Anda di halaman 1dari 75

TEKNOLOGI BAHAN ALAM

DAUN BINAHONG

KELOMPOK 9
1. I PUTU SINDHUNATA UPADHANA 058
2. NI LUH PUTU DEVANI PUTRI GAYATRI 071
3. NI MADE DWI RISKA DEWI 093
4. NI PUTU SRI WIDIA WATI 094
5. DESAK PUTU INTAN PURNAMA DEWI 102
6. I GUSTI AYU REDINA MATUA DEWI 108
SIMPLISIA KERING
Simplisia kering
Simplisia merupakan bahan obat yang berasal
dari alam, baik berasal dari tumbuhan, hewan
atau mineral dan dikeringkan. Simplisia dapat
berbentuk padat, setengah padat, atau cair.
Simplisia diolah untuk mengambil bahan aktif
yang terkandung didalamnya dengan cara
ektraksi, destilasi, dll.
Langkah-langkah pembuatan simplisia
1. Sortasi basah bahan alam

Bahan alam yang digunakan yaitu Daun binahong,


yang diperoleh di Klungkung
2. Pencucian 3. Penirisan
4. Penimpangan 5. Pengeringan

Hasil yang diperoleh yaitu Dioven selama 1 jam pada suhu 45o C
1,8 kg daun binahong Keringkan dengan diangin-anginkan
6. Hitung kadar air

Cawan 1 Cawan 2 Cawan 3


Perhitungan kadar air
Rumus

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 + 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑑𝑖𝑜𝑣𝑒𝑛 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 + 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑑𝑖𝑜𝑣𝑒𝑛


× 100 %
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

64,8790 − 64,7903 40,7686 − 40,61272


𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 1 = × 100 % 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 2 = × 100 %
1,0008 1,0005
0,0887 0,15588
𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 1 = × 100 % 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 2 = × 100 %
1,0008 1,0005
𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 1 = 8,862 % 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 2 = 15,510 %
56,3708 − 56,2339
𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 3 = × 100 %
1,0039
0,1369
𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 3 = × 100 %
1,0039
𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 3 = 13,6368 %

8,862 % + 15,510 % + 13,6368 %


𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 =
3
38,0088%
𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 =
3
𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 = 12,6696 %
7. Sortasi kering 8. Haluskan bahan kering
9. Ayak bahan 10. Timbang bahan halus

Total hasil ayakan yang didapat yaitu


123,9138 gram
11. Simpan simplisia kering
Segar Kering
1,8 kg 123,9138 gr

Berat rendemen sampel


6,8 %
EKSTRAKSI
Pengertian Ekstraksi
Sampel Daun Binahong

Ekstraksi adalah penyarian atau pengambilan zat-zat berkhasiat atau


zat-zat aktif dari bagian tanaman obat, hewan , dana atau berbagai
jenis biota laut. Proses ekstraksi bahan alam dilakukan dengan tujuan
untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam bahan alam.
Proses ekstraksi didasarkan pada prinsip perpindahan massa
komponen zat ke dalam pelarut, dimana perpindahan mulai terjadi dari
lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.
Metode Ekstraksi
Sampel Daun Binahong

Metode yang digunakan adalah


metode Maserasi
Alat dan Bahan

Alat Bahan
1. Gelas beaker 1. Sampel daun binahong
2. Erlenmeyer 175, 7133 gram
3. Gelas ukur 2. Etanol 1 liter
Prosedur Kerja
• Ditimbang 123 gram serbuk simplisia yang halus
• Ditambahkan serbuk simplisia ke dalam botol aqua 1000 ml
• Ditambahkan etanol 1 liter
• Ditutup rapat botol aqua yang digunakan
• Dihomogenkan dengan cara dikocok
• Dilakukan perendaman selama 1 minggu, pengocokan dilakukan secara continue
• Dipisahkan ekstrak dan residu dengan cara menyaring menggunakan kertas saring
• Disimpan filtrat pada botol aqua
• Filtrat siap di evaporator
Proses Maserasi

Maserasi pertama Dilakukan proses Dilakukan


dengan etanol 1 liter remaserasi penimbangan residu

Residu direndam
dengan etanol
Hasil yang didapatkan
Daun binahong dipercaya mengandung metabolit sekunder seperti alkaloid,
tanin, steroid, saponin, biterpenoid, dan atsiri. Metode yang digunakan
adalah maserasi yaitu proses cara penyaringan untuk menarik semua
komponen kimia yang terdapat pada simplisia dengan pelarut organik yaitu
etanol, selanjutnya didiamkan selama 7 hari, kemudian disaring
menggunakan kertas saring. Pada proses ekstraksi dengan berat daun
binahong, yaitu sebanyak 100,0062 gram, selanjutnya dicampur dengan
etanol 1 l, setelah didiamkan selama 7 hari, disaring dipisahkan filtrat
didapatkan 1,2 l dan residunya sebesar 175,7133 gram , terjadi
penambahan kemungkinan ada cairan penyari yang terikut saat
penyaringan.
EVAPORASI
Daun Binahong

http://www.free-powerpoint-templates-design.
Apa itu Evaporasi?

Suatu metode pemekatan yang bertujuan untuk


memisahkan pelarut dari suatu campuran sehinga
diperoleh campuran atau ekstrak yang lebih kental
1. Alat: Rotary evaporator

2. Bahan:
Ekstrak Daun Binahong
PROSEDUR KERJA
Siapkan satu set alat
Rotaty Vacum
Evaporator

Masukkan Sampel yang


akan dievaporasi ke
dalam labu alas bulat

Pastikan volume sampel


tidak lebih dari 2/3
volume labu
Pastikan labu terpasang erat

Nyalakan keran yang


terhubung dengan kondensor
agar alat pendingin bisa masuk
ke dalam kondensor

Tekan tombol dibawah waterbath


hingga posisi on
Atur suhu yang digunakan
untuk proses evaporasi
(40-60˚C)

Nyalakan vakum
(tekanan 0.6-0.7barr)

Diputar tombol putar


untuk memutar labu alas
bulat yang berisi sampel
10. Proses Evaporasi dilakukan hingga sampel
benar-benar pekat yang ditandai dengan
munculnya gelembung udara pada permukaan
Sampel

11. Dilepas labu alas kemudian,Pemindahan


pekatan dengan cara pengerukan dengan
bantuan spatula
12. Sebelum dituangkan dalam
pot wadah,dilakukan penimbangan
pada pot wadah yang kosong
didapatkan sebesar 4.5057 g.

13.Selanjutnya masukan pekatan


pada pot wadah,kemudian ditimbang
didapatkan sebesar 18.8074 g.
Perhitungan Rendaman Ekstrak
Berat bubuk = 123,9138 gr
Berat kosong = 4,5037 gr
Berat isi = 18,8074 gr

Berat Ekstrak Evaporasi = 18,8074- 4,5037


= 14,3037 gr

𝟏𝟒,𝟑𝟎𝟑𝟕
= x 100%
𝟏𝟐𝟑,𝟗𝟏𝟑𝟖
= 0,115 × 𝟏𝟎𝟎%
= 11,5%

Jadi berat Rendemen Ekstrak pekat dari hasil daun


binahong bubuk sebesar 11,5 %
Uji
Fitokimia
UJI FITOKIMIA

Uji fitokimia merupakan


analisis kualitatif yang dilakukan
untuk mengetahui komponen
senyawa bioaktif yang
terkandung dalam setiap ekstrak
bahan alam.
Uji Alkaloid.

UJI FITOKIMIA Uji Terpenoid dan Steroid

Uji Saponin

Uji Fenol

Uji Flavonoid
6 Uji Kuinon

UJI FITOKIMIA 7 Uji kardiac glikosida

8 Uji glikosida

9 Uji shinoda
Uji Alkaloid
Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat
di alam bersifat basa atau alkali dan sifat basa ini
disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam
molekul senyawa tersebut dalam struktur lingkar
heterosiklik atau aromatis, dan dalam dosis kecil dapat
memberikan efek farmakologis pada manusia dan
hewan.
Uji Alkaloid
Tambahkan satu
bagian dengan 1-2
tetes reagen Mayer
dan Wagner
Tambahkan 1-2 tetes reagen
Bagi larutan sampel Dragendorf ke dalam bagian
menjadi 2 bagian. yang lain
Tambahkan beberapa
tetes asam sulfat 2 N Amati
atau asam klorida 2N perubahan
yang terjadi

Pipet 3 mL sampel
ekstrak bahan alam
Uji Alkaloid
Pereaksi Dragendorff merupakan hasil dari campuran bismut
nitrat bereaksi dengan kalium iodida membentuk endapan hitam
bismut(III) iodida yang kemudian melarut dalam kalium iodida berlebih
membentuk kalium tetraiodobismutat. Uji alkaloid dengan pereaksi
Dragendorff yang positif ditunjukkan oleh adanya endapan coklat, atau
jingga.
Pereaksi Wagner terdiri dari kalium iodida (KI) dan iodin (I2)
dimana keduanya dapat bereaksi dan menghasilkan I3- yang berwarna
cokelat. Endapan tersebut merupakan senyawa kompleks kalium-alkaloid
yang merupakan hasil dari ion K+ akan yang berikatan kovalen koordinat
dengan nitrogen pada alkaloid
Terpenoid merupakan senyawa
Uji Terpenoid kimia yang terdiri dari beberapa unit
isopren. Kebanyakan terpenoid
dan Steroid mempunyai struktur siklik dan
mempunyai satu gugus fungsi atau lebih.
Terpenoid umumnya larut dalam lemak
dan terdapat dalam sitoplasma sel
tumbuhan. Senyawa terpenoid terdiri atas
beberapa kelompok.

Steroid adalah suatu


golongan senyawa triterpenoid yang
mengandung inti siklopentana perhid
rofenantren yaitu dari tiga cincin
sikloheksana dan sebuah cincin
siklopentana.
Uji Terpenoid 1
4
Tambahkan 3 tetes
0 Pipet 1 mL sampel asam sulfat pekat
dan Steroid 1 ekstrak bahan
4
melalui dinding
alam tabung
2
Tambahkan 2 mL 5
0 Amati perubahan
5
2 kloroform yang terjadi

3 6
Tambahkan 10 Hasil positif jika terbentuk
tetes anhidrida warna merah kemudian
berubah menjadi biru dan
asetat hijau
Hasil positif pada pengujian terpenoid ditandai
dengan perubahan warna menjadi merah, ungu atau
Uji Terpenoid coklat. Munculnya warna ini terjadi karena reaksi
dan Steroid oksidasi senyawa terpenoid yang menghasilkan gugus
kromofor (karbon tak jenuh terkonjugasi). Senyawa
terpenoid akan mengalami asetilasi gugus hidroksil
oleh asam asetat anhidrous dilanjutkan dengan
eliminasi gugus asetil dan hidrogen sehingga terbentuk
ikatan rangkap terkonjugasi. Reaksi lanjutnya berupa
penggabungan cincin segienam tak jenuhnya sehingga
memperpanjang ikatan rangkap terkonjugasi yang
mengabsorpsi spektrum dengan panjang gelombang
tertentu
Uji Saponin

Saponin merupakan senyawa dalam


bentuk glikosida yang tersebar luas pada
tumbuhan tingkat tinggi. Saponin
membentuk larutan koloidal dalam air
dan membentuk busa yang mantap jika
dikocok dan tidak hilang dengan
penambahan asam
Uji Saponin

Kocok kuat-kuat
campuran selama 10
detik
Tambahkan Amati busa yang
10 mL air muncul selama 5
menit Tambahkan 1
Pipet 1 mL panas tetes HCl 2 N
sampel ekstrak
bahan alam
Uji Fenol
Fenol (C6H6OH) merupakan senyawa
organik yang mempunyai gugus hidroksil yang
terikat pada cincin benzena. Senyawa fenol
memiliki beberapa nama lain seperti asam
karbolik, fenat monohidroksibenzena, asam
fenat, asam fenilat, fenil hidroksida,
oksibenzena, benzenol, monofenol, fenil hidrat,
fenolat alkohol, dan fenol alkohol
Uji Fenol

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3

Pipet 1 mL Tambahkan 2 Amati perubahan yang


terjadi. Hasil positif jika
sampel ekstrak tetes larutan
terbentuk warna hijau
bahan alam FeCl3 5 % atau hijau biru
Uji Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa yang terdiri
dari 15 atom karbon yang umumnya tersebar di
dunia tumbuhan. Senyawa fenol & flavanoid
merupakan suatu kelompok senyawa yang
terbesar yang ditemukan di alam. Senyawa-
senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu,
dan biru serta sebagai zat warna kuning yang
ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan.
Uji Flavonoid
Tambahkan 4 mL
Tambahkan 0,4 mL amil alkohol 3 4 etanol, kocok
campuran

Tambahkan 0,1 mg Amati perubahan


serbuk Mg
2 5 yang terjadi

Pipet 1 mL sampel ekstrak 1 6 Hasil positif jika terbentuk warna


bahan alam merah, kuning atau jingga
Uji Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa yang
mempunyai inti α-benzopyron. Oksigen pada
gugus karbonilnya akan terprotonisasi ketika
direaksikan dengan HCl. Hasil reaksinya
adalah garam flavilium yang berwarna merah
tua. Hasil uji ekstrak ini menunjukkan warna
merah ungu yang berarti terbentuknya garam
flavinium.
Uji Kinon

Quinon merupakan senyawa yang mengandung


oksigen yang khususnya berasal dari turunan Homolog
aromatic teroksidasi dan dikarakterisasi dengan adanya
bentuk 1,4-diketo-sikloheksa-2,5-dien ( para-quinon ) atau
mungkin dalam bentuk 1,2-diketo-sikloheksa-3,5-dien (
ortho-quinon ). Secara alamiah quinon terbentuk melalui ;
dione yang tekonjugasi menjadi inti aromatic (
benzoquinon ), terkonjugasi menjadi sebuah sistem
aromatik polisiklik terkondensasi,: naftalen ( naftoquinon
), antracen ( antraquinon ), 1,2- benzantren ( antrasiklinon
), naftodiantren ( naftodianthron ), perylen, fenantren dan
lain-lain.
Uji Kinon

Tambahkan beberapa Amati perubahan yang


tetes NaOH 1 N terjadi.

Pipet 1 mL sampel Hasil positif jika


ekstrak bahan alam terbentuk warna
kuning
Uji Kinon

Uji kandungan kuinon dilakukan dengan mereduksi oksigen karbonil dengan basa
dan peroksida agar terbentuk fenol. Penambahan amonia berfungsi untuk mendeprotonasi
gugus fenol pada kuinon sehingga terbentuk ion enolat yang terkonjugasi dengan ikatan
pi karbon-karbon cincin benzena. Ion enolat tersebut dapat menyebabkan peristiwa
resonansi antarelektron pada ikatan rangkap dua yang ditandai dengan penyerapan cahaya
tertentu dan memantulkan warna merah
Uji Glikosida

Glikosida adalah senyawa


yang terdiri atas gabungan dua
bagian senyawa, yaitu gula dan
bukan gula. Keduanya dihubungkan
oleh suatu bentuk ikatan berupa
jembatan oksigen(O-glikosida,
dioscin), jembatan nitrogen (N-
glikosida, adenosine).
Uji Glikosida

Dipanaskan Ditambahkan
Dipipet 1 ml
hingga mendidih H2SO4 pekat 2
Ekstrak
dan disaring tetes
bahan alam

Tambahkan Amati
FeCl 1% 2 perubahan
tetes warna, postif
berwarna
merah
Uji Kardiac
Glokosida
Glikosida jantung adalah
alkaloid yang berasal dari tanaman
yang kemudian diketahui berisi
digoksin dan digitoksin. Keduanya
bekerja sebagai inotropik positif
pada gagal jantung.
Uji Kardiac
Glokosida

Ditambahkan Amati
Dipipet 1 ml Dipanaskan, Ditambahkan perubahan
beberapa tetes
ekstrak bahan kemudian asam sulfat warna, positif
asam asetat
alam daun disaring pekat berwarna
glacial yang
binahong
Text Here Text Here Text Here Text Here
merah
mengandung
Text Here 1
tetes FeCl3
Uji Shinoda

Ekstrak metanol tumbuhan


menunjukkan hasil positif dengan tes Shinoda
jika menghasilkan larutan berwarna merah
kecoklatan. Hal tersebut menunjukkan bahwa
ekstrak mengandung senyawa golongan
flavonoid. Kompleks berwarna merah
kecoklatan dihasilkan dari ikataan kovalen
koordinasi antara ion magnesium dengan gugus
OH fenolik senyawa flavonoid.
Uji Shinoda
Hasil positif jika terjadi
perubahan warna menjadi
Ditambahkan Amati perubahan
merah, hijau, jingga dan
serbuk mg warna merah muda

Di pipet 1 ml Ditambahkan
ekstrak bahan beberapa
alam daun tetes HCl
binahong pekat
Hasil
Positif uji Uji Shinoda
Fitokimia
Ekstrak
Uji Fenol Uji Glokosida
Daun
Binahong
Uji Kardiac
Glokosida
UJI KUANTITATIF
KANDUNGAN TOTAL
FENOL
Definisi Fenol
Fenol adalah
1 senyawa yang berasal dari
tumbuhan yang mengandung cincin arom
atik dengan
2 satu atau dua gugus hidroksil.
Fenol cenderung mudah larut dalam air
karena
3 dapat berikatan dengan gula
sebagai glikosida
4
Alat:
• Spektrofotometer
Biochrom libra S12 Bahan:
• Neraca analitik • Ekstrak binahong
• Kompor listrik • Reagen folin cicalteau
• Gelas arloji • Etanol 96%
• Pipet volum • Na2CO3
• Pipet tetes • Asam galat
• Batang pengaduk
• Aquades
• Spatula
• Tabung reaksi
• Rak tabung
• Labu ukur
CARA KERJA

Tambahkan 2 ml etanol, Tambahkan 1 ml


Timbang ekstrak reagen folin-ciocalteu,
Na2CO3, inkubasi Larutan tersebut
aquades lalu ingkubasi
0,01 g 5 menit 1 jam disaring
Ekstrak yang sudah Selanjutnya diukur
disaring dimasukkan absorbansinya dengan
spektrofotometer dan
ke dalam kuvet panjang glombangnya
HASIL PENGAMATAN
A. Kurva standar asam galat
No. Konsentrasi asam gal Absorbansi
at (ppm)
1. 0 -0,0004
2. 0,6 0,1682
3. 0,8 0,1872
4. 1 0,2346
B. Kurva standar
PERHITUNGAN
Kadar total senyawa fenol dalam sampel ( % TF (GAE))
%TF(GAE)=
Diketahui:
C sampel dicari pada persamaan linear larutan standar
y= ax+b; dengan y merupakan absorbansi sampel
y = ax + b
0,9248 = 0,2349x + 0,0065
Fp = 1
0,9248 – 0,0065 = 0,2349x V sampel = 2ml
X = 0,9183 / 0,2349 = 0,002 L
Massa ekstrak = 0,01 g
X = 3,90 mg/L ; C sampel = 3,90 mg/L
= 10 gram
=0,078 %/mg ekstrak
Uji Daya Hambat Antimikroba Ekstrak
Bahan Alam Daun Binahong
Materi
Sampel daun binahong

Zona hambat Bakteri S. Aureus


Zona Hambat merupakan Beberapa penyakit infeksi yang
tempat dimana bakteri ter- disebabkan oleh S. aureus ada-
hambat pertumbuhannya lah bisul, jerawat, impetigo, dan
akibat antibakteri atau anti- infeksi luka. Infeksi yang lebih
mikroba. Zona hambat ada- berat diantaranya pneumonia,
lah daerah untuk mengham- mastitis, plebitis, meningitis,infek-
bat pertumbuhan mikro- si saluran kemih, osteomielitis
orrganisme pada media agar dan endokarditis. S. aureus juga
oleh antibiotik. merupakan penyebab utama in-
feksi nosokomial, keracunan ma-
kanan, dan sindroma syok toksik.
Metode pemeriksaan zona hambat
Pada sampel daun binahong

Metoe difusi cakram merupakan cara yang paling sering digunakan


untuk menentukan kepekaan kuman terhadap berbagai macam obat
- obatan. Pada cara ini, digunakan suatu kertas cakram (paper disc)
yang berfungsi sebagai tempat menampung zat antimikroba. Kertas
cakram tersebut kemudian diletakkan pada lempeng agar yang telah
diinokulasi mikroba uji, kemudian diinkubasi pada waktu tertentu dan
suhu tertentu, sesuai dengan kondisi optimum dari mikroba uji.
Daun binahong
Antibakteri

Konsentrasi 75% Konsentrasi 50%


01 Sampel ektrak daun binahong di
timbang dengan berat 0,75 gram,
02 Sampel daun binahong yang sudah
dibuat dengan konsentrasi 75% di
selanjutnya di encerkan dengan pipet sebanyak 333l dan etanol
etanol absolut sebanyak 1 ml absolut sebanyak ditambahkan
( dihomogenkan ) 167µl ( dihomogenkan )

Konsentrasi 25%
03 Sampel daun binahong yang sudah
dibuat dengan konsentrasi 50% di
pipet sebanyak 125µl kemudian dita
mbahkan 150µl etanol absolut
( dihomogenkan )
Tahapan penaman pada media
Sampel daun binahong

Lalu di inkubasi 24
jam dan dibaca
zona hambatnya.

Media TSI di Dibuat larutan mac. Konsentrasi Setelah kering


tambahkan bakteri Farlan 0,5 sampel daun blankdish ditanam
S. Aureus dan binahong 75%, pada media yang
diinkubasi Selama 50%, 25% sudah digoresi
24 jam diteteskan pada larutan mac. Farlan
blankdish. 0,5 .
Hasil dari zona hambat
Sampel daun binahong

75% 50% 25%

Konsentrasi 75% Konsentrasi 50% Konsentrasi 25%


Pada konsentrasi 75% Pada konsentrasi 50% Pada konsentrasi 25%
membentuk zona hambat membentuk zona hambat membentuk zona hambat
sebesar 19,5 mm termasuk sebesar 12,3 mm termasuk sebesar 9,2 mm termasuk
zona hambat yang kuat zona hambat kuat zona hambat sedang
Penentuan kriteria zona hambat antibakteri
Penentuan kriteria pemeriksaan zona hambat berdasarkan Davis
dan Stout (1971) yang melaporkan bahwa kekukatan – kekuatan
daya anti bakteri sebagai berikut:
 Daerah hambat 10 – 20 mm di kategorikan kuat
 Daerah hambat 5 – 10 mm dikategorikan sedang
 Daerah hambat 5 mm atau kurang dikategorikan lemah
 Jika tidak terbentuk maka negatif
Kesimpulan
Sampel daun binahong

• Hasil daun binahong basah yang diperoleh yaitu 1,8 kg daun binahong
• Hasil kadar air sampel daun binahong kering sebelum maserasi didapatkan 12,
6696 %
• Total hasil berat simplisia kering yang didapat yaitu 123,9138 gram
• Pada proses ekstraksi dengan berat daun binahong, yaitu sebanyak 100,0062
gram,
• Filtrat yang kami dapatkan 1,2 liter dan berat pada residu sebesar 175,7133 gram
• Berat Ekstrak Evaporasi 14,3037 gr, Jadi berat Rendemen Ekstrak pekat dari hasil
daun binahong sebesar 11,5 %/mg ekstrak
• Pada uji fitokimia didapatkan uji yang positif yaitu: flavonoid, fenol, glikosida,
kardiac glikosida
• Pada uji fenol didapatkan hasil yang didapatkan 0,078 %
• Paad uji antibakteri diddaptkan zona hambat konsentrasi 75% 19,5 mm , konsentr
asi 50% 12,3 mm, dan konsentrasi 25% 9,2 mm
APAKAH ADA PERTANYAAN?
Thank you
Kelompok 9 daun binahong

Anda mungkin juga menyukai