Anda di halaman 1dari 54

Laporan kasus

Oleh :
Ahmad Zhohir Sitompul S.Ked
16174196

Pembimbing :
dr. Erlinda Sp.Pd
Chronic Kidney Disease (CKD)
merupakan keadaan gangguan fungsi ginjal
progresif yang dapat disebabkan oleh
banyak faktor, tetapi hipertensi dan
diabetes mellitus merupakan 2 penyebab
yang paling sering mendasari terjadinya
CKD.
IDENTITAS PASIEN

 Nama : Tn. A
 Umur : 42 Tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Alamat : Montasik
 Pekerjaan : Tidak ada
 Suku : Aceh
 Agama : Islam
 Pendidikan : SMA
 Tgl Masuk RS : 21/1/2018
ANAMNESIS

• Keluhan Utama :

Nyeri perut kiri bawah sejak 1 minggu

• Keluhan tambahan :

Demam naik turun sejak 1 minggu, batuk,


kerongkongan terasa kering,batuk sekali-kali,
lemas.
• Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang dengan keluhan nyeri di perut kiri


bawah yang dirasakan sejak 1 minggu SMRS,
nyeri dirasakan hilang timbul, BAK nyeri (+),
kencing berwana kuning pekat, tidak berbusa,
darah (-), demam (+) demam dirasakan seminggu
setelah nyeri perut perut kiri bawah, demam
tidak terlalu tinggi dan dirasakan naik turun
mual (+), muntah (-), pasien merasa lemas dan
kering tenggorokan,
• Riwayat Penyakit Dahulu:

Hipertensi : 2 Th
DM : 5 Th
Amputasi medial cururis (s) 2 tahun yang lalu

• Riwayat Penyakit Keluarga :

Hipertensi, DM, alergi disangkal oleh pasien.

• Riwayat penggunaan obat :

Novorapid 12-12-12
Adalat Oros 1x30 mg
• Riwayat alergi

Obat : disangkal
Makanan : disangkal

• Riwayat kebiasaan

Merokok : sudah berhenti


sebelumnya 1
bungkus 1 hari
Kosumsi alcohol : disangkal
Narkoba : disangkal
 PEMERIKSAAN FISIK

• Keadaan umum : Baik


• Tinggi badan : 165 cm
• Berat badan : 60 kg
• IMT : 22,0 kg/m2

• Tanda Vital
TD : 176/98 mmHg
N : 123 x / menit
RR : 20 x / menit
Suhu : 39,9 º C
Kepala : Kesan normal
Mata : Konjungtiva Anemis +/+, Sklera
Ikterik -/-
Telinga : Tidak ada kelainan bentuk, nyeri
tekan tragus tidak ada
Hidung : Pernafasan cuping hidung tidak
ada,deviasi tidak ada
Bibir : Sianosis tidak ada, kering tidak ada
Gigi dan gusi : Tidak ada perdarahan
Lidah : Permukaan bersih, lidah bergetar
tidak ada
Faring : Tidak hiperemis
Tonsil : Tidak ada pembesaran
Leher : KGB tidak ada pembesaran, struma tidak ada,
JVP : 5+2 cm H2O= 7 𝑐𝑚 𝐻20 ( JVP normal)

• Pemeriksaan Thoraks

Paru Anterior
Inspeksi : Simetris
Perkusi : Sonor disemua lapangan paru
Palpasi : Fremitus taktil sama kiri dan kanan
Auskultasi : Vesikuler +/+,Wheezing -/-,Rhonki -/-
Paru Posterior
Inspeksi : Simetris
Perkusi : Sonor disemua lapangan paru
Palpasi : Fremitus taktil sama kiri dan kanan
Auskulasi : Vesikuler +/+, Wheezing-/-,Rhonki -/-

Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Perkusi :
• Batas atas ICS 3 linea parasternalis sinistra
• Batas kanan ICS 4 linea parsternalis dekstra
• Batas kiri ICS 5 linea aksilaris anterior sinistra
Palpasi : Ictus cordis teraba ics 5 linea aksilaris
anterior
Auskultasi : BJ I > BJ II
• Abdomen
Inspeksi : Sikatrik (-), asites (-), spider nervi(-)
Perkusi : Tympani
Palpasi : Soepel (+),nyeri tekan di region
epigastrium (+)
Auskultasi : Bising usus 6 kali per menit

• Ekstremitas
Superior : Edema -/-, clubbing finger -/-,
Inferior : Edema -/-, clubbing finger -/
 Pemeriksaan Penunjang
• Labroratorium : TGL : 21/01/2018
Tabel 1. Hasil laboratorium pasien
Pemeriksaan Hasil
Hb 7,9 g/dL L
Eritrosit 2.51 10*6/uL L
Hematokrit 22,9% L
MCV 91,2 fL N
MCH 31,5 pg N
MCHC 34,5 g/dl N
Leukosit 16,800/uL H
Neutrofil 78,9% H
Trombosit 508.000/uL N
Glukosa ad random 138 mg/dL N
Ureum 202 mg/dL H
Kreatinin 9.2 mg/dL H
Albumin 2,0 g/dl L
Kockcroft-Gault

LFG = (140-umur) x BB
72 x Creatinin Serum

LFG = (140-42) x 60
72 x 9,2 mg/dl

= 8,87
 USG : Tgl 21/2/2018

Kesan :

- Hidronefrosis sinistra (grade II)


- Sistitis kronis
- Pembesaran kelenjar prostat
• DIAGNOSA KERJA
- Febris ec ISK
- DM Type 2
- CKD stage V
- Anemia Normositik Normokrom

• TERAPI
Terapi farmakologi:
- IVFD RL 20 gtt/i
- Inj ranitidine 1 amp/12 jm
- Paracetamol 3x500 mg
- Valsartan 1x 160 mg
- Amlodipin 1x 10 mg
 Follow Up
21 Januari 2018

S O A P
Nyeri perut kiri, TD : 176/90 mmHg • Febris ec dd isk - IVFD RL 20 gtt/i
demam naik N : 123 x/i + DM Type 2 - Inj Ranitidine 1
turun, batuk, RR : 20 x/i tdk terkontrol amp/12 jm
mencret T : 39,9 C • Anemia - Paracetamol
Px Fisik : Normositik 3x500 mg
• Mata : konjungtiva Normokrom - Valsartan 1x 160
pucat (+/+) • CKD stage V mg
• Pulmo : Ves(+/+) • Hipoalbuminem - Amlodipin 1x
Rh(-) Wh(-) ia 10 mg
• Cor : BJ 1,BJ 2 • Hipertensi
• Abdomen : nyeri
tekan iliaka
sinistra (+)
22 Januari 2018

S O A P

Mencret, nyeri TD : 140/70 mmHg • Febris ec dd isk - IVFD RL 20 gtt


kepala, nyeri N : 93 x/i +DM Type 2 tdk per menit
perut kiri (+), RR : 20 x/i terkontrol - Tranfusi PRC 1
batuk (+), T : 39.6 C • Anemia kolf/hr maksimal
mencret Px Fisik : Normositik 2 kolf
berkurang • Mata : konjungtiva Normokrom - Inj Ceftriaxone 1
pucat (+/+) • CKD stage V g/12j
• Pulmo : Ves(+/+) • Hipoalbumine - Inj. Kalnex 1A/8 j
Rh(-) Wh(-) mia - Inj. Omeprazole
• Cor : BJ 1,BJ 2 • Hipertensi IV/12j
• Abdomen : nyeri - Pct 3x500
tekan iliaka - Valsartan 1x 160
sinistra (+) - Amlodipin 1x10
mg
- Balance cairan
- USG abdomen
23 Januari 2018

S O A P

Nyeri kepala, TD : 200/140 mmHg • Febris ec dd isk - IVFD RL 20 gtt


nyeri perut kiri N : 104 x/i +DM Type II per menit
(+), batuk (+), RR : 20 x/i tdk terkontrol - Tranfusi PRC 1
mencret T : 37.5 C • Anemia kolf/hr maksimal
berkurang, Px Fisik : Normositik 2 kolf
batuk (+), nyeri • Mata : konjungtiva Normokrom - Inj. Kalnex 1A/8 j
daerah leher, pucat (+/+) • CKD stage V - Inj. Omeprazole
lemas • Pulmo : Ves(+/+) • Hipoalbumine IV/12j
Rh(-) Wh(-) mia - Pct 3x500
• Cor : BJ 1,BJ 2 • Hipertensi - Valsartan 1x 160
• Abdomen : nyeri • Sistitis - Amlodipin 1x10
tekan iliaka mg
sinistra (+) - Balance cairan
24 Januari 2018

S O A P
Nyeri kepala, TD : 150/80 mmHg • Febris ec dd - IVFD RL 20 gtt
nyeri perut kiri N : 98 x/i isk +DM Type per menit
(+), batuk (+), RR : 20 x/i II tdk - Tranfusi PRC 1
mencret T : 37.3 C terkontrol kolf/hr
berkurang Px Fisik : • Anemia - Inj Ceftriaxone 1
batuk(+), nyeri • Mata : konjungtiva Normositik g/12j
daerah leher, pucat (-/-) Normokrom - Inj. Omeprazole
lemas, mual, • Pulmo : Ves(+/+) • CKD stage V IV/12j
nafsu makan Rh(-) Wh(-) • Hipoalbumine - Valsartan 1x160
kurang, kaki • Cor : BJ 1,BJ 2 mia - Amlodipin 1x10
kram sulit tidur • Abdomen : nyeri • Hipertensi mg
tekan iliaka • Sistitis - Bisoprolol 1x5mg
sinistra (+) - Balance cairan
24 Januari 2018

Pemeriksaan Hasil
Hb 8,5 g/dL L
Eritrosit 2.83 10*6/uL L
Hematokrit 25,6% L
MCV 90,5 fL N
MCH 30,0 pg N
MCHC 33,2 g/dl N
Leukosit 21,3000/uL H
Neutrofil 83,4% H
Trombosit 625.000/uL H
Glukosa ad random 138 mg/dL N
Ureum 202 mg/dL H
Kreatinin 9.2 mg/dL H
Albumin 2,0 g/dl L
25 Januari 2018

S O A P
Nyeri kepala(-), TD: 150/70 mmhg • Febris ec dd - IVFD RL 20 gtt
nyeri perut kiri HR: 98 x/i isk +DM Type per menit
berkurang, RR: 21 x/i II tdk - Inj. Omeprazole
batuk T : 36,6 C terkontrol IV/12j
berkurang, Px Fisik : • Anemia - Valsartan 1 x 160
mencret • Mata : konjungtiva Normositik - Cefixime 2 x 200
berkurang, nyeri pucat (-/-) Normokrom mg
daerah leher(-), • Pulmo : Ves(+/+) • CKD stage V - Amlodipin 1 x 10
lemas(+), mual(- Rh(-) Wh(-) • Hipoalbumine mg
), nafsu makan • Cor : BJ 1,BJ 2 mia - Bisoprolol 1 x
kurang, kaki • Abdomen : nyeri • Hipertensi 5mg
kram sulit tidur tekan iliaka • Sistitis - Balance cairan
nyeri perut, sulit sinistra (+)
BAB, Sulit
tidur(+)
25 Januari 2018
Pemeriksaan Hasil
Hb 9,4 g/dL L /N
Eritrosit 3,19 10*6/uL L

Hematokrit 28,3% L

MCV 88,7 fL N
MCH 29,5 pg N
MCHC 33,2 g/dl N

Leukosit 20,9000/uL H

Neutrofil 84,0% H
Trombosit 660.000/uL N

Glukosa ad random 138 mg/dL N

Ureum 202 mg/dL H


Kreatinin 9.2 mg/dL H
Albumin 2,0 g/dl L
26 Januari 2018

S O A P
Sulit tidur, TD: 150/70 mmHg • Febris ec dd - IVFD RL 20 gtt
mencret HR: 90 x/i isk +DM Type per menit
berkurang RR: 21 x/i II tdk - Inj. Omeprazole
T : 37,2 C terkontrol IV/12j
Px Fisik : • Anemia - Cefixime 2 x 200
• Mata : konjungtiva Normositik mg
pucat (-/-) Normokrom - Valsartan 1 x 160
• Pulmo : Ves(+/+) • CKD stage V - Amlodipin 1 x 10
Rh(-) Wh(-) • Hipoalbumine mg
• Cor : BJ 1,BJ 2 mia - Bisoprolol 1 x
• Abdomen : nyeri • Hipertensi 5mg
tekan iliaka • Sistitis
sinistra (+) - PBJ
CHRONIC KIDNEY DISEASE

Kerusakan ginjal >3 bulan,


Struktur atau fungsi ginjal
Definisi dengan atau tanpa penurunan laju
filtrasi glomerulus (Laju Filtrasi
Glomerulus <60 ml/menit/1,73m²)
Klasifikasi Berdasarkan Laju Filtrasi Glomerolus.

LFG
Derajat Penjelasan
(mL/menit/1,73m2)

Kerusakan ginjal dengan LFG normal


1 ≥ 90
atau ↑

2 Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ ringan 60-89

3 Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ sedang 30-59

4 Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ berat 15-29

5 Gagal ginjal <15 atau dialisis


Kockcroft-Gault

LFG (ml/mnt/1,73m2) : (140 - umur) X Berat Badan


72 X Kreatinin Plasma (mg/dl)

*perempuan dikalikan 0,85


Glomerulonefritis (25%),
Etiologi Diabetes Melitus (23%),
Hipertensi (20%)
Ginjal Polikistik (10%).
Faktor Resiko

Faktor Klinis Faktor Sosiodemografi

Diabetes Usia tua

Hipertensi Kaum minoritas

Penyakit autoimun Paparan zat kimiawi di lingkungan

Infeksi sistemik Tingkat pendapatan/pendidikan

Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang rendah

Batu saluran kemih


Neoplasia
Riwayat GGK pada keluarga
Pernah menderita GGA
Penurunan massa ginjal
Paparan obat
Etiologi (Glomerulonefritis, Diabetes Melitus,
Hipertensi, Ginjal Polikistik)

Kerusakan parenkim dan nefron,. Sisa nefron


beradaptasi dengan mengalami hipertrofi dalam
usahanya

Penurunan Fungsi Ginjal. Penurunan fungsi ginjal


Patofisiologi ditandai dengan GFR < 50%.

Insufisiensi Ginjal pada keadaan ini GFR mengalami


penurunan yang bermakna.

Gagal Ginjal GFR < 20%


(azotemia, asidosis, ketidakseimbangan konsentrasi
urin, anemia berat, dan gangguan elektrolit)

ESRD. End Stage Renal Disease . Fungsi filtrasi ginjal


mengalami gangguan yang berat. GFR hampir tidak
ada lagi.
Kelainan hemopoeisis

Kelainan saluran cerna


Manifestasi
klinis
Kelainan mata (Retinopati)

Kelainan kardiovaskular
(Gagal Jantung Kongestif)
Anamnesis dan
pemeriksaan fisik

Pemeriksaan Penunjang

Penegakan
Pemeriksaan
diagnosis
Laboratorium
- Foto
Gambaran Radiologis Polos
Abdomen
- USG
Biopsi dan Histopatologi
ginjal
Penatalaksanaan

Tatalaksana Penyakit Ginjal Kronik Sesuai dengan Derajatnya

Derajat LFG (ml/mnt/1,73m2) Rencana penatalaksanaan

1 ≥ 90 - Terapi penyakit dasar , kondis


komorbid, evaluasi perburukan
(progression), fungsi ginjal,
memperkecil resiko kardiovaskuler
2 60 – 89 - Menghambat pemburukan (progression)
fungsi ginjal

3 30 -59 - Evaluasi dan terapi komplikasi

4 15 – 29 - Persiapan terapi pengganti ginjal

5 < 15 - Terapi pengganti ginjal


Tujuan dari terapi CKD adalah (K/DOQI, 2002):

Terapi Spesifik terhadap Penyakit


Dasarnya
Gangguan keseimbangan
cairan, hipertensi yang
Pencegahan dan Terapi terhadap tidak terkontrol, infeksi
Kondisi Komorbid traktus urinarius, obat-
obat nefrotoksik, bahan
radiokontras
Memperlambat Pemburukan Fungsi
Ginjal

• Pembatasan Asupan Protein


Pembatasan mulai pada LFG ≤ 60 ml/menit, Protein
diberikan 0,6-0,8/kgBB/hari.
• Terapi Farmakologis untuk mengurangi hipertensi
intraglomerulus (ACE inhibitor)
Pencegahan dan Terapi terhadap
Penyakit Kardiovaskular • Anemia
1. Dapat diberikan
eritropoetin pada
pasien gagal ginjal
Pencegahan dan Terapi terhadap kronik. Dosis inisial
Komplikasi 50 u/kg IV 3 kali
dalam seminggu
2. Transfusi darah
Terapi Pengganti Ginjal misalnya Paked Red
Cell (PRC)

• Stadium 5, LFG ≤ 15 Sasaran Hemoglobin


ml/menit adalah 11-12 gr/dL
• Berupa Hemodialisis,
peritoneal dialisis atau
Transplantasi ginjal
ANEMIA

Anemia didefinisikan sebagai nilai


Definisi Hemoglobin di bawah batas nilai normal
sesuai dengan usia

Kelompok usia dan gender Batas nilai hemoglobin (gr/dl)

Anak 6 bulan - 4.99 tahun 11

Anak 5 tahun – 11.99 tahun 11,5

Anak 12 tahun – 14.99 tahun 12

Wanita tidak hamil ( 15 tahun) 12

Wanita hamil 11

Pria ( 15 tahun) 13
Kurangnya produksi/kegagalan produksi sel
darah merah
• Anemia Aplastik
• Anemia Defisiensi (Defisiensi Besi,
Defisiensi Asam Folat, Defisiensi Vitamin
B12)
• Anemia karena penyakit kronis
Etiologi
Penghancuran (hemolisis)
• Faktor Intrasel
• Faktor Ekstrasel

Perdarahan
• Perdarahan Akut
• Perdarahan Kronis
Berdasarkan Gambaran Morfologik

Anemia Normositik Normokrom


(Bila MCV 80-95 fl, MCH 27-34 pg)

Klasifikasi Anemia Makrositik


(Bila MCV > 95 fl)

Anemia Mikrositik Hipokrom


(Bila MCV < 80 fl, MCH < 27 pg)
Patofisiologi
Pada anemia Ringan mungkin
dapat bersifat Asimptomatik

Manifestasi Manifestasi yang muncul


klinis berkaitan dengan keadaan
hipoksia jaringan, seperti
kelemahan otot, mudah lelah,
takipnea, sesak nafas saat
aktivitas, takikardia, dan
dapat pula terjadi gagal
jantung kongestif pada anemia
yang berat
Menentukan adanya anemia

Menentukan jenis anemia


Diagnosis

Menentukan etiologi atau penyakit


dasar anemia

Menentukan ada atau tidaknya


penyakit penyerta yang akan
mempengaruhi hasil pengobatan.
Penatalaksanaan

Tatalaksana Umum

Transfusi

Terapi Nutrisional

Medikamentosa
HIPERTENSI

Hipertensi didefinisikan
Definisi peningakatan tekanan darah
sistolik > 140 mmHg atau tekanan
diastolik > 90 mmHg
Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC 7

Klasifikasi
Tekanan TDS (mmHg) TDD (mmHg)
Darah

Normal < 120 Dan < 80


Kriteria
Prehipertensi 120-139 Atau 80-90

Hipertensi
140-159 Atau 90-99
derajat 1

Hipertensi
≥ 160 Atau ≥ 100
derajat 2
Berdasarkan Etiologinya

• Hipertensi Primer atau Esensial


Hipertensi yang tidak diketahui
etiologinya/penyebabnya 90%.

Klasifikasi • Hipertensi Sekunder


Akibat suatu penyakit, kondisi dan
kebiasaan
- 10% adalah penyakit ginjal
- 1-2% adalah penyakit kelaian hormonal
- Sisanya akibat pemakaian obat
Faktor Genetika

Ras

Usia

Jenis kelamin
Faktor risiko
Obesitas

Asupan garam Na

Rokok

Konsumsi Alcohol
Patofisiologi
• Sakit kepala
• Kelelahan
• Mual-muntah
• Sesak napas
Manifestasi • Gelisah
klinis • Pandangan menjadi kabur yang
terjadi karena adanya kerusakan
pada otak, mata, jantung, dan
ginjal
• Kadang penderita hipertensi
berat mengalami penurunan
kesadaran dan bahkan koma
• Lama menderita
hipertensi dan derajat
tekanan darah
Anamnesis • Indikasi adanya
hipertensi sekunder
• Faktor-faktor resiko
• Gejala kerusakan organ

• Memeriksa tekanan
darah
Diagnosis Pemeriksaan Fisik • Evaluasi penyakit
penyerta kerusakan
organ target

• Tes darah rutin


• Urinalisis
• Profil lipid
Pemeriksaan Penunjang • Fungsi ginjal
• Gula darah
• Elektrokardiografi (EKG)
Penatalaksanaan

Terapi Obat Awal Terapi Obat Awal


Klasifikasi Perbaikan Pola
TDS (mmHg) TDD (mmHg) tanpa Indikasi dengan Indikasi
Tekanan Darah Hidup
Memaksa Memaksa
Normal < 120 dan < 80 Dianjurkan

Obat-obatan untuk
Prehipertensi 120-139 atau 80-89 Ya Tidak indikasi obat
indikasi yang memaksa

Diuretika jenis Obat-obatan untuk


Thiazide untuk indikasi yang memaksa
Hipertensi sebagian besar kasus, Obat antihipertensi
140-159 atau 9- 99 Ya
derajat 1 dapat dipertimbangkan lain (diuretika, ACE-I,
ACE-I, ARB, BB, CCB, ARB, BB, CCB) sesuai
atau kombinasi kebutuhan

Kombinasi 2 obat
untuk sebagian besar
kasus umumnya
Hipertensi
≥ 160 atau ≥ 100 Ya diuretika jenis
derajat 2
Thiazide dan ACE-I
atau ARB atau BB atau
CCB
Penatalaksanaan Hipertensi Pada Keadaan Khusus

1. Kelainan jantung dan pembuluh darah

• Penyakit Jantung Iskemik


Obat pilihan pertama B Bloker (BB) dan sebagai
alternatif Calcium Channel Blocker (CCB).

• Gagal Jantung
Gagal jantung dalam bentuk disfungsi ventrikel
terutama disebabkan oleh hipertensi, rekomendasinya
adalah ACEI dan BB.
2. Penanggulangan Hipertensi dengan Gangguan Fungsi
Ginjal

Pedoman Pengobatan Hipertensi dengan Gangguan


Fungsi Ginjal :
1. TD diturunkan sampai < 130/80 mmHg.
2. Bila ada proteinuria dipakai ACEI/ARB.
3. Bila proteinuria > 1g/24 jam TD diusahakan lebih
rendah (≤ 125/75 mmHg)
4. Perhatian untuk perubahan fungsi ginjal pada
pemakaian ACEI/ARB.
3. Penanggulangan Hipertensi pada Diabetes
Sasaran tekanan darah :
- Tekanan darah < 130/80 mmHg.

Pengelolaan :
• Non Farmakologis : Perubahan gaya hidup

• Farmakologis :
Obat anti hipertensi yang dapat dipergunakan :
1. ACEI
2. ARB
3. Beta-bloker
4. Diuretik dosis rendah
5. Alfa bloker
6. CCB golongan non-dihidropiridin.

Anda mungkin juga menyukai