3
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Manusia sebagai makluk yang pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan
sesama manusia lainnya, makluk yang suka bermasyarakat. Karena sifatnya yang suka
bergaul satu sama lain maka manusia disebut makluk sosial.
5
PENGHANTAR HUKUM
Persatuan manusia yang timbul dari kodrat yang sama itu lazim disebut
Masyarakat. Jadi masyarakat terbentuk apabila ada dua orang atau lebih hidup
bersama, sehingga dalam pergaulan hidup itu timbul pelbagai hubungan yang
mengakibatkan orang dengan yang lainnya saling mempengaruhi.
Masyarakat Paguyuban (gemeinschaft), hubungan bersifat kepribadian
dan menimbulkan ikatan batin, misal rumah tangga, perkumpulan
kematian dsb.
Masyarakat Patembayan (gesselschaft), hubungan bersifat tidak pribadi
dan bertujuan untuk mencapai keuntungan kebendaan, misal Firma, PT
dsb.
PENGHANTAR HUKUM
UUD 1945
KETETAPAN MPR RI
UNDANG-UNDANG
PP PENGGANTI UU (PERPU)
PERATURAN PEMERINTAH
KEPUTUSAN PRESIDEN
PERATURAN DAERAH
HIERARKI NORMA HUKUM
Tiga Asas Norma Hukum :
Lex superior derogat legi inferior (norma hukum yang lebih
tinggi kedudukannya harus diutamakan daripada norma
hukum yang lebih rendah kedudukannya).
Lex specialis derogat legi generalis (norma hukum yang
bersifat khusus harus diutamakan daripada norma hukum
yang lebih umum sifatnya).
Lex posterior derogat legi priori (norma hukum yang terbaru
keberadaannya harus diutamakan daripada norma hukum
yang terdahulu keberadaannya).
1
SUMBER DAYA
KESEHATAN
Drs. Partana Boedirahardja, Apt.,SH.,MPH
11
TENAGA KESEHATAN
TENAGA KEPERAWATAN
TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA GIZI
TENAGA TEKNIS
KEFARMASIAN
Analis Famasi
UU 36
TENAGA MEDIS
TENAGA KEBIDANAN
TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA GIZI
Sarjana Farmasi
TENAGA
KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
Ahli madya Farmasi
KEFARMASIAN
Analis Famasi
SUMBER DAYA
KEFARMASIAN
K@ng thono
KONSULTASI
K@ng thono
Pasal 108 ayat (1) UU No 36 Tahun 2009 ttg
Kesehatan (LN RI Thn 2009
No.144,Tambahan LN RI No 5063) Praktik
kefarmasiaan yang meliputi pembuatan
termasuk pengendalian mutu sediaan
farmasi pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan pendistribusian obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat serta pengembang an obat,
bahan obat dan obat tradisional harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan yg
mempunyai keahlian dan Kewenangan
ditetapkan dg Peraturan Pemerintah.
P U T U S A N
M A H K A M A H K O N S T I T U S I
Pasal 108 ayat (1) UU No 36 Tahun 2009 ttg Kesehatan (LN RI Thn 2009
No.144,Tambahan LN RI No 5063) sepanjang kalimat, “... harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dg
peraturan perundang-undangan” adalah tdk mempunyai kekuatan hukum
mengikat sepanjang tdk dimaknai bahwa tenaga kesehatan tsb adalah tenaga
kefarmasian dan dalam hal tidak ada tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan
tertentu dpt melakukan praktik kefarmasian scr terbatas, antara lain, dokter
dan/atau dokter gigi, bidan, dan perawat yg melakukan tugasnya dlm keadaan
darurat yg mengancam keselamatan jiwa dan diperlukan tindakan medis
segera untuk menyelamatkan pasien;
FA K U LTA S FA R M A S I
U N I V E R S I TA S S E T YA B U D I
S U R A K A R TA
K@ng thono
TANGGUNG JAWAB
KODE ETIK
APOTEKER
PENGAKUAN APOTEKER SEBAGAI PEJABAT PUBLIK
FA K U LTA S FA R M A S I
U N I V E R S I TA S S E T YA B U D I
S U R A K A R TA
K@ng thono
Pasal 23 UU 36 th 2009
Ketentuan mengenai kode etik dan standar profesi diatur oleh organisasi
profesi..
Keputusan Kongres Nasional XVII/2005 Nomor :
007/KONGRES XVII/ISFI/ 2005 tanggal 18 Juni 2005
tentang
Kode Etik Apoteker Indonesia
FA K U LTA S FA R M A S I
U N I V E R S I TA S S E T YA B U D I
S U R A K A R TA
K@ng thono
T A N G G U N G J A W A B P R O F E S I
REGISTRASI
Surat Tanda Registrasi Apotekeradalah bukti tertulis yg
diberikan oleh Menteri kepada Apoteker yg telah
diregistrasi.
LISENSI
SIPA adl surat izin yg diberikan kepadaApoteker untuk
Praktik
K@ng thono
APOTEKER
IAI KOMPETENSI
ps 108 UU 36 th 2009 SERTIFIKASI
ps 35 ayat 1, ps 37 ayat 1 PP51
Pasal 20
SIPA, masih tetap berlaku
sepanjang STRA masih
berlaku
SIPA
Ps 23 ayat 3 UU 36 th 2009
Pemda Kab/Kota Ps 52 ayat 2 PP 51
ps 17 ayat 1 permenkes 889 LISENSI
K@ng thono
SYARAT MEMPEROLEH SERTIFIKAT KOMPETENSI
K@ng thono
SYARAT MEMPEROLEH SERTIFIKAT KOMPETENSI
K@ng thono
SYARAT MEMPEROLEH STRA stra.pptx
K@ng thono
APOTEKER
REKOMENDASI
KOMPETENSI
REKOMENDASI
STRA
REKOMENDASI
SIPA
Praktik Kefarmasian
PEMDA KAB/KOTA
Pelayanan Kefarmasian
APOTIK
RS 3. SIPA 1. SIPA ISF
KLINIK PBF
PUSKESMAS KOSMETIK
IFO/IOT/IKOT
TOKO OBAT
BAHAN BAKU
PRAK BERSAMA
SYARAT MEMPEROLEH SIPA
K@ng thono
CALON APOTEKER
Bagi Apoteker yg baru lulus pendidikan profesi dianggap telah lulus
uji kompetensi dan dapat memperoleh sertifikat kompetensi profesi
secara langsung.
Permohonan sertifikat kompetensi diajukan PT scr kolektif 1 bulan
sebelum pelantikan dan pengucapan sumpah.
IAI harus memberitahukan kepada KFN mengenai sertifikat kompetensi
yg dikeluarkan paling lama 2 minggu sebelum pelantikan dan
pengucapan sumpah.
Sertifikat kompetensi profesi berlaku 5 tahun dan dapat
diperpanjang untuk setiap 5 tahun melalui uji kompetensi profesi
apabila Apoteker tetap akan menjalankan Pekerjaan Kefarmasian.
K@ng thono
APOTEKER
BARU
1 Bulan sebelum
Pelantikan/
Penyumpahan
IAI
2 minggu sebelum
pelantikan /
Penyumpahan
KFN
PTF IJAZAH
TANGGUNGJAWAB
HUKUM
APOTEKER
PENGAKUAN APOTEKER SEBAGAI PEJABAT PUBLIK
FA K U LTA S FA R M A S I
U N I V E R S I TA S S E T YA B U D I
S U R A K A R TA
K@ng thono
.., APOTEKER
PC IAI
LOLOS LOLOS
PD IAI ASAL REKOMENDASI DINKES KAB/KOTA ASAL
BUTUH BUTUH
DINKES KAB/KOTA
ANGGOTA
TUJUAN
K@ng thono
Pasal 46
79
5. Dalam rangka permohonan SIA, apoteker dapat mengguna kan SIPA kesatu,
Kedua atau Ketiga. SIA bersifat melekat pada SIPA, dan memiliki masa
berlaku sesuai dg SIPA.
6. Setiap apoteker di pelayanan wajib memasang papan nama praktik dg
mencantumkan:
Nama Apoteker;
SIPA/SIA; dan
Waktu praktik (hari/jam).
7. Fasilitas pelayanan kefarmasian hanya dapat memberikan pelayanan
kefarmasian sepanjang apoteker berada di tempat dan memberikan pelayanan
langsung kepada pasien.
8. Apoteker yang SIPA atau SIKA berdasarkan Permenkes Nomor
889/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja
Tenaga Kefarmasian, SIPA atau SIKA yang bersangkutan berlaku sebagai SIPA
sampai habis masa berlakunya
80
TATA CARA PEMBERIAN SIPA
1. Apoteker mengajukan permohonan SIPA kepada kepala dinas
kesehatan/penyelenggara pelayanan terpadu satu pintu kabupaten/kota tempat
praktik dilaksanakan.
2. Apoteker mengajukan permohonan SIPA menggunakan formulir sebagai
berikut: a. Formulir 1 untuk SIPA di pelayanan kefarmasian;
b. untuk SIPA di produksi ; atau
c. Formulir 3 untuk SIPA distribusi/penyaluran.
82
PERSYARATAN PENDIRIAN (Permenkes No. 9 tahun 2017 tentang Apotek)
1. Apoteker dapat mendirikan Apotek dengan modal sendiri dan/atau modal dari
pemilik modal baik perorangan maupun perusahaan.
2. Apoteker mendirikan Apotek bekerjasama dg pemilik modal maka pekerjaan
kefarmasian harus dilakukan sepenuhnya oleh Apoteker bersangkutan. (Pasal 3)
3. Pendirian Apotek harus memenuhi persyaratan, meliputi:
a. lokasi; bangunan;
b. sarana, prasarana, dan
c. peralatan; dan
d. ketenagaan. (Pasal 4)
4. Lokasi
Pemda Kab/Kota dapat mengatur persebaran Apotek di wilayahnya dg
memperhatikan akses masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kefarmasian.
(Pasal 5) K@ng thono
PERSYARATAN PENDIRIAN (Permenkes No. 9 tahun 2017 tentang Apotek)
5. Paling lama dalam waktu 6 hari kerja sejak menerima permohonan dan
dinyatakan telah memenuhi kelengkapan dokumen administratif.
6. Pemda Kab/Kota menugaskan tim pemeriksa untuk melakukan
pemeriksaan terhadap kesiapan Apotek menggunakan Formulir 2.
7. Tim pemeriksa harus melibatkan unsur dinkes kab/kota terdiri atas:
a. tenaga kefarmasian; dan
b. tenaga lainnya yang menangani bidang sarana dan prasarana.
8. Paling lama dalam waktu 6 hari kerja sejak ditugaskan, tim harus
melaporkan hasil dilengkapi BAP ke Pemda Kab/Kota menggunakan
Formulir 3.
9. Paling lama 12 hari kerja sejak menerima laporan dan dinyatakan
memenuhi persyaratan, Pemda Kab/Kota menerbitkan SIA dg tembusan
kepada Direktur Jenderal, Kadinkes Provinsi, Kepala Balai POM,
Kadinkes Kab/Kota, dan Organisasi Profesi menggunakan Formulir 4.
K@ng thono
PERSYARATAN PENDIRIAN (Permenkes No. 9 tahun 2017 tentang Apotek)
K@ng thono
PEMBINAAN & PENGAWASAN (Permenkes No. 9 tahun 2017 tentang Apotek)
K@ng thono
ATAS K
FA K U LTA S FA R M A S I
U N I V E R S I TA S S E T YA B U D I
S U R A K A R TA
K@ng thono
1 Undang-undang No. 7/1994 tentang Pengesahan Agreement
Establishing the World Trade Organization (WTO)
2 Undang-undang Nomor 10/1995 tentang Kepabeanan
92
SECARA UMUM HAK KEKAYAAN
INTELEKTUAL DI BAGI 2 :
1. HAK CIPTA Copyrights)
2. HAK KEKAYAAN INDUSTRI
Paten (Patent)
Desain Industri (Industrial Design)
Merek Dagang (Trademark)
Penanggulangan praktik persaingan curang
(repression of unfair competition)
Desain tata letak sirkuit terpadu (layout
design of integrated circuit)
Rahasia dagang (Trade secret)
Perlindungan Varietas Tanaman (Plant Variety
Protection)
K@ng thono
1. Hak Cipta (Copyright)
1. Merupakan Hak dari pembuat sebuah karya terhadap ciptaannya dan
salinannya.
2. Pembuat memiliki hak penuh terhadap ciptaan serta salinan, misalnya hak
untuk menyerahkan hak-hak tersebut ke pihak lain.
3. Hak cipta berlaku seketika setelah ciptaan tersebut dibuat.
4. Hak cipta tidak perlu didaftarkan terlebih dahulu.
5. Hak cipta berlaku untuk berbagai jenis karya seni, karya cipta atau
“ciptaan”.seperti puisi, drama, serta karya tulis lainnya, film,
karya-karya koreografis (tari, balet,dsb), komposisi musik, rekaman
suara, foto, patung, gambar, siaran radio/televisiperangkat lunak
komputer, lukisan, dan (dalam yurisdiksi tertentu) desain industri.
6. Hak cipta merupakan hak kekayaan intelektual, namun hak cipta berbeda
hak kekayaan intelektual lainnya (seperti paten, yg memberikan
hak monopoli atas penggunaan invensi), karena hak cipta bukan merupakan
hak monopoli untuk melakukan sesuatu, melainkan hak untuk mencegah
orang lain melakukannya.. 94
Hukum hak cipta biasanya hanya mencakup ciptaan yg berupa perwujudan
suatu gagasan tertentu dan tidak mencakup gagasan umum, konsep, fakta,
gaya, atau teknik yg mungkin terwujud atau terwakili di dalam ciptaan
tersebut.
contoh, hak cipta berkaitan dg tokoh kartun Miki Tikus melarang pihak
yg tidak berhak menyebarkan salinan kartun tsb atau menciptakan karya
yg meniru tokoh tikus tertentu ciptaan Walt Disney tsb, namun tidak
melarang penciptaan atau karya seni lain mengenai tokoh tikus secara
umum.
Di Indonesia, diatur dalam , UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta.
95
2. Paten(Patent)
Berbeda dg hak cipta yag melindungi sebuah karya, paten melindungi sebuah
ide, bukan ekspresi dari ide tersebut. Pada hak cipta, seseorang lain
berhak membuat karya lain yg fungsinya sama asalkan tidak dibuat
berdasarkan karya orang lain yg memiliki hak cipta. Sedangkan pada paten,
seseorang tidak berhak untuk membuat sebuah karya yg cara bekerjanya sama
dg sebuah ide yg dipatenkan.
Contoh : sampul dokumen paten Amerika Serikat
96
3. Merek Dagang (Trade Mark)
Digunakan pebisnis dalam mengidentifikasikan sebuah produk/layanan. Merk
dagang meliputi nama produk atau layanan, beserta logo, simbol, gambar yg
menyertai produk/layanan tsb. Contoh : Merek obat, Merek Makanan, Merek
Produk dll
Jenis –jenis merek antara lain :
1. Merek Dagang: merek digunakan pada barang yg diperdagangkan oleh
seseorang/beberapa orang/badan hukum untuk membedakan dg barang
sejenis.
2. Merek Jasa: merek digunakan pada jasa yg diperdagangkan oleh
seseorang/beberapa orang/badan hukum untuk membedakan dg jasa sejenis.
3. Merek Kolektif: merek digunakan pada barang/jasa dg karakteristik yg
sama yg diperdagangkan oleh beberapa orang/badan hukum scr bersama-sama
untuk membedakan dg barang/jasa sejenis.
97
Hal-Hal yang Menyebabkan Suatu Merek Tidak Dapat di Daftarkan
1. Didaftarkan oleh pemohon yg tidak beritikad baik.
2. Bertentangan dg peraturan perundang-undangan yg berlaku, moralitas
keagamaan, kesusilaan, atau ketertiban umum.
3. Tidak memiliki daya pembeda
4. Telah menjadi milik umum
98
4. Rahasia Dagang (Trade Secret)
Rahasia dagang tidak dipublikasikan ke publik, bersifat rahasia. selama
informasi tersebut tidak ‘dibocorkan’ oleh pemilik rahasia dagang.
Dasar Hukum
Undang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang (UURD) dan mulai
berlaku sejak tanggal 20 Desember 2000.
100
PENERAPAN HAKI di PRODUK FARMASI
K@ng thono
Ketika perusahaan farmasi memiliki hak paten di sebuah negara, artinya
perusahaan tersebut berhak menikmati hak monopoli selama jangka waktu
tertentu di negara itu. Hal ini demi mencegah perusahaan farmasi lainnya
memproduksi, menjual ataupun mengimpor obat-obatan yg telah dipatenkan tsb
selama jangka waktu minimal 20 tahun menurut peraturan WTO . “Jalan ini
membuka peluang komersial bagi perusahaan farmasi pemegang hak paten untuk
menetapkan harga obat-obatnya dg mahal, karena tidak ada pesaing lain dalam
pasaran obat-obatannya itu.
K@ng thono
The Power of PowerPoint | thepopp.com 103
Apabila tanpa keharusan hak paten, maka banyak produsen perusahaan dapat
memproduksi obat-obatan generik sehingga harganya pun turun drastis menjadi sangat murah.
Karena kompetisi dari berbagai produsen obat-obatan generik inilah maka harga obat menjadi
murah, dan telah terbukti menurunkan harga obat-obatan Human Immunodefiency
Virus/Acquired Immuno Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) dari Rp. 95,830,000 per orang di
tahun 2000 menjadi sekitar Rp. 574,980 saat ini. Selama vakumnya kebijakan paten di India
telah turut merangsang pengembangan obat HIV/AIDS kombinasi 3 in 1 yang sering disebut pil
dosis tetap, serta juga pengembangan obat-obatan HIV/AIDS untuk anak-anak.
Sejumlah penelitian membuktikan, walaupun perlindungan hak paten telah berjalan dg baik
selama 20 tahun terakhir ini, ternyata angka inovasi yg diharapkan semakin berkurang. Yg
terjadi malah meningkatnya jumlah (produksi) obat-obat serupa dg sedikit/bahkan tanpa
keampuhan khasiat terapeutic sama sekali. Hal ini meruntuhkan pernyataan yg sering dibuat
oleh indutri farmasi bahwa perlindungan paten akan mendorong banyak upaya investasi inovasi
medis.
K@ng thono
Penelitian tahun 2005 menyimpulkan bahwa 68% dari 3,096 produk obat-obatan terbaru yg
disetujui di Perancis sepanjang tahun 1981 sampai 2004 sama sekali tidak membawa inovasi
terbaru dan tidak beda dg versi produk yg telah tersedia di pasaran. Nada yg sama juga
terungkap melalui hasil penelitian British Medical Journal di Inggris yg menemukan bahwa
hanya kurang dari 5% dari obat-obatan yang baru dipatenkan di Kanada yg layak dianggap
sebagai “produk terobosan’.
Selain itu, rincian lengkap tentang lebih dari 1000 obat-obatan baru yg disetujui oleh
BadanPOM dan makanan Amerika Serikat (FDA) sepanjang tahun 1989 sampai 2000 terungkap
bahwa lebih dari ¾ obat-obatan baru tersebut sama sekali tidak membawa
khasiat terapeutic baru yg membedakannya dg jenis obat sebelumnya.”
Selain itu, pada tahun 2006 laporan Komisi Kekayaan Intelektual, Inovasi dan Kesehatan
Masyarakat, WHO juga menemukan bahwa tidak ada bukti jelas dari penerapan peraturan
Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) tentang pelaksanaan hak paten di negara2 berkembang
yg scr signifikan telah membantu meningkatkan upaya Penelitian & Pengembangan farmasi bagi
penanganan penyakit2 yg lazim di negara2 berkembang.
K@ng thono
“
Salah satu cara untuk mengembalikan modal tersebut adalah dengan penerapan sistem
hak paten dan penetapan harga yang tinggi. Yang mendasari sistem hak paten adalah
kesempatan untuk menikmati win-win solution: sang inventor mendapatkan
keuntungan dengan menikmati hak monopoli, dan masyarakat luas menikmati akses
terhadap hasil inovasi tersebut. Namun ketergantungan kita terhadap sistem hak paten
ini memiliki dua kelemahan: pertama, upaya inovasi (obat-obatan) saat ini gagal
memenuhi kebutuhan para pasien di negara-negara berkembang. Kedua, sistem ini
menyebabkan harga obat-obatan melambung tinggi terlalu mahal sehingga mayoritas
masyarakat tidak mampu membelinya. Namun yang menyebabkan isu paten ini
menjadi rumit adalah ketika sistem paten ini disalahgunakan, ketika sekelompok
perusahaan besar menggunakan sistem paten mendaftarkan obat baru yang
sebenarnya tidak baru sama sekali mereka hanya melakukan sedikit modifikasi
terhadap obat lama, dan bahkan tidak membawa khasiat teraputik
yg berarti. Hal seperti inilah yang menyebabkan harga obat-obatan cenderung
melambung dan tetap mahal dalam jangka waktu yg lama.
K@ng thono
2. Merk Dagang (Trademark)
Merk dagang digunakan untuk mengidentifikasikan
sebuah produk atau layanan. Merk dagang meliputi nama
produk atau layanan, beserta logo, simbol, gambar yang
menyertai produk atau layanan tersebut.
Sama seperti HKI lainnya, merk dagang dapat diserahkan ke pihak lain,
sebagian/seluruhnya. Contoh franchise. Pada franchise, salah satu kesepakatan adalah
penggunaan nama merk dagang dari usaha lain yg sudah terlebih dahulu sukses.
K@ng thono
“Dunia farmasi cenderung memberikan yg terbaik bagi dunia kesehatan, dg
banyaknya perusahaan2 farmasi, persaingan didunia obat-obatan sangatlah terlihat
jelas, bahkan tidak jarang terjadi singgungan2 dipasar dikarenakan oleh hampir
miripnya Nama atau Merek Dagang dari perusahaan farmasi.”
Dewasa ini masyarakat tidak lagi bertransaksi ekonomi dg produk tetapi dg melihat
Perusahaan, nama produk. Transaksi telah bergeser dari produk menjadi sebuah nama.
Nama merupakan suatu jaminan bahwa produk yg ditawarkan adalah produk yg
berkwalitas.
Perubahan pola transaksi yg berkembang dipasar harus diikuti atau kesiapan perangkat
hukum yg ada guna mengawal proses transaksi ekonomi dari produsen ke konsumen.
Bahwa sebuah nama yg berkwalitas akan menciptakan konsekwensi terjadinya
pemalsuan, kejahatan dibidang ekonomi.