Antepartum
Pendahuluan
– Definisi : Perdarahan per vaginal yang terjadi pada kehamilan umur di atas 22
minggu (WHO).
– Batasan umur kehamilan 22 minggu atau berat janin 500 gram, disebabkan oleh
kemampuan untuk melakukan perawatan intensif perinatal lebih baik.
Cervical
• Pendarahan karena kontak (ex: coitus,
• Penyebab utama:
pap-smear, neoplasia, bimanual exam)
• Placenta previa (20%) • inflammation (ex: infection)
• Dilatasi dan penipisan cervix (ex: incompetence cervix)
• Abruptio placenta (30 %)
Placenta
• Uterine rupture (rare) • Abruptio
• Vasa previa (rare) • Previa
• Rupture of sinus marginalis
• Vasa previa
Lainnya: abnormalitas faktor koagulan.
Klasifikasi Pendarahan Antepartum
- Placenta previa
- Abruptio placentae
- Ruptured uterus
Differential Diagnosis Sementara (WHO)
– `
Differential Diagnosis Sementara (WHO)
Abruptio Plasenta
Abruptio Plasenta
Penampakan USG
• Retroplacental echolucency
Abnormal thickening of placenta
• “Torn” edge of placenta
Pemeriksaan Penunjang
• Darah Lengkap
• Tes koagulasi + “Clot test”
• Preeclampsia labs,
• Screening obat dari urin
Abruptio Plasenta
Management
• Panggil bantuan
• Tranfusikan darah
• Apabila pendarahan hebat, lakukan tindakan persalinan secepat mungkin :
• Apabila cervix terdilatasi penuh, lahirkan dengan vakum ekstraksi
• Apabila persalinan pervaginam belum dapat dilakukan, lakukan dengan sectio
caesarean
• Apabila pendarahan ringan-sedang, tindakan bergantung pada DJJ :
• Apabila fetal heart rate normal atau hilang, rupturkan membrane dengan kocher
• Apabila kontraksi buruk, perbesar persalinan dengan oxytocin
• Apabila serviks kurang baik (keras, tebal, tertutup), lakukan SC
Abruptio Plasenta
• Apabila fetal heart rate abnormal (< 100 atau > 180 kpm)
• Lakukan persalinan pervaginam
• Apabila persalinan pervaginam tidak dimungkinkan, lakukan persalinan dengan SC
Terjadi pada 1/200 kehamilan yang mencapai trimester ketiga . Namun hal ini
bergantung pada definisi yang digunakan.
Faktor Resiko
– Persalinan Caesar
Persalinan Caesar diasosiaskan dengan kenaikan resiko placenta previa pada kehamilan
selanjutnya. Resiko meningkat apabila jumlah seiring dengan bertambahnya kenaikan jumlah
persalinan ceasar sebelumnya
– Merokok
– Assisted Reproductive Technology Pregnancy
Klasifikasi
RCOG, 2018
Pemeriksaan Penunjang
Resolusi Placenta Previa
– Kortikosteroid
Penggunaan steroid 1 seri direkomendasikan ada usia kehamilan 34 sampai 35+6 minggu
terutama pada wanita yang memiliki factor resiko tinggi persalinan preterm.
– Tocolytic
Penggunaan tokolitik dapat dipertimbangkan pada wanita dengan simptomatik placenta
previa/placenta letak rendah. Hal ini hanya diberikan untuk menfasilitasi penggunaan
kortikosteroid.
Terminasi
– Pada usia kehamilan late preterm ( usia kehamilan 34 sampai 36+6 minggu),
pertimbangkan terminasi kehamilan terutama pada maternal dengan simptomatik
plasenta previa/plasenta letak rendah.
– Pada maternal dengan asimptomatik placenta previa/placenta letak rendah, maka
terminasi dapat dipertimbangkan pada usia kehamilan 36-37 minggu.
– Akan tetapi, pertimbangkan pula resiko pendarahan :
4,7% pada usia kehamilan 35 minggu
15% pada usia kehamilan 36 minggu
30% pada usia kehamilan 37 minggu
59% pada usia kehamilan 38 minggu
Komplikasi Pendarahan
– Jenis jaringan parut uterus (insisi T: 49%, vertikal rendah 1-7%, transversal rendah 0.1-1.5%,)
– Penutupan uterus satu lapis
– Jumlah SC sebelumnya lebih 2 kali
– Riwayat persalinan pervaginam menurunkan risiko 0.2%
– Riwayat induksi oksitsin risiko 4.6 kali
– Jarak kelahiran <18 bulan risiko 3 kali
– Usia >40 tahun risiko 3 kali
– Infeksi pasca SC pada kehamilan sebelumnya risiko 4 kali
– SBU: risiko ruptur 0% bila ketebalan >4.5 mm, 0.6% bila 2.6-3.5 mm, 9.8% bila <2.5mm
– Makrosomia >4000gr risiko1-2 kali
Kondisi yang terkait
– Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada persalinan pervaginam dengan riwayat SC.
– Tanda dan gejala:
– Acute onset fetal bradycardia (70%) tersering
– Abdominal pain (10%)
– Vaginal bleeding dan hematuria (5%)
– Hemodynamic instability (5-10%) maternal tachycardia, hypotension or shock
– Cessation of previously efficient uterine activity (uterus berhenti kontraksi)
– Loss of station of the presenting part
Diagnosis
– Classic sign
– Fetal distress (DJJ)
– Hilangnya kontraksi uterus
– Nyeri abdominal (seperti dirobek)
– Recession of presenting fetal part
– Hemorrhage
– Shock
– Studi menunjukkan tanda2 tsb jarang terjadi, hanya tanda bradikardi yang sering
muncul
Manajemen
– Gantikan darah yang hilang dengan infus IV (NS or Ringer’s lactate) sebelum
lakukan tindakan bedah
– Ketika stabil, lakukan SC dan lahirkan bayi dan plasenta
– Apabila uterus dapat dibenahi dengan tindakan yang memiliki resiko lebih rendah
dari hysterectomy, lakukan perbaikan terhadap uterus
– Apabila uterus tidak dapat diperbaiki, lakukan subtotal hysterectomy. Apabila
robekan meluas hingga serviks dan vagina, total hysterectomy diperlukan
Komplikasi (maternal)
– Fetal acidosis- > 40% umbilical artery pH <7 dan skor Apgar < 7
– Admisi ke NICU - >32%
– Fetal death – 2-6% dilaporkan di center yg lengkap fasilitasnya
Uterine Rupture: What Family Physicians Need to Know Am Fam Physician. 2002 Sep 1;66(5):823-829.
Vasa Previa
Vasa Previa
• Amnioscopy
• USG
▫ Vasa previa is highly associated with placenta previa
in 2nd trimester USG
▫ Followup dgn colour –flow Doppler dilakukan utk
menyingkirkan vasa previa
• PD : palpasi vassa darah di membran
Manajemen