Diabetes tipe I :
– Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu
sendiri; tetapi mewarisi suatu predisposisi atau
kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I.
Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu
yang memiliki tipe antigen HLA.
– Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons
abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan
normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan
tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai
jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel
pulau Langerhans dan insulin endogen.
– Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses
otoimun yang menimbulkan destruksi selbeta.
Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang
menyebabkan resistensi insulin dan
gangguan sekresi insulin pada
diabetes tipe II masih belum diketahui.
Faktor genetik memegang peranan
dalam proses terjadinya resistensi
insulin.
Faktor-faktor resiko :
– Usia (resistensi insulin cenderung
meningkat pada usia di atas 65 th)
– Obesitas
Riwayat keluarga
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM
pada usia lanjut yang sering ditemukan adalah :
1. Katarak
2. Glaukoma
3. Retinopati
4. Gatal seluruh badan
5. Pruritus Vulvae
6. Infeksi bakteri kulit
7. Infeksi jamur di kulit
8. Dermatopati
9. Neuropati perifer
10.Neuropati visera
11.Ulkus Neurotropik
12.Penyakit ginjal
13.Penyakit pembuluh darah perifer
14.Penyakit koroner
15.Penyakit pembuluh darah otak
16.Hipertensi
17. Trias Poli (poli pagi, poliuri, polidipsi)
Pemeriksaan Penunjang
Glukosa darah sewaktu
Kadar glukosa darah puasa
Tes toleransi glukosa
Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai
patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl).
Kadar glukosa darah sewaktu
Plasma vena :
– <100 = normal
– 100 - 200 = belum pasti DM
– >200 = DM
Darah kapiler :
– <80 = normal
– 80 - 100 = belum pasti DM
– > 200 = DM
Kadar glukosa darah puasa
Plasma vena :
– <110 = normal
– 110 - 120 = belum pasti DM
– > 120 = DM
Darah kapiler :
– <90 = normal
– 90 - 110 = belum pasti DM
– > 110 = DM
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada
sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam
kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2
jam post prandial (pp) > 200 mg/dl).
Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah
mencoba menormalkan aktivitas insulin dan
kadar glukosa darah dalam upaya untuk
mengurangi komplikasi vaskuler serta
neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe
diabetes adalah mencapai kadar glukosa
darah normal.