Pengertian SARS Penyakit Zoonosis yang Bermutasi SARS merupakan penyakit menular yang memengaruhi sistem pernapasan dan disebabkan oleh virus corona SARS (SARS-CoV). WHO mengungkap kemungkinan penyakit ini berkembang dari reservoir hewan seperti kelelawar dan menyebar ke hewan lain misalnya kucing atau musang, kemudian bertransmisi ke manusia. Transmisi SARS-CoV antar manusia terjadi pada minggu kedua setelah infeksi. Virus dari penyakit ini menyebar layaknya virus influenza, melewati bersin, batuk, atau kontak langsung. Karena penyebaran yang relatif mudah dan cepat, di tahun 2003 epidemi SARS meluas hingga ke 26 negara dengan jumlah terlapor lebih dari 8.000 kasus. Sejarah SARS • Coronavirus pertama kali diisolasi pada 1965 dari cairan hidung seorang anak dengan gejala pilek yang biasanya disebabkan infeksi Rhinovirus atau virus Influenza. • Tapi Coronavirus pada pasien terinfeksi SARS berbeda dengan Coronavirus yang sudah teridentifikasi saat itu. • Perbedaan sekuen diduga akibat virus penyebab SARS sudah bermutasi. Coronavirus termasuk dalam virus RNA yang terkenal bermutasi 1 juta kali lebih cepat dari pada virus DNA. Gejala Klinis SARS Tampilan klinis penyakit ini secara relatif konsisten untuk semua penderita di semua negara yang terkena. • Gejala prodromal berupa Demam tinggi mendadak, yang pada umumnya diikuti oleh sakit otot (mialgia), menggigil Tidak ada nafsu makan, diare dan batuk kering (batuk nonproduktif). Gejala lain seperti sakit kepala tidak jarang dijumpai. Pada masa prodromal ini, beberapa penderita menunjukkan gejala pernapasan yang ringan. Setelah 3 – 7 hari, suatu fase gangguan saluran pernapasan bagian bawah mulai tampak dengan adanya batuk kering, non-produktif, dan sesak napas (dyspnea), yang dapat diikuti dengan keadaan hipoksemia Replikasi SARS Proses replikasi Coronavirus secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut. - Pertama-tama virus mengikat sel melalui interaksi antara "Protein S" dan reseptor. - Virus masuk ke dalam sel dan genom RNA virus keluar dari selaput virus. - Kemudian sebagian genom RNA berfungsi sebagai mRNA dan sebagian sebagai templet untuk sintesa RNA negatif. - Genome yang berfungsi sebagai mRNA ditranslasikan menjadi berbagai protein-protein. - Diantara protein-protein ini, ada yang berfungsi untuk pembentuk tubuh virus dan ada yang berfungsi untuk proses replikasi/multiplikasi RNA. - Sementara sebagian genome RNA lainnya digunakan untuk sintesa RNA negatif. RNA negatif ini, kemudian dijadikan templet lagi untuk sintesa RNA positif. - Demikian seterusnya proses ini berlangsung berulangkali. Dengan proses ini akhirnya RNA positif yang menjadi genom akan bertambah banyak. RNA positif yang sudah dimultiplikasi dibungkus oleh protein-protein pembentuk tubuh virus, sehingga terbentuk virus baru (progeny). Virus baru ini akhirnya keluar dari sel dan memiliki fungsi sebagai virus biasa yang bisa menginfeksi sel berikutnya. Cara Penularan 1. Melalui udara serta kontak langsung dengan pasien atau terkena cairan pasien. Misalnya terkena ludah (droplet) saat pasien bersin dan batuk. 2. Melalui pakaian dan alat – alat yang terkontaminasi. Cara penularan : SARS ditularkan melalui kontak dekat, misalnya pada waktu merawat penderita, tinggal satu rumah dengan penderita atau kontak langsung dengan secret atau cairan tubuh dari penderita suspect atau probable. 3. Penularan melalui udara, misalnya penyebaran udara, ventilasi, dalam satu kendaraan atau dalam satu gedung diperkirakan tidak terjadi, asal tidak kontak langsung berhadapan dengan penderita SARS. Untuk sementara, masa menular adalah mulai saat terdapat demam atau tanda – tanda gangguan pernafasan hingga penyakitnya dinyatakan sembuh. Masa penularan berlangsung kurang dari 21 hari. Petugas kesehatan yang kontak langsung dengan penderita mempunyai risiko paling tinggi tertular, lebih-lebih pada petugas yang melakukan tindakan pada sistem pernafasan seperti melakukan intubasi atau nebulasi. Cara Pencegahan Untuk membantu mencegah infeksi virus SARS, lakukan hal yang sama yang dilakukan untuk menghindari flu biasa yaitu : • Cuci tangan dengan sabun dan air hangat atau dengan pembersih tangan berbahan dasar alkohol. • Jauhkan tangan dan jari dari mata, hidung, dan mulut Anda. • Hindari kontak dekat dengan orang yang terinfeksi. • Beristirahatlah yang banyak, Minumlah cairan. MERS Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus (MERS-CoV) Pengertian MERS • Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus atau biasa disingkat MERS-CoV disebabkan oleh infeksi virus Corona, salah satu jenis virus yang masih berkerabat dengan virus penyebab SARS (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013). • MERS-CoV adalah suatu strain baru virus Corona yang belum pernah ditemukan menginfeksi manusia sebelumnya. Belum diketahui dengan jelas asal mula virus ini menyebar, namun beberapa peneliti menduga bahwa penyebaran virus ini berasal dari salah satu jenis kelelawar yang banyak ditemukan di kawasan Timur Tengah. Gejala, Tanda, dan Masa Inkubasi MERS • Sebagian besar kasus konfirmasi MERS mengalami sindrom Saluran Pernapasan Akut yang berat dengan gejala awal yang paling sering ditemukan: demam (98%), menggigil (87%), batuk (83%), dan sesak (72%). • Beberapa kasus juga mengalami gejala gastrointestinal seperti diare dan mual/muntah. Kebanyakan kasus MERS disertai komplikasi yang parah, seperti pneumoni dan gagal ginjal • Masa inkubasi MERS (waktu antara saat seseorang terinfeksi MERS hingga timbul gejala) biasanya sekitar 5 atau 6 hari, namun bisa berkisar antara 2 sampai 14 hari. Cara Transmisi (Penularan) • Penularan dari hewan ke manusia. Mengingat strain Mers-Cov yang sesuai dengan strain manusia telah dapat diisolasi dari unta di beberapa negara (Mesir, Oman, Qatar dan Arab Saudi). Hal tersebut diyakini bahwa manusia dapat terinfeksi melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan unta yang terinfeksi di Timur Tengah. • Penularan dari manusia ke manusia – Langsung : melalui percikan dahak (droplet) pada saat pasien batu atau bersin. – Tidak Langsung : melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus. Kriteria Kasus dan Penegakan Diagnosis 1. Kasus dalam penyelidikan (underinvestigated case) 2. Kasus Probabel 3. Kasus Konfirmasi 4. Kasus Kontak 5. Kasus Kluster Pengambilan, Pengepakan dan Pengiriman Spesimen serta Pemeriksaan Laboratorium. 1. Jenis Spesimen : ➢ Dahak yang dihasilkan secara alami ➢ Bilasan broncoaveolar (bronchoaveolar lavage) ➢ Aspirat Trakea, Nosofaring ➢ Kombinasi usap hidung/tenggorokan ➢ Jaringan yang di ambil dari biopsy atau otopsi, termasuk dari paru-paru ➢ Serum untuk serologi atau deteksi virus ➢ Specimen darah (whole blood) 2. Cara Pengambilan Sampel MERS meliputi: A. Saluran pernapasan bawah specimen terbaik untuk pemeriksaan diagnsis MERS. Brnchoalveolar lavage tracheal aspirate, pleural fluid, ambil sebanyak 2-3 L ke dalam wadah stril yang anti bocor. Sputum Pasien berkumur terlebih dahulu dengan air, kemudian pasien diminta mengeluarkan dahaknya dengan cara batuk yang dalam. Sputum ditampung pada wadah steril yang anti bocor. B. Saluran pernapasan atas Swab Nasofharing (rongga hidung ) dan swab Oropharing (rongga mulut) dilakukan dengan menggunakan swab sintetis dengan tangkai yang terbuat dari plastic Cara pengambilan: Nasofharing swab : Masukkan swab ke dalam lubang hidung paralel untuk langit-langit. Biarkan swab selama beberapa detik untuk menyerap sekresi. Usap kedua daerah nasofaring. Oropharing swab : usap faring posterior, hindari swab mengenai lidah NP wash/aspirat atau aspirat hidung : kumpulkan 2-3 mL ke dalam wadah steril yang anti bocor. C. Serum • Untuk pemeriksaan serologi Sampel serum berpasangan diperlukan untuk konfirmasi, dengan serum awal dikumpulkan di minggu pertama penyakit dan serum yang kedua idealnya dikumpulkan 2-3 minggu kemudian. • Untuk pemeriksaan rRT-PCR3 Spesimen serum tunggal yang diambil secara optimal selama 10-12 hari setelah onset gejala sangat dianjurkan. Pada rentang waktu yang pendek (< 72 jam), spesimen sebaiknya disimpan pada suhu 2-8 C. bila terjadi penundaan pemeriksaan > 72 jam, spesimen dibekukan pada suhu -700C segera setelah spesimen diambil. Cara pemeriksaan : Pemeriksaan diagnosis laboratorium kasus infeksi MERS-CoV dilakukan dengan metoda rRT-PCR dan dikonfirmasi dengan teknik sekuensing.
Terdiri dari 4 Cara Pengepakan :
1. Semua spesimen harus pra-kemas untuk mencegah kerusakan dan tumpahan. Tabung spesimen harus disegel dengan Parafilm dan ditempatkan dalam plastik ziplock 2. Spesimen dari pasien yang diduga MERS-CoV harus dikemas, dikirim, dan diangkut sesuai dengan International Air Transport Association (IATA) yang terbaru. Spesimen harus disimpan dan dikirim pada suhu yang sesuai 3. Spesimen harus tiba di laboratorium segera setelah pengambilan. Penanganan spesimen dengan tepat saat pengiriman adalah hal yang sangat penting.Ditempatkan di dalam cool box dengan kondisi suhu 2-8 C atau bila diperkirakan lama pengiriman lebih dari tiga hari spesimen dikirim dengan menggunakan es kering (dry ice). 4. Formulir permintaan pemeriksaan spesimen dan surat pengantar dari dinas kesehatan Provinsi/kab/kota harus dimasukkan kedalam cool box. Cara Pencegahan Penyebaran infeksi MERS dapat dicegah dengan cara: 1. Menggunakan masker jika sakit atau sedang berada di keramaian. 2. Menjaga kebersihan / hygiene tangan dengan membiasakan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir. 3. Istirahat cukup, asupan gizi yang baik dan tidak merokok. 4. Selalu mengkonsumsi makanan dan minuman yang dimasak dengan baik. 5. Tidak menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dibersihkan. 6. Membatasi kontak dengan kasus yang sedang diselidiki dan bila tak terhindarkan buat jarak dengan kasus, serta tidak kontak dekat dengan orang sedang sakit saat berada di kawasan Timur Tengah. 7. Menerapkan etika batuk ketika sakit 8. Menyampaikan komunikasi, informasi, dan edukasi pada masyarakat. 9. Meningkatkan kesadaran tentang MERS di kalangan wisatawan dari dan ke negara-negara yang terkena dampak sebagai praktek kesehatan masyarakat yang baik. 10.Bagi jemaah Haji dan Umroh disarankan menghindari kontak erat dengan penderita/hewan penular. Risiko Penyebaran Bagi Indonesia Importasi cukup tinggi tingginya mobilitas manusia ke negara terjangkit. • Penyebaran lokal indigenous: Risiko rendah; karena hewan yang terduga penular MERS yang ada di Indonesia tidak mengandung virus MERS • Penyebaran lokal kasus import: Risiko cukup tinggi; kapasitas fasyankes sebagian besar tidak memiliki ruang isolasi yang memenuhi standar dan SDM kurang patuh dalam penerapan PPI. Kesimpulan Penyakit Zoonosis yang Bermutasi SARS merupakan penyakit menular yang memengaruhi sistem pernapasan dan disebabkan oleh virus corona SARS (SARS-CoV). SARS bisa ditularkan dari orang ke orang melalui bersin, batuk, ataupun kontak langsung dengan pengidapnya dan kemungkinan juga melalui pakaian dan alat-alat yang terkontaminasi. MERS-CoV disebabkan oleh infeksi virus Corona, salah satu jenis virus yang masih berkerabat dengan virus penyebab SARS. MERS-CoV adalah suatu strain baru virus Corona yang belum pernah ditemukan menginfeksi manusia sebelumnya. Virus ini dapat menular antar manusia secara terbatas, dan tidak terdapat transmisi penularan antar manusia yang berkelanjutan. Kemungkinan penularannya dapat melalui secara langsung melalui percikan dahak (droplet) pada saat pasien batuk atau bersin danTidak Langsung melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus.