Tenggelam
Submerse drowning adalah mati tenggelam dengan posisi sebagian tubuh mayat
masuk ke dalam air, seperti bagian kepala mayat.
Immerse drowning adalah mati tenggelam dengan posisi seluruh tubuh mayat
masuk ke dalam air.
Ada 2 jenis mati tenggelam berdasarkan
penyebabnya, yaitu :
1.Dry drowning
2.Wet drowning
1.Kulit tubuh mayat terasa basah, dingin, pucat dan pakaian basah.
2.Lebam mayat biasanya sianotik kecuali mati tenggelam di air dingin
berwarna merah muda.
3.Kulit telapak tangan / telapak kaki mayat pucat (bleached) dan keriput
(washer woman's hands/feet).
4.Kadang-kadang terdapat cutis anserine / goose skin pada lengan, paha
dan bahu mayat.
5.Terdapat buih putih halus pada hidung atau mulut mayat (scheumfilz
froth) yang bersifat melekat.
6.Bila mayat kita miringkan, cairan akan keluar dari mulut / hidung.
7.Bila terdapat cadaveric spasme maka kotoran air / bahan setempat
berada dalam genggaman tangan mayat.
• Di daerah tropis, tubuh mayat pada kasus mati
tenggelam (drowning) mulai membusuk pada
hari ke-2 sedangkan di daerah dingin,
membusuk setelah 1 minggu.
• Pembusukan tersebut ditandai oleh
terkelupasnya kulit ari.
• Jika pembusukannya merata, tubuh mayat
akan mengapung di permukaan air. Keadaan
ini disebut floaten.
• Floaten biasanya terjadi pada hari ke-3 sampai
hari ke-6.
Ada 7 tanda intravitalitas mati tenggelam :
1.Cadaveric spasme.
2.Perdarahan pada liang telinga tengah mayat.
3.Benda air (rumput, lumpur, dan sebagainya) dapat kita temukan dalam
saluran pencernaan dan saluran pernapasan mayat.
4.Ada bercak Paltauf di permukaan paru-paru mayat.
5.Berat jenis darah pada jantung kanan berbeda dengan jantung kiri.
6.Ada diatome pada paru-paru atau sumsum tulang mayat.
7.Tanda asfiksia tidak jelas, mungkin ada Tardieu's spot di pleura mayat.
Pada kasus mati tenggelam (drowning), dapat kita temukan tanda-tanda
adanya kekerasan berupa luka lecet pada belakang kepala, siku, lutut,
jari-jari tangan, atau ujung kaki mayat.
Ada 4 macam pemeriksaan khusus pada kasus mati
tenggelam:
1.Percobaan getah paru (lonset proef).
2.Pemeriksaan diatome (destruction test).
3.Penentuan berat jenis (BD) plasma.
4.Pemeriksaan kimia darah (gettler test).
Adanya cadaveric spasme dan tes getah paru (lonset proef) positif
menunjukkan bahwa korban masih hidup saat berada dalam air.
Percobaan Getah Paru (Lonsef Proef)
• Kegunaan melakukan percobaan paru (lonsef
proef) yaitu mencari benda asing (pasir,
lumpur, tumbuhan, telur cacing) dalam getah
paru-paru mayat.
• Syarat melakukannya adalah paru-paru mayat
harus segar / belum membusuk.
Percobaan Getah Paru (Lonsef Proef)
• Cara melakukan percobaan getah paru (lonsef
proef) yaitu permukaan paru-paru dikerok (2-3
kali) dengan menggunakan pisau bersih lalu
dicuci dan iris permukaan paru-paru.
• Kemudian teteskan diatas objek gelas.
• Syarat sediaan harus sedikit mengandung
eritrosit.
• Evaluasi sediaan yaitu pasir berbentuk kristal,
persegi dan lebih besar dari eritrosit.
• Lumpur amorph lebih besar daripada pasir,
tanaman air dan telur cacing.
Percobaan Getah Paru (Lonsef Proef)
• Ada 3 kemungkinan dari hasil percobaan
getah paru (lonsef proef), yaitu :
1. Hasilnya positif dan tidak ada sebab kematian
lain.
2. Hasilnya positif dan ada sebab kematian lain.
3. Hasilnya negatif.
Percobaan Getah Paru (Lonsef Proef)
• Jika hasilnya positif dan tidak ada sebab
kematian lain maka dapat kita interpretasikan
bahwa korban mati karena tenggelam.