Anda di halaman 1dari 27

1.

Mila Yultri Daromina (1711011033)


2. Dinda Yolanda (1711012015)
3. Suci Venitasya (1711012034)
4. Salsabil Ismah (1711013023)
KELOMPOK 5
CIPROFLOXACIN HIDROKLORIDA Pemerian : Serbuk dengan warna kekuningan ( USP Hal : 516 )
Kuning pucat, bubuk kristal sedikit higroskopis ( Martindale Hal : 243 )

Nama kimia : Asam 1-siklopropil-6-fluoro-1,4-dihidro-4-okso-7-(1-piperazinil)-3-


kuinolinkarboksilat,mono-hidrklorida,monohidrat ( FI edisi V Hal : 1196)

Struktur kimia :

( FI edisi V Hal : 1196)

Rumus molekul : C17H18FN3O3.HCl.H2O ( FI edisi V Hal : 1196)

Bobot molekul : 385,82 ( FI edisi V Hal : 1196)


CIPROFLOXACIN HIDROKLORIDA
SIFAT FISIKOKIMIA
pH : Antara 3,0 dan 4,5
( FI edisi V Hal : 1196)

Kelarutan : Larut dalam air; sangat sedikit larut dalam alkohol ; praktis
tidak larut dalam aseton, dalam diklorometana, dan dalam
etil asetat; sedikit larut dalam alkohol metil
( Martindale Hal : 243 )

Titik lebur : 225-257 °C ( The Merck Index Hal : 386 )


CIPROFLOXACIN HIDROKLORIDA STABILITAS
Panas : Terurai pada suhu 225 – 257 ° C
( The Merck Index Hal : 386 )

Hidrolisis : Bila disimpan sesuai petunjuk, larutan optalmik yang tersedia secara
komersial memiliki tanggal kedaluwarsa 24 bulan setelah tanggal
pembuatan ( AHFS )

Cahaya : Larutan ophthalmic Ciprofloxacin hydrochloride harus disimpan dalam


wadah yang kedap cahaya dan tahan pada suhu 2-25 ° C ( AHFS )

Wadah atau penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya. Simpan
pada suhu 25° C. diperbolehkan antara suhu 15 ° C dan 30 ° C

( FI edisi V Hal : 1196)


CIPROFLOXACIN HIDROKLORIDA
KESIMPULAN

• Akan dibuat sediaan tetes mata ciprofloxcacin HCl


dalam bentuk garamnya dengan kekuatan 0,3 %
dalam kemasan drop 5 mL sebanyak 1000 drops.
• Zat memilki sifat kelarutan mudah larut dalam air dan
stabilitasnya dalam air serta panas tinggi sehingga zat
ini dapat dengan mudah dibuat sebagai sediaan tetes
mata
• pH zat ini juga sesuai dengan pH mata normal
manusia sehingga sesuai dengan tonisitas pada cairan
mata
FORMULA YANG DIUSULAN (per unit sediaan)

No Bahan Jumlah Fungsi Rentang

Ciprofloxacin Antibakteri (BNF57.2009:584)


1. 0,3% 0,3%
Hidroklorida
Benzalkonium Klorida Antimikroba (HOPE.2009:56) 0,1%-
2. 0,006%
0,2%

3. Asam Asetat 0,073% Buffer (HOPE.2009:5) -

4. Natrium Asetat 0,55% Buffer (HOPE.2009:620) -

Dinatrium Edetas Pengkelat-antioksidan (HOPE.2009:242) 0,005%-


5. 0,05%
0,1%

6. Natrium Klorida 0,74% Pengisotonis (HOPE.2009:637) ≤0,9%

7. Aqua pro injeksi Ad 5 ml Pembawa -


EKSIPIEN DI LUAR FORMULA

No Bahan Jumlah Fungsi

1. Natrium hidroksida Adjust pH (HOPE.2009:648)


q.s

2. Asam klorida Adjust pH (HOPE.2009:308)


q.s

HOPM steril.2004
PENDEKATAN FORMULA
Perhitungan Kapasitas Dapar
PERHITUNGAN TONISITAS

• Cipro → 0,15x0,3% = 0,045%


• Benzal → 0,18x0,006% = 0,00108%
• As. Asetat → 0,96x0,073% =
0,07008%
• Na Asetat → 0,7x0,055% = 0,0385%
• Na EDTA → 0,2x0,05% = 0,01%
Total = 0,16466%

• NaCl yang perlu ditambahkan =


• 0,9%-0,16466% = 0,73534% ~
0,74%
PERHITUNGAN
KESIMPULAN
• Alasan penggunaan eksipien
– Benzalkonium klorida
• Memiliki kemampuan sebagai antimikroba spektrum luas baik terhadap
bakteri, jamur, maupun kapang. Karena penggunaan sediaan bukan sekali
pakai
• Bila dikombinasikan dengan NaEDTA (0.01%-0.1%) dapat meningkatkan
kemampuan dalam melawan bakteri Pseudomonas aeruginosa.
• Juga aktif dalam melawan beberapa virus, termasuk HIV
• Aktif pada rentang pH 4-10
• Larut dalam air
• Stabil pada rentang suhu yang luas, sterilisasi dengan autoklaf dapat
dilakukan tanpa menghilangkan efektivitas
• Penggunaan pada cairan mukosa tak menimbulkan iritasi dan sensitifikasi.
– Dapar Asetat (As. Asetat dan Na Asetat)
• Sebab sediaan memiliki rentang pH yang sempit yaitu 3.0-4.5
• Dapat menyangga pH sediaan ±4.5sesuai dengan pH stibilitas zat aktif
• Dalam HOPM steril pun disarankan pH yang dikehendaki yaitu 4.5, (HOPM
steril.2004)
• Alasan penggunaan eksipien
– Dinatrium EDTA
• Melihat pada data stabilitas bahwa zat aktif tak stabil terhadap cahaya Na EDTA
ditambahkan sebagai antioksidan.
• Meningkatkan kinerja benzalkonium klorida sebab dg penambahan dapar asetat
kinerja antimikroba dapat meurun
– Natrium Klorida
• Di dapat bahwa sediaan hipotonis, untuk itu perlu penambahan agen pengisotonis
agar dalam pengaplikasian OTM tidak menimbulkan rasa perih pada mata.
• Dalam kompendial digunakan mannitol dalam formulanya, tetapi untuk
memudahkan penghitungan tonisitas dan menimbang ketersediaan bahan maka
digunakan NaCl sebagai agen pengisotonis.
– NaOH dan HCl
• Digunakan sebagai penyesuai pH sediaan bilamana pada hasil pencampuran
didapat pH tidak sesuai dengan yang diinginkan
– Semua eksipien yang digunakan kompatibel dengan zat aktif
– Sterilisasi yang dilakukan yaitu sterilisasi akhir menggunakan autoklaf pada
suhu 121ºC selama 15 menit, sebab zat aktif memiliki titik lebur 225-257ºC
No. Nama Alat Jumlah Cara Sterilisasi

1 Gelas ukur 1 Bungkus dengan kertas coklat dan disterilisasi dg autoklaf suhu
121˚C selama 15 menit.
2 Kaca arloji 3 Bungkus dengan kertas coklat dan disterilisasi dg autoklaf suhu
121˚C selama 15 menit.
3 Batang pengaduk 1 Bungkus dengan kertas coklat dan disterilisasi dg autoklaf suhu
121˚C selama 15 menit.
4 Erlenmeyer 2 Bungkus dengan kertas coklat dan disterilisasi dg autoklaf suhu
121˚C selama 15 menit.
5 Corong 1 Bungkus dengan kertas coklat dan disterilisasi dg autoklaf suhu
121˚C selama 15 menit.
6 Pipet tetes 1 Bungkus dengan kertas coklat dan disterilisasi dg autoklaf suhu
121˚C selama 15 menit.
7 Beker glass Bungkus dengan kertas coklat dan disterilisasi dg autoklaf suhu
121˚C selama 15 menit.
8 Spatel 1 Bungkus dengan kertas coklat dan disterilisasi dg autoklaf suhu
121˚C selama 15 menit.
9 Pinset 1 Bungkus dengan kertas coklat dan disterilisasi dg autoklaf suhu
121˚C selama 15 menit.
10 Penjepit Kayu 1 Bungkus dengan kertas coklat dan disterilisasi dg autoklaf suhu
121˚C selama 15 menit.
11. Karet pipet tetes 1 Bungkus dengan kertas coklat dan disterilisasi dg autoklaf suhu
121˚C selama 15 menit.
No. Nama Alat Jumlah Cara Sterilisasi

11. Pinset 1 Bungkus dg stainless steel dan disterilisasi dengan oven suhu
180˚C selama 30 menit.
12. Spatel 1 Bungkus dg stainless steel dan disterilisasi dengan oven suhu
180˚C selama 30 menit.

No. Jenis Wadah Jumlah Cara Sterilisasi

1 Droptainer 5 ml Bungkus dengan kertas coklat dan disterilisasi dg autoklaf suhu


121˚C selama 15 menit.
No Nama Bahan Jumlah (mg) Cara Sterilisasi
Ciprofloxacin HCl Serilisasi panas basah dg autoklaf suhu 121˚C
1. 15,9
selama 15 menit
Benzalkonium klorida Serilisasi panas basah dg autoklaf suhu 121˚C
2. 0,318
selama 15 menit
3. Asam Asetat 3,869 Sterilisasi dg kertas saring 0.45μm
Natrium Asetat Serilisasi panas basah dg autoklaf suhu 121˚C
4. 2,915
selama 15 menit
5. Dinatrium Edetas 2,65 Sterilisasi dg kertas saring 0.45μm
Natrium Klorida Serilisasi panas basah dg autoklaf suhu 121˚C
6. 39,22
selama 15 menit
API Serilisasi panas basah dg autoklaf suhu 121˚C
7. Ad 5 mL
selama 15 menit
NaOH/HCl q.s Serilisasi panas basah dg autoklaf suhu 121˚C
8.
selama 15 menit
PRODUKSI
Penimbangan bahan untuk satu bets produksi
Jumlah sediaan yang dibuat 1000 X 5,3 mL = 5300ml

Jumlah tiap Sediaan


No. Nama Bahan Jumlah tiap bets (g)
(mg)
1. Ciprofloxacin HCl 15,9 15,9
2. Benzalkonium klorida 0,318 0,318
3. Asam Asetat 3,869 3,869
4. Natrium Asetat 2,915 2,915
5. Dinatrium Edetas 2,65 2,65
6. Natrium Klorida 39,22 39,22
7. API Ad 5 mL 5
8. NaOH/HCl q.s q.s
1. Siapkan alat dan bahan, wadah dan tempat penyimpanan, wadah yang digunakan droptainer 5 mil.
Penyiapan dilakukan pada ruang D.

2. Sterilkan alat yang digunakan, bungkus alat dengan kertas coklat untuk alat-alat berbahan gelas
sterilkan dengan autoklaf pada suhu 121˚C selama 15 menit. Untuk spatel dan pinset disterilkan dg
menggunakan oven suhu 180˚C selama 30 menit dibungkus dengan stainless steel.

3. Timbang bahan-bahan menggunakan kaca arloji yang sudah di sterilkan . Dilakukan pada ruang E

4. Buat API dengan mendidihkan aqua bidest selama 20-30 menit dihitung setelah air mendidih dan
kemudian didinginkan.
5. Lakukan pencampuran di ruang C . Larutkan zat aktif ke dalam sebagian API. Dan larutkan juga
masing masing eksipien dg API pada wadah yang berbeda.
6. Campurkan masing-masing bahan pada satu wadah dan aduk homogen, cukupkan volume larutan
sesuai yang diinginkan kemudian cek dan adjust pH.
7. Kemudian lakukan filtrasi . Menggunakan filtrasi membran 0.45μm. Filtrat dibuang, tampung larutan
dimasukkan ke dalam kemasan dan ditutup. Lakukan sterilisasi akhir dengan autoklaf 121˚C selama
15 menit.
8. Beri etiket pada drop dan lakukan evaluasi pada ruang E.
10. Beri etiket pada drop dan lakukan evaluasi pada ruang E.
Evaluasi Fisika
Penetapan pH
Harga pH adalah harga yang diberikan oleh alat potensiometrik (pH
meter) yang sesuai,yang telah dilakukan sebagaimana mestinya. Skala pH
ditetapkan dengan persamaan berikut :
(E - Es)
pH=pHs +
k
Sebelum digunakan periksa elektrode dan jembatan garam jika ada.
Gunakan larutan dapar untuk pembakuan pH meter, pilih 2 larutan dapar
untuk pembakuan yang mempunyai perbedaan pH tidak lebih dari 4 unit
dan sedemikian rupa sehingga pH larutan uji diharapkan terletak
diantaranya.
Jumlah sampel : 1
Hasil pengamatan :
Syarat : Berada pada rentang 6.5 sampai 7.5

Uji Kejernihan
Metode Visual : Lakukan penetapan dengan tabung reaksi alar datar dengan
diameter dalam 15-25 mm, tidak bewarna, transparan dan terbuat dari kaca
netral. Bandingkan larutan uji dengan suspensi padanan yang dibuat segar
setinggi 40 mm. Bandingkan kedua larutan dibawah cahaya yang terdifusi 5
menit setelah pembuatan suspensi padanan dengan tegak lurus ke arah bawah
tabung menggunakan latar belakang bewarna hitam.
Metode Instrumental : menggunakan turbidimeter dan nefelometer
Turbidimetri : melihat efek dari penghamburan cahay yang ditransmisikan
Neflometri : melihat efek penghamburan oleh partikel dengan cahaya yang
dihamburkan
jumah sampel uji :
hasil pengamatan :
Syarat : tidak ditemukannya partikel partikulat untuk larutan
tetes mata

Uji Volume Terpindahkan


Volume netto harus sedikit lebih dari volume yang
ditetapkan.
Bisa dilakukan secara manual skala laboraorium dengan
memindahkan isi sediaan kedalam gelas ukur lalu catat
volume terukur.
jumlah sampel uji :
hasil pengamatan :
syarat : hasil volume terpindahkan sama dengan yang
tertera pada etiket.
Uji Kebocoran
Botol OTM dibalikkan di atas kertas saring dan dibiarkan
selama 5 menit.
Jumlah sampel uji : 5 wadah
Hasil pengamatan :
Syarat : Tidak adanya kebocoran
Evaluasi Biologi
Uji Efektivitas Pengawet
• Yang perlu diperhatikan dalam pengujian ini adalah kategor sediaan, mikroba uji serta medium yang
digunakan.
• Biakan mikroba yang digunakan : Candida albicans, Aspergillus niger, Escherichia coli, Pseudomonas
aeroginosa, Staphylococcus aureus.
• Medium yang digunakan : Soybean-Casein, Digest Broth, Sabouroud Dextrose Agar
• Jumlah sampel uji : tiap 5 wadah asli bila volume sediaan tiap wadah mencukupi
• Hasil pengamatan :
• Syarat : Untuk sediaan kategori 2
1. Bakteri : koloni tidak kurang dari 2,0 log reduksi dari jumlah awal pada hari ke-14, dan tidak meningkat
dari hari ke-14 sampai hari ke-28
2. Kapang dan Khamir : koloni tidak meningkat dari jumlah hitungan awal sampai hari ke-14 dan 28
Uji Strelilitas
Pengujian dilakukan secara aseptik dengan lingkungan pengujian dibuat sama
seperti ketika sterilisasi dilakukan.
Hal yang perlu diperhatikan pada pengujian sterilitas ini adalah suhu inkubasi dan
media. Media yang digunakan memenuhi syarat Uji Fertilitas Anaerob, Aerob dan
Kapang.
Media cair tioglikolat : Pertumbuhan bakteri aerob dan anaerob
Soybean-Casein Digest Medium : Pertumbuhan kapang dan bakteri aerob
Jumlah bahan uji : jika tidak lebih dari 200 wadah maka gunakan 5% atau 2 wadah,
diambil yang lebih besar
Hasil pengamatan :
Syarat : tidak ditemukannya mikroorganisme apapun
Evaluasi Kimia
• Uji Penetapan Kadar
Prinsip : menggunakan KCKT
Jumlah : 1 wadah
Syarat :
Uji Identifikasi
Prinsip : Dengan melihat spektrum dengan
menggunakan spektrum IR

Anda mungkin juga menyukai