Anda di halaman 1dari 37

BED SITE TEACHING ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNISBA
PEMBIMBING : ENDAH PURNAWATI DR., SP.A RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
AL IHSAN BANDUNG
PRESENTAN : NURINTAN FITRIANI 12100118555 2019
IDENTITAS PASIEN
•Nama : An. R
•Jenis Kelamin : Laki-laki
•Tanggal lahir : 8 desember 2019
•Usia : 1 tahun 7 bulan
•Alamat pasien : ciapus banjaran
•Tanggal masuk : kamis 03-agustus-2019
•Tanggal periksa : jumat 14-agustus-2019
•Caregiver : Ibu pasien
IDENTITAS AYAH
•Nama : Tn. I
•Usia : 32 tahun
•Alamat : Ciapus banjaran
•Pekerjaan : wiraswasta
•Pendidikan : SLTP
•Suku : Sunda
•Agama : Islam
IDENTITAS IBU
•Nama : Ny. A
•Usia : 26 Tahun
•Alamat : Ciapus banjaran
•Pekerjaan : IRT
•Pendidikan : SMA
•Suku : Sunda
•Agama : Islam
ANAMNESIS (ALLOANAMNESIS
DENGAN IBU PASIEN TANGGAL 9
AGUSTUS 2019)
Keluhan utama :
Sesak napas
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang dibawa ibunya dan ayahnya ke IGD RSUD Al Ihsan dengan keluhan sesak napas
sejak 10 hari SMRS. Sesak muncul secara hilang timbul, sesak dapat terjadi tiba-tiba ketika pasien
sedang berbaring dan bisa juga terlihat setiap kali batuk yang semakin lama semakin sesak. Ibu pasien
mengatakan saat sesak pasien terlihat seperti napas dalam dan suara napas seperti mendengkur.
Keluhan disertai dengan adanya batuk berdahak yang sulit dikeluarkan sejak pasien berumur
7 bulan. Batuk semakin memburuk sehingga membuat pasien menjadi sesak. Keluhan juga disertai
dengan adanya demam sejak 10 hari SMRS, diawali dengan hangat-hangat terlebih dahulu dengan
peraban tangan ibu pasien yang dirasakan hilang timbul, semakin hari semakin meningkat, dan lebih
tinggi pada malam hari. Namun demam mulai turun pada hari ke 3 hingga sekarang. Keluhan sesak juga
diikuti dengan muntah yang berisi dahak bercampur susu. Keluhan muntah ini muncul setiap pasien batuk.
Keluhan juga disertai suara mendengkur yang terdengar ketika pasien bernapas baik pada saat tidur
maupun duduk. Ibu pasien mengatakan BB pasien sulit naik dikarenakan pasien hanya di beri susu
menggunakan sendok dan tidak di damping dengan makanan lainnya. Ibu pasien mengatakan anaknya
belum bisa berjalan dan berbicara hanya bisa tengkurap yag dimulai pada usia 17bulan namun
kepalanya belum kuat saat diangkat. Ibu pasien juga mengeluhkan kepala anaknya yang terlihat kecil.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Ibu pasien menyangkal adanya batuk menggonggong pada anaknya.
adanya sesak napas yang muncul saat udara dingin seperti saat pagi hari
ataupun saat adanya debu. Ibu pasien juga menyangkal adanya trauma
seperti terbentur pada dada anaknya. Ibu pasien menyangkal adanya keluhan
seperti kebiruan pada tubuh yang muncul saat menangis ataupun ketika saat
minum susu. Ibu pasien menyangkal terjadi penurunan kesadaran pada pasien,
kejang maupun kebiruan pada sekitar bibir dan badan. Ibu pasien juga
menyangkal terjadinya muntah menyemprot pada pasien. Ibu pasien
mengatakan tidak pernah ada batuk bernanah yang bau dan juga berdarah.
Ibu pasien menyangkal terdapat cairan kuning yang keluar dari telinga pasien.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
di rumah pasien tidak ada yang merokok. Ibu pasien mengatakan rumah
pasien memiliki ventilasi yang tertutup sehingga sirkulasi udara sulit masuk dan keluar.
Pasien memiliki riwayat imunisasi yang lengkap namun jadwal imunisasi pasien sering
terlambat dikarenakan pasien sering dirawat di RS. Pasien tidak mengkonsumsi ASI
sejak lahir namun diberikan susu formula, dan setelah umur 6 bulan pasien tidak
pernah diberikan makanan pendamping ASI, hanya sekali pada usia 19 bulan pasien
diberikan milna biskuit. Ayah pasien memiliki riwayat asma yang sudah lama tidak
kambuh. Ibu pasien menderita penyakit TORCH dan belum pernah diobati. Ibu pasien
mengatakan tetangga 1 rumah setelah rumahnya terdapat keluarga yang didiagnosis
TB perut.
RIWAYAT PENYAKIT SEBELUMNYA
1. Ibu pasien mengatakan pasien memiliki riwayat dirawat di rumah sakit satu hari
setelah kelahirannya dikarenakan keluhan yang sama.
2. Pasien menderita penyakit jantung bawaan seperti ASD dan PDA yang terkontrol.
3. Pasien pernah didiagnosis laringomalasia.
4. Pasien pernah didiagnosis cerebral palsy.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
1. Ayah pasien memiliki riwayat asma
2. Ibu pasien menderita penyakt TORCH
RIWAYAT KEHAMILAN
•Status : P3A2
•Riwayat
• Anak ke 1, keguguran saat usia kehamilan bulan atas indikasi (djj lemah).
• Anak ke 2, keguguran saat usia kehamilan 5 bulan atas indikasi ( lemah kandungan).
• Ibu pasien memiiki TORCH ketika hamil hingga sekarang namun penyakitnyabelum pernah diobati

Pasien lahir dari ibu P3A2, spontan, tidak langsung menangis, tidak ada biru dan kuning. 1 hari setelah
dilahirkan pasien demam dan sesak. BBl: 3kg PBL: 49cm
RIWAYAT IMUNISASI
Ibu pasien mengatakan imunisasi pasien sudah lengkap namun ibu pasien lupa waktu
dan nama vaksin apa saja yang sudah di dapatkan dikarenakan pasien sering
dirawat dirumah sakit sehingga membuat jadwal vaksin sering terlambat . Ibu pasien
mengatakan pernah dilakukan imunisasi di tangan kanan, serta dibagian paha kiri
dan vaksin tetes dibawah lidah.
RIWAYAT TUMBUH KEMBANG
Pertumbuhan :
 Lahir : BBL : 3 kg, PBL: 49 cm
 Usia 19 Bulan : BBS: 6,4kg, PBS: 62 cm

Perkembangan :
Saat ini, anak sudah bisa:
Motorik Kasar : belum bias berdiri dan berjalan
Motorik Halus : memegang dot
Bahasa : belum bisa berbicara
Sosial : pasien menangis setiap kali dipegang orang asing
Kesimpulan : terdapat keterlambatan perkembangan anak.
RIWAYAT MAKAN

Pasien hanya diberi susu formula sejak usia 0 hari-19 bulan. Pada usia 19 bulan
pasien diberi milna biscuit 1 kali.
PEMRIKSAAN FISIK
•Keadaan umum :Tampak sakit sedang, rewel
•Kesadaran : Compos Mentis, GCS 15 E4M6V5
•Nadi :107x/menit, regular, equal, isi cukup
•Respirasi : 50x/menit, regular
•Suhu : 36,6°C
•SpO2 : 85-91%
ANTOPORMETRI
Umur : 1 tahun 7 bulan
BB : 6,4 kg
TB : 62 cm
Status Gizi (kurva WHO)
• BB/U : -3 SD  sangat kurus
• PB/U : -3 SD  sangat kerdil
• BB/TB : -1 s/d -2 SD  normal
• LK/U : -3 SD  mikrocepal
Kesimpulan: Gizi buruk dengan perawakan sangat kerdil, mikrocepalus
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : Mikrosepalus
Wajah : Simetris
Rambut : Hitam halus, tidak mudah rontok
Mata :
• Mata cekung (-/-)
• Air mata (+/+)
• Konjungtiva anemis (-/-)
• Sklera ikterik (-/-)
• Pupil bulat isokor
• Refleks cahaya langsung (+/+)
• Refleks cahaya tidak langsung (+/+)

Telinga : Meatus akustikus eksternus (+/+) , bentuk pinna normal, sekret (-/-)
Hidung : Deviasi septum (-/-), hiperemis (-/-), sekret (-/-), epistaksis (-/-)
Mulut : Bibir tidak kering, mukosa lidah basah sianosis perioral (-)
Leher : Trakea tidak deviasi, perbesaran KGB (-)
Thoraks
Pulmo:
Inspeksi : Bentuk normal, pergerakan dada simetris, retraksi epigastric
(+) retraksi suprasternal (+)
Palpasi : Taktil fremitus sulit dinilai
Perkusi : sonor
Auskultasi :
•VBS kanan=kiri, ronkhi kasar (+/+), wheezing (-/-), stridor (+/+)
Jantung
•Inspeksi : Ictus cordis terlihat
•Palpasi : Tidak teraba perbesaran
•Perkusi : Sulit di lakukan
•Auskultasi : S1 dan S2, regular, murmur (-), gallop (-) (bias dengan suara
napasnya)
Abdomen
 Inspeksi : Tampak cembung
 Palpasi : Teraba supel, hepar dan lien tidak teraba pembesaran, nyeri
tekan (+), turgor tidak kembali lambat.
 Auskultasi : Bising usus (+).

 Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 3 detik, edema (-), sianosis (-)
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Rangsang Meningeal:
Kaku kuduk : (–)
Tes Kernig : (-/-)
Brudzinski I : (–)
Brudzinski II : (-/-)
MOTORIK
- Kekuatan lengan dan tungkai pasien simetris
- Tidak terdapat adanya spasme dan rigiditas
- Hipotonus pada ekstremitas bawah

SENSORIK
- Respon terhadap nyeri dan perabaan (+)
- Pasien bereaksi terhadap rangsangan sentuh dan nyeri
dengan menarik anggota geraknya menjauhi rangsangan nyeri

OTONOM
- BAB (+), BAK (+), Keringat (+)
Refleks fisiologis
•Bisep: sulit dilakukan
•Trisep: (+/+)
•Pattela : /

Refleks patologis
•Babinsky : (-)
•Chadoks : (-)
•Gordon : (-)
RESUME
Pasien laki-laki usia 1 tahun 7 bulan dengan keluhan sesak napas sejak 10
hari SMRS. Kel. Keluhan disertai dengan adanya batuk berdahak yang sulit
dikeluarkan sejak pasien berumur 7 bulan, demam sejak 10 hari SMRS, dan muntah
yang berisi dahak bercampur susu, keluhan muntah ini muncul setiap pasien batuk,
disertai suara mendengkur yang terdengar ketika pasien bernapas baik pada saat
tidur maupun tidak, BB pasien sulit naik, pasien belum bisa berjalan dan berbicara ,
kepala kepala pasien terlihat kecil.
Pemeriksaan fisik keadaan umum terlihat sedang dan rewel. pada
pemeriksaan head to toe ukuran kepala mikrosepalus, toraks didapatkan retraksi
epigastric dan retraksi suprasternal, dan pada auskultasi ditemukan ronkhi kasar
(+/+), wheezing (-/-), stridor (+/+). Pada pemeriksaan antoprometri didapatkan gizi
buruk dengan perawakan sangat kerdil. Pada pemeriksaan reflex fisiologis patella
meningkat
DIAGNOSIS BANDING
1. Bronkopneumonia sangat berat
2. Laringomalsia sedang
3. Pertusis
4. Asthma
5. Pneumothoraks
6. Penyakit jantung bawaan
7. Tb milier
8. Cerebral palsy
USULAN PEMERIKSAAN
1. Foto rontgen toraks PA (melihat BP, TB, dan PJB)
2. Lab : darah rutin (leukosit)
3. Pemeriksaan biakan darah (BP)
4. Endoskopi (LM)
5. Ekokardiografi (PJB)
6. IgE Spesifik serum (skinprick test)
7. BTA sputum (sewaktu dan pagi)
8. Tes kulit tuberkulin
9. MRI (CP)
DIAGNOSIS KERJA
1. Bronkopneumonia sangat berat.
2. Laringomalsia sedang.
3. TB milier.
4. Cerebral palsy.
5. Gizi buruk dan kerdil
TATALAKSANA UMUM
• Rawat dalam bangsal
• O2 via nasal kanul 1 lpm apabila SpO2 ≤ 90% (Pantau SpO2/4jam, Target ≥90%)

ASI diteruskan
• Diet kalori:

Nutrisi enteral: NGT: ukuran tube 5-8fr, Panjang 41-91 cm


Bolus feeding: Berikan secara terbagi setiap 3-4 jam= 250-350mL (berikan selama 15menit
diikuti pemberian air 25-60mL
Cintinous drip feeding: gunakan infuse pump. Degan kecepatan 20-40mL/jam dalam 8-12 jam
petama, tingkatkan secara bertahap sesuai toleransi anak.
Terapi cairan
• Berikan cairan i.v 80% dari kebutuhan basal
TATALAKSANA KHUSUS
• Ampicilin 50 mg/KgBB/dosis tiap 6 jam

- Dosis : 6,2 x 50 = 310mg/dosis (IV)

 Gentamicin : 7,5 mg./kgBB setiap hari

 Dosis : 6,2 x 7.5 = 62.25 mg/hari(IV)


NON-FARMAKOLOGI
1. Fisioterapi
2. Terapi wicara
3. Pembedahan : epiglottopeksi
PROGNOSIS
Quo ad Vitam : dubia ad malam
Quo ad Fungsionam : dubia ad malam
Quo ad Sanactionam : dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai