisis Semen
Untuk menegakkan diagnosis infertilitas pada pria, dan mengikuti
perkembangan pasca terapi atau operasi.
4. Analisis Batu
Untuk mengetahui jenis batu supaya mencegah kekambuhan di
kemudian hari
5. Kultur Urine
Indikasi : Infeksi saluran kemih
6. Sitologi Urine
Pemeriksaan sitopatologi sel-sel urotelium yang terlepas dan terikut
urine.
7. Histopatologi
Diambil melalui biopsi jaringan, ataupun operasi.
Dapat ditentukan suatu jaringan normal, mengalami proses
inflamasi, pertumbuhan benigna, dan dapat menentukan stadium
patologik
RADIOLOGI UROLOGI
Foto Polos Abdomen

• Merupakan pemeriksaan yang dilakukan sebelum pemeriksaan IVP


(Intravenous Pielography)

• Merupakan pemeriksaan foto rontgen abdomen tanpa kontras

• Fungsi pemeriksaan :
1. Melihat ada tidak nya Ileus Obstruktif
2. Melihat ada tidaknya Ileus Paralitik
3. Melihat ada tidaknya perforasi
Berdasarkan Blandy, cara
pembacaan foto harus
memperhatikan “4 S” yaitu: Side
(sisi), Skeleton (tulang), Soft
tissues (jaringan lunak) dan
Stone (batu)
Penilaian 4S
Side : Soft tissues :
• Sisi kiri ditandai ada bayangan
gas pada lambung Memperhatikan apakah terdapat
perbesaran hepar, ginjal, buli-buli akibat
• Sisi kanan ditandai ada bayangan retensi urine atau tumor buli-buli, dan
hepar
bayangan garis psoas
Skeleton :
• Memperhatikan apakah terdapat Stone :
kelainan seperti kelainan bentuk
atau perubahan densitas pada Memperhatikan apakah terdapat
tulang vertebra, sacrum, kosta, bayangan opak dalam sistem urinaria,
serta sendi sakroiliaka mulai dari ginjal, ureter, sampai buli-buli
Foto Polos Abdomen Normal:

• Preperitoneal fat line baik

• Psoas line kiri dan kanan simetris

• Distribusi udara dalam usus normal

• Tak tampak bayangan batu radioopak


pada traktus urinarius

• Tulang-tulang & jaringan lunak baik


PielograFi Intravena
 Pielografi Intra Vena (PIV) adalah
foto yang dapat menggambarkan
keadaan system urinaria melalui
bahan kontras radio-opak.
Pencitraan ini dapat menunjukkan
adanya kelainan anatomi dan
kelainan fungsi ginjal.
 Bahan kontras yang dipakai adalah
Jodium dengan dosis 300 mg atau 1
mg/kgbb.
Tahap pembacaan foto PIV atau
yang lebih dikenal dengan akronim
IVP, sebagai berikut:
SISTOGRAFI
• Sistografi adalah pencitraan buli-buli URETROGRAFI
dengan memakai kontras.
• Foto ini dapat dikerjakan dengan • Uretrogarfi adalah pencitraan uretra
beberapa cara, antara lain: (1) melalui dengan memakai bahan kontras.
foto IVP, (2) memasukkan kontras • Bahan kontras dimasukkan langsung
melalui kateter uretra langsung ke buli- melalui meatus uretra eksterna sehingg
buli, dan (3) memasukkan kontras
melalui kateter sistostomi atau melalui jika terdapat striktura pada uretra akan
pungsi suprapubik. tampak adanya penyempitan atau
• Dari sistogram dapat dikenali adanya hambatan kontras pada uretra, adanya
tumor atau bekuan darah di dalam ekstravasasi kontras pada trauma uretra,
buli-buli yang ditunjukan oleh adanya atau adanya filling defect jika terdapat
filling defect, adanya robekan buli- tumor pada uretra.
buli yang terlihat sebagai ekstravasasi
kontras ke luar dari buli-buli, adanya
divertikel buli-buli, buli-buli
neurogenik, dan kelainan pada buli-buli
yang lain. Pemeriksaan ini dapat untuk
menilai adanya inkontinensia stress
pada wanita dan untuk menilai adanya
refluks vesiko-ureter.
Retrograde pielografi
Pielografi retrograde digunakan untuk
memvisualisasikan ureter dan sistem kolektif
ginjal.

Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan


cystoscope melalui uretra. Kemudian
ditempatkan kateter ke dalam ureter. Zat warna
disuntikkan ke dalam ureter melalui kateter.
Kemudian dilakukan pencitraan simultan
menggunakan fluoroskopi.

Tes ini bisa memakan waktu 15 hingga 30


menit.
Retrograde pielografi
• INDIKASI
1. Jika ada kontraindikasi pembuatan foto PIV
2. Mengevaluasi obstruksi ureter
3. Mengidentifikasi adanya kegagalan dalam pengisian seperti
terdapat batu atau tumor
4. Membantu akses perkutan dengan menggambarkan seluruh
sistem kolektif ginjal
5. Membantu penempatan stent dan ureteroskopi
6. Mengevaluasi hematuria
7. Mengevaluasi trauma
Antegrade pielografi
Pyelografi antegrade adalah tes pencitraan untuk
menemukan penyumbatan (obstruksi) di saluran
kemih bagian atas.
Zat pewarna langsung dimasukkan ke dalam ginjal
Prosedur:
1. Ultrasound atau CT scan akan digunakan untuk
menemukan ginjal terlebih dahulu
2. Kulit di atas ginjal akan di anestesi lokal dan jarum
dilewatkan ke ginjal. Pewarna dimasukkan untuk
menguraikan sistem kolektif ginjal dan saluran kemih
3. Gambaran x-ray diambil
Atau, apabila seorang pasien memiliki tabung yang
mengalirkan urin dari ginjal (tabung nefrostomi).
Pewarna disuntikkan melalui tabung ini. Kemudian
rontgen diambil dan ditinjau.
Computed Tomography (CT)

Indikasi pemeriksaan CT scan


pada kelainan urologi : kecurigaan
adanya massa di ginjal,
penderajatan keganasan urologi,
abses, urinoma dan infeksi
urogenitalia, kolik ureter/ ginjal,
cedera urogenitalia, kecurigaan di
retroperitoneum.
Magnetic Resonance Imaging (MRI)

• Magnetic resonance (MR) urografi


berguna secara klinis dalam
evaluasi dugaan obstruksi saluran
kemih, hematuria, dan anomali
kongenital, serta anatomi yang
diubah secara pembedahan, dan
dapat sangat bermanfaat pada
pasien anak-anak atau hamil atau
ketika radiasi pengion harus
dihindari.
 Endoscopy renal  Biopsi ginjal
Endoscopy renal merupakan Biopsi ginjal di lakukan dengan
pemeriksaan dengan cara memasukkan jarum biopsy
memasukkan fiberskop melalui kulit kedalam jaringan
kedalam pelvis ginjal melalui renal atau melakukan biopsy
luka insisi (piolotomi) atau terbuka melalui luka insisi yang
secara perkutan untuk kecil di daerah pinggang.
melihat bagian di dalam Pemeriksaan ini berguna untuk
pelvis ginjal, mengeluarkan evaluasi perjalanan penyakit
batu, dan melakukan biopsy ginjal
lesi yang kecil.
Thank You
Insert the Sub Title of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai