Anda di halaman 1dari 35

Sindrome Koroner Akut

Program Studi D4 Keperawatan Lawang


Ira Rahmawati, S.Kep.,Ns., MNSc(EM)
2019
Kemampuan akhir yang diharapkan

Setelah mengikuti pembelajaran, mahasiswa


mampu:
1. Mengetahui patofisiologi Sindrome Koroner Akut
2. Menjelaskan komponen inti pemeriksaan fisik
dan anamnesa pada pasien dengan suspect ACS
3. Menjelaskan tanda dan gejala umum ACS
4. Menjelaskan penatalaksanaan dan asuhan
keperawatan pada pasien ACS di IGD
SINDROME KORONER AKUT

Contoh kasus:

https://www.youtube.com/watch?v=64UGYbA2-nM

https://www.youtube.com/watch?v=_WTQ_AlOtlg
Contoh Kasus

Seorang laki-laki, Tn. A 60 tahun datang ke IGD RS X


dengan keluhan nyeri dada seperti ditindih benda berat
didaerah substernal. Pasien mengatakan nyeri datang
ketika ia sedang membaca koran 1 jam yang lalu. Tn. A
tidak mempunyai riwayat penyakit apapun, hanya
riwayat hiperkolesterol.
Sindrome Koroner Akut
Sindrome Koroner Akut atau Acute Coronary Syndrome (ACS)
kondisi yang disebabkan gangguan suplay oksigen ke otot
jantung, meliputi :
1. STEMI (ST Elevasi Miocard Infark)
2. NSTEMI (Non-ST Elevasi Miocard Infark)
3. Unstable Angina pectoris

*Pasien biasanya datang dengan manifestasi klinis yang serupa


*Perbedaan utama terletak pada derajat obstruksi pembuluh
darah dan ada tidaknya sel jantung yang nekrosis
https://www.youtube.com/watch?v=VIYAAdkOOrk
Arteri Koronaria

1. Arteri
koronaria kiri
2. Arteri
koronaria
kanan
3. Arteri
circumflex
STEMI
 Disebabkan oleh obstruksi total dari arteri
Koroner
 Gambar EKG menunjukkan elevasi segmen ST
 Pasien yang mengalami STEMI merupakan
kandidat untuk dilakukan terapi reperfusi
Kriteria EKG untuk STEMI
Gejala klinis konsistent dengan ACS disertai adanya
gambaran:
 ST elevasi lebih > 1 mm di 2 lead ekstremitas yang
berurutan, atau
 ST elevasi lebih dari 2 mm di 2 chest lead yang
berurutan , atau
 New LBBB
NSTEMI dan unstable Angina Pectoris
 Disebabkan obstruksi partial dari coronary artery
 Gambaran EKG : ST depresi atau T wave invertion
 Cara membedakan NSTEMI dan unstable angina pectoris
adalah dari hasil pemeriksaan cardiac enzim (Troponin)
 Tidak dianjurkan untuk terapi reperfusi
SINDROME KORONER AKUT
Klasifikasi Angina pectoris

1. Angina Stabil
 Nyeri dada substernal paroksismal
 Nyeri berkurang atau hilang dengan istirahat atau
nitrogliserin

2. Angina tidak Stabil


 Disebut juga angina prainfark
 Nyeri dada terjadi pada saat istirahat
 Bagian dari ACS
 Nyeri dada lebih berat dan lebih lama dari angina stabil
> 20 menit
 Nyeri tidak berkurang dengan nitrat
Patofisiologi ACS
Pengkajian pasien dengan AMI
Anamnesa
1. Keluhan utama dan riwayat kesehatan saat ini
a. Nyeri dada
Nyeri jantung (angina pectoris) terjadi karena adanya
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen;
Karakteristik nyeri angina:
-Burning : perasaan terbakar
-Dada seperti diremas –remas
-Dada berat seperti tertindih
-Nyeri tidak berkurang dengan istirahat
-Nyeri tidak berkurang dengan Pemberian nitrar
-Dapat disertai dengan gejala angina equivalen
Pengkajian pasien dengan AMI

Angina Equivalen:
o Susah bernafas
o Dizzines
o Fatique
o Keringat berlebihan
o Nyeri daerah dagu atau lengan
o Berdebar-debar
o Pingsan / syncope
o Mual dan muntah tanpa ada sebab yang jelas
Anamnesa keluhan utama harus meliputi
O = onset
P = precipitating and palliative factors
Q = Quality dan Quantity
= nyeri pada AMI seperti diremas-remas, berat, sensai
tercekik
R = Region dan Radiation
= nyeri dada karena AMI biasanya di daerah substernal,
menjalar ke lengan kiri, leher, punggung.
S = Severity.
T = time, berapa lama nyeri berlangsung
AHA (American heart Association) Guidelines menyatakan
karakteristik nyeri dada yang bukan merupakan nyeri karena
iskemik mikardium adalah:
 Pleritis > nyeri tajam seperti ditusuk pisau yang bertambah
berat dengan pernafasan atau batuk
 Nyeri dada yang lokasi nyerinya bisa ditunjuk dengan ujung
jari
 Nyeri yang timbul akibat pergerakan dada atau palpasi pada
dinding dada
 Nyeri terus menerus yang berlangsung selama ber jam jam
 Nyeri dada yang menjalar ke ekstremitas bawah
 Nyeri dada yang berlangsung sangat cepat dalam hitungan
detik
Riwayat kesehatan sebelumnya dan riwayat keluarga
 Riwayat penyakit jantung sebelumnya, hipertensi, riwayat
pengobatan, dsb.
 Riwayat merokok dan riwayat penyakit dalam keluarga

Sebutkan faktor resiko aterosklerosis yang dapat dimodifikasi?

- Penelitian menunjukkan bahwa kejadian serangan jantung paling


banyak terjadi pada jam 6 pagi sampai siang.
- Mengapa pagi?
- Kejadian serangan jantung paling banyak terjadi hari senin?
Pengkajian Fisik pada Pasien dengan AMI
Pemeriksaan fisik harus dilakukan secara focus dan cepat, serta
meliputi:
 Tanda-tanda vital
 Suara nafas
 Suara jantung (menentukan ada mur mur)
 Nadi perifer
 Identifikasi kontraindikasi pemberian terapi fibrinolitik
Pemeriksaan Enzim Jantung
Cardiac Biomarkers
 CK = meningkat pada 6-8 jam setelah IMA, puncak 24-28
jam
 CKMB = mulai meningkat pada 6-8 jam setelah IMA,
puncak setelah 24 jam
 Troponin I atau T: meningkat dalam 2 jam setelah IMA, dan
tetap meningkat selama 7
sampai 10 hari
 BNP (brain-type natriuretilpeptide) untuk mendeteksi gagal
jantung. high BNP level associates with an increase in left
ventricle pressure and pulmonary circulation pressure.
Heart failure is suggested when a BNP level is higher than
500 pg per millilitre
Penatalaksanaan ACS

Tujuan Utama Terapi STEMI: adalah terapi reperfusi


o Pemberian fibrinolitik dalam waktu 30 menit setalah pasien tiba di
RS
o PCI (Percutaneus Coronary Intervention) dalam waktu 90 menit
pasien tiba di RS

Distinguishing between NSTEMI and STEMI is


valuable because the prognosis and treatment for
these conditions differ
Penatalaksanaan ACS
Berdasarkan hasil evaluasi EKG pasien digolongkan menjadi 3:
Intervensi keperawatan yang utama pada pasien dengan ACS adalah
kolaborasi pain- relief yang dapat dicapai dengan kombinasi
pemberian oksigen, nitrogliserin dan analgesic

Keep it simple:

MONA

M: morphine > analgesic dan anxiolytic > dilatasi vena , reduce blood
pressure dan menurunkan kebutuhan oksigen
O: oksigen bila perlu
N: nitrogliserin > dilatasai vena dan arteri perifer
A: aspirin
Terapi untuk Stemi
1. Fibrinolitik terapi
 Menghancurkan clot yang sudah terbentuk
 Tidak ada manfaat apabila diberikan setelah 12 jam
dari gelaja
Intervensi keperawatan sebelum diberikan terapi
fibrinolitik adalah memastikan tidak ada kontraindikasi
pemberian fibrinolitik.
Contoh obat trombolitik
Ateplase atau Recombinant tissue plasminogen activator (rt-
PA)
Pemberian obat ini hanya boleh dilakukan via infus
dengan menggunakan syringe pump atau infus pump
dengan dosis maksimal 0. 9 mg per Kg berat badan.
2. PCI
https://www.youtube.com/watch?v=I45kJJoCa6s
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan ACS
1. Pasien dengan gejala ACS harus bedrest
2. Kaji tanda-tanda vital dan saturasi oksigen
3. Beri oksigen apabila pasien sianosis, syok, sesak
atau saturasi oksigen < 94%
4. Pasang IV line
5. Kaji data fokus: riwayat kesehatan dan
pemeriksaan fisik
6. Lakukan monitoring EKG 12 leads
7. Lakukan monitoring irama jantung
Contoh Diagnosa keperawatan Pada pasien dengan
infark

 Nyeri dada berhubungan dengan infark miokardium,


angina
 Penurunan curah jantung berhubungan dengan gagal
ventrikel kiri, gangguan irama jantung, perubahan
preload.
 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan
curah jantung
 Resiko Perfusi Miokard tidak efektif
Komplikasi MI
o Arritmia
o Perikarditis
o Syok cardiogenic
o Heart failure /ADHF
DAFTAR PUSTAKA

Aehlert, B. (2012). ACLS Study Guide. 4th ed. St. Louis: Elsevier.
Marieb, E. (2015)., Essential of Human Anatomy & Physiology., 11th ed., England:
Pearson Education Limited.
Morton, PG., Fontaine, D., Hudak, CM & Gallo, BM. (2011). Keperawatan Kritis: Pendekatan
Asuhan Holistik. Edisi 8. Jakarta: EGC.

34
THANKS!
Any questions?
You can find me at:
▪ Irarahmawati.polkesma@gmail.com
▪ www.pojok-science.com

35

Anda mungkin juga menyukai