Kelompok 4 : Putri Maysaelendra S. (12010118130113) Ihda Sulistyani (12010118130121) Nurul Anisa Rahma (12010118130205) Nisrina Cahya K. (12010118140234) Manajemen Saintifik Manajemen saintifik atau disebut juga manajemen modern adalah kepemimpinan atau pengelolaan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan dengan menggunakan cara kerja yang berdasarkan prinsip - prinsip atau pedoman - pedoman keilmuan.
• Ciri – Ciri Manajemen Saintifik
1. Menggunakan cara kerja keilmuan dan prinsip - prinsip keilmuan sebagai hasil percobaan dan penyelidikan yang ilmiah pula. 2. Terdapat nasionalisasi 3. Terdapat standarisasi 4. Terjadi peningkatan produktivitas sebagai hasil kerja yang efektif dan efisien 5. Cara kerja dan hasil kerjanya dapat mengikuti dan memenuhi tuntutan kebutuhan jaman yang makin meningkat • Tahap - tahap perkembangan manajemen ilmiah :
1. Tahap Survival ( 1886 - 1930 )
Dalam tahap survival ini, para ahli memperjuangkan untuk diakuinya manajemen sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan. 2. Tahap konsolidasi atau penyempurnaan ( 1930 - 1945 ) Dalam tahap ini para pelopor manajemen ilmiah merumuskan metode - metode dan prinsip - prinsip dari ilmu manajemen yang dapat dipraktekan dalam kegiatan - kegiatan perusahaan. 3. Tahap human relation ( 1945 - 1959 ) Dalam tahap ini, selain mengunakan prinsip - prinsip berdasarkan keilmuan, juga lebih mengutamakan perhatian kepada manusia ( para pekerja ) yang berperan serta dalam kegiatan - kegiatan mencapai tujuan usaha. 4. Tahap behaviouralisme ( 1959 - sekarang ) Dalam tahap ini perhatian utama para ahli manajemen terutama dipusatkan terhadap pentingnya peranan manusia kerja dalam usaha mencapai tujuan perusahaan. Sejarah Manajemen Personalia Manajemen personalia merupakan cabang dari ilmu manajemen yang telah dipraktikan sejak adanya hubungan antara atasan dan bawahan atau hubungan superior-subordinasi. Dalam masyarakat primitif, terdapat hubungan superior-subordinasi. Superior atau utusan adalah kepala atau tuan, sedangkan subordinasi adalah anggota-anggota masyarakat. Di sini pun dalam artian sempit, manajemen personalia sudah dipraktikan. Pada umumnya masyarakat yang masih sederhana, para anggota masyarakat mengabdi kepada pemimpin. Karena adanya rasa mengabdi kepada masing-masing orang baik kepada atasan maupun kepada sesamanya, maka tidak banyak masalah-masalah yang timbul dan harus dipecahkan oleh atasan. Antara abad ke-18 dan abad ke-19, keadaan yang disebut di atas mengalami perubahan drastis. Permulaan abad ke-18, semua anggota dari suatu kesatuanya dianggap sebagai milik dari yang mengepalainya. Pada umumnya yang mengepalainya adalah tuan tanah, sedangkan mereka yang bekerja pada tuan tanah dianggap sebagai budak. Di sini untuk mencapai tujuan tertentu, para tuan tanah dapat memperlakukan budak semau hati. Lama kelamaan para budak yang sudah mempunyai keahlian ini dapat menebus dirinya dari perbudakan dengan jalan pemberian ganti rugi kepada tuan tanah. Bekas-bekas budak yang sudah bebas ini kemudian menimbulkan kelas baru dalam masyarakat, yang kemudian diberi nama karyawan merdeka. Sungguhpun mereka bernama karyawan merdeka, namun sesungguhnya mereka masih bekerja pada tuan-tuan tanah. Upah yang diterimanya ditentukan oleh tuan tanah sebesar yang dianggap dapat menyambung hidup karyawan merdeka dengan keluarganya. Di samping beberapa perkembangan konsep di atas, ada beberapa alasan lagi mengapa pada abad ke-20, masalah-masalah personalia begitu diperhatikan. Ini dapat digolongkan ke dalam lima sebab: a. Perkembangan scientific management yang dipelopori oleh Taylor b. Kekurangan tenaga kerja pada perang dunia pertama bagi negara-negara yang memasuki peperangan c. Kemajuan dari serikat-serikat pekerja d. Semakin meningkatnya campur tangan pemerintah dalam hubungan antara majikan dan buruh e. Akibat depresi tahun 1930 Penataan Personil Berikut ini Secara urut proses penataan personil adalah: 1. Merencanakan kebutuhan pegawai 2. Penarikan, nilai dari mengumumkan kebutuhan pegawai, menyeleksi (reqruitment), Penempatan (placementsesuai dengan formasi) 3. Menggunakan tenaga kerja termasuk merangsang gairah kerjadengan menciptakan kondisi-kondisi atau suasana kerja yang baik 4. Memelihara kesejahteraan pegawai berupa gaji, insentif, hari libur dan cuti, pertemuan-pertemuan yang bersifat kekeluargaan dan bentuk- bentuk kesejahteraan yang lain 5. Mengatur kenaikan pangkat dan kenaikan gaji yang lain 6. Meningkatkan mutu pegawai baik melalui pendidikan maupun kesempatan-kesempatan lain misalnya mengikuti pendidikan (Insentive Training), penataran, diskusiilmiah,lokakarya,penataran, langganan majalah dan surat kabar, menjadi anggota perkumpulan profesi dan sebagainya. 7. Mengadakan penilain terhadap prestasi kerja pegawai untuk memperoleh data dalam rangka peningkatan pangkat pegawai 8. Menata pemutusan hubungan kerja dengan pegawai. Manfaat Manajemen Personalia
• Dapat memperbaiki pemanfaatan sumber daya manusia.
• Bisa menyesuaikan aktifitas sumber daya manusia dan kebutuhan di masa depan secara efisien. • Mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi pendayagunaan SDM. • Mampu meningkatkan efisiensi dalam menarik pegawai baru. • Dapat melengkapi informasi sumberdaya manusia yang dapat membantu kegiatan sumber daya manusia dan unit organisasi lainnya. Lahirnya Psikologi Industri • Penerapan psikologi umum sudah mulai terlihat pada awal abad 20 • 1901, Walter Dill Scott berbicara tentang kemungkinan penggunaan psikologi dalam periklanan. • Tahun 1903 ia menerbitkan bukunya The Theory of Advertising, yang dipandang sebagai buku pertama yang membahas tentang psikologi dengan suatu aspek dari dunia kerja. • Tahun 1913 terbit buku lain dengan judul The Psychology of Industrial Efficiency yang ditulis oleh Hugo Muensterberg. yang membahas secara lebih luas bidang dari psikologi industri. • Kemudian Frederick Winslow Taylor mengemukan teori tentang scientific management. • Mulai tahun 1960-an penerapan psikologi di bidang penjualan, dengan mengadakan penelitian perilaku konsumen. Sehubungan dengan hal tersebut maka dimulai kegiatan promosi melalui berbagai media untuk menarik konsumen. • Fred Fiedler mengemukakan teori kepemimpinan yang di kenal sebagai contigency models of leadership, yang menyatakan situasi yang berbeda membutuhkan leadership style yang berbeda pula. Dalam era ini, teori-teori organisasi mulai tumbuh dan berkembang dengan lebih banyak variasinya. Pada masa sampai Perang Dunia II, maka Classical organization theory mendominasi ranah teori organisasi. • Pada tahun 1971, istilah Psikologi Industri dan Organisasi mulai digunakan di kalangan akademisi dan praktisi. • Frederick Winslow Taylor, seorang sarjana teknik, mencari cara-cara yang paling efisien untuk melakukan suatu pekerjaan, dan menciptakan berbagai macam alat mekanik yang disesuaikan dengan stuktur faal badan anggota badan kita. Pada masa itu mulailah para sarjana psikologi eksperimen bersama-sama dengan para sarjana tehnik industri menggarap objek studi yang baru, yaitu kesesuaian dan penyesuaian dari lingkungan kerja fisik, peralatan kerja dan proses kerja dengan keterbatasan kemampuan fisik dan psikik dari manusia sebagai tenaga kerja. Aspek-aspek psikologi industri : • Personel. Meliputi bidang seperti analisis pekerjaan, merekrut pelamar, memilih karyawan, menentukan tingkat gaji, pelatihan karyawan dan mengevaluasi kinerja karyawan. • Organisasi. Membahas masalah kepemimpinan, kepuasan kerja, motivasi karyawan, komunikasi organisasi, manajemen konflik, perubahan organisasi dan proses kelompok dalam sebuah organisasi. • Faktor manusia. Mempelajari mengenai desain tempat kerja, interaksi antara manusia dan mesin, desain ergonomi dan memperhitungkan masalah kelelahan fisik dan stres. Ruang Lingkup Psikologi Industri dan Organisasi. • Psikologi Industri Dan Organisasi Mempelajari Perilaku Manusia.Yang dimaksudkan dengan perilaku manusia adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh manusia. • Perilaku Manusia Dipelajari Dalam Perannya Sebagai Tenaga Kerja Dan Sebagai Konsumen. • Perilaku Manusia Dipelajari Secara Perorangan Dan Secara Kelompok. Hugo Mintensberg (1862-1916) • Hugo merupakan pencetus psikologi industri sehingga dikenal sebagai bapak psikologi industri. ia memberikan 3 cara untuk meningkatkan produktivitas: • a) Menempatkan seorang pekerja terbaik yang paling sesuai dengan kemampuannya. • b) Menciptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat-syarat psikologis untuk memaksimalkan produktivitas. • c) Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak yang paling tepat dalam mendorong karyawan. Human Relation • Human Relation merupakan salah satu fungsi manajemen, yang bertujuan untuk mengembangkan hubungan baik antara lembaga atau organisasi dengan publiknya, mengevaluasi prilaku public, dengan membuat perencanaan, kebijakan-kebijakan, menggunakan komunikasi yang jelas agar public dapat memahami dan menerima rencana atau program yang sudah dibuat. • Ruang lingkup hubungan antar manusia dalam arti luas adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam suatu kehidupan untuk memperoleh kepuasan hati. Dalam hal ini berusaha mencoba menemukan, mengidentifikasi masalah dan membahasnya untuk mencari pemecahan. Hubungan antar manusia yang merupakan pelaksanaan ketrampilan dimana seseorang belajar menghubungkan diri dengan lingkungan sosialnya. • Tujuan hubungan antar manusia adalah agar tercapainya kehidupan yang harmonis yaitu masing-masing orang saling bekerjasama dengan menyesuaikan diri terhadap satu dengan yang lain. Hal ini disebabkan karena di dalam perusahaan/organisasi, setiap orang mempunyai kepentingan dan harapan yang berbeda-beda atau bersaing satu sama lain. Suksesnya hubungan antar manusia sebagai akibat tidak mengabaikan sopan santun, ramah tamah, hormat menghormati dan menghargai orang lain dan faktor etika. • Pada tahap aliran perilaku atau hubungan manusiawi organisasi melihat pada hakikatnya adalah sumber daya manusia. Aliran ini memandang aliran klasik kurang lengkap karena terlihat kurang mampu mewujudkan efisiensi produksi yang sempurna dengan keharmonisan di tempat kerja. Para penganut aliran ini percaya bahwa dengan pemahaman manusia yang baik, produktivitas bisa ditingkatkan Popularitas dan perkembangan ini dimulai oleh Elton Mayo (1880-1949). Mayo melakukan eksperiman yang dikenal dengan Hawthorne Experiment. Studi tersebut bertujuan mengetahui pengaruh fasilitas fisik yang lebih baik terhadap hasil kerja karyawan. Perusahaan dipandang sebagai system sosial dimana para karyawan saling berinteraksi satu sama lain, dan interaksi mereka menentukan produktivitas. Mayo berkeyakinan terhadap konsepnya yang terkenal dengan "Social man” yaitu seharusnyalah dimotivasi oleh kebutuhan- kebutuhan sosial dalam hubungan yang lebih efektif daripada pengawasan ataupun pengendalian manajemen. Konsep "socialman”dapat menggantikan konsep "rational man” yaitu seseorang bekerja didorong semata-mata oleh kebutuhan ekonomis pribadi yang terkenal dengan julukan "rational economic man” yang oleh Robert Owen diperkenalkan dengan istilah "vital machine”. Studi Hawthorne merupakan langkah besar menuju studi perilaku manusia secara sistematis, dan menjadi dasar bagi perkembangan disiplin perilaku organisasi. Studi tersebut menunjukkan bahwa pabrik atau kantor bukan hanya tempat kerja, tetapi merupakan lingkungan sosial yang digunakan oleh para karyawan untuk saling berinteraksi. Hal ini juga menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk sosial.