tahun 1958 bertempat di Kelurahan Sumberejo Sejahtera Kemiling Kec.Tanjungkarang Barat. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 05 tahun 2003 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) pada Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung.
• Desa Sumberejo Sejahtera merupakan salah satu dari
empat desa/kelurahan yang termasuk ke dalam wilayah kerja Puskesmas Kemiling. Desa Sumberejo Sejahtera memiliki luas wilayah 257,4 Km2, jumlah penduduk 12.124 jiwa. Sarana Kesehatan Komunitas • Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
• Puskesmas Kemiling sudah merupakan puskesmas yang
terakreditasi, sehingga sarana dan prasarananya telah lengkap. Sumber Daya Kesehatan • Setiap desa memiliki satu puskesmas pembantu (Pustu) dan satu pos kesehatan keluarga (Poskeskel) yang berfungsi untuk menunjang dan membantu memperluas jangkauan Puskesmas dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil, serta jenis dan kompetensi pelayananan yang disesuaikan dengan kemampuan dan tenaga kesehatan.
• Pengetahuan tentang suatu penyakit yang terdapat
dalam lingkungan masyarakat di dapatkan secara langsung dari program penyuluhan yang dilakukan oleh Puskesmas Kemiling. Data Kesehatan Masyarakat Komunitas • Data kesehatan kejadian skabies di Puskesmas Rawat Inap Kemiling belum dapat disajikan secara sistematis dikarenakan pendataan yang kurang adekuat. Diperkirakan jumlah kejadian skabies di Puskesmas Rawat Inap Kemiling meliputi 3-5 kasus perbulan. • Terapi yang diberikan Puskesmas Rawat Inap Kemiling terhadap penyakit skabies berupa pemberian permetrin 5% serta edukasi langsung kepada pasien dan melakukan penjemuran kasur secara berkala. Dari kegiatan skrining kesehatan kulit yang dilakukan didapatkan data sebagai berikut. Tabel 4. Skrining Kesehatan Kulit No Jenis Penyakit Jumlah Penderita 1. Skabies 30 2. Dermatitis Kontak Alergi 2 3. Dermatitis Kontak Iritan 3 4. Dermatitis Atopi 5 5. Tinea Corporis 7 6. Tinea Cruris 2 7. Neurodermatitis 6 8. Impetigo 16 9. Varicella 13 10. Prurigo 5 Bab VI SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Masalah komunitas yang terjadi di lingkungan Puskesmas Kemiling merupakan penyakit skabies yang berulang di masyarakat. Hal ini disebabkan oleh perilaku santri Pondok Pesantren dan Panti Asuhan M yang memungkinkan tingginya penularan penyakit skabies diantaranya adalah penggunaan handuk bersama dan jarang mengganti seprai.
Prioritas penyebab masalah yang paling utama setelah
diidentifikasi adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit skabies. Simpulan Alternatif pemecahan masalah antara lain melakukan pembentukan kader di setiap posyandu untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit skabies dan membuat jadwal penjemuran kasur dan karpet minimal 1 kali setiap 2 minggu serta membentuk program kerja tambahan di Puskesmas tentang penyakit skabies.
Advokasi yang dilakukan adalah mengajukan
pembentukan kader penyakit skabies di setiap posyandu kepada kepala Puskesmas. Saran Membentuk kader di setiap posyandu untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit skabies.
Menjadwalkan kegiatan menjemur kasur setiap dua minggu
sekali.
Membentuk program kerja tambahan di Puskesmas tentang
penyakit skabies. Daftar Pustaka • Badri, M. 2007. Hygiene Perseorangan Santri Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar Ponorogo.Media Litbang Kesehatan.7(2). 20-7 • Boediardja S. 2003. Skabies pada Bayi dan Anak. Editor: Boediardja S, Sugito T, Kurniati D, Elandari. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia • Brown R.G., Burns T. 2002. Lecture Notes Dermatology. Edisi ke- 8. Jakarta: Penerbit Erlangga. pp: 42-47 • Burns DA. Diseases Caused by Arthropod and Other Noxious Animals. In: Burns T, Breathnac S, Cox N, and Griffiths C, ed. Rook’s Textbook of Dermatology. 7th ed. Oxford: Blackwell; 2004.p. 33.37-33.46. • Gandahusada S., Ilahude H.D., Pribadi W. (ED). 2000. Parasitologi Kedokteran. Jaakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. pp: 264-266. • Handoko R.P. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. pp: 122- 125 • Handoko R.P., 2009. Skabies. In: Djuanda A., Hamzah M., and Aisah S. Ed. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi 5. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta: 122-125. • Meinking TL, Burkhart CN, Burkhart CG. and Elgart G. Infections, Infestations, and Bites.In: Bolognia JL, Jorizzo JL, and Rapini RP, ed. Dermatology. 2nded. New York: Elsevier; 2008.p. 1291-5. • Orkin M. and Maibach HI.Ectoparasitic Disease.In: M. Orkin., H.I. Maibach., and M.V. Dahl, ed. Dermatology. 1st ed. Connecticut: Appleton & Lange; 1991.p.205-9. • Weller R, Hunter J, and Savin J. Infestations. In: Weller R, Hunter J, and Savin J, ed. Clinical Dermatology. 4th ed. Oxford: Blackwell; 2008.p. 262-6 • Stone SP, Goldfarb JN, and Bacalieri RF. Scabies, Other Mites, and Pediculosis. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, ed. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 7thed. New York: Mc-Graw Hill; 2008.p. 2029-32. • Puskesmas Kemiling. 2019. Buku Profil Puskesmas Tahun 2019. Bandar Lampung: Puskesmas Kemiling.