Anda di halaman 1dari 8

MEMAHAMI HADIS DARI SEGI KUANTITAS

DAN KUALITAS

Oleh: -Farhan Muhammad Fadilah


- Hilmi Indriyani
- Vidya Nur Latipah
Kelompok 9
Kelas X MIA 5
Peta Konsep
Mutawatir

Kuantitas
Ahaad

Hadis Sahih

Hasan
Kualitas

Daif
Kualitas dan Kuantitas Hadits

 .Hadist dari segi kuantitasnya

A. Hadist Mutawatir
Secara etimologi berarti Muttabi’ yang artinya yang datang berturut-turut dan
tidak ada jarak. Sedangkan secara terminologi hadits mutawatir adalah hadis yang
merupakan tanggapan pancaindera, yang diriwayatkan oleh sejumlah besar rawi,
yang menurut kebiasaan mustahil mereka berkumpul dan bersepakat untuk dusta.
 Hadist Mutawatir terbagi menjadi dua macam:
1.Mutawatir Lafdzi
Yaitu hadis Mutawatir yang diriwayatkan oleh rawi yang banyak dan mencapai
syarat - syarat mutawatir dengan redaksidan makna hadis yang sama antara riwayat
satu dengan riwayat lain.
2.Mutawatir makna
Yaitu hadis yang mempunyai tingkat derajat mutawatir namun susunan
redaksinya berbeda antara yang diriwayatkan satu rawi dengan rawi yang lain,
namun isi kandungan dan maknanya sama.
B. Hadist ahad
Yaitu hadist yang diriwayatkan oleh satu, dua, tiga orng atau lebih namun
tidak mencapai tingkatan mutawatir. Menurut para ahli hadis dan mayoritas ulama,
bahwa hadis ahad wajib diamdua rawialkan jika telah memenuhi syarat keshahihan
hadis yang telah disepakati.
 Hadis ahad dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
1) Hadis Masyhur
Dapat disimpulkan bahwa hadis masyhur adalah hadis yang diriwayatkan
dari Nabi SAW. oleh beberapa orang sahabat namun tidak mencapai tingkat
mutawatir.
2) Hadis Azrz
Yaitu hadis yang pada salah satu atau setiap habaqah (tingkatan) rawinya
hanya dijumpai dua rawi saja.
3). Hadis Garib
Hadis garib yaitu hadis yang diriwayatkan oleh hanya seorang rawi saja,
baik dalam seluruh tingkatan sanad atau pada salah satu tingkatan sanadnya.
 Hadist dari segi Kualitasnya

A. Hadis Sahih
Hadis sahih adalah hadis musnad (hadis yang mempunyai sanad) yang
bersambung sanadnya, dan dinukil oleh seorang yang adil dan dabit dari orang
yang adil dan dlabit, hingga akhir sanadnya, tanpa ada kejanggalan dan cacat.

• Hadis sahih adalah hadis yang memenuhi syarat-syarat sebagai


berikut:
- Hadisnya musnad. Maksudnya yaitu hadis tersebut disandarkan kepada Nabi
saw. dengan disertai sanad.
- Sanadnya bersambung. Artinya, antara rawi dari sanad hadis tersebut pernah
bertemu langsung dengan gurunya.
- Tidak ada syadz. Artinya, hadis tersebut tidak bertentangan dengan hadis dari
rawi lain yang lebih kuat darinya.
Hadis sahih diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sahih li katihi dan sahih li
gairihi.
B. Hadis Hasan
Kata hasan berasal dari kata al-husnu yang berarti al-jamalu, yang artinya
kecantikan dan keindahan. Hadis Hasan menurut kebanyakan ulama adalah
Hadis yang dinukil oleh seorang yang adil tetapi tidak begitu kuat ingatannya,
bersambung sanadnya, dan tidak terdapat cacat serta kejanggalan pada
matannya.
Perbedaan antara hadis sahih dan hadis hasan memang sangat sedikit dan
tipis. Bahkan sebagian ulama’ hadis mengatakan bahwa antara hadis sahih li
gairihi dan hadis hasan li zatihi adalah sama
Hukum memakai hadis hasan sama dengan hadis sahih, walaupun dari sisi
kekuatannya hadis hasan berada di bawah level hadis sahih.

C. Hadis Da`if
adalah Hadis yang tidak memenuhi syarat diterimanya suatu hadis
dikarenakan hilangnya salah satu syarat dari beberapa syarat yang ada. Dari
definisi tersebut di atas dapat dikatakan bahwa jika salah satu syarat dari
beberapa syarat diterimanya suatu hadis tidak ada, maka hadis tersebut diklasifi-
kasikan ke dalam hadis daif.
Perilaku orang yang berpegang kepada Hadis Nabi

1. Senantiasa menumbuhkan sikap selektif dalam menerima berita


sebelum kita meneliti terlebih dahulu kebenaran berita tersebut.
2. Selalu menerima kebenaran hadis mutawatir dikarenakan hadis yang
termasuk dalam kategori tersebut bersifat qat’i (pasti) kebenarannya.
Sedangkan selain hadis mutawatir perlu terlebih dahulu diteliti apakah
sahih, hasan, atau bahkan daif.
3. Selalu berusaha mengamalkan hadis-hadis yang termasuk ke dalam
kategori maqbul (diterima) yaitu berupa hadis-hadis sahih dan hasan.
4. Untuk kepentingan memperbagus amal (fadail al-'amal), kita senantiasa
mencoba untuk mengamalkannya
‫علَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ ِ‬
‫هللا َوبَ َر َكا تُهُ‬ ‫اَل َّ‬
‫س ََل ُم َ‬

Anda mungkin juga menyukai