Anda di halaman 1dari 25

HIV

dan
AIDS
Joice Tabita
1953022
Fakultas Ilmu Keperawatan
Program Studi Ners
Universitas Advent Indonesia
CITRA USADHA INDONESIA
Gejala HIV/AIDS
KOMPLIKASI HIV/AIDS
HIV + PENICILLIOSIS MARNEFFEIA
HIV + CANDIDIASIS
HIV + HERPES SIMPLEKS
HIV + SIFILIS
HIV + TUMOR
HIV + KAPOSI’S SARCOMA
perjalanan penyakit HIV dalam tubuh seseorang tergolong unik, memiliki masa
inkubasi yang sangat panjang

STADIUM 1 STADIUM 2 STADIUM 3 STADIUM 4

Window HIV+ dengan


AIDS
period gejala
HIV +
penyakit CD4 < 200
1 – 3, bahkan Asimptomatik
6 bulan 5 – 10 tahun > 1 bulan 1 – 2 th.
 HIV keluar dari tubuh dalam jumlah cukup dan
dalam keadaan hidup masuk ke dalam tubuh
lain.

PRINSIP PENULARAN HIV


CEGAH HIV DENGAN

D
B C
A A: Abstinence
B: Be Faithfull
E C: Condom
D: No Drugs
E: Education
 Konseling dan testing secara sukarela adalah tes
individu dengan sukarela untuk mengetahui
status HIV seseorang. Tes ini merupakan
pengambilan darah dan pemeriksaan
laboratorium secara sukarela yang harus disertai
konseling

 Prevention of Parent to Child Transmission (PPTCT)


merupakan pelayanan yang dikhususkan
terhadap orangtua yang terinfeksi HIV. Setiap
orangtua, terutama ibu hamil, yang berstatus HIV
positif, menjadi perhatian dari pelayanan ini

JENIS PELAYANAN HIV DAN AIDS


 Provider Initiated Testing and Counseling (PITC)
merupakan layanan pemeriksaan darah untuk
mengetahui status HIV seseorang berdasarkan
pada inisiatif atau rekomendasi dari petugas
kesehatan dan pasien menerima saran tersebut.
Hal ini biasanya terjadi dalam setting medis.

 Care Support and Treatment (CST) merupakan


layanan terkait dengan pemberian dukungan
kepada orang yang telah berstatus HIV.
Pelayanan ini akan terjadi setelah seseorang
melalui proses tes darah atau ketika seseorang
yang telah menerima status HIV.

JENIS PELAYANAN HIV DAN AIDS


 Tes untuk mendeteksi keberadaan virus HIV atau antibodi
terhadap virus di dalam darah, air liur atau air kencing

 Penapisan darah dan organ  Biasanya dilakukan


sebelum ditransfusikan atau ditransplantasikan

 Mendiagnosa infeksi HIV pada individu  KTS

 Melaksanakan surveilans  tes terhadap kelompok


masyarakat tertentu untuk mengetahui insidens HIV
(jumlah kasus HIV) atau untuk memperkirakan prevalensi
(persentase dari populasi yang terinfeksi HIV)

KAPAN TEST HIV DILAKUKAN?


 Mempertahankan perilaku yang aman
 Mengubah perilaku dari yang berisiko
ke perilaku aman
 Mempertahankan hasil tes yang
negatif
 Menjadi elemen aktif kegiatan
pencegahan dan penanggulangan
AIDS bagi kelompoknya, masyarakat
dan lingkungannya

BAGAIMANA DENGAN YANG


HASIL TES NEGATIF?
 Sekedar cemas atau…
 Pernah melakukan perilaku berisiko
baik seksual atau non-seksual?

PERTIMBANGAN “APAKAH
PERLU TES DARAH?”
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai