PENDIDIKAN DOKTER GIGI DEPOK 2018 LATAR BELAKANG Prevalensi diskolorasi gigi 10,67% dengan persentase kejadian pada laki-laki sebesar 55,97% dan perempuan sebesar 44,03% Obat kumur clorhexidine dapat menyebabkan diskolorasi gigi Obat kumur berbasis essential oil dijual bebas di pasaran sehingga dapat dibeli tanpa resep dokter TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan penelitian Manfaat penelitian 1. Manfaat bagi masyarakat Tujuan umum Memberikan informasi kepada Menganalisa pengaruh penggunaan masyarakat mengenai upaya obat kumur berbasis essential oil pencegahan diksolorasi gigi dengan terhadap diskolorasi gigi. mengetahui dosis yang tepat dalam menggunakan obat kumur Menambah wawasan masyarakat mengenai pengaruh obat kumur Tujuan khusus berbasis essential oil terhadap Mengetahui ada tidaknya diskolorasi gigi. pengaruh penggunaan obat 2. Manfaat bagi peneliti kumur berbasis essential oil Menambah ilmu dan pengetahuan pada diskolorasi gigi. 3. Manfaat bagi ilmu pengetahuan Mengetahui keefektifan obat dan perguruan tinggi kumur berbasis essential oil Menambah ilmu pengetahuan dalam menjaga kebersihan dalam kedokteran gigi mengenai rongga mulut. pengaruh obat kumur berbasis essential oil terhadap diskolorasi gigi TINJAUAN PUSTAKA Obat kumur berbasis essential oil Essential oil merupakan ekstrak alami yang disuling dari tanaman obat Terdapat salah obat kumur yang menggabungkan 4 bahan essential oil, yaitu eucalyptol, menthol, metil salisilat, dan thymol Manfaat penyegar napas dan pengobatan sariawan serta infeksi tenggorokan efektif mencegah pertumbuhan plak supragingiva dan gingivitis OBAT KUMUR BERBASIS ESSENTIAL OIL Cara pemakaian digunakan pada pagi dan malam hari setelah menyikat gigi sebanyak 20 mL yang setara dengan ¾ tutup botol. Kemudian obat dikumur dengan kuat selama 30 detik dan pastikan tidak ditelan Tetapi, dengan dosis dan cara yang salah dapat menimbulkan efek samping mucosal irritation, dryness, dan burning sensation (jika ada alkohol) TINJAUAN PUSTAKA Diskolorasi gigi Merupakan perubahan warna pada gigi Dapat terjadi karena faktor intrinsik dan ekstrinsik Diskolorasi gigi ekstrinsik dapat disebabkan karena penggunaan tembakau atau dengan minum kopi dan teh, anggur atau minuman cola secara teratur, dan obat kumur clorhexidine Patofisilogi partikel noda, seperti residu berpigmen dari faktor luar, menumpuk dalam lapisan protein yang menutupi enamel gigi TINJAUAN PUSTAKA Obat Kumur berbasis Essential Oil sebagai Agen Diskolorasi Gigi Menurut Debora L. Tumilisar, diskolorasi gigi dapat menunjukan hasil yang berbeda tergantung jenis obat kumur yang diberikan Penggunaan essential oil dan clorhexidine dapat menyebabkan warna gigi berubah menjadi kuning atau coklat Menurut Tara V. Shanbhag, essential oil tidak memiliki efek samping yang menyebabkan perubahan warna pada gigi, sedangakn clorhexidine memiliki efek samping berupa diskolorasi gigi KERANGKA TEORI KERANGKA KONSEP DEFINISI OPERASIONAL Variabel bebas Variabel terikat
Pengunaan obat kumur berbasis Diskolorasi gigi adalah suatu
essential oil adalah larutan yang keadaan dimana warna gigi geligi mengandung eucalyptol, menthol, mengalami perubahan karena metil salisilat, dan thymol yang faktor penyebab yang bersifat digunakan untuk meningkatkan patologik dan berasal dari oral hygiene yang diproduksi secara penggunaan obat kumur yang konvensional dan telah diproduksi diukur sesuai dengan teori Albert di Indonesia serta bebas di jual di Henri Munsell yaitu berdasarkan pasaran tanpa memerlukan resep kualitas warna yang membedakan dokter dengan frekuensi berbeda antara warna terang dengan warna yaitu 1 kali/hari, atau 2 kali/hari. gelap menggunakan shade guide tipe vitapan classic secara non- parametrik. HIPOTESIS Semakin meningkatnya frekuensi penggunaan obat kumur berbasis essential oil, semakin meningkat pula terjadiya diskolorasi gigi. ALUR PENELITIAN REFERENSI Hattab FN, Qudeimat MA, Al-Rimawi HS. Dental discoloration: An overview. J Esthet Restor Dent. 1999; Sari DN, Cholil, Sukmana BI. Perbandingan Efektifitas Obat Kumur Bebas Alkohol yang Mengandung Cetylpyridinium Chloride dengan Chlorhexidine Terhadap Penurunan Plak. Dentino , Kedokt Gigi. 2014; Miller N. Oral pathology: clinical pathologic correlations, 6th edition. Vol. 212, British Dental Journal. 2012. 567-567 p. Marsh, P. and Martin, M. (1999). Oral microbiology. Oxford: Wright. Sondang P, Hamada T. Menuju Gigi dan Mulut Sehat. Medan: USU Press; 2008. Pusdatin.kemkes.go.id. (2019). Pusat Data dan Informasi - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. [online] Available at: http://www.pusdatin.kemkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-info- datin.html [Accessed 2 May 2019]. Mounts GJ, Hume WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure. Mosby, 2006. Mendes, Ana Carolina & Restrepo, Manuel & Bussaneli, Diego & Cristina Zuanon, Angela. (2018). Use of Casein Amorphous Calcium Phosphate (CPP-ACP) on White-spot Lesions: Randomised Clinical Trial. Oral health & preventive dentistry. 16. 1-5. 10.3290/j.ohpd.a39749. Robertson TM, editor. Studervant’s Art and Science of Operative Dentistry. 4th ed. St. Louis: The Mosby Inc; 2002. Fragiskos D. Oral Surgery. Berlin: Springer; 2007. Garg, N. and Garg, A. (2013). Textbook of Operative Dentistry. 2nd ed. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher. Anusavice, K., Shen, C. and Rawls, H. (2013). Phillips' Science of Dental Materials. 13th ed. St. Louis, Mo.: Elsevier Shanbhag, Tara. Pharmacology for Dentistry 2nd ed. Elsevier. 2014.