Anda di halaman 1dari 33

Kanker Prostat

Joice Tabita
1953022
Definisi

Kanker prostat
Bentuk keganasan prostat yang tersering adalah Adenokarsinoma prostat,
bentuk lain yang jarang adalah: sarkoma (0,1-0,2%), karsinoma urotelial
(1-4%), limfoma dan leukemia1. Oleh karena itu, terminologi Kanker prostat
mengacu pada Adenokarsinoma prostat.

Kanker prostat adalah penyakit keganasan pria nomordua tersering dan


merupakan penyakit keganasannom0r lima tersering secara keseluruhan di dunia.
Hampirtiga perempat kasus kanker prostat yang tercatat beradadi negara-negara
maju. Insiden tertinggi kanker prostatsaat ini adalah di Australia dan Selandia
Baru
Etiologi

Usia
Ras
Diet dan gaya hidup
Riwayat keluarga
Mutasi Genetik
Merokok

Pemeriksaan

 Anamnesis
 colok dubur
 PSA serum
 ultrasonografi transrektal/ transabdominal.
Manifestasi klinis

Gangguan pola perkemihan baik frekuensi, adanya desakan, nokturia akibat membesarnya ukuran
kelenjar yang mendesak urethra. Terjadinya obstruksi urethra mengganggu perkemihan, lama-
kelamaan berkembang terjadinya anemi
Penatalaksaan medis

 Terapi hormonal
- Orchiedectomy bertujuan untuk mencapai kadar testosterone serum pada
level yang rendah
- activesurveillance,
- prostatektomi radikal,
- radioterapi radikal,terapi hormonal, dan
- kemoterapi untuk penderitahormone refractory prostate cancer(HRPC).
PENGKAJIAN PERSISTEM
- Riwayat penyakit dulu
Adanya penyakit yang berhubungan dengan saluran perkemihan, misalnya ISK (Infeksi Saluran Kencing ) yang berulang.
Penyakit kronis yang pernah di derita. Operasi yang pernah di jalani kecelakaan yang pernah dialami adanya riwayat
penyakit DM dan hipertensi .

- Pola tidur

Klien ditanya lamanya tidur, adanya waktu tidur yang berkurang karena frekuensi miksi yang sering pada malam
hari ( nokturia). Kebiasaan tidur memekai bantal atau situasi lingkungan waktu tidur juga perlu ditanyakan. Upaya
mengatasi kesulitan tidur.

- Pola penanggulangan stress


Menanyakan apa klien merasakan stress, apa penyebab stress, mekanisme penanggulangan terhadap stress yang
dialami. Pemecahan masalah biasanya dilakukan klien bersama siapa. Apakah mekanisme penanggulangan stressor
positif atau negatif.

-Pola eliminasi
Klien ditanya tentang pola berkemih, termasuk frekuensinya, ragu ragu, menetes - netes, jumlah klien harus bangun pada
malam hari untuk berkemih, kekuatan system perkemihan. Klien juga ditanya apakah mengedan untuk mulai atau
mempertahankan aliran kemih. Klien ditanya tentang defikasi, apakah ada kesulitan seperti konstipasi akibat dari prostrusi
prostat kedalam rectum.
Identitas klien

Nama : Tn. B
Jenis Kelamin : laki laki
Umur : 54 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : menikah
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku/ bangsa : Indonesia
Alamat : Ujung Berung
No register : 00-23-14-99
Diagnosa Medis : CA. Prostat post Orchidectomy
Keluhan utama :
Pasien mengeluh nyeri skala 5 (1-10) di bagian perineum, terasa perih karna ada
kateter, nyeri hilang timbul.

Riwayat penyakit sekarang


Tn. B mengeluh sakit saat miksi, miksi terasa tidak tuntas , sering berkemih pada
malam hari sehingga sering terbangun, sudah sebulan Tn. B menemukan darah saat
berkemih , tanggal 3 Juli pasien didiagnosa menderita kanker prostat, kemudian
mengikuti pengobatan hormonal hingga akhirnya dokter menganjurkan operasi
orchiedectomy pada tanggal 10 September 2019 dan di rawat di ruang bougenville 2
lantai 4 no kamar 457-1
Riwayat penyakit dahulu :
Pasien Pernah mengalami penyakit ISK pada tahun 2010 dan di rawat di rumah sakit
Advent Bandung
3. Life-Style
A. Diet Patern
 Dirumah: Ps makan 3x/hari, regular ps ate all, minum air putih 7-8
gelas/hari, kesukaan makanan dirumah adalah gorengan
 Di RSA: Ps makan 3x/hari, soft ps ate ½ porsi dikarenakan susah menelan,
minum air putih 600cc/7 jam
B. Sleep and rest pattern
 Dirumah: Ps tidur 6-7 jam di malam hari, tidur siang juga sangat jarang
karena harus pergi kuliah
 Di RSA: Ps tidur tidak nyenyak sering terbangun dikarenakan nyeri yang
dirasakan pasien pada luka bekas operasi, waktu tidur 4-5 jam
C. Elimination
 Dirumah: Ps BAB 1x/hari, feces keras atau padat, tidak ada tanda
perdarahan, tidak ada rasa nyeri saat BAB. Bak 6-8x/hari jernih, tidak ada
nyeri saat BAK
 Di RSA: Ps BAB 1x/hari, pasien menggunakan kateter, urine berwarnah
kuning, dan tidak ada rasa nyeri saat BAK
D. Activities Daily Living (ADL)
 Dirumah: Ps beraktifitas seperti biasanya dan dapat bekerja dengan baik, ps
mampu memenuhi kebutuhan secara mandiri
 Di RSA: Ps bedrest total, ps tidak mampu memenuhhi kebutuhan sendiri dan
kebutuhan ps dibantu oleh kelurga yang menjaga dan perawat yang bertugas
Physical Examination
1. Vital Sign
Temperature: 36,3°C
Pulse: 87x/menit
Respiration: 20x/menit
Blood Pressure: 100/80 mmHg
2. Head-Mouth
 Head: tidak ada lesi
 Eye: Normal, simetris, penglihatan baik, tidak menggunakan alat bantu
penglihatan, dan konjungtiva berwarna pucat
 Ear: Normal, simetris, tidak ada nyeri tekan, lubang telinga tampak bersih,
tidak ada tanda-tanda perdarahan, mampu mendengar dengan baik dan
jelas, tidak menggunakan alat bantu pendengaran
 Nose: Normal, simetris kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pernafasan cuping hidung, tidak ada tanda-tanda perdarahan, lubang hidung
tampak bersih
 Throat: Normal, simetris, ada nyeri saat menelan, tidak ada pembengkakan
atau pembesaran JVP
 Mouth: Bibir berwarna pucat, bibir kering, kebersihan gigi dan gusi kurang,
tidak terdapat perdarahan pada mulut dan gusi pasien, bau mulut yang tidak
sedap, membrane mukosa mulut berwarnah merah mudah, kemampuan
pergerakan lidah (+), masih bisa membedakan rasa asam, asin, pahit, dan
manis.
3. Chest
 Inspection: Bentuk dada simetris kiri dan kanan, tidak ada benjolan, respirasi
20x/menit
 Palpation: Tidak ada nyeri saat ditekan pada dada , tidak ada benjolan, tidak
ada krepitasi
 Percussion: Bunyi resonance pada paru-paru
 Auscultation: Terdengar s1 dan s2 (lup-dup), reguler 87x/menit
4. Upper Extremities
 Inspection: Tangan kanan dan kiri simetris, kekuatan otot tangan kiri 1,
tangan kanan 5 infus di tangan kanan
 Palpation: CRT <2 detik, Babinski refleks, tidak ada nyeri tekan
5. Abdomen
 Inspection: Tampak simetris, tidak ada lebam, tidak ada stracmart
 Auscultation: Terdengar bising usus 12x/menit
 Palpation: Tidak ada nyeri tekan di 4 quadran (RUQ,RLQ,LUQ,LLQ), dan tidak
ada benjolan
 Percussion: Terdengar bunyi timpani pada daerah abdomen
6. Lower Extremities
 Inspection: Tampak simetris kiri dan kanan, tidak ada pembengkakan,
kekuatan otot kaki kiri 1, kaki kanan 5
 Palpation: CRT<2 detik, Babinski refleks, dan tidak ada nyeri tekan
7. Genetalia
Terdapat luka post operasi di bagian Perinial
Obat
Nama dosis & rute pemberian obat
 Tramadol 1 x 1gr IV : pereda nyeri
 Pranza 2 x 40gr IV : obat lambung
 Rantin 2 x 1mg IV : obat lambung
 Vit C 1 x 500mg IV
 Cefadroxile 1 *100 mg
No Data focus Etiologi Problem
1 DS: “Nyeri sus” Agen-agens cidera fisik Nyeri akut

DO :KU pasien sedang, tampak luka


yang di perban pada skrotum dn
bagian perut bawah. Pengkajian nyeri
yaitu paliatif provokatif: luka sayatan
post operasi, qualitas: tersayat, region:
perut bagian bawah dan skrotum, severity:
4, time: terus menerus lebih terasa bila
akan BAK
2. Kelemahan umum Intoleransi Aktifitas
Ds :” takut gerak sus”
DO: - pasien tampak lemah berbaring di
tempat tidur
- Pasien tidak mau bergerak tapi ingin
pulang cepat

3. DS: “…” Kerusakan jaringan dan Resiko infeksi


Terdapat luka yang diperban di bagian peiningkatan paparan
perut bawah tengah luka jahitan panjang lingkungan
kurang lebih 7 cm dan lebar 1 cm. Terdapat
juga luka jahitan di skrotum panjang kurang
lebih 10cm dan lebar kurang lebih 2cm
Diagnosa : Nyeri
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan nyeri dapat berkurang dengan
kriteria hasil :
- Klien mengatakan nyeri berkurang/ hilang dengan menyebutkan skor dengan skala
0 = (1-10)
- Ekspresi wajah klien tenang
- Klien menunjukkan ketrampilan relaksasi genggam non farmakologi
Intervensi
 Kaji karakteristik nyeri lokasi, kualitas, frekuensi, durasi, skala dst
 ke dua tenangkan pasien bahwa anda mengetahui bahwa nyeri yang dirasakannya
adalah nyata dan bahwa anda akan membantu pasien dalam mengurangi nyeri
tesebut.
 Mengajarkan tehnik genggam relaksasi
 Kolaborasi memberikan obat analgesik
Intervensi dan evaluasi nyeri
Ds : “nyeri sus”
Do : Evaluasi
- Pasien mengatakan nyeri post operasi S : “…”
- Pasien terlihat lemah
0 : - pasien mengatakan nyeri
TD : 140/60 mmHg
berkurangdengan menyebutkan skor
N : 110x/menit
dengan skala 1 = (1-10)
S : 37C
RR : 20 x/m - Ekspresi wajah pasien tenang
Skala nyeri 5 (1-10) - pasien menunjukkan ketrampilan
Implementasi : relaksasi genggam non farmakologi
11 -09-2019
A : Masalah teratasi sebagian
 Perawat mengkaji lokasi nyeri dibagian
perineal dan skala nyeri 5 (1-10) P : lanjutkan intervensi
 Perawat mengajarkan nyeri ada dan akan
berkutang/hilang,
 Perawat engajarkan tehnik genggam relaksasi
 Perawat berkolaborasi dengan dokter
memberikan obat analgesic yaitu Tramadol
50 mg 1*1 tab PRN
Diagnosa 2 : intoleransi aktifitas

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien mampu


melakukan aktivitas secara bertahap dengan kriteria hasil :
- Pasien mampu melakukan mika miki
- -tidak ada keluhan kaku otot
- Keluarga mempu memenuhi kebutuhan aktifitas berat bagi pasien
Intervensi :
- Kaji faktor-faktor yang menyebabkan keletihan (makan, minum, dan eliminasi)
- Ajarkan tentang pengaturan aktivitas dan teknik managemen waktu untuk
mencegah kelelahan
- Ajarkan pasien bagaimana menggunakan postur an mekanika tubuh yang benar
saat melakukan aktivitas
- Ajarkan pasien dan keluarga tehnik perawatan diri yang akan meminimalkan
konsumsi oksugen.
- Puji hal hal yang kecil saat pasien berhasil menyelesaikannya.
Inplementasi dan evaluasi Intoleransi
aktifitas
Ds :” takut gerak sus” Evaluasi
DO: - pasien tampak lemah berbaring di tempat tidur
- Pasien tidak mau bergerak tapi ingin pulang cepat
Implementasi :
Ds : “…”
12-09-2019 DO : Pasien mampu melakukan mika
- Perawat mengkaji kebutuhan makan miki dan pergerakan secara bertahap
dan eliminasi - -tidak ada keluhan kaku otot
- Perawat menganjurkan pasien untuk
melakukan kegiatan yang ringan - Keluarga mempu memenuhi
secara bertahap (mika miki) kebutuhan aktifitas berat bagi
- Perawat mengajarkan postur tubuh pasien
saat makan dan eliminasi
A: masalah terarasi sebagian
- Perawat mengajarkan dan
menganjurkan keluarga untuk P : Lanjutkan intervensi
memeberikan perawatan diri untuk
pasien agar mempermudah aktifitas
- Perawat memuji hal hal yang kecil
saat pasien berhasil
menyelesaikannya
Diagnosa ke 3 : Resiko infeksi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan 2*3 jam diharapkan klien tidak mengalami infeksi
dengan kriteria hasil

1. Tidak ada tanda-tanda infeksi


2. TTV normal dan tidak menunjukkan tanda-tanda shock
3. Waktu penyembuhan cepat
- Intervensi :
1) Pertahankan system kateter steril berikan perawatan steril
- Rasional : mencegah masuknya bakteri dan virus yang menyebabkan infeksi
2) Anjurkan intake cairan yang cukup (2500-3000) sehingga dapat menurunkan
potensial infeksi
Rasional: Meningkatkan output urine sehingga resiko terjadi ISK dikurangi dan
mempertahankan fungsi ginjal
3) Observasi urine : warna, jumlah, bau
Rasional : Mengidentifikasi adanya infeksi
4) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik
Rasional : membantu proses penyembuhan
Implementasi Evaluasi
- Perawat mempertahankan system Ds :
kateter steril berikan perawatan
steril Do :1. Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Perawat menganjurkan intake cairan 2. TTV normal dan tidak
yang cukup (2500-3000) sehingga menunjukkan tanda-tanda shock
dapat menurunkan potensial infeksi
3. Waktu penyembuhan cepat
- Perawat mengobservasi urine :
warna, jumlah, bau
- Perawat berkolaborasi dengan dokter
untuk pemberian antibiotic
Cefadroxil 100 mg 1*1
Jurnal
Leaflet

Anda mungkin juga menyukai