Anda di halaman 1dari 132

FARMASI INDUSTRI

PERTEMUAN I
REFERENSI
Pedoman CPOB
Petunjuk operasional
penerapan CPOB
cGMP
FARMASI INDUSTRI
Farmasi berasal dari kata pharmakon (bahasa latin) yang berarti
obat.
Industri berarti pabrikasi, manufakturing atau pembuatan.
Jadi farmasi industri berarti membuat obat atau pabrikasi obat.

Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


245/Menkes/ SK/V/1990 menyebutkan bahwa yang dimaksud
dengan industri farmasi adalah industri obat jadi dan Industri
bahan baku obat. Industri obat jadi adalah industri yang
menghasilkan suatu produk yang telah melalui seluruh tahapan
proses pembuatan. Proses pembuatan meliputi seluruh
rangkaian kegitan yang menghasilkan suatu obat yang terdiri
dari produksi dan pengawasan mutu mulai dari pengadaan
bahan obat, proses pengolahan, pengemasan sampai obat jadi
untuk didistribusikan.
FUNGSI PROFESI FARMASIS DI
INDUSTRI
 Pengadaan/penciptaan senyawa aktif atau
eksipien
 Menentukan formula dan teknik pembuatan
 Menentukan spesifikasi dan metode standardisasi
 Pembuatan/produksi obat dan
pengendaliannya
 Pengemasan
 Pengawasan mutu
 Menetapkan kondisi penyimpanan dan exp.date
 Pengelolaan bahan awal dan obat jadi
 Pendaftaran obat jadi
 Promosi obat kepada tenaga profesional lain
 Partisipasi dalam uji klinik
 Partisipasi dalam menghasilkan dan diseminasi
pengetahuan baru
CARA PEMBUATAN OBAT
YANG BAIK
(CPOB, GMP, cGMP)

CPOB adalah
bagian dari sistem
penjaminan mutu
Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) pertama
kali diterbitkan pada tahun 1988, dan diikuti dengan
Petunjuk Operasional Penerapan CPOB pada tahun 1989
yang kemudian direvisi pada tahun 1990. Berdasarkan
keputusan Kepala Badan POM, maka Tim Revisi CPOB
telah menyusun Pedoman CPOB edisi tahun 2001 yang
merupakan revisi dari edisi 1988 Kemudian direvisi lagi
tahun 2006 dan terakhir di revisi lagi tahun 2012.

CPOB atau GMP


(Good manufacturing Practice)
peraturan, pedoman atau anjuran yang dibuat
oleh pemerintah yang merupakan persyaratan
pemastian mutu untuk sediaan obat dan alat
kesehatan
Selain itu CPOB adalah bagian
dari sistem pemastian mutu yang
menyangkut dan memastikan obat
diproduksi dan mutunya
dikendalikan secara konsisten
sebagai produk yang dihasilkan
memenuhi persyaratan yang
ditetapkan.
Pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik
disusun berdasarkan Keputusan Kepala
Badan Pengawasan Obat dan MAkanan
No.HK.00.05.3.2522 tahun 2003 tentang
Penerapan Pedoman CDOB yang
mengacu pada Good Distribution
Practice (GDP) for Pharmaceutical
Products, WHO 2003 dan WHO Managing
Drugs Supply, WHO 1997, serta Cara
Pembuatan Obat yang Baik, BAdan POM
2001. Kemudian pada tahun 2003 menuu
AFTA dan harmonisasi ASEAN sehingga
meningkat menjadi CPOBD.
PERSYARATAN INDUSTRI FARMASI
Badan hukum berbentuk PT, koperasi,
perusahan nasional maupun patungan antara
perusahan penanam modal asing dengan
perusahaan nasional
Memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP)
Memiliki IMB, HO, SIUP, TDP, dll
Memenuhi persyaratan CPOB /c-GMP
(bangunan, peralatan, sistem, dll)
Memiliki minimal 2 tenaga Apoteker yang
bekerja penuh sebagai penanggung jawab
produksi dan pengawasan mutu
Memiliki sistem dan prasarana pengolahan
limbah (KA-ANDAL, ANDAL, RKL, RPL)
JAMINAN DAN PENGAWASAN MUTU
Dilakukan untuk mencapai,
mempertahankan dan memperbaiki
mutu, yang mengintegrasikan kegiatan-
kegiatan:
 Penetapan spesifikasi
 Disain produk (formulasi/litbang)
 Instalasi fasilitas/peralatan produksi
 Produksi
 Inspeksi
 Kaji ulang
Manfaat CPOB
Menghasilkan produk
yang baik/bermutu
Keselamatan dan
kesehatan kerja
Untuk efisiensi dan
produktivitas
DIMENSI MUTU UNTUK OBAT
 Keamanan (safety)
 Kemanjuran (efficacy)
 Stabilitas (fisika, kimia,
mikrobiologi)
 Kenyamanan dalam
penggunaan
 Sifat organoleptik (tampilan,
rasa, bau)
 Reliabilitas
Aspek-Aspek CPOB 2001
 Ketentuan Umum
 Personalia
 Bangunan
 Peralatan
 Sanitasi dan higiene
 Produksi
 Pengawasan mutu
 Inspeksi diri
 Penanganan keluhan terhadap obat,
penarikan kembali obat yang beredar dan
obat kembalian
 Dokumentasi
Aspek-Aspek CPOB 2006
 Ketentuan Umum
 Sistim Managemen Mutu
 Personalia
 Bangunan
 Peralatan
 Sanitasi dan higiene
 Produksi
 Pengawasan mutu
 Inspeksi diri
 Penanganan keluhan terhadap obat, penarikan
kembali obat yang beredar dan obat kembalian
 Validasi
 Dokumentasi
ASPEK CPOB 2012
 Manajemen mutu
 Personalia
 Bangunan dan fasilitas
 Peralatan
 Sanitasi dan higine
 Produksi
 Pengawasan mutu
 Inspeksi diri, audit mutu, dan audit persetujuan pemasok
 Penanganan keluhan terhadap produk dan penarikan
kembali produk
 Dokumentasi
 Perubahan dan analisis berdasarkan kontrak
 Kualifikasi dan validasi
 Pengendalian terhadap perubahan
 Penolakan dan penggunaan ulang bahan
PERTEMUAN II
Pemilihan Lokasi
1. Jauh dari sumber pencemaran dan
banjir
2. Strategis
• dekat dengan pemasok bahan awal,
peralatan, bahan lain yang diperlukan
• Dekat dengan tempat SDM
• Dekat dengan sumber modal/perbank-
an;
• Akses mudah;
• Dekat ke badan regulasi;
BANGUNAN DAN FASILITAS

Lokasi
Konstruksi
Tata letak ruang
Rancang bangun dan konstruksi

Terlindung dari pengaruh


Perubahan cuaca, Banjir,
Rembesan air melalui
tanah, Masuk dan
bersarangnya binatang
kecil dan serangga
Tata Letak Ruang
Tata letak ruang
 Kesesuaian antar kegiatan yang ada
 Mengikuti urutan tahap produksi dan menurut
kelas kebersihan yang dipersyaratkan
 Luas memadai: cukup untuk alat dan operator
 Pencegahan ruang produksi untuk lalu lintas
umum
 Pencegahan risiko kontaminasi silang: ruang
terpisah, mengendalikan cemaran udara
sekitar, perlindungan terhadap peralatan
produksi, adanya ruang penyangga,
pencucian terpisah pakaian yang tercemar,
pemeriksaan kehadiran zat terapeutik dalam
ruang, validasi prosedur pembersihan
Tata letak ruang (lanjutan)
 Fasilitas pengendali udara untuk produksi obat
sitotoksik
 Pengolahan produk bukan obat dipisah
 Ruang terpisah untuk membersihkan alat yang
dapat dipindah
 Kamar ganti/simpan pakaian: berhubungan
langsung dengan daerah pengolahan, tetapi
terpisah
 Toilet tidak terbuka langsung ke daerah
produksi
 Hewan ditempatkan di ruang terpisah atau
ruang terisolasi dengan baik
 Daerah pengolahan produk steril terpisah
Lain-lain

 Daerah khusus untuk kegiatan tertentu


(penerimaan bahan, karantina barang masuk,
dll.);
 Permukaan bagian dalam ruangan: licin, bebas
sambungan, bebas sudut;
 Saluran air limbah cukup besar, ada bak kontrol,
ventilasi baik;
 Lobang pemasukan/pengeluaran udara dan
pipa-pipa sedemikian rupa;
 Penerangan yang efektif, ventilasi dan fasilitas
pengendali udara
Lain-lain
Pipa, fiting lampu, dll: tanpa ceruk;
Pencegahan tulang atap, pipa dan
saluran udara dalam ruang produksi;
Pipa-pipa yang terpasang tidak
menempel di dinding agar mudah
dibersihkan
Tenaga listrik memadai;
Perawatan umum seluruh bangunan;
Gudang cukup luas, terang dan tertata
baik;
Pintu ke daerah produksi selalu tetutup
rapat
Persyaratan standar lingkungan produksi

Jumlah maksimum
cemaran partikel
Jumlah maksimum
cemaran mikroba
Efisiensi saringan udara
Pertukaran udara per jam
Jumlah maksimum cemaran
partikel
Jumlah maksimum cemaran
mikroba
PERSONALIA
Tanggungjawab
dan Kualifikasi
Jumlah
Organisasi
Pelatihan
Organisasi Model A
Direktur Pabrik

Kepala Manager Produksi


Pengawasan Mutu

Supervisor Supervisor

Supervisor Supervisor
Organisasi Model B
Organisasi Model C
General Manager

Plant Manager

M. Tehnik M. PPIC M. RC M. PR M. QC M. Financial

M. QA
Organisasi Model Terkini
President Director

HRD Manager Plant Manager Marketing Finance Manager


Manager

Production QC/Lab PPIC Manager QA Manager


Technical R&D Manager
Manager
Manager Manager

Int. Auditor
Production
Product dev. Lab. Supervisor
Supervisor

Validation Off.
Packaging dev. Microbiology
Packaging
Supervisor
Registration Off. IPC Spv. Product Stability
Persyaratan legal
Penanggungjawab
produksi
Penanggungjawab
pengawasan mutu
(QC)
Penanggung Jawab
jaminan mutu (QA)
Kualifikasi Manager
QA
 Apoteker
 Pengalaman praktis minimal 5 tahun di industri
 Pengalaman dan pengetahuan dalam
bidang analisis kimia dan mikrobiologi,
pemeriksaan bahan pengemas dan teknologi
formulasi
 CPOB
 Ketrampilan
 Kepemimpinan
QUALITY ASSURANCE (QA)
Manager QA dibawahi oleh Head of Quality

Tugas-Tugas QA

1 TRAINING
- GMP (Pegawai baru, Beaf tiap tahun)
- Non GMP (Perubahan SOP, membuat jadwal training)

2 PQR (Product Quality Review


- Mengumpulkn data obat yang diproduksi pertahun
dari tiap departemen
- Hasilnya sebagai pedoman perbaikan mutu
kedepannya
3 Deviation Report
- Jika terjadi perubahan oleh Quality Informasi
dilaporkan ke QA, kemudian manager QA menetukan
langkah apa yang akan diambil tergantung tipenya :
Critial, Mayor, Minor
4 RELEACE AND REJECT FINISH PRODUCT
QA melakukan review terhadap :
- Batch Revord
- proses
- Kemasan
- Pemeriksanaan QC

5 CAPA (Corrective and Prefentive Action)


Jika terjadi perubahan ataupun deviation tiap
departemen membuatkan CAPA

QA manager melakukan persetujuan baru boleh


diterapkan
6 CHANGE CONTROL
- Level 1 : berkaitan langsung dengan mutu produk
- Level 2 : tidak langsung pada mutu produk
Oleh QA disetujui baru boleh dilaksanakan
perubahan

7 Audit
- Self Inspection (sekali sebulan)
- Audit Internal (sekali tiap 6 bulan)
- Audit eksternal (BPOM, negara-negara
tujuan ekspor dan pihak sanbe ke suplayer
bahan kemas)
8 Product Complaint
- Level 1 : Terkait efek  R&D
- Level 2 : terkait mutu product  QA
Membuat surat permintaan ke QC, produksi dll.
Melakukan review ulang terhadap produk
tersebut
Kualifikasi Manager QC
Apoteker
Pengalaman praktis minimal 2
tahun di bagian QC
Pengalaman dan pengetahuan
dalam bidang analisis kimia dan
mikrobiologi, pemeriksaan bahan
pengemas
CPOB
Keterampilan
Kepemimpinan
QA vs. QA
QA menjamin dicapainya
mutu yang dituju
QC memastikan kualitas
bahan awal yang akan
digunakan dan produk jadi
yang akan dipasarkan
memenuhi persyaratan
Quality Control (QC)

 Ketentuan Umum
 Laboratorium pengujian
 Validasi
 Pengawasan terhadap Bahan Awal, Produk
Antara, Produk Ruahan dan Obat Jadi
 Pengolahan ulang
 Evaluasi terhadap Prosedur Produksi
 Peninjauan terhadap catatan bets produksi
 Penelitian stabilitas
 Keluhan terhadap obat
 Obat Kembalian
 Penilaian terhadap pemasok
Laboratorium Pengujian

• Bangunan
• Personalia
• Peralatan
• Pereaksi dan media pembiakan
• Baku pembanding
• Spesifikasi dan prosedur pengujian
• Catatan analisis
• Contoh pertinggal
Validasi &
Kalibrasi
• Validasi metode analisis
• Kalibrasi instrumen analisis
Pengawasan terhadap Bahan
Awal, Produk Antara, Produk
Ruahan dan Obat Jadi
• Spesifikasi
• Pengambilan contoh
• Pengujian
• Pengawasan lingkungan
• Pengawasan selama proses
• Pengawasan pada pengemasan
• Pengujian ulang bahan atau produk
yang telah disetujui
Pengujian stabilitas
• Produk baru
• Kemasan baru
• Perubahan Formula
• Bets yang diluluskan dengan
pengecualian
• Produk yang beredar
Pengujian stabilitas untuk obat
generik
Jenis Jumlah bets T & RH Lama waktu
pengujian pengujian

Jangka min 2 30° C 24 bulan


panjang 75%

Dipercepat min 2 40° C 6 bulan


75%

Alternatif min 2 45° C - 50° C 3 bulan


75%
Kualifiasi Manager
Produksi
 Apoteker
 Pengalaman praktis minimal 2 tahun di
bagian produksi
 Pengalaman dan pengetahuan dalam
pembuatan dan perencanaan produksi
 Pengetahuan tentang mesin-mesin produksi
 CPOB
 Bahasa Inggris
 Ketrampilan
 Kepemimpinan
PRODUKSI
 Bahan Awal
 Validasi Proses
 Pencemaran
 Sistem Penomoran Bets dan Lot
 Penimbangan dan Penyerahan
 Pengolahan
 Produk Steril
 Pengemasan
 Bahan atau Produk Pulihan
 Obat Kembalian
 Karantina
 Pengawasan Distribusi
 Penyimpanan Bahan
 Pembuatan Obat berdasarkan Kontrak
BAHAN
Pencatatan
AWAL
Pemeriksaan visual dan
spesifikasi
Pemberian nomor rujukan
Pemberian label status
Pengendalian persediaan
Penyimpanan
Pemberian batas waktu umur
Semua bahan yang tidak
memenuhi syarat diberi tanda
Validasi Proses
Semua prosedur divalidasi
dengan tepat
Perubahan berarti dalam:
proses, peralatan atau
bahan, hendaklah divalidasi
ulang
Kaji ulang proses dan
prosedur
Pencemaran
Harus dicegah terjadinya
pencemaran silang
Sistem Penomoran
Bets & Lot
Setiap bahan diberi nomor bets/lot
Nomor bets/lot pada tingkat
pengolahan dan pengemasan
saling berkaitan
Sistem yang dipakai harus
menjamin tidak ada pengulangan
nomor yang sama
Pencatatan
Penimbangan
dan Penyerahan
 Pengawasan
 Pencatatan/dokumentasi
 Hanya yang lulus yang diproses
 Bahan yang diserahkan di daerah penyerahan
pada satu waktu hanya untuk 1 bets produk saja
 Penggunaan alat timbang yang sesuai
 Pengecekan oleh 2 petugas
 Kebersihan ruang dan alat
 Pemeriksaan ulang kebenaran bahan-bahan
yang diserahkan
Pengembalian
Dokumentasi
Bahan yang
dikembalikan tidak boleh
kembali ke gudang
kecuali memenuhi
spesifikasi
Pengolahan
Penanganan bahan/produk
kering
Pencampuran dan granulasi
Pencetakan tablet
Penyalutan
Pengisian kapsul keras
Pemberian tanda
Cairan, Krim dan salep
Produk Steril
 Pengawasan khusus/ketat
 Cara aseptis vs. sterilisasi akhir
 Diperlukan ruang penyangga
 Tiga jenis ruangan: ruang ganti pakaian,
ruang bersih dan ruang steril
 Personalia
 Pakaian
 Bangunan
 Kebersihan dan higiene
 Peralatan
 Pengolahan
 Sterilisasi
Cara-cara
Sterilisasi
Cara panas (untuk peralatan dan
bahan tidak berair seperti salep)
Cara panas basah (untuk larutan
atau yang dapat dibasahi dengan
air)
Cara saring (0,22 µ)
Gas Etilen Oksida atau Formaldehid
Cara Radiasi (dengan sinar gamma)
Air untuk injeksi

 Dibuat dengan cara distilasi atau cara lain yang cocok


 Disimpan dan disirkulasi terus menerus pada suhu 70° C
Penyelesaian Produk Steril

 Pembersihan wadah
 Wadah yang telah diisi diperiksa satu persatu terhadap partikel
yang terlihat
Indikator Biologi

 Digunakan untuk melihat adanya kegagalan sterilisasi, bukan


untuk jaminan efektivitas sterilisasi
Pengemasan

 Kesiapan jalur pengemasan


 Pelaksanaan pengemasan
 Penyelesaian proses pengemasan
DEFINISI
 Menurut WHO
Semua jenis bahan, termasuk bahan hasil cetakan, yang
digunakan dalam proses pengemasan produk farmasi, tidak
termasuk yang digunakan dalam transformasi pengiriman.
 Menurut CPOB
Semua bahan yang dipakai dalam proses pengemasan
produk ruahan untuk menghasilkan produk jadi.
 Menurut Mil – STD – 2073 – IA (AS)
Proses dan prosedur yang dilakukan untuk mencengah
penguraian dan kerusakan bahan dalam hal ini termasuk
pembersihan, pengeringan, pengawetan, pembungkusan,
penandaan dan penggunaan.
Syarat-syarat Bahan
Pengemas

1. Harus melindungi preparat dari keadaan lingkung


2. Tidak boleh bereaksi dengan produk
3. Tidak boleh memberikan rasa dan bau kepada pro
4. Tidak toksik
5. Disetujui oleh BPOM (FDA)
6. Harus tahan banting
Fungsi Kemasan
1. Sebagai wadah
Fungsi utama dari kemasan adalah sebagai wadah dari
produk yang dikemas agar tidak berceceran atau berserakan
sehingga produk yang terwadahi mudah disimpan, dihitung
dan diangkut.
2. Sebagai pelindung dan menjaga stabilitas produk
Kemasan dengan persyaratan tertentu dapat melindungi
produk, tetapi kadang terjadi penyimpangan diluar
kemampuan kita misalnya karena transportasi, gaya mekanis,
faktor lingkungan, hewan, penanganan dan metode
pengemasan yang kurang baik dan unsur penyimpanan.
3. Sebagai sarana informasi / promosi
Pengemasan mengikuti perkembangan IP dan teknologi
dengan bentuk standar seperti botol, plastik, kaleng aluminium,
kotak, kertas lipat sehingga konsumen tidak tahu produk
dalamnya. Oleh karena itu kemasan perlu dilengkapi informasi.
Klasifikasi bahan pengemas

Bahan pengemas primer Bahan pengemas sekunder

Bahan pengemas yang kontak


Bahan pengemas yang tidak
langsung dengan produk berfungsi
langsung kontak dengan produk
sebagai pelindung dari pengaruh
atau langsung kontak dengan
luar. Contoh : aluminium foil,
bahan primer. Contoh : dos, etiket
plastik,botol, cangkang kapsul,
brosur dan segel
tube, tutup karet,dll
Hal-hal Yang Perlu diperhatikan
Untuk Pengemas Obat & Makanan
1. Jenis Obat
a. pH komponen penyusun obat
produk yang mengandung asam memerlukan bahan kemasan
yang berbeda dengan produk yang mengandung alkohol
b. reaktifitas bahan obat, terhadap pengruh sinar matahari,
uap air, O2
2. Sifat bahan pengemas
antara lain kecepatan perpindahan uap air, oksigen atau CO2 ,
daya tahan terhadap bahan kimia
3. Faktor lingkungan
yaitu kondisi selama penyimpanan seperti suhu, kelembaban,
serta kebersihan
Spesifikasi Bahan Pengemas
1. Nama bahan, lebih dipilih dengan
pengkodean untuk masing-masing
bahan
2. Deskriptif sifat alami, dimensi & bahan
pembentuk komponen
3. Pengujian untuk menentukan kesesuaian
dengan spesifikasi
4. Suplier
5. Instruksi penyamplingan
6. Kondisi penyimpanan
PENYIMPANAN
 Semua bahan disimpan pada jarak
yang cukup terhadap bahan lain
maupun terhadap dinding dan tidak
diletakkan di lantai
 Bahan hendaknya disimpan dalam
kondisi lingkungan yang sesuai
 Penyimpanan diluar gedung
diperbolehkan bagi bahan yang
dikemas dalam wadah kedap
(misalnya drum logam) yang
mutunya tidak dipengaruhi suhu,
kelembaban dan faktor lainnya
Prosedur Tertulis (Dokumentasi)
Pada Proses Pengemasan
 Penerimaan serta identifikasi produk ruahan dan
bahan pengemas
 Pengemasan yang baik untuk menjamin agar
produk ruahan dan bahan pengemas yang akan
dipakai adalah benar
 Pengawasan selama dalam proses pengemasan
 Rekonsiliasi terhadap produk dalam proses
pengemasan
 Rekonsiliasi terhadap produk ruahan dan bahan
pengemas tercetak
 Pemeriksaan akhir terhadap hasil pengemasan
Uji Kualitas Kemasan
 Box kualitas dimensi (kualitas printing, lipatan atau
folding), warna dan kualitas kertas
 Aluminium foil dan PTP foil (tablet & kapsul) tebal,
warna, dimensi, kualitas & sealing
 Brosur dimensi
 Ampul holder diameter (dimensi)
 Ampul, botol plastik, botol plastik
 Cap botol
 Corrus galed carton
 Sendok plastik
 Hi sheet
Stripping Aluminium foil
Bahan
Pengemas

Blistering
Aluminium foil
& PVC
Sediaan Farmasi

Ada 2 kategori sediaan farmasi :


Produk etikal
Obat bebas (OTC) ----
termasuk kategori produk
konsumen.
Kemasan Sediaan Etikal

 Perlu perhatian khusus. Kemasan primer dan


penutup wadah (komponen yang kontak
langsung dengan obat) harus dapat
melindungi produk baik secara kimia maupun
fisika.
 Harus dilakukan penelitian tentang
kemampuan kemasan untuk memberikan
perlindungan terhadap cahaya; transmisi uap
air; permeasi gas; stabilitas; potensi dan
ketahanan produk bila dilakukan penelitian
simulasi dan keadaan sebenarnya pada
proses pengapalan (transportasi)
BEBERAPA TERMOLOGI UMUM KEMASAN
SEDIAAN FARMASI
:

1. Collapsible Tube (CT)


Kemasan unik yang dirancang khusus untuk sediaan yang
kental --- tube logam, plastik
2. Child Resistent Closure (CRC)
Poison prevention packaging act --- UU mewajibkan kemasan
yang kaku,semi kaku, dan fleksible untuk melindungi anak-
anak dengan kemasa yang tidak dapat dijangkau oleh anak-
anak
3. TEP (Temper Evident Packaging )
FDA mengeluarkan peraturan 21 CFR 211, 132--- persyaratan
TRP (Temper Resistent Package) untuk produksi obat bebas
dinyatakan sebagai berikut: TEP sebagai suatu kemasan yang
mempunyai indikator atau halangan untuk masukjika dibuka
atau hilang terlihat oleh konsumen bahwa terjadi perusakan
penutup kemasan.
Industri mengganti TRP dengan TEP
Hal-hal Yang Harus
 Bahan
Diperhatikan
pengemas sangat penting terutama jika
berkontak dengan wadah. Perlu jaminan bahan
produk tidak akan terurai dan tidak terkontaminasi
karena kontak dengan dengan kemasan atau
produk. Bila akan mempengaruhi integritas dari
kemasan perlu pengontrolan ketat dari manufaktur
untuk jaminan bahwa perubahan yang dilakukan
tidak menyebabkan peruraian terutama bila cairan.
 Rincian formulasi kemasan batang sering diminta
sebagai suatu bentuk persyaratan jika produk akan
diekspor ke AS-Uni Eropa.
 Produk harus dipertimbangkan secara hati-hati
selama perancangan kemasan. Contoh:tablet
bentuk batang, proses pengemasan dapat
berpengaruh jika bentuk tablet tidak sesuai dengan
peralatan
Pengujian Untuk Menjamin Efektifitas Kemasan
 Untuk perlindungan terhadap anak-anak : stopwatch,
pencatat
 Untuk kesesuaian kemasan plastik dan gelas yang berkontak
dengan obat : Digunakan peralatan analisis yang canggih,
uji diuraikan dalam USP, NF untuk pengujian pelarut
 Spektrofotometri inframerah : untuk analisis larutan secara
kualitatif dan kuantitatif zat yang dilepas dari bahan
pengemas dan dianggap membahayakan manusia
 Kromatografi, absorpsi atomik
 Difraksi sinar x
 Pengukuran tekanan
 Ukuran kerapatan
Sasaran Kontrol Kualitas Bahan Pengemas

 Untuk menjamin kualitas bahan pengemas


baik pada waktu dilakukan proses
manufakturer obat
 QC bahan pengemas terlebih dahulu
diseleksi di lokasi pengemas
 Pemesanan bahan pengemas dan
komponen bahan pengemas dilakukan
secara periodik terutama dari supplier
baru, kalau ada masalah supplier lalu atau
ada komponen baru pengemas yang
digunakan.
 Laboratorium kontrol bahan pengemas
(LKBP) perlu ada di industri farmasi karena
sering timbul masalah
Howard membagi aspek menjadi 2 bagian:

Aspek eksternal
terkait dalam masalah pemasaran
produk, uji perlindungan produk,
kemudahan bagi konsumen
Aspek internal
meliputi biaya produksi, kemampuan
mesin untuk memberikan preformulasi,
kemasan yang optimal, serta identifikasi
produk.
Sifat Dan Mutu Jenis Kemasan Produk
Farmasi Botol Gelas

1. Mempunyai daya tahan kimiawi yang sangat baik


tidak mempengaruhi preparat parenteral yang
sangat peka terhadap gelas borosilikat
2. Botol dari gelas soda kapur silikat yang telah
mengalami pengerjaan permukaan pada
bagian yang berhubungan dengan isinya dan
mempunyai daya tahan kimia yang baik, tidak
mempengaruhi preparat farmasi yang dikemas
3. Botol gelas soda kapur silikat yang mempunyai
daya tahan kimiawi cukup, tidak mempengaruhi
pengawet farmasi
Sifat Yang Dipersyaratkan Untuk
Memenuhi Mutu Botol
Untuk botol gelas
 Alkali nitras : untuk uji botol terhadap reaksi kimiawi
 Tegangan dalam untuk mengetahui tegangan
annealing dan CnCl pada botol gelas
 Transmisi cahaya untuk mengetahui komponen
botol melindungi preparat dari pengaruh cahaya
 Kejutan suhu untuk mengetahui keadaan botol jika
ada perubahan suhu mendadak
 Tebal gelas 0,9 – 1,5 mm
Untuk botol plastik (PE, PP, PVC)
 Food grade ----syarat udara
Masalah potensial yang harus diperhatikan

Sorption : hilangnya komponen produk


yang dikemas karena meresap ke dalam
plastik
Desorption : hilangnya komponen plastik
karena bermigrasi ke dalam produk
Permeation : masuknya uap air atau gas
ke dalam kemasan
Fotodegradasi : berkurangnya mutu
produk yang dikemas karena radiasi
Syarat Mutu Untuk Botol Plastik

Syarat fisik :
 tebal 0,5 mm
 uji jatuh
 efektifitas aliran dan tutup
 ketahanan retak
 laju transmisi uap air
Syarat luar :
 ketahanan senyawa asam
 ketahanan senyawa basa
 kadar logam berbahaya Cu, Hg, Pb, dan As
Organoleptik :
 bentuk dan kenampakan
 bau dan warna
Penggolongan Cacat Pada bahan
Pengemas
 Over Critical Defect (OCD), syarat 0 %
 Critical Defect (CD), syarat max 0,4 %
 Mayor Defect (MaD), syarat max 2,5 %
 Minor Defect (MiD), syarat max 6,5 %
PengujiaN Aluminium Tube
1. Evaluasi Optik 2. Kualitas Material
 Integritas membran
 Penampilan  Integritas latex ring
 Warna
 Kebersihan  Lapisan bagian dalam
 Teks  Lapisan bagian luar
 Cetakan
 Dimensi :
- panjang Tube
4. Uji Mikrobiologi
- diameter
- tinggi (Dilakukan 1 tahun sekali)
- diameter Tutup Hal ini dilakukan bila suplier telah
 Tebal memenuhi persyaratan yaitu 5 batch
 Lebar latex ring
awal berturut-turut hasilnya sesuai
3. Identifikasi Bahan dengan sertifikasi.
 Lapisan luar
 Lapisan dalam
 Latex ring
Bahan atau Produk Pulihan

 Bahan atau produk pulihan dapat atau diolah ulang dengan


persyaratan tertentu
 Sisa produk dapat ditambahkan atau diolah ulang ke dalam
bets berikutnya dengan persyaratan tertentu
Obat Kembalian

 Obat kembalian dari gudang


 Obat kembalian dari peredaran

Dapat diolah kembali, dikemas ulang, diedarkan kembali


dengan persyaratan tertentu.
 Pengawasan distribusi
 Penyimpanan bahan awal, produk antara, produk ruahan dan
obat jadi (jarak, tempat, pencatatan, kartu persediaan)
PRODUKSI
Rencana Produksi PPIC

No. batch Pengemasan LC


Pemesanan bahan sekunder
baku
GBB
Line Clearance
Release
(-verifikasi
timbangan timbang
- Kebersihan rg Distribusi
- peralatan)

Rg. Produksi
(gudang penyimpanan
hasil timbang)

Produksi

Cetak / Filling

LC
Pengemasan Primer
(tablet stripping)
Produksi
Sebelum proses produksi dilakukan Line
Clearance
Line Clearance  dokumentai di batch record
Meliputi :
1. Ruangan
2. Material
3. Peralatan
4. Master Formula
Proses Produksi, personil yang akan
melakukan proses produksi mengikuti aturan-
aturan sesuai SOP
Proses Produksi

1. Penimbangan di GBB
- Kalibrasi timbangan
- Suhu, RH, sanitasi ruangan (Naporit, alkohol, IPA)
- Kebersihan timbangan & wadah  label
clean
(double check koordinator / pengawas GBB & produksi
- Timbang bahan yang akan diproduksi yang
berasal dari gudang bahan baku label
identity  IPC check
Masuk ke ruangan stagging
Dilakukan proses produksi
Proses Produksi

2. Produksi (Line clearance), proses produksi di


lakukan di zone sesuai sediaan yang akan dibuat
- Mesin dan alat dalam kondisi bersih (label clean)
- Tidak ada bahan lain selain bets yang akan
diproduksi

- Produksi (mixing)  cek IPC tiap 30 menit

Release QC

Mesin cetak/ filling


Distribusi
Pengemasan primer

Pengemasan sekunder release


Ruang produksi B-laktam harus dibedakan antara :
- Golongan penicilin
- Golongan cefalosporin

Jika alat dari cefalosporin akan digunakan di


ruangan penicilin harus dilakukan pemotongan
cincin betalaktam (mencegah cros
contamination) dengan natrium oksida 2%
PERALATAN

RANCANG BANGUN DAN KONSTRUKSI

- Bahan Inert : Baja tahan karat AISI


304 , Baja tahan karat AISI 316, Gelas, Lain-
lain (PTFE)
- Dapat dibersihkan dengan mudah
- Motor listrik kedap ledakan
PERALATAN
PEMASANGAN DAN PENEMPATAN

Dalam satu ruang hanya boleh diolah satu


produk, pipa diberi kran, pemberian nomor
pada peralatan, bahan isolasi
PERALATAN

Perlatan liat aturan sesuai CPOB


SANITASI & HIGIENE

 Personalia
 Bangunan
 Fasilitas membersihkan diri
 Pembersihan ruangan
 Peralatan
 Pembersihan peralatan
 Validasi prosedur
KESEHATAN
- Tidak boleh bekerja di ruang produksi apabila:
. Mempunyai luka terbuka
. Mengidap penyakit infeksi
- Mengadakan pemeriksaan kesehatan secara
berkala
- Sesudah sembuh dari suatu penyakit diperiksa
lagi kesehatan
- Pengawasan ketat terhadap gejala penyakit
menular di ruang produksi
 KEBERSIHAN PERORANGAN
 Mandi secara teratur
 Cuci tangan secara teratur, missal sesudah
buang air kecil/besar
 Rambut dipelihara
 Dilarang menyisir di seluruh ruang produksi
 Dilarang memakai anting, kalung, perhiasan
lain
 Kosmetik sesedikit mungkin. Bulu mata palsu
tidak boleh
 KEBIASAAN HIGIENIS
 Dilarang makan/minum di ruang produksi dan laboratorium
 Dilarang merokok
 Menjaga kebersihan dan keteraturan ruang kerja
PAKAIAN BERSIH
 Pakaian dan pelindung lain: topi, pelindung kumis dan
janggut, sarung tangan
 Tidak berkantong di atas pinggang
INSPEKSI DIRI

 HAL-HAL YANG DIINSPEKSI


 TIM INSPEKSI DIRI
 LIPUTAN DAN FREKUENSI
 LAPORAN INSPEKSI DIRI
 TINDAK LANJUT INSPEKSI DIRI
HAL-HAL YANG DIINSPEKSI

 Karyawan/Personalia
 Bangunan
 Penyimpanan bahan awal dan obat jadi
 Peralatan
 Produksi
 Pengawasan Mutu
 Dokumentasi
 Perawatan gedung dan peralatan
TIM INSPEKSI DIRI

 Ditunjuk oleh manajemen perusahaan


 Minimal 3 orang
 Ahli dalam bidang pekerjaannya
 Dapat berasal dari luar perusahaan
 Anggota Tim bebas menilai
LIPUTAN DAN FREKUENSI

 Dapat dilakukan bagian demi bagian


 Keseluruhan dilakukan minimal sekali setahun
LIPUTAN DAN FREKUENSI

 Dapat dilakukan bagian demi bagian


 Keseluruhan dilakukan minimal sekali setahun
Pertemuan IV
PENANGANAN KELUHAN, PENARIKAN
KEMBALI OBAT DAN OBAT KEMBALIAN

ASAL SUMBER KELUHAN


Dari dalam:
 Bagian produksi, pengawasan mutu, dll.
Dari luar:
 Dokter, distributor, apotek, Pemerintah, Rumah Sakit,
Pasien, Media Masa
JENIS KELUHAN

 Mutu obat
 Efek samping
 Kurang manjur
PENANGANAN

 Dicatat/direkam
 Ditangani
 Diteliti dan dievaluasi
 Tindak lanjut
TINDAK LANJUT

 Tindakan perbaikan
 Penarikan kembali obat yang sudah beredar
 Tindakan lain
PENARIKAN KEMBALI OBAT
YANG BEREDAR

 Prakarsa sendiri atau instruksi pemerintah


 Tanggungjawab Manajer QC
 Satu atau beberapa bets atau seluruh produk ybs.
 Dapat sekaligus penghentian pembuatan obat
PELAKSANAAN

 Sesegera mungkin
 Penarikan bisa sampai konsumen
PROSEDUR PENANGANAN
OBAT KEMBALIAN

 Identifikasi dan catat mutu


 Yang diterima dikarantina
 Penelitian/pengujian
KLASIFIKASI OBAT
KEMBALIAN

 masih memenuhi syarat


 Masih dapat diolah ulang
 Tidak memenuhi syarat dan tidak boleh diolah diulang
DOKUMENTASI

 Bagian dari sistem informasi dan manajemen


 Penting untuk menghindarkan kesalahan
 Penting untuk penelusuran jika di kemudian hari ada
masalah
Berbagai jenis dokumen

 Spesifikasi
 Prosedur
 Metode
 Instruksi
 Perencanaan
 Pengendalian
 Evaluasi
Spesifikasi

 Bahan baku
 Bahan pengemas
 Produk antara
 Produk ruahan
 Obat jadi
Dokumen Produksi

 Dokumen produksi induk


 Prosedur pengolahan induk
 Prosedur pengemasan induk
 Catatan pengolahan bets
 Catatan pengemasan bets
Dokumen Pengawasan
Mutu

 Prosedur pengambilan contoh


 Metode pengujian
 Catatan pengambilan contoh
 Catatan analisis
 Laporan hasil pengujian/Sertifikat Analisis
Dokumen Penyimpanan
dan Distribusi

 Kartu persediaan
 Catatan distribusi obat jadi
Dokumen Pemeliharaan,
Pembersihan dan
Pemantauan Kondisi
Lingkungan
 Prosedur dan catatan pemeliharaan dan pembersihan
peralatan
 Prosedur dan catatan pemeliharaan dan pembersihan ruang
produksi
 Prosedur dan catatan pembasmian hama
 Prosedur dan catatan pemantauan partikel dan mikroba
Dokumen Penanganan Keluhan,
Penarikan Kembali Obat yang Beredar,
Obat Kembalian dan Pemusnahan Obat

 Prosedur dan catatan penanganan keluhan


 Prosedur dan catatan penarikan kembali obat
 Prosedur dan catatan penanganan obat kembalian
 Prosedur dan catatan pemusnahan obat
Dokumen Lain

 Dokumen peralatan khusus


 Prosedur dan catatan Inspeksi Diri
 Pedoman dan Catatan Pelatihan CPOB

Anda mungkin juga menyukai