Anda di halaman 1dari 30

Tekat pada sejadah Turki

Isi Kandungan
1.Penghargaan
2. Pengenalan
3. Objektif kajian
4. Pengenalan Sajadah Turki
5. Desain Pada Masa Ottoman
6. Filosofi sejadah
7. Sejarah sejadah
8. Sejarah sejadah turki
9. Tekat
10. Tekat pada sajadah turki
11. Motif tekat sajadah turki
12. Jenis motif sajadah turki
13. Perbedaan motif pada sajadah-
14. Bahan dan Peralatan
15. Proses Pembuatan
16 . Kesimpulan
Penghargaan
Penghargaan
• Sugulung terima kasih kepada Dr. Badrul Bin Isa, Pensyarah Fakulti
Pendidikan UITM ( ADE 465 ) di atas ilmu yang dicurahkan serta banyak
membantu dan memimpin kami dari awal lagi sejak tugasan ini diedarkan.

• Pelbagai ilmu yang dapat kami rangkai sepanjang menyiapkan tugasan ini.
Diharapkan proses pembuatan buku panduan ini berjalan dengan lancar.
Pengenalan
Pengenalan
• Buku ini menjelaskan tentang sejadah dan tekat di beberapa negara.
berdasarkan sudut pandang dengan hasil observasi penulis
• Menjelaskan perbedaan dengan persamaan fungsi dan motif sejadah negara
Turki dan negara Indonesia dan negara lain nya.
• Memaparkan makna warna tekat ornament atau gambar pada sejadah turki
lebih dalam.
Objektif Kajian
Objektif kajian
• Memberikan manfaat kepada penulis agar lebih pandai dalam mengobservasi
artefak, Mengobservasi artefak, menyusun data untuk memperdalanm lebih
dalam.
• Memberikan wawasan khusus nya tentang sejadah turki masa ottoman .
• Menjadikan panduan kepada siswa di mata pelajaran seni budaya pada topik
artefak sejadah turki pada masa ottoma.
Pengenalan Sejadah Turki
Desain Pada Masa Ottoman
Pada awal pertengahan abad 16 Masehi Ottoman mengembangkan desain
“quarte fleurs” untuk dijadikan symbol keislaman pada masa itu.
Quartre fleurs terdiri tulip, bunga bakung, karanfil, eceng gondok ,Plum
blossom. Flora tersebut dijadikan ide untuk orang2 Muslim mengembangkan
desain terutama untuk menghiasi masjid , kubah masjid, Sejadah dan lampu
taman masjid. Beberapa alasan orang2 muslim menggunakan desain flora
dikarnakan flora mempunyai motif yang tidak ada batasan nya di karnakan
motif tersebut mempunyai pengulangan yang tiada akhir.x
Filosofi Sajadah
Sejarah Sajadah – Orang-orang Muslim sembahyang dengan cara menundukkan tubuh
serendah-rendahnya di tanah. Hal ini untuk menunjukkan ketidakberdayaan mereka sebagai
makhluk di hadapan Tuhan. Dan syarat utama yang harus mereka perhatikan saat beribadah
adalah kebersihan area tersebut. Nah, untuk memastikan area yang mereka gunakan untuk
sholat benar-benar bersih, mereka biasa menggunakan sebuah karpet atau permadani kecil
yakni sajadah.
Adapun alas untuk sholat terbuat dari jalinan benang yang berhiaskan sulaman bermotifkan
nuansa Islami. Sementara untuk karpet sembahyang yang diproduksi secara komersial biasanya
dibuat dari bahan kain sutera maupun katun dengan hiasan motif floral, pilar, masjid ataupun
gambaran lainnya seperti Masjid Al-Aqsha serta Ka’bah. Biasanya ukuran sajadah adalah satu
meter atau sesuai dengan ukuran tubuh orang dewasa saat mereka berlutut maupun bersujud.
Sejarah Sajadah

Kata dari sajadah berasal dari kata Bahasa Arab yang terdiri dari akar kata ‘sajada’ yang memiliki arti sebagai
‘masjed’ atau ‘masjid’ dan ‘sujud’. Sejarah sajadah pada awalnya dulu merupakan satu jenis karpet yang diproduksi
di daerah Asia Tengah dan Asia Barat. Karpet doa ini digunakan oleh umat Islam untuk menutupi tanah ataupun
lantai yang kosong saat mereka akan mendirikan ibadah sholat. Adapun ujung dari karpet doa ini selalu diarahkan
ke Mekah, Saudi Arabia, yang merupakan pusat atau kiblat bagi seluruh umat Muslim di dunia.
Mihrab pada permukaan sajadah biasanya digambarkan dalam berbagai bentuk. Lengkungan khas mihrab ini
menambahkan kesan elegan pada karpet untuk sholat ini. Namun ciri dari masing-masing mihrab pada sajadah
bisa berbeda-beda sesuai dengan negara pembuatannya. Misalnya sajadah Anatolia memiliki motif gerak di
sepanjang permukaan sajadah; mihrab Persia memiliki lengkungan yang mewah; karpet Kaukasia dan Turki
umumnya berbentuk bujursangkar.
Untuk menjaga kebersihan sajadah, biasanya orang-orang Muslim hanya menggelar karpet kecil ini saat akan
mendirikan ibadah saja. Dan begitu selesai sholat atau menjalankan ibadah lainnya, mereka akan langsung
menggulung karpet ini, lalu menyimpannya hingga nanti akan digunakan kembali saat tiba waktunya beribadah.
Sejarah sejadah turki
Sebagai barang rumah tangga, karpet Turki dibuat sejak pertengahan abad ke 13. Bagi masyarakat Turki, karpet adalah barang yang wajib
dimiliki setiap rumah untuk menutupi lantai, bahkan pintu untuk menghangatkan dari cuaca dingin yang ekstrem.Selain itu karpet juga
dapat digunakan sebagai hiasan dinding dan lantai. Karpet dengan ukuran lebih kecil digunakan sebagai sajadah atau alas shalat. Saking
lekatnya dengan tradisi kebudayaan Turki, karpet menjadi simbol ikatan keluarga dan hadiah saat pernikahan.Ada dua hal utama yang
membuat karpet asal Turki begitu populer dan selalu diburu banyak orang. Yang pertama karena keawetannya dan karena kecantikan
motifnya. Karpet Turki biasanya terbuat dari benang sutera, wol, ataupun kapas. Dalam pembuatannya, ada yang menggunakan mesin,
ada pula yang buatan tangan. Untuk satu karpet kecil buatan tangan, pengerjaannya bisa memakan waktu tiga bulan hingga satu tahun.Tak
heran jika harga karpet handmade bisa jadi sangat mahal. Kualitas karpet Turki juga ditentukan dari knot per square inch pada karpet,
yaitu jumlah titik simpul. Semakin padat jumlah simpulnya, maka semakin bagus kualitas karpet tersebut.Menariknya lagi, semakin tua
usia karpet, malah akan terlihat makin bagus. Hal ini terjadi karena karpet yang sering diinjak akan membuat benang-benangnya semakin
terikat erat dan membuat karpet makin kuat. Tak heran jika karpet Turki berusia puluhan tahun biasanya dihargai lebih mahal.Selain
terkenal awet dan terbuat dari bahan pilihan, dan teknik pewarnaanya yang alami, motif-motif karpet Turki juga begitu menawan. Bagi
pembuatnya, karpet bagaikan karya seni sehingga dibuat dengan cermat membentuk pola-pola yang teratur.Perkembangan pola pada
karpet asal Turki juga tak lepas dari pengaruh keyakinan religius Dinasti Ottoman yang melarang penggambaran hewan sebagai bagian
dari ajaran Islam. Oleh karena itu, motif-motif khas karpet Turki lebih menonjolkan gambar tumbuhan, bentuk abstrak dan geometris,
ataupun kaligrafi.
Kegunaan Sejadah pada sesuai zaman
• Sejadah dulu
• Sejadah sekarang
Negara lain
Tekat
Seni tekat dikenali juga dengan nama bersuji. Menekat merupakan kerja
menyulam benang emas ke atas kain dasar (jenis baldu). Kerja-kerja menekat
memerlukan pemidang untuk meregangkan kain baldu, mempulur sebagai
acuan motif dan benang emas untuk membentuk bunga tekat.
History tekat
• Asal-usul dan perkembangan tekat secara langsung dikaitkan dengan kegunaan pakaian dan kelengkapan keluarga raja-raja
atau istana. Perkembangan awal seni tekat dapat dikesan pada awal kurun ke-15, iaitu semasa zaman keagungan Sultan
Melayu Melaka. Kesan penggunaan sulaman dapat dilihat di kalangan masyarakat Cina yang keturunan Baba Melaka.
Mereka menggunakan sulaman tekat untuk pakaian-pakaian mereka.
• Hingga ke hari ini seni tekat masih dihasilkan oleh rakyat negeri Perak Darul Ridzuan dan Negeri Sembilan Darul Khusus.
Negeri Perak Darul Ridzuan merupakan negeri yang banyak sekali mengusahakan kraf seni tekat timbul benang emas.
Terdapat beberapa jenis tekat yang dikerjakan oleh pandai tukang menekat. Antaranya ialah tekat timbul benang emas, tekat
gubah dan tekat perada.
• Pada masa dahulu, istana merupakan penggerak utama pertumbuhan kraf seni tekat.Ramai pandai-pandai tukang tekat
dijaga oleh pihak istana. Ini adalah kerana kelengkapan istana memerlukan tekat benang emas. Tekat benang emas
menampakkan kemewahan dan keagungan. Ramai pandai tukang pada masa itu membuat tekat untuk kegunaan istana.
Secara langsung istana telah menggalakkan kraf tangan seni tekat. Setelah wujudnya Perbadanan Kemajuan Kraftangan
Malaysia,perusahaan menekat dimajukan lagi dengan program-program latihan, promosi, ciptaan yang baru, galakan
pengeluaran dan menjual hasil ke luar negara.
1.Ottoman Turkey 20th Century 1.North Africa 17th Century 1. Mesir 19th Century
Art Of Tekat on Rug
• Oriental carpets are more than attractive patterns and colors, they are stories, beliefs and prayers.
Patterns and designs for the rugs started before there was an alphabet. The images were actually
picture writings, using tribal and religious symbols the same symbols that were used in architecture and
sculpture. The artists and craftspeople chose forms that were known to them, such as clouds, stars,
trees and animals. These familiar images became symbols for ideals and philosophies of life. The rugs
woven with these symbols were an integral part of the history, culture and religion of the people that
wove them. There is a basic design format that is found in most Oriental carpets and prayer rugs. In
general the rugs and carpets have a central area of design bordered several times with geometric
patterns. In prayer rugs the center of the rug is assymetrical.
Type Of Tekat
This embroidery pattern uses as a cloud to form motifs. Mendulur is hard paper that is cut and punched
following the pattern motif. Needlepoint gold threads will cover the stretch over the cloth.

• Tekat Timbul Emas


Fixed the vault does not use a stretch as a composition. Clever craftsmen embroider and form motif
patterns through red thread called untina thread. Garnish style decoration is accompanied by bead and
beads. The basic fabric of the tekat is from ordinary fabric. The use of tekat is to adorn a veil, betel,
bridal shoes, pots, pahar covers, marriage ceremony equipment, door cabinets, royal clothing and so on.

• Tekat Gubah
An important basic ingredient for creating tekat is gold thread, white thread and base cloth of the type of
cloth. In addition there are also materials from sega rattan, thick paper and starch (gam) used for
extending. The use of a finger will make a form of embroidery appear.
TEKAT TURKI
Seni menyulam, yang termasuk dalam tradisi kuno dengan akar meluas dari awal
sejarah hingga saat ini, secara tradisional menempati tempat penting dalam kehidupan
Turki. Menjahit menemukan aplikasi yang sangat beragam, di antara orang-orang Turki
Ottoman, terutama di istana dan lingkarannya yang menghasilkan sulaman berkualitas
tinggi sehingga memiliki semua karakteristik seni rupa. Ini berlaku bahkan untuk istilah
yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari di istana, seperti pakaian pria dan wanita,
misalnya jubah, kaftan, pakaian dalam, berbagai jilbab yang didekorasi, berbagai jenis
tutup kepala, seperti poni kepala yang disebut kaştıbastı; dan, juga ikat pinggang, ikat
pinggang, dan saputangan. Contoh yang paling mencolok dari sulaman Turki,
bagaimanapun, adalah yang digunakan dalam perabotan istana-dipan dan sarung
bantal, penutup lantai yang dikenal sebagai nihale, tirai dinding dan pintu, dan penutup
untuk tahta. Namun, bordir bukanlah seni yang terbatas di istana. Sebaliknya, karena
semua jenis tekstil sangat erat kaitannya dengan cara hidup orang Turki, bordir
diproduksi dan digunakan pada setiap tingkat masyarakat, dari yang paling agung
hingga yang paling rendah hati. Apakah dibuat untuk seorang sultan atau petani, itu
menambah warna dan keindahan untuk semuanya, dari tenda kampanye militer hingga
handuk tangan yang paling halus.
Macam macam tekat Turki

Sel djuk rug (XIII.c.) Museum of Turkish and Islamic Art, Istnbul (S.Etian)
Arti dari Motif Quarte Fleurs
Tulip (lâle)
Pada cawan Courtauld, membuka tulip adalah titik fokus yang jelas. Ini selaras dengan persepsi mistis (sufi)
tentang manifestasi ilahi yang 'terpusat'. Dalam budaya Ottoman, tulip memiliki kepentingan simbolik khusus
dan dianggap sebagai yang paling suci dari semua bunga.

Ottoman menyulam tulip ke pakaian dalam, sebagai jimat, untuk melindungi diri dari bahaya, bahaya atau
kemalangan. Itu adalah bunga Tuhan karena huruf-huruf yang digunakan dalam kata Ottoman untuk tulip ( )‫الل‬
adalah huruf-huruf yang digunakan untuk menulis nama Tuhan ( .)‫هللا‬Tulip juga melambangkan kebajikan di
hadapan Tuhan karena, kompilasi mekar penuh, ia menundukkan disetujui.
Anyelir (karanfil)
Karena masa mekarnya yang panjang, anyelir (Karanfil) dianggap sebagai simbol kekuatan dan pembaruan kehidupan. Di atas cawan
Courtauld, anyelir, simbol kehidupan, melilit dan memeluk tulip, simbol ilahi 'atau sumber kehidupan. Berdasarkan banyak sultan
Ottoman dan laksamana digambarkan sambil memegang anyelir, tergoda untuk berspekulasi bahwa anyelir mempertahankan makna
politik mereka.

Hyacinth (sümbül)
Hyacinth dalam lirik cinta Ottoman abad ke-16, atau gazel, telah ditafsirkan sebagai metafora untuk ikal-ikal yang dicintai. [5]
Hazrat Mevlana Rumi, pendiri ordo Ottoman Mevlevi Sufi, menggunakan eceng gondok untuk memuji Nabi Muhammad (SAW)
dalam salah satu liriknya, Na't. Hyacinth yang 'ditinggikan' memperoleh status khusus di antara bunga-bunga yang mewakili Nabi,
dan dengan demikian ketulusan penyair atau seniman dalam mencintai nabi.

Plum Blossom (karayemiş)


Bunga prem berbunga (atau prunus), semprotan bunga terluar pada hidangan yang ditampilkan, adalah motif umum dalam gaya
Kara Memi.

Prunus digunakan di ubin pintu masuk ke makam istri Sultan Suleyman, Hasseki Hürram dan wazir agung Rüstem Pașa. Prunus juga
digunakan untuk menghias mihrab dan miniatur dari beberapa masjid seperti Hasseki Hürram, Sultan Selim dan Sokollu Mehmet
Pașa. Penggunaan dekoratif konvensionalnya mengisyaratkan dimaksudkan untuk menyampaikan karunia hijau subur Surga. [6] Di
atas piring, prunus atau bunga plum kemudian dapat melengkapi tema sufi mistik, dalam hal itu, sebagai simbol karunia, ia
mencakup semua bunga lain dalam batasnya.
Motif Bunga Orkid
Motif Bunga Orkid Hiasan kepala sejadah digunakan sebagai tikar solat bermotifkan Bunga Orkid
Motif Bunga Orkid
Motif Seni Tekat
Motif Flora
Motif flora sangat digemari di samping motif fauna dan geometri. Tumbuhan menjadi pilihan ialah tumbuhan menjalar,
terutamanya bunga, daun, akar menjalar dan kudup bunga.
Motif tumbuhan ini dimanipulasi dan diubahsuai menjadi variasi yang menarik. Contoh motif flora yang biasa digunakan ialah
bunga cempaka, bunga asam batu, bunga bakung, bunga bercula kelopak pecah lapan, bunga kenanga, bunga pecah lima, bunga
raya, bunga teratai, bungan atau buah delima, daun bunga jermin, daun keladi, daun peria, daun atau buah padi dan daun atau
pucuk paku.
• Motif Fauna
• Motif haiwan yang kerap digunakan ialah ayam, itik, serangga dan unggas. Motif ini selalunya diolah atau digabungkan
dengan motif flora.
• Motif Geometri
• Motif geometri digemari kerana lebih mudah dan ringkas. Antara motif geometri yang popular ialah segi tiga pucuk rebung,
segi empat, garisan lurus, swastika, gandaan huruf 'S' dan sebagainya.
Peralatan Ikatan
Penggredan Kayu
digunakan untuk meregangkan kain asas untuk memudahkan sulaman serta mengelakkan keriangan atau lipatan. Saiz platform bergantung pada lebar kain dasar atau jenis
barang yang akan dihasilkan.
Cuba [Laola]
adalah jarum besar untuk membalut benang emas atau perak.
Benang
digunakan untuk mendekati. Biasanya benang emas, perak, putih atau kapas dan pelbagai warna. Benang yang digunakan adalah sama seperti benang untuk membuat songket.
Benang emas dan perak digunakan sebagai benang hiasan apabila benang putih digunakan untuk mengetatkan kedudukan emas tetap pada jambatan. Benang steril tidak dapat
dilihat pada permukaan kain.
Irasan atau Kain Asas
kain yang sesuai untuk membuat fabrik asas adalah warna yang berwarna terang. Pakaian merah dan biru adalah yang paling banyak digunakan oleh penebat selain merah
gelap, merah ke luar, biru tua, ungu, hijau dan hitam. Kain bulu ini disalut dengan kain katun putih yang berfungsi untuk menguatkan dan mengemas benang yang buruk dan
hitam bersama dengan kurap dan taik yang bertaburan sebagai ciri tambahan
Teruskan
digunakan sebagai bentuk atau struktur utama. Peregangan ini diperbuat daripada sega rotan, kertas tebal dan gam.
Proses Membuat Tekat
1. Proses pertama membentuk pith. Bentuk motif dicat pada beberapa keping kertas di antara enam hingga lapan helai.
2. Kemudian motif ini dipotong dan diasingkan. Lebar setiap bar kertas panjang dibuat antara 0.5 sentimeter dan 0.25 sentimeter.
3. Memperluaskan dan bukan kertas digunakan untuk membentuk motif tumbuhan dengan gaya organik. Gaya yang dihasilkan bukannya
memperluas rotan adalah corak banji atau kekisi dan gaya catur atau catur.
4. Jadi, kain asas yang tebal tetapi lembut dan bukannya sebatian berkilat, berbulu yang diketatkan kepada pengisar kayu. Kain bulu selalu digunakan
bukan warna gelap seperti merah, merah gelap, ungu, hijau gelap dan hitam.
5. Terdapat juga dua jenis papan kayu, yang berkarat dan paip tanpa kaki. Saiz pilihan raya bergantung pada bentuk yang diinginkan.
6. Baldu yang diregangkan di atas platform disambungkan dengan kain putih yang terikat pada bingkai mangkuk. Oleh itu, baldu n menjadi tegang.
7. Selepas itu, benang emas akan dihancurkan dan diikat oleh benang putih melalui jarum di mata. Saiz jarum menentukan ikatan supaya tidak
meninggalkan kesan lubang di kain asas.
8. jarum akan didorong sedikit ke dalam dari bawah rod yang panjang. Rentetan putih mesti ketat dan tegas. Setiap kali anda memerah, benang-
benang emas mesti diatur dengan ketat supaya batang yang memanjang tidak kelihatan dari atas.
Sulaman akan kelihatan lebih teratur dan penuh.
Kata Penutup
• Berdasarkan pemerhatian yang dilakukan, Pelajar semakin jelas terkait sejarah
sejadah turki dan juga sejarah tekat. Selain itu, Pelajar juga dapat memahami
nilai kreativiti dan inovasi dalam seni tekat di turki.
Dengan pendedahan ringkas tentang sejadah dan tekat turki, Penulis berharap
semua masyarakat terutama pelajar akan lebih menghargai kreativitas yang di
buat dengan sesuai kegunaan nya.

Anda mungkin juga menyukai