Anda di halaman 1dari 16

URGENSI ADANYA

STANDAR DALAM PROFESI


AKUNTANSI
ANGGOTA KELOMPOK :

1. PRANADITYA A.N 041811333139


2. SYAFAA ROMADHONI 041811333155
3. AISYAH KHAIRUN NISA 041811333167
4. ADITYA YULIAN 041811333170
5. NUR ANIZA 041811333194
Apa itu standar Profesi Akuntan?
Standar yang dibuat agar semua orang yang terkait
di dalam proses akuntansi memiliki acuan yang jelas
dan pemahaman yang sama terhadap hal-hal yang
terkait dalam Profesi Akuntan.
Mengapa Harus Menggunakan Standar
Profesi Akuntan?
Dengan keseragaman bentuk Akuntansi yang berlaku secara internasional akan
membuat Laporan Keuangan suatu perusahaan dapat digunakan secara global
oleh ;
1.Pemegang saham
2.Investor
3.Kreditur
4.Supplier
5.Pemerintah, dll
Etika Profesi Akuntan
• Profesional
• Tanggung jawab
• Standar Teknis
• Integritas
• Kerahasiaan
• Obyektifitas
Penyusunan Standar Profesi dalam Akuntansi
Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

1. Due Process Procedure penyusunan dan pencabutan standar akuntansi keuangan /standar akuntansi
keuangan syariah adalah sebagai berikut :
a) Identifikasi isu
b) Konsultasi isu dengan DKS dalam hal ini diperlukan
c) Melakukan riset terbatas
d) Pembahasan materi standar akuntansi keuangan / standar akuntansi keuangan syariah
e) Pengesahan dan publikasi exposure draft
f) Pelaksanaan publik hearing
g) Pelaksanaan limited hearing
h) Pembahasan masukan publik
i) Pengesahan standar akuntansi keuangan / standar akuntansi keuangan syariah

2. Due Process Procedure penyusunan bulletin teknis dan annual improvement tidak wajib mengikuti
keseluruhan tahapan due process yang diatur sebagaimana dimaksud pada ayat
Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP)

Standar-standar yang tercakup dalam SPAP adalah:

● Standar Auditing
● Standar Atestasi
● Standar Jasa Akuntansi dan Review
● Standar Jasa Konsultansi
● Standar Pengendalian Mutu

Kelima standar profesional di atas merupakan standar teknis yang bertujuan


untuk mengatur mutu jasa yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik di
Indonesia.
Standar Akuntansi Pemerintahan

Merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan


menyajikan Laporan Keuangan Pemerintah yang terdiri atas Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Permerintah Daerah (LKPD).

Basis Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah : Kas & Akrual

SAP dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan


(PSAP), yaitu SAP yang diberi judul, nomor, dan tanggal efektif. PSAP dapat
dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
(IPSAP) atau Buletin Teknis SAP. IPSAP dan Buletin Teknis SAP disusun dan
diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) dan
diberitahukan kepada Pemerintah dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Standar Akuntansi Syariah

Standar Akuntansi Syariah (SAS) adalah Pernyataan Standar Akuntansi


Keuangan (PSAK) Syariah yang ditujukan untuk entitas yang melakukan
transaksi syariah baik entitas lembaga syariah maupun lembaga non syariah.
Pengembangan SAS dilakukan dengan mengikuti model SAK umum namun
berbasis syariah dengan mengacu kepada fatwa MUI.
SAS ini terdiri dari PSAK 100 sampai dengan PSAK 106 yang mencakup
kerangka konseptual; penyajian laporan keuangan syariah; akuntansi murabahah;
musyarakah; mudharabah; salam; istishna
Adanya tuntutan akan kebutuhan akuntansi untuk entitas syariah maka komite
akuntansi syariah dewan standar akuntasi keuangan (KAS DSAK) menerbitkan
enam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) bagi seluruh lembaga
keuangan syariah (LKS). Dalam penyusunaan keenam PSAK, KAS DSAK
mendasarkan pada pernyataan akuntansi perbankan syariah Indonesia (PAPSI)
Bank Indonesia. Selain itu, penyusunan keenam PSAK juga mendasarkan pada
sejumlah fatwa akad keuangan syariah yang diterbitkan oleh dewan syariah
nasional majelis ulama indonesia (DSN MUI). SAS ini terdiri dari PSAK 101 sampai
dengan PSAK 108 yang mencakup kerangka konseptual; penyajian laporan
keuangan syariah; akuntansi murabahah; musyarakah; mudharabah; salam;
istishna.
KONSEKUENSI PELANGGARAN
a. SANKSI ADMINISTRATIF MENTERI KEUANGAN
Pelanggaran administratif antara lain:

﹡pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis klien

﹡telat mengajukan perpanjangan izin; pendirian dan pengelolaan KAP dan cabang yang tak benar

﹡mempekerjakan tenaga asing tak sesuai aturan.

﹡tidak independen atau punya benturan kepentingan

﹡menghalang-halangi pemeriksaan atas KAP oleh Menteri Keuangan.

﹡melanggar larangan akuntan publik


Sanksi administratif yaitu:
﹡rekomendasi untuk melaksanakan kewajiban tertentu
﹡peringatan tertulis
﹡pembatasan pemberian jasa kepada suatu jenis entitas tertentu
﹡pembatasan pemberian jasa tertentu; pembekuan izin
﹡pencabutan izin
﹡Denda dapat dikombinasikan dengan sanksi administratif lain dan masuk ke kas
Negara pos Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
B. SANKSI ADMINISTRATIF OJK
Pelanggaran administratif antara lain:
﹡keterlambatan penyerahan laporan
﹡tidak memenuhi persyaratan dari OJK
﹡tidak memenuhi jumlah SKP PPL
﹡tidak memenuhi kondisi independent
﹡tidak menyampaikan laporan dengan benar.
Sanksi administratif yaitu:
﹡teguran tertulis atau peringatan tertulis
﹡Denda
﹡pembekuan pendaftaran
﹡pembatalan pendaftaran
OJK dapat memberikan pembekuan pendaftaran untuk jangka waktu satu tahun.
Namun, OJK dengan pertimbangan tertentu dapat langsung memberikan sanksi
pembatalan pendaftaran, tanpa melakukan pembekuan pendaftaran terlebih
dahulu atau masa pembekuan belum satu tahun
C. SANKSI PIDANA Sanksi pidana yang dapat diberikan
adalah :
Sanksi pidana dapat diberikan dalam hal:
dalam bentuk pidana penjara atau
﹡akuntan publik melakukan manipulasi
denda. Proses pemberian sanksi
﹡membantu melakukan manipulasi
pidana melibatkan pihak Kepolisian,
﹡memalsukan data Kejaksaan, Pengadilan, dan pihak-
﹡sengaja menghilangkan catatan atau pihak lainnya.
kertas kerja
﹡menjadi pihak terasosiasi dalam
kejahatan yang disebutkan sebelumnya
﹡memberikan keterangan atau
dokumen palsu untuk memperpanjang
izin akuntan publik.
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH
ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai