Anda di halaman 1dari 35

ANESTESI

REGIONAL
KRIS BUDI SETIAWAN

BAGIAN ANESTESI RS BUNDA JAKARTA


ANESTESI REGIONAL
• Anestesi regional ialah obat yang menghasilkan blokade
konduksi atau blokade lorong natrium pada dinding saraf
secara sementara terhadap rangsangan transmisi
sepanjang saraf sentral atau perifer
• Cara kerja anestesi regional, setelah keluar dari saraf di
ikuti oleh pulihnya konduksi saraf secara spontan dan
lengkap, tanpa di ikuti oleh kerusakan struktur saraf
• Kokain adalah obat anestesi pertama yang dibuat dari
daun koka dan dibuat pertama kali tahun 1884
• Penggunaan kokain aman hanya untuk anestesi topikal
PEMBAGIAN
• Blok sentral (blok neuroaksial) yaitu meliputi blok spinal,
epidural, dan kaudal.
• Blok perifer (blok saraf) misalnya blok pleksus brachialis,
axilar, analgesia regional intravena.
KEUNTUNGAN ANESTESI KEKURANGAN ANESTESI
REGIONAL REGIONAL

• Pasien tetap sadar, bahaya • Cemas


respirasi (-)
• Jalan nafas terjaga
• Operasi belum
selesai, obat sudah
• Sederhana/alat minimal habis
• Gangguan
nafas/kardiovaskuler (-) • Waktu lebih lama
• Relaksasi otot baik • Tidak selalu berhasil
• Perawatan pasca bedah 100%
minimal • Tidak bisa untuk
• Polusi (-) lokasi tertentu
• Komunikasi terjaga • Intoksikasi
• Pengelolaan nyeri lebih
baik
• Baik untuk pasien rawat
jalan
ANESTESI SPINAL
Kontra indikasi absolut : Kontra indikasi relatif :
• Pasien menolak • Infeksi sistemik
(sepsis, bakteremia)
• Infeksi pada tempat suntikan
• Infeksi sekitar
• Hipovolemia berat, syok suntikan
• Koagulopati atau mendapat • Kelainan neurologis
terapi antikoagulan
• Kelainan psikis
• Tekanan intrakranial
meninggi • Bedah lama
• Fasilitas resusitasi minim • Penyakit jantung
• Kurang pengalaman atau • Hipovolemia ringan
tanpa didampingi konsultan • Nyeri punggung
anti anestesia kronis
TEKNIK ANESTESI
SPINAL
1. Tidurkan penderita dalam posisi dekubitus lateral. Buat penderita
membungkuk maksimal agar proccesus spinosus mudah teraba.
Bisa juga dalam posisi duduk
2. Inspeksi, Garis yang menghubungkan dua titik tertinggi. Krista
iliaka kanan dan kiri akan memotong garis tengah punggung
setinggi L4-L5. Untuk mengenal ruang antara 2 vertebra lumbalis.
Pungsi lumbal hanya diantara L2-L3, L3-L4, L4-L5, atau L5-S1.
3. Sterilkan tempat tusukan dengan betadine dan alkohol.
4. Dengan memakai sarung tangan steril, pungsi lumbal dilakukan
dengan menyuntikkan jarum lumbal no.22 (atau lebih halus
misalnya no.23, 25, 26) pada bidang median dengan arah 10°-30°
terhadap bidang horisontal ke arah kranial pada ruangan antar
vertebra lumbalis yang sudah dipilih. Jarum lumbal akan
menembus kulit-subcutis-ligamentum supraspinosum-ligamentum
intraspinosum-ligamentum flavum-duramater-ruang
subarachnoid.
LANJUTAN
5. Setelah stilet dicabut, cairan serebrospinal akan menetes
keluar. Selanjutnya disuntikkan larutan obat analgestik
lokal pelan-pelan, diselingi aspirasi sedikit kedalam ruang
subarachnoid tersebut
KOMPLIKASI
Komplikasi tindakan : Komplikasi Pasca
• Hipotensi berat tindakan :
• Bradikardi • Nyeri tempat
suntikan
• Hipoventilasi
• Nyeri punggung
• Trauma pembuluh
darah • Nyeri kepala karena
kebocoran liquor
• Mual muntah
• Retensio urine
• Gangguan
pendengaran • Meningitis
seperti tinitus
• Blok spinal tinggi
atau total
PERBEDAAN SPINAL EPIDURAL

Lokasi Obat Sub arachnoid Ruang epidural


Onset Cepat (dalam 5 menit) 10-15 menit
Durasi 60-90 menit 180 menit
Volume Obat 4cc 15 atau 20cc
Teknik Lebih mudah Lebih sulit
Blok motoris Kuat Sedang
Efek hemodinamik Besar Kecil-sedang
(hipotensi)
Perbedaan
SPINAL EPIDURAL
- Relatif mudah dikerjakan - Relatif susah dikerjakan
- Onset cepat - Onset lebih lambat
- Anestetik lokal dosis kecil - Dosis anestetik lokal lebih besar
- Relaksasi otot baik - Relaksasi tidak selalu di dapat
- Level blok tidak dapat diprediksi - Sering memakai kateter untuk
mempertinggi blok dan
memanjangkan durasi
- Hipotensi lebih sering - Dapat untuk penatalaksanaan
nyeripasca bedah
- Tidak dapat mengubah ketinggian
blok bila blok sudah terfiksasi
(kecuali dengan kateter
intratekal).
- Resiko PDPH
Pre Operasi
Identitas Pasien
• Nama : Ny. D
• Umur : 32 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat : JaKARTA PUSAT
• No RM : 052686
• Tanggal operasi : 22 Januari 2020
Anamnesis
• Autoanamnesis
• Keluhan utama :

• Riwayat Penyakit Sekaran


• Ps datang ke poli obgyn utk usg,hsl dr USG ps di diagnosa plasenta previa
• Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada riwayat penyakit yang sama.
• Riwayat Penyakit Dahulu :
• Asma : Disangkal
• Penyakit Paru : Disangkal
• Penyakit Jantung : Disangkal
• Hipertensi : Disangkal
• Diabetes : Disangkal
• Penyakit Hati dan Ginjal : Disangkal
• Riwayat Kejang/Pingsan : Disangkal
• Riwayat Operasi dan Anestesi :
Tidak ada riwayat operasi dan anestesi.
• Riwayat Alergi :
Obat : Tidak ada
Makanan : Tidak ada
• Riwayat Kebiasaan :
Merokok : Disangkal
Konsumsi alkohol : Disangkal
Pemeriksaan Fisik

• Keadaan umum : Baik, tampak cemas,


mengatakan takut
di oeprasi
• Kesadaran : Compos Mentis
E:4 V:5 M:6
• Tinggi Badan : 160 cm
• Berat Badan : 65 Kg
• Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 110/68 mmHg
Nadi : 76x/ menit
Pernafasan : 16x/ menit
Suhu : 36,2o Celcius
• Status Generalis
Kepal : Normocephal, distribusi rambut merata
• Mata : Konjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
• Hidung : Deviasi septum (-), nafas cuping hidung (-),perdarahan
(-),lendir (-)
• Mulut : Malampati I, mukosa lembab,
sianosis (-), faring hiperemis (-),gigi palsu(-), gigi goyang (-),buka
mulut maksimal (>3 cm), T1-T1 tenang.
• Telinga : Serumen (-)
• Leher : Tampak simetris, deviasi trakea (-), Pembesaran KGB (-)
• Thorax : Bentuk normal, simetris.
Paru : Suara napas vesikuler, ronki-/-, whezzing -/-
Jantung : Bunyi jantung 1 dan 2 normal, murmur (-), gallop (-)
• Abdomen : Datar, bising usus normal, supel, hepar dan lien tidak
teraba, tympani pada seluruh kuadran.
• Ekstremitas : Akral hangat, tidak ada edema, ptekie (-).
Pemeriksaan Penunjang

• Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Hematologi

Darah Rutin

Hemoglobin 11,3 12,5 – 15,5 g/dL

Hematokrit 33,2 37 – 47 %

Eritrosit 8,8 4,5 – 5,8 106/µL

Leukosit 6,5 5,0 – 10,0 103/µL

Trombosit 212 150-400 103/µL


MCV 86 80 – 96 fl

MCH 28 27 – 32 pg

MCHC 33 32- 36 g/dL

Kimia

Ureum 28 20 – 50 mg/dL

Kreatinin 0,7 0,5 – 1,5 mg/dL

Gula darah sewaktu 95 <140 mg/dL


BT 2’00” 2-6 menit
CT 8’00” 9-15 menit
SGOT 19 <35 U/l
SGPT 20 <40 U/l
ASSESSMENT PRA-INDUKSI

• Diagnosa Bedah :G2P0A1


38 MGG dgn plasenta previa

• Diagnosa Anestesi : ASA I


• Rencana Pembedahan : sectio
caesarea
• Rencana Teknik Anestesi : RA SAB
Persiapan Pre-Operasi
• Persiapan Pasien
Informed Consent
Surat Persetujuan Operasi
Pasien dipuasakan sejak pukul 02.00 (8 Jam)
Memakai pakaian operasi
Anamnesa
Primary Survey
• Airway
Clear, Malampaty 1, Gigi ompong (-), Gigi Palsu (-)
• Breathing
Napas spontan, thoraco abdominal, gerak dada simetris, RR 18 x/m, reguler, tidak terdapat
retraksi, trakea terletak di median, tidak terdengar suara ronchi dan suar wheezing.
• Circulation
Kulit Hangat TD 120/ 80 mmHg, Nadi 80 x/m
• Disability
Keadaan umum baik, gizi baik, kesadaran : Compos mentis, GCS E:4 V:5 M:6, pupil bulat,
isokor, 3mm/3mm dan reflek cahaya +/+
• Infus
Infuse set dan cairan infus – Ringer Laktat
Abocath no 18
• Plester
• Alkohol swab + tega derm (fiksasi)
• Tourniquet
Px.Di infus di metacarpal dextra
• Mesin anestesi
• Monitor Vital Sign
– Elektokardiogram (EKG)
– Oksimeter
– Sfigmomanometer digital
Persiapan Obat
Obat obat anestesi spinal:
1.Marcain 20mg
2.Fentanyl 100mcg
3.Lignovel 40mg
Obat obatan mentenence
1.Oxcitocin 20ui
2.Mitvel 0,4mg
3.Miloz 15mg
4.Petidin 100mg
5.Vomizol 40mg
6.remopain 30mg
7.Plasminek 1gr
8 epidrin 100mg
9.MST tab
Obat obatan
Touren:1.fentanyl 300mcg
2.ketorolak 60mg
3.granon 6mg
Intra Operasi
DURANTE OPERASI

Waktu Hasil Pantauan Tindakan


08.00 TD : 110 / 60mmHg RA SAB:1 lignovel 40mg
HR : 68 x/m 2 marcain 10mg
RR : 16x/m 3 fentanil 25mcg
SPO2 : 100 %
08. 35 Obs kerja spinal dan obs vital sigh 1.Kaki sdh terasa
kesemutan,berat dan tidak bisa
di gerakan.
TD:110/66mm/hg N:82 RR:16
SPO2:100%
1.MEMBERI LODING CAIRAN
08.40 TD :86/55mmHg ASERING
HR : 76 x/m 2.Memberi inj epedrin 20mg

RR : 16 x/m
SPO2 : 100 %

08.50 TD : 104/6378 mmHg


HR : 78 x/m
RR : 12 x/m
SPO2 : 100%

09.55 Operasi di mulai TD:105/68 N:78 RR:14


SPO2:100%
10.10 Bayi lahir dan placenta inj,.oxcitocin 20ui/drib
sdh keluar Inj mitvell 0,4mg
Inj plasminek 1gr
Inj miloz 2,5mg

10,15 TD : 111/87 mmHg Memposisikan pasien


HR : 98 x/m seperti semula
RR : 14 x/m Inj. Vomizol 40mg
SPO2 :100 % remopain 30mg
vomizol 40mg
petidin 20mg
10.30 TD : 105/60mmHg Operasi selesai
HR : 86 x/m Inj.petidin 100mg IM
RR : 14 x/m
SPO2 : 100 %
10.45 TD 112/66 Pasien pindah ke ruang RR
N: 87x/mnt Pasang oksigen
RR:16X/mnt Pasang monitor
Pasang selimut hangat
Spo2:100%
Post Op
• Tiba di ruang pulih sadar pukul 10.15 WIB
• Kesadaran : compos mentis,
• Pernafasan : spontan, pasien dapat bernafas dalam
• Diberi oksigenasi dengan nasal kanul 2
Liter/menit
• Tekanan darah : 112/66 mmHg
Nadi : 87 x/mnt
RR : 16 x/m
• SpO2 : 100%
Pemantauan Pasien di ruang pulih sadar

Tanda Vital / 15 menit I 15 menit II 15 menit III 15 menit IV 30 menit I 30 menit II

Waktu

Kesadaran Compos Compos Compos Compos Compos Compos


mentis Mentis Mentis Mentis Mentis Mentis
Tekanan Darah
(mmHg) 110/66 112/68 116/68 115/68 120/80 120/80

Frekuensi nadi
(x/menit) 76 76 76 76 76 76

Frekuensi
nafas (x/menit) 16 16 16 16 16 16
Aldrette Score
• Penilaian pulih sadar menurut aldrette
score :
– Kesadaran =2
– Pernafasan =2
– Tekanan darah =2
– Aktivitas =2
– Warna kulit =2
Total score = 10
Terapi Cairan
• Berat badan : 65 Kg
• Maintenance (M) = BB x Kebutuhan cairan perjam
= 65 kg x 2 cc /kg/jam
= 130 cc/jam
• Pengganti puasa (P) = M x Jam puasa
= 140 cc/jam x 8 jam = 1120 cc
• Jenis operasi (SO) sedang = BB x Jenis operasi
= 65 kg x 6 cc/kgbb = 390 cc
• Pemberian Cairan Pada Operasi ini

Pada jam I = M + 50% (P) + SO


= 130+560+390
= 1080 cc
Pada jam II = M + 25% (P) + SO
= 130+280+390
= 800 cc
Pada jam III = M + 25% (P) + SO
= 130+280+390
= 800 cc
Pada jam III = M + SO
= 130 +390
= 520 cc
EBV 65 X 65 kg/bb = 4225 cc
EBL 5% X 4225 = 211 cc
Diagnosa Keperawatan
• Pre Operasi
Ds: Pasie mengatakan takut di operasi
Do: Pasien tampak cemas
Cmas b.d kurang pengetahuan dengan tindakan operasi
Intervensi
1. Observasi tanda – tanda vital
2. Kaji tingkat ansietas klien
3. Dengarkan masalah klien
4. Jelaskan prosedur tindakan operasi
5. Evaluasi/ validasi tentang informasi yang di berikan
Dx. Keperawatan Intra Operasi
Hipovolemi b.d kekurangan cairan aktif akibat prosedur
pembedahan
Ds:
Do:TD : 110/82 mmHg
HR : 82 x/m
RR : 13 x/m
SPO2 : 96 %
1. Monitor tanda vital
2. Monitor status cairan
3. Kolaborasi pemberian cairan iv
4. Kolaborasi pemberian farmakologi
Dx. Keperawatan Post Op
Nyeri b/d post op SC
Ds: Terdapat bekas luka di perut, bekas pembedahan
Do: Pasien tampak gelisah dan merintih
1. Kaji nyeri secara komperhensif P,Q,R,ST
2. Edukasi pasien untuk melakukan napas dalam/
guide imagery
3. Kolaborasi pemberian farmakologi
• Kesimpulan :
– Tehnik Anastesi Spinal pada pasien ini
berjalan dengan baik
– Pasien dalam kondisi baik, sehingga
operator dapat melaksanakan operasi
dengan baik dan lancar.

Anda mungkin juga menyukai