Anda di halaman 1dari 25

PRINSIP DASAR MANAJEMEN

RISIKO (RISK MANAGEMENT)

Fitria Eka Putri, SKM, MPH


Tujuan Manajemen Risiko

 Minimisasi kerugian dan meningkatkan kesempatan


ataupun peluang.
 Pada dasarnya manajemen risiko bersifat pencegahan
terhadap terjadinya kerugian maupun ‘accident’.
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup proses manajemen


risiko terdiri dari:
 Penentuan konteks kegiatan yang akan dikelola
risikonya
 Identifikasi risiko,

 Analisis risiko,

 Evaluasi risiko,

 Pengendalian risiko,

 Pemantauan dan telaah ulang,

 Koordinasi dan komunikasi.


Aplikasi

 Pelaksanaan manajemen risiko haruslah menjadi bagian integral


dari pelaksanaan sistem manajemen perusahaan/ organisasi.
 Proses manajemen risiko Ini merupakan salah satu langkah yang
dapat dilakukan untuk terciptanya perbaikan berkelanjutan
(continuous improvement). Proses manajemen risiko juga sering
dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan dalam sebuah
organisasi.
 Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis dan
sistematis dari suatu rangkaian kegiatan: penetapan konteks,
identifikasi, analisa, evaluasi, pengendalian serta komunikasi
risiko.
 Proses ini dapat diterapkan di semua tingkatan kegiatan,
jabatan, proyek, produk ataupun asset. Manajemen risiko dapat
memberikan manfaat optimal jika diterapkan sejak awal
kegiatan. Walaupun demikian manajemen risiko seringkali
dilakukan pada tahap pelaksanaan ataupun operasional
kegiatan.
DEFINISI

Konsekuensi

•Akibat dari suatu kejadian yang dinyatakan secara kualitatif atau kuantitatif, berupa kerugian,
sakit, cedera, keadaan merugikan atau menguntungkan. Bisa juga berupa rentangan akibat-
akibat yang mungkin terjadi dan berhubungan dengan suatu kejadian.

Biaya
•Dari suatu kegiatan, baik langsung dan tidak langsung, meliputi berbagai dampak negatif,
termasuk uang, waktu, tenaga kerja, gangguan, nama baik, politik dan kerugian-kerugian lain
yang tidak dinyatakan secara jelas.

Kejadian
•Suatu peristiwa (insiden) atau situasi, yang terjadi pada tempat tertentu selama interval waktu
tertentu.

Analisis Urutan Kejadian


•Suatu teknik yang menggambarkan rentangan kemungkinan dan rangkaian akibat yang bisa
timbul dari proses suatu kejadian.

Analisis Urutan Kesalahan


•Suatu metode sistem teknik untuk menunjukkan kombinasi-kombinasi yang logis dari berbagai
keadaan sistem dan penyebab-penyebab yang mungkin bisa berkontribusi terhadap kejadian
tertentu (disebut kejadian puncak).
Frekuensi
• Ukuran angka dari peristiwa suatu kejadian yang dinyatakan sebagai jumlah
peristiwa suatu kejadian dalam waktu tertentu. Terlihat juga seperti kemungkinan
dan peluang.

Bahaya (hazard)
• Faktor intrinsik yang melekat pada sesuatu dan mempunyai potensi untuk
menimbulkan kerugian.

Monitoring/ Pemantauan
• Pengecekan, Pengawasan, Pengamatan secara kritis, atau Pencatatan kemajuan dari
suatu kegiatan, tindakan, atau sistem untuk mengidentifikasi perubahan-perubahan
yang mungkin terjadi.

Probabilitas
• Digunakan sebagai gambaran kualitatif dari peluang atau frekuensi. Kemungkinan
dari kejadian atau hasil yang spesifik, diukur dengan rasio dari kejadian atau hasil
yang spesifik terhadap jumlah kemungkinan kejadian atau hasil. Probabilitas
dilambangkan dengan angka dari 0 dan 1, dengan 0 menandakan kejadian atau hasil
yang tidak mungkin dan 1 menandakan kejadian atau hasil yang pasti.
Risiko Ikutan
• Tingkat risiko yang masih ada setelah manajemen risiko dilakukan.

Risiko
• Peluang terjadinya sesuatu yang akan mempunyai dampak terhadap
sasaran. Ini diukur dengan hukum sebab akibat. Variabel yang diukur
biasanya probabilitas, konsekuensi dan juga pemajanan.

Penerimaan Risiko (acceptable risk)


• Keputusan untuk menerima konsekuensi dan kemungkinan risiko
tertentu.
Analisis risiko
• Sebuah sistematika yang menggunakan informasi yang didapat untuk
menentukan seberapa sering kejadian tertentu dapat terjadi dan
besarnya konsekuensi tersebut.

Penilaian risiko
• Proses analisis risiko dan evalusi risiko secara keseluruhan.
Penghindaran risiko
• Keputusan yang diberitahukan tidak menjadi terlibat dalam situasi risiko.

Pengendalian risiko
• Bagian dari manajemen risiko yang melibatkan penerapan kebijakan, standar, prosedur
perubahan fisik untuk menghilangkan atau mengurangi risiko yang kurang baik.

Evaluasi risiko
• Proses yang biasa digunakan untuk menentukan manajemen risiko dengan
membandingkan tingkat risiko terhadap standar yang telah ditentukan, target tingkat
risiko dan kriteria lainnya.

Identifikasi Risiko
• Proses menentukan apa yang dapat terjadi, mengapa dan bagaimana.

Pengurangan Risiko
• Penggunaan/ penerapan prinsip-prinsip manajemen dan teknik-teknik yang tepat secara
selektif, dalam rangka mengurangi kemungkinan terjadinya suatu kejadian atau
konsekuensinya, atau keduanya.

Pemindahan Risiko (risk transfer)


• Mendelegasikan atau memindahkan suatu beban kerugian ke suatu kelompok/ bagian
lain melalui jalur hukum, perjanjian/ kontrak, asuransi, dan lain-lain. Pemindahan risiko
mengacu pada pemindahan risiko fisik dan bagiannya ke tempat lain.
GAMBARAN MANAJEMEN RISIKO

 Manajemen risiko adalah bagian dari proses


kegiatan didalam organisasi dan pelaksananya
terdiri dari mutlidisiplin keilmuan dan latar
belakang,
 manajemen risiko adalah proses yang berjalan
terus menerus.
ELEMEN UTAMA

Penetapan tujuan
• Menetapkan strategi, kebijakan organisasi dan ruang lingkup
manajemen risiko yang akan dilakukan.
Identifkasi risiko
• Mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya risiko untuk analisis lebih lanjut.
Analisis risiko
• Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dan
konsekuensi yang akan terjadi. Kemudian ditentukan tingkatan risiko
yang ada dengan mengalikan kedua variabel tersebut (probabilitas X
konsekuensi).

Evaluasi risiko
• Membandingkan tingkat risiko yang ada dengan kriteria standar.
Setelah itu tingkatan risiko yang ada untuk beberapa hazards dibuat
tingkatan prioritas manajemennya. Jika tingkat risiko ditetapkan
rendah, maka risiko tersebut masuk ke dalam kategori yang dapat
diterima dan mungkin hanya memerlukan pemantauan saja tanpa
harus melakukan pengendalian.
Pengendalian risiko
• Melakukan penurunan derajat probabilitas dan
konsekuensi yang ada dengan menggunakan berbagai
alternatif metode, bisa dengan transfer risiko, dan lain-
lain.
Monitor dan Review
• Monitor dan review terhadap hasil sistem manajemen
risiko yang dilakukan serta mengidentifikasi perubahan-
perubahan yang perlu dilakukan.
Komunikasi dan konsultasi
• Komunikasi dan konsultasi dengan pengambil keputusan
internal dan eksternal untuk tindak lanjut dari hasil
manajemen risiko yang dilakukan.
PROSES MANAJEMEN RISIKO

Konteks Strategis
 Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan diantaranya
adalah:
 mendefinisikan hubungan antara organisasi dan
lingkungan sekitarnya,
 mengidentifikasi kelebihan, kekurangan, kesempatan
dan rintangan.
 Konteksnya meliputi bidang keuangan, bidang
operasional, pesaing, bidang politik (persepsi umum),
sosial, klien, budaya dan bidang legal dari fungsi
organisasi.
 Tahap ini berfokus pada lingkungan dimana organisasi itu
berada.
Konteks Organisasi
 Sebelum studi manajemen risiko dilakukan, merupakan
hal penting untuk memahami kondisi organisasi dan
kemampuannya, seperti halnya pemahaman terhadap
tujuan, sasaran dan strategi yang dibuat untuk
manajemen risiko.
Konteks Manajemen Risiko
Isi dan ruang lingkup dari aplikasi proses manajemen
risiko, meliputi :
 Identifikasi tujuan dari proyek yang akan dilakukan
(sejalan dengan manajemen perusahaan).
 Penentuan waktu dan tempat pelaksanaan proyek.

 Identifikasi studi yang diperlukan lengkap dengan ruang


lingkupnya, prasyarat, dan objektifitasnya.
 Menentukan cakupan dan ruang lingkup dari aktifitas
manajemen risiko. Kegiatan yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut:
 Penentuan wilayah tanggung jawab setiap unit (siapa
yang berwenang).
 Hubungan antara proyek yang satu dengan yang
lainnya dalam organisasi tersebut (koordinasinya).
 Pengembangan Kriteria Dalam Melakukan
Evaluasi Risiko
 Tentukan kriteria yang diduga akan menghambat
evaluasi risiko yang akan dilakukan. Hal tersebut
ditentukan oleh kesesuaian dan perlakuan risiko yang
didasari kegiatan operasional, teknis, dana, hukum,
sosial, kemanusiaan atau kriteria lainnya. Biasanya hal
tersebut tergantung dari kebijakan internal, tujuan,
objektifitas, dan kebijakan organisasi perusahaan.
 Kriteria dipengaruhi oleh persepsi internal dan eksternal,
serta ketentuan hukum. Sangat penting untuk
menyesuaikan kriteria tersebut dengan lingkungan yang
ada. Kriteria risiko harus dibuat sesuai dengan jenis
risiko yang ada dan level risikonya.
Mendefinisikan struktur
 Termasuk didalamnya yaitu memisahkan aktivitas
atau proyek kedalam elemen-elemen.
 Elemen-elemen ini menyediakan suatu kerangka logis
untuk mengidentifikasi dan menganalisis agar dapat
disusun urutan risiko yang signifikan.
 Struktur yang dipilih tergantung dari risiko dan
ruang lingkup aktivitas/ proyek.
IDENTIFIKASI RISIKO
 Pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap risiko yang
akan dikelola.
 Identifikasi harus dilakukan terhadap semua risiko, baik yang
berada didalam ataupun diluar organisasi.
 Tujuannya adalah untuk menyusun daftar risiko secara
komprehensif dari kejadian-kejadian yang dapat berdampak
pada setiap elemen kegiatan.
 Perlu juga dilakukan pencatatan terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi risiko yang ada secara rinci sehingga
menggambarkan proses yang terjadi. Pada dasarnya tahap ini
memberikan eksplorasi gambaran permasalahan yang sedang
dihadapi
 Pendekatan yang digunakan untuk identifikasi risiko
diantaranya, checklist, penilaian berdasarkan pengalaman dan
pencatatan, flowcharts, brainstorming, analisis sistem, analisis
skenario, dan teknik sistem engineering.
ANALISIS RISIKO
 Tujuan dari analisis risiko adalah untuk membedakan
risiko minor yang dapat diterima dari risiko mayor, dan
untuk menyediakan data untuk membantu evaluasi dan
penanganan risiko.
 Analisis risiko termasuk pertimbangan dari sumber
risiko, dan konsekuensinya.
 Faktor yang mempengaruhi konsekuensi dapat
teridentifikasi. Risiko dianalisis dengan
mempertimbangkan estimasi konsekuensi dan
perhitungan terhadap program pengendalian yang selama
ini sudah dijalankan.
 Analis pendahuluan dapat dibuat untuk mendapatkan
gambaran seluruh risiko yang ada. Kemudian disusun
urutan risiko yang ada.
 Risiko-risiko yang kecil untuk sementara diabaikan dulu.
Prioritas diberikan kepada risiko-risiko yang cukup
signifikan dapat menimbulkan kerugian.
TAHAPAN ANALISIS RISIKO

Menetapkan/ Determinasi Pengendalian Yang Sudah Ada


 Identifikasi manajemen, sistem teknis dan prosedur-
prosedur yang sudah ada untuk pengendalian risiko,
kemudian dinilai kelebihan dan kekurangannya.
 Alat-alat yang digunakan dinilai kesesuainnya.

 Pendekatan-pendekatan yang dapat dilakukan misalnya,


seperti inspeksi dan teknik pengendalian dengan penilaian
sendiri/ professional judgement (Control Self-Assessment
Techniques/ CST).
Konsekuensi/ Dampak Dan Kemungkinan

Konsekuensi dan probabilitas adalah kombinasi/ gabungan untuk


memperlihatkan level risiko.

Sumber informasi yang dapat digunakan untuk menghitung konsekuensi diantaranya


adalah:
 Catatan-catatan terdahulu.
 Pengalaman kejadian yang relevan.
 Kebiasaan-kebiasaan yang ada di industri dan pengalaman-pengalaman
pengendaliannya.
 Literatur-literatur yang beredar dan relevan.
 Marketing test dan penelitian pasar.
 Percobaan-percobaan dan prototipe.
 Model ekonomi, teknik, maupun model yang lain.
 Spesialis dan pendapat-pendapat para pakar.
 Sedangkan teknik-tekniknya adalah:
 Wawancara yang terstruktur dengan para pakar yang terkait.
 Menggunakan berbagai disiplin keilmuan dari para pakar.
 Evaluasi perorangan dengan menggunakan kuesioner.
 Menggunakan sarana komputer dan lainnya.
 Menggunakan pohon kesalahan (fault tree) dan pohon kejadian (event tree).
TIPE ANALISIS
 Analisis risiko akan tergantung informasi risiko dan data
yang tersedia.
 Metode analisis yang digunakan bisa bersifat kualitatif,
semi kuantitatif, atau kuantitatif bahkan kombinasi
dari ketiganya tergantung dari situasi dan kondisinya.
 Urutan kompleksitas serta besarnya biaya analisis (dari
kecil hingga besar) adalah: kualitatif, semi kuantitatif,
dan kuantitatif.
 Analisis kualitatif digunakan untuk memberikan
gambaran umum tentang level risiko. Setelah itu dapat
dilakukan analisis semi kuantitatif ataupun kuantitatif
untuk lebih merinci level risiko yang ada.
EVALUASI RISIKO

 Evaluasi Risiko adalah membandingkan tingkat


risiko yang telah dihitung pada tahapan analisis
risiko dengan kriteria standar yang digunakan.
 Hasil Evaluasi risiko diantaranya adalah:
 Gambaran tentang seberapa penting risiko yang ada.
 Gambaran tentang prioritas risiko yang perlu
ditanggulangi.
 Gambaran tentang kerugian yang mungkin terjadi
baik dalam parameter biaya ataupun parameter
lainnya.
 Masukan informasi untuk pertimbangan tahapan
pengendalian.
EVALUASI RISIKO
Identifikasi Alternatif-Alternatif Pengendalian Risiko
Alternatif-alternatif pengendalian yang dapat dilakukan dapat
dilihat di bawah ini:
 Penghindaran risiko
 Beberapa pertimbangan penghindaran risiko :
 Keputusan untuk menghindari atau menolak risiko
sebaiknya memperhatikan informasi yang tersedia dan
biaya pengendalian risiko.
 Kemungkinan kegagalan pengendalian risiko.
 Kemampuan sumber daya yang ada tidak memadai untuk
pengendalian.
 Penghindaran risiko lebih menguntungkan dibandingkan
dengan pengendalian risiko yang dilakukan sendiri.
 Alokasi sumber daya tidak terganggu.
 Mengurangi probabilitas
 Mengurangi konsekuensi
TRANSFER RISIKO
 Alternatif transfer risiko ini, dilakukan setelah
dihitung keuntungan dan kerugiannya.
 Transfer risiko ini bisa berupa pengalihan risiko
kepada pihak kontraktor.
 Oleh karena itu didalam perjanjian kontrak dengan
pihak kontraktor harus jelas tercantum ruang lingkup
pekerjaan dan juga risiko yang akan ditransfer.
 Selain itu konsekuensi yang mungkin terjadi dapat
juga di transfer risikonya dengan pihak asuransi.

Anda mungkin juga menyukai