Anda di halaman 1dari 8

HARKAT, MARTABAT DAN TANGGUNG JAWAB

MANUSIA
Saat saya masih duduk di bangku SMP, masih banyak
sifat kekanakan dan kurangnya sifat kedewasaan. Pada
saat yang sama kita memiliki banyak teman, kita
berteman dengan semua siswa, ada juga yang
membentuk kelompok kecil yang kita kenal geng,
namun tidak ada permusuhan yang berarti dengan
setiap individu setingkat bahkan dengan kakak kelas
atau adik kelas. Kita semua bangga dengan diri kita
dan teman sepermainan, tanpa memandang latar
belakang, status atau strata sosial kita semua berteman.
Kemudian masa SMP berlalu teman yang dulu
kita kenal telah berubah. Tentu saja kita senang
dan sangat bangga jika teman kita menjadi
orang sukses dan makmur, namun bagaimana
jika sebaliknya?
Suatu hari saya bertemu dengan teman SMP yang ternyata bekerja
di toko roti kecil di desa dan ada pula sebagai tukang bengkel.
Walaupun saya tetap menghargai mereka dan berbincang-
bincang dengan mereka saya tidak mampu menghilangkan
perasaan sedih saya terhadap perjalanan hidup kawan saya yang
ternilai 'kurang beruntung’.
Kondisi teman lama yang mungkin tidak seberuntung
apa yang kita ukur berdasar ukuran kita seharusnya
tidak menghilangkan nilai mereka sebagai seorang
manusia yang punya harkat dan martabat sama. Kita
juga harus mampu mengakui mereka tetap sebagai
teman, tetap menyapanya, dan berbicara dengannya,
walaupun kondisi ekonomi kita tidak lagi sejajar seperti
saat kita masih sama-sama berseragam putih biru
ataupun putih merah.
Apapun kondisi, situasi, keadaan seorang manusia
tetap bernilai sama dengan harkat dan martabat yang
sama juga terlepas dari kondisi ekonomi, suku, latar
belakang, ataupun jenjang pendidikan sekalipun tidak
bisa menyebabkan seorang manusia lebih besar dari
manusia lainnya. Jabatan, posisi, kekayaan, ataupun
kekuasaan adalah hal semu yang tidak 'ada' dimata
yang Kuasa (Tuhan Yang Maha Esa), nilai manusianya
tetap sama Roh, Jiwa/Akhlak, dan Badani manusi
sendiri.
Manusia di dalam hidupnya memiliki peran sebagai makhluk tuhan, makhluk individu
dan makhluk sosial. Tanggung jawab merupakan sifat yang mendasar dalam diri
manusia. Setiap individu memiliki sifat tanggung jawab, tanggungjawab akan semakin
membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Tanggung jawab pun
akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa
melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menuntut rasa kepedulian dan tanggung
jawab
• Pengalaman Oka yang berkaitan dengan tanggung jawab adalah : pertama saya bertanggung jawab
terhadap TYME. Karena beliau telah menciptakan mahkluk hidup dengan segala karunia yang telah
diberikan kepada saya, contoh : tanggung jawab saya kepada TYME adalah selalu taat melakukan
sembahyang dll. Lalu yang kedua dikeluarga Oka, Oka adalah anak pertama sebagai kakak yang baik
Oka mencontohkan perbuatan baik bagi adik-adiknya. Lalu ketiga tanggung jawab saya kepada
tempat belajar yaitu kampus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Saya bertanggung
jawab untuk mengerjakan tugas-tugas yang hendak diberikan dosen kepada Oka dan berusaha tidak
lari dari tanggung jawab ini.

• Dan yang terakhir tanggung jawab saya terhadap negara yaitu menjunjung tinggi nilai persatuan dan
kesatuan sesuai dengan yang tertera di dalam UUD 1945.

Anda mungkin juga menyukai