Herpes Zoster
Herpes Zoster
Herpes Zoster
BAB 1
1 PENDAHULUAN
BAB 2
2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 3
3 REFLEKSI KASUS
4 DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
BAB 1
PENDAHULUAN
•Herpes zoster atau shingles adalah suatu penyakit neurokutan
dengan manifestasi berupa erupsi vesikular berkelompok dengan
dasar eritematosa disertai nyeri radikular unilateral yang
umumnya terbatas pada satu area dermatom.
•Herpes zoster merupakan manifestasi akibat reaktivasi infeksi
laten endogen Herpes zoster virus (VZV) di dalam neuron
ganglion. Reaktivasi ini seringkali terjadi pada seseorang yang
mengalami gangguan sistem imun atau immunocompromised.
•Kejadian herpes zoster sporadis sepanjang tahun tanpa megenal
musim dengan insidensi sekitar 2-5 kasus per 1000 orang setiap
tahunnya. Insidensi dan keparahan penyakit meningkat seiring
bertambahnya usia
•Lebih dari 50% kasus terjadi pada penderita usia >60 tahun.
Herpes zoster jarang ditemukan pada penderita usia dini.
•Komplikasi yang sering terjadi ialah neuralgia post herpes.
TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2
Herpes Zoster
DEFINISI Etiologi
Herpes zoster adalah 02 Reaktivasi infeksi laten dari VZV
yang dorman didalam neuron-
suatu penyakit neurokutan neuron ganglion seperti ganglion
dengan manifestasi erupsi sensoris radiks dorsalis, ganglion
vesikular berkelompok saraf kranialis, atau ganglion saraf
autonomik. Reaktivasi diduga terjadi
dengan dasar eritematosa karena adanya kondisi
disertai nyeri radikular immunocompromised yang dapat
unilateral yang umumnya dipengaruhi faktor usia, penyakit
03 terbatas pada satu
komorbid, nutrisi, dan konsumsi
steroid jangka panjang.
dermatom.
EPIDEMIOLOGI
Herpes zoster terjadi secara
sporadis sepanjang tahun dan
tidak terpengaruh dengan
prevalensi kejadian varisela.
Tidak ada bukti yang
menunjukkan bahwa terjadinya
herpes zoster diakibatkan oleh
kontak dengan penderita yang
lain atau penderita varisela.
Insidensi herpes zoster lebih
dipengaruhi faktor hubungan
antara host-virus.
Tidak bergejala
Pada kondisi immunosupresi, VZV reaktivasi dan produksi virus yang
infeksius
Bergejala
Bergejala ketika imunitas seluler spesifik-VZV berada dibawah
jumlah yang seharusnya yang cukup untuk melawan atau
mencegah reaktivasi. Kemudian virus akan bermultiplikasi dan
menyebar di dalam ganglion
RIWAYAT
PEMBERIAN OBAT RIWAYAT ALERGI
Pasien memiliki riwayat penyakit cacar Riwayat alergi terhadap makanan dan
pada saat pasien berusia sekitar 12 obat-obatan disangkal
tahun dan pasien mengaku tidak
pernah mengalami keluhan seperti ini
sebelumnya
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : cukup
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Denyut nadi : 72 x/menit
Laju nafas : 20 x/menit
Suhu badan : 36,7°C
•Status Generalis
: anemia (-), ikterus (-), sianosis (-), dispnea (-)
: S1S2 tunggal, ekstrasistol (-), gallop (-), murmur (-)
: simetris +/+, retraksi -/-, sonor +/+, vesikular
+/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
: flat, BU (+) N, timpani, soepel
: Akral hangat dan tidak terdapat oedem pada
keempat ekstremitas
PEMERIKSAAN FISIK
•Status Dermatologis
•Regio post aurikuler et coli sinistra:
Tampak vesikel berkelompok
dengan dasar kulit yang eritematosa
dan edema. Lesi multipel,
herpetiformis, berbentuk bulat,
dengan diameter terkecil 0,1 cm dan
terbesar 0,2 cm, berbatas tegas,
timbul dengan berisi cairan.
Distribusi lesi lokalisata, unlateral,
dan segmental setinggi persarafan
cervical 2-3 sinistra.
DIAGNOSIS TATALAKSANA
Tatalaksana Khusus
Diagnosis banding:
-Acyclovir 5x800 mg, oral, selama 7 hari
-Herpes zoster cervicalis 2-3 sinistra
-Asam mefenamat 3x500 mg
-Herpes simpleks zosteriformis regio
-Paracetamol 3x500 mg, diminum bila
colli et post aurikuler sinistra
demam
Diagnosis kerja:
-Bedak salicyl 2%
-Herpes zoster cervicalis 2-3 sinistra
Tatalaksana Umum
-Pasien dianjurkan istirahat yang cukup
-Edukasi mengenai hygiene tangan dan
PROGNOSIS kuku serta edukasi mengenai larangan
menyentuh dan menggaruk ruam. Ruam
kulit yang berisi cairan jangan
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad functionam : ad bonam dipecahkan
• Quo ad sanationam : ad bonam -Menjaga hygiene secara keseluruhan,
seperti pakaian harus tetap bersih dan
kering untuk mencegah terjadinya infeksi
sekunder
-Edukasi untuk menghindari atau
mengurangi kontak dengan nonpenderita
Thank you