Anda di halaman 1dari 39

MITIGASI BENCANA GEOLOGI : BERDASARKAN

PENGALAMAN SEBAGAI PELAKU*

SURONO
(Pensiunan PNS/Mantan Kepala Badan Geologi, Kem. ESDM)
surono22@gmail.com

*) Disajikan dalam Diskusi Publik ‘NARASI INFRASTRUKTUR ; BENCANA


YANG TERUPA’

Dilaksanakan dalam acara :

KABINET KELUARGA MAHASISWA

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Bandung 2 Nopember 2018


Sistematika Sajian

1. Pendahuluan

1. Mitigasi Bencana

1. Contoh Kejadian Bencana Geologi dan Kerugian


Materiil

1. PENUTUP
1. Pedahuluan

Dampak Positif :
 Tanah subur Dampak Negatif :
 Pemandangan indah Rawan bencana alam geologi :
 Cekungan hidrokarbon gempabumi, tsunami, letusan
 Jalur mineralisasi gunungapi, tanah longsor, dll.
 Potensi energi baru terbarukan (panas
bumi, biomasa, nuklir, dll)
Mitigasi:
1. Mengurangi resiko bencana
Eksplorasi & Eksploitasi:
1. Ketahanan negara (pangan dan energi)
2. Keselamatan dan kesejahteraan
2. Kesejahteraan masyarakat !! masyarakat !!
Harmoni sejak dini antara manusia dengan gunungapi di Indonesia
Kawasan Rawan Bencana Geologi VS Pemukiman dan
Aktivitas Penduduk

40.9 Juta (BNPB)

148.4 juta jiwa terpapar


gempabumi dan tsunami (BNPB)
Indonesia memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia yang bermukim di
daerah bahaya erupsi gunungapi, gempabumi/tsunami dan gerakan tanah
Bencana Geologi di Indonesia dan Dunia (Suatu Contoh)
Erupsi Gunungapi di Indonesia 2007-2014

Erupsi Kelud 2007 dan 2014 jumlah pengungsi Erupsi G. Merapi Oktober – Nopember 2010, +/- 1
masing-masing sekitar 40 ribu jiwa tidak ada juta jiwa mengungsi , 400,000 jiwa diurus
korban pemerintah, sisanya mengungsi mandiri, korban
367 jiwa.

Erupsi Sinabung, 2010 and 2013- sekarang, Erupsi Lokon eruption, 14 Juli 2011,
lebih dari 30,000 mengungsi, korban < 20 mengungsi sekitar 6,000 jiwa (tdk ada
jiwa. korban jiwa)
Kenyataan Gempabumi/Tsunami, Erupsi/Letusan Gunungapi dan
Gerakan Tanah, menyebabkan Bencana.
2. Mitigasi Bencana

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang


mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau non alam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,
dan dampak psikologis (UU 24/2007)
1. UU RI no. 24 Tahun 2007 tentang ”Penanggulangan Bencana”

2. UU RI no. 26 Tahun 2007 tentang ”Penataan Ruang”

Keberadaan UU RI no. 24 dan 26 tahun 2007 telah mengubah paradigma


mitigasi bencana dari penanganan bencana menjadi penanggulangan
bencana yang lebih menitikberatkan pada upaya-upaya sebelum
terjadinya bencana.
Mengapa diperlukan mitigasi bencana geologi???

Dampak luas dari bencana Tidak dapat Mendadak & Cepat


geologi (korban jiwa dan diramal, kapan dan relatif tidak kejadiannya
harta benda) berapa besar daya teratur namun lama
rusaknya dampaknya

Geoscience

IPTEK
Kawasan Rawan Bencana Geologi
dan peringatan dini

MITIGASI BENCANA GEOLOGI

“ MENGURANGI RISIKO BENCANA GEOLOGI “


Mitigasi Bencana Geologi Secara Struktural

Mitigasi yang dilakukan melalui pembangunan fisik


Mitigasi Bencana Geologi Non-Struktural

- Pemantauan dan peringatan dini


- Penataan ruang berbasis mitigasi
- Aturan pembangunan infrastruktur
Mitigasi Bencana Geologi Non-Struktural

1. Kearifan Lokal
2. Sosialisasi dan Pelatihan
3. Penyusunan Peraturan Kebencanaan
PENANGGULANGAN BENCANA

KOORDI-
NASI
KOMANDO
KENDALI
KOORD. KOORDI-
PENCEGAHAN
NASI
MITIGASI
KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT

REHAB & REKON


SEBELUM PADA SAAT SESUDAH
SEKTORAL
TERPUSAT
(SEKTORAL)
3. Contoh Kejadian Bencana Beologi dan Kerugian Materiil
Bencana gertan, Sijeruk, Kec. Banjarmangu, 4 Januari 2006.
31 MD, 111 Tertimbun, 15 LK, 102 RH, 79 RT
Gertan di Dusun Jemblung, Desa Sampang, 2014
Kelerengan vs Korban
Kelerengan vs Kejadian
Zona Kerentatan vs Kejadian
Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah
Situation map of landslide on 17 April 2013
Cracks hit the Kp. Cigintung, damage settlements and trails path. (Left: taken on the 5th May, Right: taken on 13th May 2013)
Photo on the 5th May 2013 Photo on the 13th May 2013

Photo on the 17 April 2013 Photo on the 13th May 2013


settlements and road conditions due to ground movement which occurred in Kp. Cigintung
still active until present.
Erupsi Merapi Oktober – Desember 2010

Kerugian Rp 3.56 T
Gempabumi Aceh Tgl. 26 Desember 2004

Kerugian : Rp 45 T

Kerusakan ruko di daerah Peunayong, Kerusakan pusat perbelanjaan Pante Perak di


Kota Banda Aceh Kota Banda Aceh.
Dampak Gempabumi Yogyakarta Tgl. 27 – 5 - 2006

Kerusakan gedung BPKP Kerusakan atap gedung olah raga

Kerugian material : Rp 29 T (+ Rp. 3.56 T = Rp. 32.56 T)


Dampak Gempabumi Padang Tgl. 30 – 9 - 2009

Kerusakan salah satu hotel di Kerusakan rumah sakit di Kota


Kota Padang Padang

Kerugian : Rp 21 T
4. PENUTUP

Sektor lain/
Ilmu Kebumian Daerah

Penelitian/ Potensi Peringatan Evakuasi


Pemantauan
Pemetaan Bahaya dini

Penataan
Ruang
Info Berbasis
kerentanan Rekomendasi Pengurangan
(Non pemanfaatan Risiko
geologi) kawasan Bencana.

Kemauan Alam
><
Kemauan
Risiko
Manusia
Bencana -
Bencana telah banyak merenggut korban jiwa IPTEK Sbg Alat
dan harta benda. Harus ada terobosan nyata Harmonisasi
Kawasan Rawan Gempabumi
Menengah – Tinggi

Telah Terbangun
- Pendidikan dan pelatihan antisipasi
ancaman bahaya goncangan
gempabumi.

Belum Dibangun
- Bangunan kontruksi tahan
goncangan gempabumi untuk
pemukiman, bangunan vital dan
strategis yang menjadi konsentrasi
banyak manusia (Mall, Sekolah,
Kantor Pemerintah, dll).
- Diklat antisipasi ancaman bahaya
goncangan gempabumi.
Daerah Rawan Bencana Tsunami

- Tidak bermukim di bantaran sungai yang bermuara di lau rawan


terjadi tsunami.
- Jalur Hijau
- Pemukiman menyesuaikan daerah landaan tsunami
- Sirine
- Diklat antisipasi
Rawan Bencana Gerakan Tanah

Zona Kerentanan Gerakan Tanah Menengah - Tinggi

- Tidak membangun diatas, pada dan dibawah lereng sedang hingga terjal.
- Mengganggu/membuat lereng agar memperhatikan stabilitas lereng/sifat batuan/tanah.
- Pada zona rawan terjadi rayapan, tidak membangun permukiman bercampur dengan
lahan pertanian basah. Rumah panggung Jabar cocok di daerah rayapan.
- Mempelajari sifat batuan dasar/bidang gelincir.
- Tidak membangun pemukiman di alur lembah (menghindari banjir bandang/aliran bahan
rombakan)
RAWAN BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI

- Tidak bermukim di Kawasan Rawan


Bencana (KRB) III.

- Di KRB II dan I, agar tidak membangun


pemukiman atau lainnya di alur
lembah/sungai yang berhulu di puncak
gunungapi.

- Pemantauan visual dan instrumental


parameter utama (gempabumi, deformasi,
temperatur, dan gas)

- Peringatan dini yang dapat dengan mudah


dimengerti masyarakat.

- Diklat yang mudah dipahami masyarakat.


Kita tamunya bumi, maka hendaknya kita yang menyesuaikan diri dengan kehendak
sang tuan rumah, tidak sebaliknya, memaksakan kehendak kita kepada kehendak bumi.
Jika itu dilakukan, sejatinya kita sedang membuat bencana. IPTEK dapat menjebatani antara
kemauan manusia dan kehendak bumi agar hidup harmoni di bumi
Peta Kawasan Rawan Bencana Erupsi G. Agung

Anda mungkin juga menyukai