Anda di halaman 1dari 2

NAMA : TEGUH WAHONO

NIM : 18.076

UROLITHIASIS

MANIFESTASI KLINIS
DEFINISI ETIOLOGI
Gejala penyakit batu saluran kemih ditentukan
Urolitiasis adalah adanya batu dan Penyebab dari batu saluran kemih
oleh letaknya, besarnya dan morfologinya.
kalkulus dalam system urinarius. Batu anatara lain:
Penyakit ini mempunyai tanda umum yaitu
tersebut dibentuk dari kristialisasi - Infeksi
hematuria, baik hematuria terbuka atau
larutan urine (kalsium oksalat, asam - Statis dan obstruksi urine
mikroskopik; nyeri pinggang, pernah
urat, kalsium fosfat, struvit dan sistin) - Keturunan
mengeluarkan batu kecil ketika kencing; nyeri
. - asupan dan minuman
tekan kostovertebral; gangguan faal ginjal

PATOFISIOLOGI PEMERIKSAAN PENUNJANG PENATALAKSANAAN


Peningkatan konsentrasi larutan urin akibat dari a. Laboratoriu a. Pengurangan nyeri
intake cairan yang kurang dan juga peningkatan - Urinalisa b. Pengamgkatan batu
bahan-bahan organik akibat infeksi saluran kemih - Urine 24 jam c. Terapi nutrisi dan Medikasi
atau stasis urin menyajikan sarang untuk - Hitung darah lengkap d. Lithotripsi Gelombang Kejut
pembentukan batu - Hb/ht Ekstrakorporeal (ESWL)
Batu yang terbentuk dalam saluran kemih sangat b. Foto polos abdomen e. Metode Endurologi
bervariasi, ada batu yang kecil dan batu yang Tujuan pembuatan foto polos abdomen Pengangkatan Batu
besar. Batu yang kecil dapat keluar lewat urin dan adalah untuk melihat kemungkinan adanya f. Ureteroskopi
akan menimbulkan rasa nyeri, trauma pada saluran batu radioopak di saluran kemih. g. Pelarutan Batu
kemih dan akan tampak darah dalam urin. c. Pielografi intravena (IVP) h. Pembedahan (Operasi)
Sedangkan batu yang besar dapat menyebabkan Tujuannya menilai keadaan anatoni dan
obstruksi saluran kemih yang menimbulkan fungsi ginjal serta mendeteksi adanya batu
dilatasi struktur, akibat dari dilatasi akan terjadi semi opak ataupun batu non opak yang
refluks urin dan akibat yang fatal dapat timbul tidak dapat terlihat oleh foto polos perut.
hidronefrosis karena dilatasi ginjal.
KONSEP MAP PENYAKIT UROLITHIASIS
Nukleasi NH3 & Perubahan Kelainan Pengend
Larutan Stagnasi
Matriks PH fisikokimiawi kristal urea, apan Batu
metastabil Urine
Kristalisasi menurun supersaturasi agregasi pembent saluran
kristal ukan kemih
pertumbuhan batu
kristal

Diagnose Keperawatan
1. Gangguan eliminasi urin b.d infeksi saluran kemih
2. Nyeri akut b.d agen cedera biologis
3. Kelebihan volume cairan b.d perubahan mekanisme regulasi

2. Nyeri akut b.d agen cedera biologis


1. Gangguan eliminasi urin b.d infeksi saluran kemih NOC : 3. Kelebihan volume cairan b.d perubahan
NOC : Tingkat Nyeri (2102) mekanisme regulasi
Eliminasi urin (0503) Definisi: keparahan dari nyeri yag diamati atau dilaporkan NOC :
1. (050302) Bau urin ditingkatkan dari skala 2 banyak Kriteria hasil: Keseimbangan cairan (0601)
terganggu ke skala 4 sedikit terganggu 1. (210201)Nyeri yang dilaporkan ditingkatkan dari skala 2 1. (060103) Tekanan vena sentral dipertahankan
2. (050313) Mengosongkan kantong kemih sepenuhnya cukup berat ke skala 5 tidak ada
ditingkatkan dari skala 2 banyak terganggu ke skala 5 pada skala 5 tidak tergangganggu
2. (210215)Kehilangan nafsu makan ditingkatkan dari 2. (060107) keseimbangan intake dan output dalam
tidak terganggu skala3 sedang ke skala 5 tidak ada
3. (050330) Rasa terbakar saat berkemih ditingkatkan dari 24 jam dtingkatkan dari skala 3 cuku terganggu ke
4. (210227) Mual ditingkatkan dari skala 3 sedang ke skala
skala 1 sangat terganggu ke skala 5 tidak terganggu 5 tidak ada skala 5 tidak terganggu
4. (050333) Nokturia ditingkatkan dari skala 3 cukup NIC : NIC :
tergangu ke skala 5 tidak terganggu Msnajemen nyeri (1400) Monitor cairan (4130)
NIC : 1. Gali pengetahuan dan kepercayaan pasien mengenai 1. tentukan riwayat jumlah dan tipe intake caian
Manajemen cairan (4120) nyeri dan eliminasi
1. jaga catatan intake dan output yang akurat 2. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri 2. Tentukan kemungkinanfaktor resiko dari
2. Monitor tanda-tanda vital pasien 3. Tentukan akibat dari pengalaman nyeri terhadap kualitas
3. Moitor status nutrisi ketidakseimbangan cairan
hidup pasien 3. Monitor berat badan
4. Berikan penggantian nesogatrik sesuai output Peningkatan tidur (1850)
5. Tawari makanan ringan (jus, bua segar) 4. Monitor parameter hemodinamik infasif
1. Tentukan pola tidur/aktivitas pasien
6. Atur kemungkinan tranfusi 2. Monitor pula tidur pasien, dan catat kondisi fisik 5. Monitor adanya distensi leher, ronchi, edema
7. Kolaborasi pemberian cairan IV 3. Dorong pasien untuk menetapkan rutinitas tidur untuk perifer, dan penambahan berat badan
 
8. Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memfalitasi perpindahan dari terjaga menuju tidur

Anda mungkin juga menyukai