Anda di halaman 1dari 7

BENTUK-BENTUK ANCAMAN

TERHADAP KEDAULATAN NEGARA


AKSI TERORISME
KELOMPOK 3

• Hafsa Nur Annisa (K011191070)

• Anilda Adeswita (K011191120)

• Farah Herlia (K011191069)

• Fikriyyah Utami (K011191125)

• Nasyirah Siddiqah (K011191079)


TERORISME

TERORISME merupakan ancaman sangat nyata dengan bentuk penistaan terhadap


agama yang berpengaruh terhadap keutuhan dan kesatuan bangsa. Pun dalam
realitasnya, aksi kelompok radikal itu telah menimbulkan kerugian materil, nyawa,
serta rasa takut di masyarakat.
AKSI TERORISME YANG ADA DI INDONEISA

1 Teror bom di tiga gereja di Surabaya.

2 Serangan teroris di Mako Brimob.

3 Serangan teroris di Mapolda Riau.

4 Bom bunuh diri di Polrestabes Surabaya


dan Rusunawa Wonocolo Sidoarjo.
MENGAPA AKSI TERORISME BISA TERJADI?

• Pertama, faktor domestik. Misalnya, kemiskinan yang terus membayangi masyarakat menjadi
bagian pemicu terjadinya gerakan aksi terorisme. Begitu pula dengan pendidikan yang rendah.
Alhasil, mereka yang dapat dibujuk menjadi pelaku bom bunuh diri relatif memiliki pendidikan dan
pengetahuan agama yang minim. Tak kalah penting, perlakuan hukum yang tidak adil dari rezim
pemerintahan yang berkuasa.

• Kedua, faktor internasional. Jaringan terorisme tak lepas dari keterlibatan pihak luar. Jaringan terorisme
internasional memang cukup kuat dalam memberikan dukungan logistik. Misalnya, pasokan
persenjataan. internasional pun memberikan dana. Bahkan, ada ikatan emosional yang kuat antara
jaringan lokal dengan internasional.

• Ketiga, faktor kultural, masih banyak ditemukan orang memiliki pemahaman yang sempit dalam
menterjemahkan nilai-nilai agama yang berkembang di tengah masyarakat. Akibatnya, pelaku dapat
dipengaruhi mengikuti pemberi pengaruh untuk melakukan teror kepada masyarakat.
Upaya pemerintah dalam menanggulangi terorisme

1 Pada tingkat nasional, Indonesia memiliki strategi komprehensif dalam penanggulangan terorisme yang
mengkombinasikan hard dan soft approach. Dalam kaitannya dengan hard approach, Indonesia telah mengeluarkan Undang-
Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penanggulangan Terorisme dan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2013 tentang
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme.

2 Indonesia juga mendukung upaya pencegahan dengan diantaranya mengimplementasikan Resolusi DK PBB 1267 (1999) dan
1988 (2011) yang selaras dengan hukum nasional Indonesia terkait penanggulangan pendanaan terorisme. Atas dasar itu,
Indonesia telah memiliki Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris berdasarkan Daftar Sanksi Al-Qaeda dan Daftar Taliban
untuk proses pembekuan aset.

3 Indonesia melakukan program deradikalisasi dan kontra-radikalisasi. Dalam kaitan ini, Indonesia melalui Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme telah meluncurkan Blueprint Deradikalisasi serta mendirikan Pusat Deradikalisasi bagi
narapidana teroris. Mengacu pada dokumen Blueprint, program deradikalisasi mencakup rehabilitasi, reintegrasi, dan
reedukasi bagi narapidana teroris dengan memberdayakan para tokoh agama serta psikolog untuk memberikan counter-
narratives.
ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai